Anda di halaman 1dari 5

KERTAS KERJA

MANAJEMEN INVESTASI

Investasi dan Manajemen Investasi

Arieska Dian Saputri


130413604673

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS EKONOMI
MALANG
2016
A. Pengertian Investasi
Investasi dapat diartikan sebagai penundaan konsumsi di masa sekarang
untuk melakukan produksi yang lebih efisien pada periode waktu tertentu.
Selain itu, investasi juga dapat dikatakan sebagai penundaan pemenuhan
kebutuhan di masa sekarang untuk mendapatkan hasil yang lebih baik di
masa yang akan datang.

B. Arti Penting Investasi


1. Kesempatan untuk mendapatkan hasil yang lebih baik di masa mendatang
Misal, kita mengurangi konsumsi di masa sekarang dan menabung
sebagian pendapatan kita yang lain untuk diinvestasikan pada suatu
usaha, dengan harapan kita bisa mendapatkan hasil lebih atas hasil
investasi pada usaha tersebut.

2. Sebagai antisipasi terhadap turunnya nilai mata uang


Nilai intrinsik mata uang semakin lama semakin turun. Untuk
mengantisipasi hal tersebut, investasi menjadi penting untuk dilakukan
karena akan lebih baik jika kita tidak menyimpan dana dalam bentuk uang
tunai, dimana nilainya semakin lama semakin turun. Dengan melakukan
investasi, baik pada aset riil maupun aset finansial, kita bisa mendapatkan
hasil lebih atas investasi yang kita lakukan.

C. Opportunity Cost
Opportunity Cost (biaya kesempatan), yaitu nilai yang harus dibayar atau
dikorbankan untuk mendapatkan kesempatan yang diinginkan. Misalnya, kita
memilih untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi setelah lulus
SMA/sederajat. Saat kita menjatuhkan pilihan tersebut, sebenarnya kita telah
mengorbankan kesempatan yang lain, yaitu bekerja misalnya. Jika kita
bekerja, kita bisa mendapatkan penghasilan sendiri dan mendapatkan
pengalaman baru. Sedangkan ketika kita menuntut ilmu di perguruan tinggi,
kita masih harus melakukan serangkaian aktivitas untuk menuntut ilmu dan
mengorbankan kesempatan kita untuk bisa menikmati pengalaman bekerja.
Namun di balik itu, kita punya harapan/ tujuan bahwa dengan menuntut ilmu di
perguruan tinggi, kita bisa mendapatkan pekerjaan yang lebih baik
dibandingkan jika kita hanya lulus SMA/sederajat. Setiap biaya kesempatan
yang kita keluarkan, kita mempunyai tujuan agar kita bisa mendapatkan
kesempatan yang lebih baik.

D. Laba Akuntansi dan Laba Ekonomi


Laba akuntansi adalah laba yang didapat dari selisih total pendapatan
moneter dengan biaya moneter, menggunakan prinsip akuntansi yang berlaku
umum (PABU). Pada dasarnya laba akuntansi hanya menghitung laba pada
satuan periode waktu tertentu (tidak jangka panjang).
Laba ekonomi adalah laba yang didapat dari selisih total pendapatan
dikurangi dengan total biaya kesempatan (opportunity cost). Pada dasarnya
laba ekonomi dihitung dalam waktu jangka panjang, sehingga laba ekonomi
membutuhkan waktu lebih lama dibandingkan dengan laba akuntansi.
Berbeda dengan laba akuntansi yang tidak memperhitungkan adanya biaya
kesempatan, laba ekonomi memperhitungkan adanya biaya kesempatan
(opportunity cost) dalam perhitungannya.
E. Prinsip Investasi
Dalam melakukan investasi, terdapat beberapa prinsip yang perlu kita ketahui,
yaitu:
1. Investasi pada aset yang kita pahami
Ketika kita memutuskan berinvestasi pada suatu aset, pastikan kita paham
betul akan aset tersebut. Jangan berinvestasi pada produk derivatif
apabila kita tidak tahu akan produk tersebut. Dengan berinvestasi pada
aset yang kita pahami, dapat meminimalisir resiko yang mungkin terjadi
akibat penipuan dan hal-hal lainnya.
2. Bandingkan nilai dengan harga
Ketika kita berinvestasi pada suatu aset, bandingkan nilai aset tersebut
dengan harga yang harus kita bayar untuk berinvestasi pada aset
tersebut. Investor sudah pasti akan memilih berinvestasi pada aset yang
memiliki nilai lebih tinggi dibandingkan dengan harganya. Dalam arti, jika
kita membeli suatu aset dengan harga Rp 100 juta misalnya, kita akan
mendapatkan nilai lebih dari Rp 100 juta di masa mendatang.
3. Pilih investasi pada aset yang memiliki return dan pertumbuhan return
yang positif
Dalam berinvestasi kita perlu mempertimbangkan return yang kita dapat
dari investasi tersebut. Pilihlah aset yang memiliki return positif, yakni
mengalami kenaikan setiap tahunnya. Selain return yang positif,
pertumbuhan return yang positif juga perlu kita pertimbangkan. Banyak
aset yang memiliki return positif, namun tidak banyak yang memiliki
pertumbuhan return yang positif. Return yang kita dapatkan juga haruslah
sebanding dengan resiko yang juga kita tanggung.

F. Jenis Investasi
Jenis investasi dapat dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu:
1. Investasi pada Real Assets, yaitu berinvestasi pada barang-barang yang
berwujud nyata seperti gedung, properti, real estate, dan lain sebagainya.
2. Investasi pada Financial Assets, yaitu investasi pada sekuritas keuangan
seperti saham, obligasi, opsi, dan lain sebagainya. Investasi pada
Financial Assets dapat dilakukan dengan 2 (dua) cara, yaitu:
a. Investasi Langsung
Investasi langsung dilakukan dengan membeli aset keuangan secara
langsung dari perusahaan emiten. Aset keuangan ini dapat dibeli di
pasar uang (money market) yang berupa T-bill dan deposito yang
dapat dinegosiasi, di pasar modal (capital market) yang berupa surat
berharga pendapatan tetap dan saham, serta di pasar turunan
(derivative market) yang berupa opsi dan kontrak futures. Selain aset
keuangan tersebut, investasi juga dapat dilakukan pada aset
keuangan yang tidak dapat diperdagangkan, misalnya tabungan dan
deposito melalui bank-bank komersial.
b. Investasi Tidak Langsung
Investasi tidak langsung dilakukan dengan membeli aset keuangan ke
perusahaan investasi. Perusahaan investasi adalah perusahaan yang
memiliki portofolio surat-surat berharga perusahaan-perusahaan lain.
Perusahaan investasi yang dapat dipilih diklasifikasikan menjadi:
1. Unit investment trust
Perusahaan investasi yang menerbitkan portofolio yang dibentuk
dari surat-surat berharga berpenghasilan tetap dan ditangani oleh
orang kepercayaan yang independen. Portofolio ini dijual kepada
investor dengan harga nilai bersih total aset ditambah dengan
komisi. Selain itu, portofolio ini juga dapat dijual kembali ke
perusahaan yang bersangkutan sebesar nilai bersih portofolio
tersebut.
2. Close-end investment companies
Perusahaan investasi yang menjual sahamnya hanya saat emisi
perdana (IPO) dan tidak menawarkan tambahan lembar saham
lagi. Lembar saham yang sudah beredar setelah penawaran
perdana diperdagangkan di pasar sekunder dengan harga pasar
yang ditetapkan di pasar bursa.
3. Open-end investment companies
Perusahaan investasi yang masih menawarkan saham baru
kepada investor setelah penawaran perdana. Pemegang saham
juga dapat menjual kembali saham tersebut kepada perusahaan
investasi yang bersangkutan. Perusahaan investasi ini sering
disebut sebagai reksa dana (mutual funds).

G. Proses Manajemen Investasi


Investasi dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut.
1. Menentukan kebijakan/ keputusan Investasi
Ketika kita akan melakukan investasi, maka kita perlu menetukan apa
tujuan kita berinvestasi, berinvestasi pada apa, dan seberapa besar kita
akan berinvestasi (dana yang akan diinvestasikan).
2. Analisis Sekuritas
Dalam memilih sekuritas untuk berinvestasi, terdapat 2 (dua) metode
analisis yang umumnya dapat dipakai. Pertama, analisis fundamental,
yaitu analisis yang dilakukan dengan mengidentifikasi prospek perusahaan
analisis terhadap faktor-faktor yang mempengaruhinya, untuk dapat
memperkirakan harga sekuritas pada masa yang akan datang. Kedua,
analisis teknikal, yaitu analisis yang dilakukan dengan menggunakan data
(perubahan) harga di masa lalu untuk memperkirakan harga sekuritas di
masa yang akan datang.
3. Pembentukan Portofolio
Portofolio merupakan gabungan atau kombinasi investasi. Pembentukan
portofolio perlu dilakukan untuk mengurangi tingkat resiko yang harus kita
tanggung. Tahap ini berupa identifikasi sekuritas-sekuritas yang akan
dipilih dan seberapa besar proporsi dana yang akan diinvestasikan pada
masing-masing sekuritas.
4. Melakukan Revisi Portofolio
Revisi portofolio dapat dilakukan dengan mengulangi 3 (tiga) tahap di atas.
Revisi portofolio ini dapat dilakukan apabila hasil yang didapatkan dirasa
kurang/ tidak optimal. Investor dapat melakukan perubahan terhadap
sekuritas-sekuritas yang akan dibentuk portofolio.
5. Evaluasi Kinerja Portofolio
Tahap yang terakhir adalah evaluasi kinerja portofolio. Pada tahap ini,
investor melakukan penilaian terhadap kinerja portofolio, baik dari segi
tingkat returnnya maupun dari segi resiko yang ditanggung. Investor dapat
membandingkan kinerja antar portofolio yang ada.
Sumber Referensi

Alteza, M. 2010. Manajemen Investasi. Yogyakarta: Universitas Negeri


Yogyakarta.

Faure, AP. 2013. Investments: An Introduction. www.bookboon.com. Diunduh


pada 18 September 2015.

Frensidy, B. 2012. Tiga Prinsip Dasar Investasi. (Online).


(http://ekbis.sindonews.com/read/669285/39/tiga-prinsip-dasar-investasi-
1346579803), diakses pada 22 Januari 2016.

Hartono, J. 2003. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Yogyakarta: BPFE


Yogyakarta.

Husnan, S. 2001. Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas.


Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan AMP YKPN.

Anda mungkin juga menyukai