Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dunia Globalisasi merupakan hal yang sudah tak asing lagi buat kita
semua. Dunia globalisasi telah masuk kesemua Negara tak heran globalisasi
membawa hal yang baik dan buruknya. Globalisasi juga telah berkembang
merambat kedunia perekonomian biasanya berupa penanaman modal pada
suatu sector industry.
Setiap individu pada dasarnya memerlukan investasi, karena dengan
investasi setiap orang dapat mempertahankan dan memperluas basis
kekayaannya yang dapat digunakan sebagai jaminan sosial di masa
depannya. Seseorang sering tidak menyadari dirinya telah melakukan
investasi, misalnya dengan menabung dan sebagainya. Agar tak terjebak
melakukan investasi ke dalam portofolio ‘sampah’, atau bahkan ditipu oleh
pihak yang tak bertanggung jawab dengan iming-iming menarik, Anda
harus mengedepankan rasionalitas dan memahami betul resiko-resiko yang
dihadapi dalam berinvestasi.
Investasi merupakan salah satu cara perusahaan dalam
mengoptimalkan penggunaan kas jika terjadi surplus. Dengan berinvestasi
maka dana yang terdapat dalam kas perusahaan tidak menganggur. Investasi
dapat dimaksudkan sebagai akumulasi dari suatu bentuk aktiva untuk
memperoleh manfaat dimasa yang akan datang.
Dengan adanya investasi maka perusahaan mengharapkan beberapa
keuntungan yakni terjaminnya manajemen kas, terciptanya hubungan yang
erat dan memperkuat posisi keuangan suatu perusahaan. Investasi
merupakan unsur yang sangat penting dalam perusahaan. Aktivitas
investasi yang dilakukan oleh perusahaan akan dijadikan sebagai dasar
penilaian manajemen kas perusahaan.
Penilaian kinerja perusahaan ini sebagian atau seluruhnya dapat dinilai
dari penggunaan kas untuk investasi. Bagi perusahaan investasi adalah cara
untuk menempatkan kelebihan dana sedangkan untuk perusahaan lainnya
investasi merupakan sarana untuk mempererat hubungan bisnis atau
memperoleh suatu keuntungan perdagangan. Apapun motivasi perusahaan
dalam melakukan investasi, investasi tetap merupakan sarana dalam
menentukan posisi keuangan perusahaan.

B. Rumusan Masalah

Dalam makalah ini, kami merumuskan masalah yang dijabarkan


dalam pertanyaan sebagai berikut:
1. Apa pengertian investasi?
2. Bagaimana jenis-jenis investasi?
3. Bagaimana keunggulan dan kekurangan investasi?
4. Bagaimana resiko dalam investasi?

C. Tujuan Pembahasan Masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas, maka tujuan pembahasan


makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian investasi.
2. Untuk mengetahui jenis-jenis investasi.
3. Untuk mengetahui keunggulan dan kekurangan investasi.
4. Untuk mengetahui resiko dalam investasi
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Investasi
Definisi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Investasi
diartikan sebagai penanaman uang atau di suatu perusahaan atau proyek
untuk tujuan memproleh keuntungan. Pada dasarnya investasi adalah
membeli suatu aset yang diharapkan di masa datang dapat dijual kembali
dengan nilai yang lebih tinggi.
Investasi juga dapat dikatakan sebagai suatu penundaan konsumsi
saat ini untuk konsumsi masa depan. Harapan pada keuntungan di masa
datang merupakan kompensasi atas waktu dan risiko yang terkait dengan
suatu investasi yang dilakukan.
Menurut Sunariyah “Investasi adalah penanaman modal untuk satu
atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama dengan
harapan mendapatkan keuntungan di masa-masa yang akan datang.”
Dewasa ini banyak negara-negara yang melakukan kebijaksanaan yang
bertujuan untuk meningkatkan investasi baik domestik ataupun modal asing.
Hal ini dilakukan oleh pemerintah sebab kegiatan investasi akan mendorong
pula kegiatan ekonomi suatu negara, penyerapan tenaga kerja, peningkatan
output yang dihasilkan, penghematan devisa atau bahkan penambahan
devisa.
Menurut Husnan menyatakan bahwa “proyek investasi merupakan
suatu rencana untuk menginvestasikan sumber-sumber daya, baik proyek
raksasa ataupun proyek kecil untuk memperoleh manfaat pada masa yang
akan datang.” Pada umumnya manfaat ini dalam bentuk nilai uang. Sedang
modal, bisa saja berbentuk bukan uang, misalnya tanah, mesin, bangunan
dan lain-lain. Namun baik sisi pengeluaran investasi ataupun manfaat yang
diperoleh, semua harus dikonversikan dalam nilai uang. Suatu rencana
investasi perlu dianalisis secara seksama.
Defenisi investasi menurut PSAK adalah suatu aktiva yang
digunakan perusahaan untuk pertumbuhan kekayaan (accreation of wealth)
melalui distribusi hasil investasi seperti bunga,royalti, dividen dan uang
sewa, untuk apreasiasi nilai investasi atau untuk manfaat lain bagi
perusahaan yang berinvestasi seperti manfaat yang diperoleh melalui
hubungan perdagangan. Investasi dapat juga dianggap sebagai
pemanfaatan surplus kas untuk memperoleh pendapatan dalam jangak
panjam dan memanfaatkan dana yang belum digunakan untuk investasi
jangka pendek dalam rangka manajemen kas. Perlakuan akuntansi untuk
investasi dalam laporan keuangan beserta pengungkapannya diatur
dalam PSAK 13.
Properti investasi didefinisikan dalam PSAK 13 sebagai properti
(yaitu tanah dan bangunan) yang dikuasai untuk menghasilkan rental atau
untuk kenaikan nilai atau kedua-duanya, dan tidak untuk digunakan dalam
bisnis atau untuk dijual dalam kegiatan usaha sehari-hari.
Baik properti yang dikuasai oleh pemilik maupun oleh penyewa
(lesse) melalui sewa pembiayaan dapat dikelompokkan sebagai properti
investasi. Namun, hak atas properti yang dimiliki oleh lesse melalui sewa
operasi dapat dikelompokkan dan dicatat sebagai properti investasi (selama
properti tersebut tidak bertentangan dengan defenisi properti investasi
dan lesse menggunakan model nilai wajar.)
PSAK 13 menyebutkan contoh aset yang tidak termasuk dalam
defenisi properti akuntansi :
a. Properti yang digunakan sendiri (owner-occupied property), termasuk
diantantaranya properti yang dikuasai untuk digunakan di masa depan
sebagai properti yang digunakan sendiri dan properti yang digunakan
oleh karyawan pemilik properti tersebut.
b. Properti dalam proses konstruksi/pembangunan atau pengembangan
yang dimasa depan digunakan sebagai properti investasi. Penting bagi
perusahaan untuk menentukan apakah suatu properti memenuhi
kriteria sebagai properti investasi.
Menurut PSAK 13 properti investasi diakui sebagai aser jika dan
hanya jika :
a. Besar kemungkinan manfaat ekonomis dimasa depan dari aset yang
tergolong properti investasi akan mengalir kedalam entitas;dan
b. Biaya perolehan properti investasi dapat diukur dengan andal.

B. Jenis-Jenis Investasi
Menurut Senduk bahwa produk-produk investasi yang tersedia di
pasaran antara lain:
a. Tabungan di bank
Dengan menyimpan uang di tabungan, maka akan mendapatkan suku
bunga tertentu yang besarnya mengikuti kebijakan bank bersangkutan.
Produk tabungan biasanya memperbolehkan kita mengambil uang
kapanpun yang kita inginkan.
b. Deposito di bank
Produk deposito hampir sama dengan produk tabungan. Bedanya,
dalam deposito tidak dapat mengambil uang kapanpun yang diinginkan,
kecuali apabila uang tersebut sudah menginap di bank selama jangka
waktu tertentu (tersedia pilihan antara satu, tiga, enam, dua belas,
sampai dua puluh empat bulan, tetapi ada juga yang harian). Suku
bunga deposito biasanya lebih tinggi daripada suku bunga tabungan.
Selama deposito kita belum jatuh tempo, uang tersebut tidak akan
terpengaruh pada naik turunnya suku bunga di bank.
c. Saham
Saham adalah kepemilikan atas sebuah perusahaan tersebut. Dengan
membeli saham, berarti membeli sebagian perusahaan tersebut. Apabila
perusahaan tersebut mengalami keuntungan, maka pemegang saham
biasanya akan mendapatkan sebagian keuntungan yang disebut deviden.
Saham juga bisa dijual kepada pihak lain, baik dengan harga yang lebih
tinggi yang selisih harganya disebut capital gain maupun lebih rendah
daripada kita membelinya yang selisih harganya disebut capital loss.
Jadi, keuntungan yang bisa didapat dari saham ada dua yaitu deviden
dan capital gain.
d. Properti
Investasi dalam properti berarti investasi dalam bentuk tanah atau
rumah. Keuntungan yang bisa didapat dari properti ada dua yaitu :
 Menyewakan properti tersebut ke pihak lain sehingga mendapatkan
uang sewa.
 Menjual properti tersebut dengan harga yang lebih tinggi.
e. Barang-barang koleksi
Contoh barang-barang koleksi adalah perangko, lukisan, barang antik,
dan lain-lain. Keuntungan yang didapat dari berinvestasi pada barang-
barang koleksi adalah dengan menjual koleksi tersebut kepada pihak
lain.
f. Emas
Emas adalah barang berharga yang paling diterima di seluruh dunia
setelah mata uang asing dari negara-negara G-7 (sebutan bagi tujuh
negara yang memiliki perekonomian yang kuat, yaitu Amerika, Jepang,
Jerman, Inggris, Italia, Kanada, dan Perancis). Harga emas akan
mengikuti kenaikan nilai mata uang dari negara-negara G-7. Semakin
tinggi kenaikan nilai mata uang asing tersebut, semakin tinggi pula
harga emas. Selain itu harga emas biasanya juga berbanding searah
dengan inflasi. Semakin tinggi inflasi, biasanya akan semakin tinggi
pula kenaikan harga emas. Seringkali kenaikan harga emas melampaui
kenaikan inflasi itu sendiri.
g. Mata Uang Asing
Segala macam mata uang asing biasanya dapat dijadikan alat investasi.
Investasi dalam mata uang asing lebih beresiko dibandingkan dengan
investasi dalam saham, karena nilai mata uang asing
di Indonesia menganut sistem mengambang bebas (free float) yaitu
benar-benar tergantung pada permintaan dan penawaran di pasaran. Di
Indonesia mengambang bebas membuat nilai mata uang rupiah sangat
fluktuatif.
h. Obligasi
Obligasi atau sertifikat obligasi adalah surat utang yang diterbitkan oleh
pemerintah maupun perusahaan, baik untuk menambah modal
perusahaan atau membiayai suatu proyek pemerintah. Karena sifatnya
yang hampir sama dengan deposito, maka agar lebih menarik investor
suku bunga obligasi biasanya sedikit lebih tinggi dibanding suku bunga
deposito. Selain itu seperti saham kepemilikan obligasi dapat juga dijual
kepada pihak lain baik dengan harga yang lebih tinggi maupun lebih
rendah daripada ketika membelinya.

C. Keunggulan dan Kekurangan Investasi


1. Produk Perbankan Tabungan
Digunakan untuk menyimpan dana nasabah. Dapat memberikan banyak
kemudahan, antara lain:
 Likuiditas yang tinggi, dapat diambil kapan saja: counter bank dan
ATM
 Kemudahan bertransaksi: pengiriman uang, pembayaran (telepon,
kartu kredit, dan lain-lain), penukaran uang, dan lain-lain.
 Dijamin pemerintah, sampai tahun 2006.
Kekurangan :
 Suku bunga yang diberikan sangat rendah, di bawah tingkat inflasi.
 Bunga kena pajak 20% untuk yang di atas Rp 7,5 juta.
2. Rekening koran (cheque/giro)
Dipergunakan secara luas oleh perusahaan dan perorangan, untuk
melakukan transaksi keuangan.
Kemudahan, antara lain:
 Likuiditas tinggi, dapat diambil kapan saja: counter bank pencairan
cek.
 Kemudahan bertransaksi: pembayaran ke pihak lain tanpa
menggunakan uang tunai dan tanpa harus datang ke bank.
 Dijamin oleh pemerintah.
Kekurangan :
 Tidak ada bunga, hanya terdapat jasa giro yang sangat rendah
 Bunga kena pajak 20%.
3. Deposito berjangka
Dipergunakan untuk menabung/menyimpan uang dalam jangka waktu
tertentu.
Kemudahan, antara lain:
 Suku bunga yang lebih tinggi, sekitar 6%.
 Likuiditas tinggi, dapat diambil kapan saja, meskipun ada jangka
waktu
tertentu.
 Dapat dijaminkan: untuk mendapatkan hutang dari bank yang
sama.
 Dijamin oleh pemerintah, rate (%) x (# of Days/365) x Nominal x
0.80, 12% x (31/365) x IDR 1,000,000 x 0.80.
Kekurangan :
 Terkena penalti, bila diambil sebelum jatuh tempo
 Bunga kena pajak 20%, di atas Rp 7,5 juta.
Kesimpulan:
Dikarenakan sifatnya dan bunga yang diberikan dari suatu produk
perbankan berada di bawah rate inflasi, maka produk perbankan tidak
sesuai untuk dipakai sebagai alat investasi.
Kelebihan :
 Akses yang cepat/likuiditas yang tinggi
 Kemudahan bertransaksi
 Jaminan pemerintah
Secara umum, bank idealnya digunakan sebagai tempat melakukan
transaksi.
Produk perbankan sangat ideal dipergunakan untuk penempatan dana
darurat (emergency fund).
4. Produk investasi Reksa Dana/Unit Trust
Keunggulan :
 Diversifikasi
 Pilihan investasi yang beragam
 Transparansi
 Peraturan yang ketat
 Biaya yang rendah (subs, redeem, management fee)
 Keuntungan pajak (untuk di Indonesia saat ini)
 Minimum investasi yang rendah.
D. Resiko Dalam Investasi
Setiap keputusan investasi selalu menyangkut dua hal, yaitu resiko
dalam retern. Resiko mempunyai hubungan positif dan linear dengan return
yang di harapkan dari suatu investasi, sehingga semakin besar ritern yang di
harapkan semakin besar pula resiko yang harus di tanggung oleh seorang
investor. Dalam melakukan keputusan investasi, khususnya pada sukuritas
saham, return yang di peroleh berasal dari dua sumber, yaitu deviden dan
capital gain, sedangkan resiko investasi saham tercermin pada variabilitas
pendapatan (return saham) yang di peroleh.
Jorion, menyetakan resiko sebagai valatility dari suatu hasil yang tidak
diekspektasi, secara jeneral, nilai dari aset atau kewajiban dari bunga. Gup,
mengemukakan bahwa risiko adalah penyimpangan dari return yang di
harabkan (expected return), sedangkan menurut Jones resiko adalah
kemungkinan pendapatan yang diterima (actual return) dala suatu investasi
akan berbeda dengan pendapatan yang di harabkan (expected return).
Brigham dan Gapennski, berpendapat bahwa risiko merupakan
kemungkinan keuntungan yang di teriama lebih kecil dari keuntungan dari
keuntungan yang di harapkan.
Dalam teori portofolio, risiko dinyatakan sebagai kemungkinan
keuntungan menyimpang dari yang diharabkan. Dalam teori portofolio,
risiko dinyatakan sebagai kemungkinan keuntungan menyimpang dari yang
di harapkan. Karenanya resiko mempunyai dua dimensi, yaitu menyimpang
lebih besar atau lebih kecil dari return yang diharapkan. Karenanya resiko
mempunyai dua dimensi, yaitu menyimpang lebih besar atau lebih kecil dari
return yang di harabkan. Ukuran ini dinyatakan dalam standar deviasi) yang
merupakan ukuran untuk resiko total.
Menurut tandelilin, dalam analisis tradisional, risiko total dari
berbagai aset keuntungan bersumber dari:
1. Interest Rate Risk. Resiko yang berasal dari variabilitas return
akibat perubahan tingkat suku bunga. Perubahan tingkat suku
bunga ini berpengaruh negatif terhadap harga sukuritas.
2. Market Risk. Risiko yang berasal variabilitas return karena
fluktuasi dalam keseluruhan pasar sehingga berpengaruh pada
semua sukuritas.
3. Inflation Risk. Sustu fsktor ysng mempengaruhi semua sekuritas
adalah purchasing power risk. Jika suku bunga naik, maka inflasi
juga meningkat, karena lenders membutuhkan tambahan premium
inflasi untuk mengganti kerugian purchasing power.
4. Business Risk. Resiko yang ada karena melakukan bisnis pada
industri tertentu.
5. Financial Risk. Risiko yang timbul karena penggunaan leverage
finansial oleh perusahaan.
6. Liquidity Risk. Risiko yang berhubungan dengan pasar sekunder
tertentu di mana sukuritas di perdagangkan. Suatu investasi jika
dapat di beli dan di jual dengan cepat tanpa perubahan harga yang
signifikan, maka investasi tersebut dikatakan liquid, demikian
sebaliknya.
7. Contry risk. Risiko ini menyangkut politik suatu negara sehingga
mengarah pada political risk. Berbeda dengan analisis tradisional,
analisis investasi modern membagi resiko total menjadi dua
bagian, yaitu resiko sistematis dan resiko tidak sistematis (Husnan,
1998). Risiko yang tidak sistematis adalah resiko yang di sebabkan
oleh faktor-faktor pada suatu sukuritas, dan dapat dihilangkan
dengan menghilangkan diversivikasi. Sedangkan resiko sistematis
adalah risiko yang di sebabkan oleh faktor-faktor makro yang
memengaruhi semua sukuritas sehingga tidak dapat dihilangkan
dengan diversifikasi, karena sebagian resiko dapat di hilangkan
dengan diversifikasi, yaitu risiko tidak sistematis (Unique risk),
maka ukuran resiko dari suatu portovolio bukan lagi standar
deviasi (resiko total), tetapi hanya resiko sistematis saja, yaitu
resiko yang tidak bisa di hilangkan dengan di versifikasi
E. Investasi Jangka Pendek Dalam Obligasi
Obligasi adalah surat bukti yang menyatakan pemegangnya memberikan
pinjaman sejumlah uang pada badan yang mengeluarkan obligasi tersebut.
Orang yang menanamkan modalnya akan mendapat manfaat berupa bunga
yang tetap. Besarnya bunga yang diterima tidak dipengaruhi oleh besar
kecilnya laba yang diperoleh.
Pembelian obligasi dicatat disebelah debet akun surat-surat berharga
menurut harga perolehannya, dan mengkredit akun kas menurut harga jualnya.
Sedangkan selisih yang terjadi antara harga beli dengan harga perolehannya
dicatat sebelah debet akun beban bunga obligasi. Bunga obligasi adalah bunga
yang yang diperhitungkan kepada pembeli dihitung sejak tanggal jatuh tempo
yang terakhir bunga obligasi sampai dengan tanggal pembelian obligasi. Bunga
tersebut disebut bunga berjalan dan merupakan unsur harga beli atau harga jual
obligasi dan bukan unsur harga perolehan.
Dalam perhitungan jumlah obligasi berlaku ketentuan sebagai berikut :
1. Unsur bulan dihitung rata-rata 30 hari.
2. Satu tahun ditetapkan 30 hari
3. Hari bunga dihitung mulai tanggal jatuh tempo bunga yang terakhir ke
tanggal jual/beli obligasi atau (M/ - S/D) atau boleh juga dihitung mulai
dengan tanggal jatuh tempo bunga yang terakhir sampai dengan tanggal
jual/beli obligasi (M/D – S/)
Bunga dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
a. Rumus Bunga Dalam Hari :
MxHxP
360 x 100
b. Rumus Bunga Bulanan :
MxHxP
1 x 100
c. Rumus Bunga Tahunan:
MxTxP
Contoh :
Tanggal Pembelian obligasi 15 maret 2008. Tanggal kupon 1/5 - 1/11.
Lamanya bunga berjalan dihitung dari tanggal kupon yang terdekat dengan
tanggal jual/beli obligasi yakni tanggal 1 Nov ke tanggal 15 mei.
Jawab:
1/11 ke 14/5
11 – 5 = 6 (bulan 11 kurang bulan 5)
6 bulan @ 30 hari = 180 hari
Dikurangi 14 hari
Sisa 164 hari
Contoh :
Tgl 2 Apr’05 Perusahaan membeli obligasi milik PT. X nominal Rp 10.000,-
per lembar sebanyak 1000 lbr dengan harga Rp 9.600,- Bunga obligasi 9%
(dibayar setiap tgl 1 Apr & 1 Okt)
Contoh investasi sementara pada obligasi (jika pembelian bertepatan dengan
tanggal bunga obligasi)
Jurnal 2 Apr 05 :
SB-Obligasi PT. X Rp 9.600.000
Kas Rp 9.600.000
Jurnal 1 Okt 05 (jika obligasi tetap dipegang maka ada penerimaan bunga)
Kas Rp 450.000
Pendapatan Bunga Rp 450.000
(= 9% x Rp 10.000 x 1000 lb x 6/12)
Tgl 3 Okt 05 perush menjual obligasi PT. X dengan kurs 102%
Perhitungan :
HJ = 102% x Rp 10.000 x 1000 lb = Rp 10.200.000
H.Po = = Rp 9.600.000
Laba Penjualan = Rp 600.000
Jurnal :
Kas Rp 10.200.000
SB-Obligasi PT.X Rp 9.600.000
Laba Penjualan Rp 600.000
Tujuan investasi jangka pendek adalah :
1. Memanfaatkan kelebihan cash flow untuk sementara waktu.
2. Memperoleh tambahan dana.
Karakteristik investasi jangka pendek adalah :
1. Dapat segera diperjualbelikan/dicairkan.
2. Investasi tersebut ditujukan dalam rangka manajemen kas, artinya
pemerintah dapat menjual investasi tersebut apabila timbul kebutuhan
kas.
3. Berisiko rendah (pembelian surat-surat berharga yang berisiko tinggi bagi
pemerintah karena dipengaruhi oleh fluktuasi harga pasar surat berharga
tidak termasuk dalam investasi jangka pendek).
4. Surat-surat berharga itu harus dapat dijual kembali dengan harga yang
yang berlaku pada tanggal penjalannya. Surat-surat berharga yang
memenuhi syarat adalah surat-surat berharga yang terdapat dalam bursa
saham.
5. Penjalannya kembali oleh pimpinan perusahaan dimaksudkan untuk
memenuhi kebutuhan uang.
6. Pemilikan surat berharga tidak dengan maksud menguasai perusahaan
lain
Jenis investasi yang tidak termasuk dalam kelompok investasi jangka pendek
antara lain adalah :
1. Surat berharga yang dibeli pemerintah dalam rangka mengendalikan
suatu badan usaha, misalnya pembelian surat berharga untuk menambah
kepemilikan modal saham pada suatu badan usaha.
2. Surat berharga yang dibeli pemerintah untuk tujuan menjaga hubungan
kelembagaan yang baik dengan pihak lain, misalnya pembelian surat
berharga yang dikeluarkan oleh suatu lembaga baik dalam negeri
maupun luar negeri untuk menunjukkan partisipasi pemerintah; atau
3. Surat berharga yang tidak dimaksudkan untuk dicairkan dalam
memenuhi kebutuhan kas jangka pendek.

Ketentuan-ketentuan dalam perhitungan bunga :


1. Umur bulan ditetapkan 30 hari, bila obligasi ditransaksikan pada tanggal
31 , maka dianggap ditransaksikan pada tanggal 1 bulan berikutnya. 1
tahun ditetapkan 360 hari.
2. Banyaknya hari bunga berjalan, dihitung mulai tanggal kupon bunga
terakhir dibayarkan sampai dengan tanggal transaksi jual beli obligasi.
3. Besarnya bunga obligasi dihitung berdasarkan persen tertentu dari nilai
nominalnya.

F. Pencatatan Penjualan Saham


Pada waktu penjualan saham akun surat berharga akan dikredit dengan
harga jual. Yang dimaksud dengan harga jual adalah harga kurs jual dikurangi
dengan semua biaya yang terjadi pada saat penjualan berupa provisi, materai
dan lain-lain.Yang perlu diperhatikan dalam penjualan saham adalah rugi atau
laba atas penjalan saham. Jika harga jualnya lebih tinggi dari harga
perolehannya maka dalam penjualan tersebut akan diperoleh laba yang akan
dicatat dalam akun laba penjualan surat berharga sebelah kredit, sebaliknya jika
harga jual lebih rendah dari harga perolehan maka akun terjadi rugi dan akan
dicatat dalam akun rugi penjualan saham sebelah debet.

Jurnal yang akun dibuat pada waktu menjual saham adalah :


Kas Rp xxx
Surat Berharga Rp xxx
Laba Penjualan Saham Rp xxx

Jika dalam penjualan diderita kerugian, maka akan dijurnal :


Kas Rp xxx
Rugi Penjualan Saham Rp xxx
Surat Berharga Rp xxx

Contoh :
Dijual 300 lembar saham PT Naruto nominal perlembar @ Rp 100.000 dengan
kurs 100%. Biaya provisi danh materai Rp 600.000. saham-saham persebut
pernah dibeli dengan harga perolehan Rp 105.000 per lembar.
Jawab :
Harga Nominal 300 lembar @ Rp 100.000 = 30.000.000
Harga Kurs 100% x Rp 30.000.000 …………………………………………
=Rp 30.000.000
Provisi dan Materai ………………….……………………….(=Rp 600.000)
Diterima per kas ……………………………………..……… =Rp 29.400.000
Harga Perolehan saham yang dijual 300 lembar @Rp 105.000(=Rp
31.500.000)
Rugi Penjualan Saham ….…………………………………… =Rp 2.100.000
Jurnal :
Kas Rp 29.400.000
Rugi Penjualan Saham Rp 2.100.000
Surat-surat berharga Rp 31.500.000

Anda mungkin juga menyukai