Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

PENILAIAN INVESTASI
Dosen Pengampu : Fanji Farman, S.E., M.Ak.

Kelompok 8
Kelas : Akuntansi 3C
Disusun oleh :

1. Elsa Restian 220330221015


2. Intan Ripaldi 220330221047
3. Reigina Putri Alberty 220330221052

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SEBELAS APRIL SUMEDANG
TAHUN AJARAN 2023/2024
BAB 1
PEMBAHASAN

A. Pengertian Investasi
Pada hakikatnya investasi merupakan penanaman sejumlah dana pada masa sekarang
dengan harapan akan memperoleh hasil atas penanaman dana tersebut pada masa yang akan
datang. Menurut Suryanti dan Hadi (2019) Investasi adalah suatu keinginan tentang
bagaimana cara menggunakan sebagian dana yang ada atau sumber daya yang dimiliki untuk
memperoleh keuntungan yang besar di masa depan. Aset yang di gunakan untuk investasi
bisa berupa aset finansial (saham, Deposito, obligasi, dan surat berharga pasar uang lainnya)
atau Berupa aset riil (bangunan, mesin, tanah, dan benda fisik lain yang Bernilai ekonomi).

Pihak-pihak yang melakukan investasi (investor) bisa bersifat perorangan (individual


investor) ataupun bersifat institusional (institutional investor). Institutional Investor
umumnya adalah perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang finansial seperti
perusahaan asuransi, bank dan lembaga simpan pinjam, investment company, dan lain-lain.
KeputusanKeputusan yang berkaitan dengan pelaksanaan investasi akan menimbulkan
konsekuensi bagi perusahaan dalam jangka panjang, Oleh karena itu pihak pengambil
keputusan investasi perlu menerapkan suatu Penilaian atau strategi yang cermat dalam proses
perencanaan dan pelaksanaannya.

Layak atau tidaknya sebuah keputusan investasi dilakukan bisa dianalisis dengan
berbagai kriteria. Penilaian investasi yang “layak” bisa diberikan dengan membandingkan
dengan kecenderungan rata-rata industri sejenis. Ditinjau dari sudut pandang keuangan, ada
beberapa metode penilaian investasi yang bisa dipakai untuk menentukan apakah suatu
investasi layak atau tidak layak dilakukan sebuah perusahaan. Masing-masing metode
mempunyai kelebihan dan kelemahan. Metode yang dipakai tergantung dari kebutuhan tiap-
tiap perusahaan. Metode yang mana yang cocok untuk digunakan oleh perusahaan. Dalam
mengukur sebuah investasi sebaiknya tidak hanya mengandalkan satu metode saja,
menggunakan beberapa metode sekaligus lebih baik. Semakin banyak metode yang dipakai,
maka akan semakin banyak gambaran yang lebih lengkap. Informasi yang didapat lebih
banyak. Sehingga keputusan investasi bisa lebih tertarget dan menghasilkan keuntungan yang
maksimal. Beberapa metode yang umum dipakai perusahaan adalah sebagai berikut ; Metode
Net Present Value (NPV), Metode Payback Period (PP), Metode Profotability Index (PI),
Metode Average Rate of Return (ARR), Metode Internal Rate of Return (IRR).

B. Pentingnya Investasi
Investasi pada dasarnya adalah salah satu bentuk penanaman modal dengan harapan
mendapatkan keuntungan di masa yang akan datang. Investasi mempunyai berbagai cara dan
instrumen yang berbeda-beda, tentunya dengan risiko dan imbal balik yang dapat disesuaikan
dengan kemampuan kita. Tapi apakah kita perlu berinvestasi? Setiap orang pasti ingin
mempunyai kehidupan yang lebih baik di masa depan, hal itu bisa menjadi salah satu tujuan
perencanaan keuangan kita, seperti menikah, membangun rumah, dan lainnya. Setelah kamu
punya tujuan, barulah kamu dapat memulai untuk berinvestasi. Berikut beberapa alasan
mengapa kamu harus berinvestasi.
1. Mengatasi Inflasi
Perbedaan antara berinvestasi dan menabung salah satunya adalah nilai uang yang kita punya.
Dengan menabung uang kita lama kelamaan akan tergerus oleh inflasi. Inflasi membuat nilai
uang kita menyusut. Namun berbeda halnya dengan investasi. Dengan berinvestasi
setidaknya akan menjaga nilai uang kita terhadap barang tetap terjaga.
2. Penambah Penghasilan
Salah satu alasan utama untuk berinvestasi adalah menambah passive income, yaitu
penghasilan yang tidak kamu dapatkan secara langsung. Artinya kamu masih bisa
mendapatkan penghasilan walaupun kamu sedang tidak aktif bekerja. Tentunya imbal hasil
yang diterima akan berbeda tergantung instrumen investasi apa yang dipilih dan jangka waktu
dari produk investasi tersebut.
3. Membantu Mencapai Tujuan Finansial
Dalam merencanakan keuanganmu, tentunya kamu memiliki tujuan, seperti ingin mempunyai
rumah, menikah, membeli mobil dan lain sebagainya. Jika hanya mengandalkan dari gaji
bulanan, tujuan finansialmu mungkin akan sedikit berat atau membutuhkan waktu yang lebih
lama untuk dicapai. Dengan berinvestasi, setidaknya akan membantumu dalam mempercepat
mencapai tujuanmu.
4. Menjaga Kesehatan Mental
Ketika keadaan finansial sedang tidak baik-baik saja, kita akan rentan terkena depresi. Hal itu
bisa diminimalisir apabila finansial kita sehat. Dengan merencanakan kebutuhan finansialmu,
kamu akan lebih siap memenuhi kebutuhanmu. Investasi memiliki jangka waktu yang
berbeda-beda, mulai dengan jangka pendek, menengah, serta panjang. Dengan begitu kamu
bisa menyesuaikan investasimu dengan kebutuhan finansialmu di masa yang akan datang.
Selain itu, dengan investasi yang terukur akan memperkecil kita dari risiko berhutang dan
lebih siap menghadapi situasi yang tak terduga.
5. Modal yang Bisa Disesuaiakan
Investasi mempunyai beragam instrumen dan jenis yang berbeda-beda. Kita bisa
menyesuaikan instrumen apa yang akan kita pilih, setiap instrumen membutuhkan modal
yang berbeda-beda, mulai dari puluhan ribu sampai ratusan juta. Kamu bisa memilih
instrumen investasi yang sesuai dengan kemampuan finansialmu.
6. Finansial Freedom
Salah satu alasan berinvestasi adalah pada akhirnya kita mencapai finansial freedom, yaitu
kondisi dimana kita tidak perlu lagi bekerja karena telah memiliki harta yang cukup untuk
memenuhi semua kebutuhan hidup, baik dimasa sekarang maupun masa yang akan datang.
Hal ini bisa tercapai jika investasi yang dilakukan dikelola dengan baik.
Investasi itu penting untuk masa depan, namun bukan untuk sekadar bergaya. Melakukan
investasi berarti memahami semua risiko, jenis instrumennya, serta tujuan investasi yang
kamu pilih. Jangan lupa untuk mendiversifikasi aset dan selalu lakukan evaluasi berkala pada
investasimu. Namun sebelum melakukan investasi, kita harus memastikan kesehatan finansial
kita terlebih dahulu, pastikan tidak mengorbankan kebutuhan lain yang lebih utama. Jika
finansialmu sehat, jangan ragu untuk berinvestasi sekarang!

C. Jenis Investasi
Pembedaaan jenis investasi dapat dilihat dari berbagai sudut pandang seperti:
(1). Berdasarkan tingkat likuiditasnya, jenis investasi ada dua yaitu:

 Investasi Jangka Pendek


Apa itu investasi jangka pendek? Sesuai namanya, investasi jangka pendek adalah
bentuk investasi yang dipilih untuk jangka waktu yang cukup singkat (<1-2 tahun).
Contohnya: deposito, obligasi, reksadana, tabungan berjangka, dll.
 Investasi Jangka Panjang
investasi jangka panjang menaruh modal maupun asset untuk bekerja guna
memperoleh penghasilan pasif. ContohnyaContohnya: dana pendidikan, biaya
membeli hunian, dll.
(2). Berdasarkan sarana investasinya, jenis investasi ada dua, yaitu:

a) Real asset,
Investasi ini penanaman dana dilakukan pada bidang perusahaan atau usaha yang
akan melakukan operasional usaha produksi maupun jasa dalam memperoleh hasil,
sehingga investasi biasanya dilakukan pada aktiva perusahaan yang akan digunakan
seperti pendirian pabrik, perluasan usaha, penggantian aktiva, pembelian aktiva,
diversifikasi produk, eksplorasi dan sebagainya. investasi yang dilakukan dalam
asset-asset yang berwujud nyata, seperti emas, real estate, dan karya seni.
b) Financial asset,
Investasi ini adalah penanaman dana dilakukan pada pasar modal atau pasar uang
yang dilakukan dengan membeli saham, obligasi, waran, opsi, sertifikat deposito,
comercial paper, atau surat berharga lainnya yang hasilnya akan diperoleh dari selisih
nilai beli dan jual surat berharga tersebut atau hasil keuntungan yang dibagikan setiap
akhir tahun buku. investasi yang dilakukan pada sektor-sektor financial, seperti
deposito, saham, obligasi, dan reksadana.

Berinvestasi di financial asset bisa dilakukan dengan dua cara yaitu langsung dan
tidak langsung. Langsung artinya investor membeli aset-aset keuangan perusahaan, tidak
langsung membeli saham dari perusahaan investasi yang mempunyai portofolio aset-aset
keuangan dari perusahaan lain.

Dalam pengelolaan portofolio, ada dua pendekatan yang dapat dilakukan, yaitu strategi pasif
dan strategi aktif.

a. Bentuk investasi aktif (active investment style), yaitu bentuk investasi yang
didasarkan pada asumsi bahwa pasar modal melakukan kesalahan dalam
penentuan harga (mispriced).
b. Bentuk investasi pasif (passive investment style), yaitu bentuk investasi yang
didasarkan pada asumsi bahwa harga-harga sekuritas di pasar sudah ditentukan
secara tepat sesuai dengan nilai intrinsiknya atau pasar modal tidak melakukan
kesalahan dalam penentuan harga.

Berdasarkan pernyataan sebelumnya, para investor yang tergolong dalam melakukan


bentuk investasi aktif mungkin menggunakan analisis teknikal, analisis fundamental.
Sedangkan pada bentuk investasi pasif terlalu takut untuk menerima risiko maka langkah
preferensi risikonya dengan menyusun portofolio.
D. Proses Investasi
Investor dan calon investor harus melalui beberapa tahapan untuk mencapai tujuan
investasinya dengan cara yang paling efisien. Awalnya, investor harus menetapkan kebijakan
investasi yang mencakup beberapa faktor utama. Hal ini termasuk mengidentifikasi tujuan
pribadi mereka dalam berinvestasi, menentukan jumlah pasti modal yang akan diinvestasikan,
mengenali peluang investasi yang sesuai dan selaras dengan portofolio mereka, dan
merancang rencana pajak yang akan mengurangi potensi konsekuensinya.

Selama investasi tahap kedua, investor mengevaluasi peluang investasi potensial


untuk mengukur kelayakannya. Dalam penilaian ini, ada dua faktor penting yang berperan:
tingkat pengembalian yang diantisipasi, atau jumlah keuntungan yang diharapkan investor,
dan tingkat risiko yang harus ditanggung investor. Kedua faktor ini memainkan peran penting
dalam menentukan kelayakan investasi. Perhitungan profitabilitas umumnya dikaitkan
dengan perkiraan arus kas yang akan terjadi selama periode investasi. Hal ini dilakukan untuk
mengetahui nilai intrinsik investasi dengan membandingkan nilai sekarang kas masuk dengan
kas keluar. Di sisi lain, tingkat risiko terkait dengan ketidakpastian arus kas akibat
ketidakpastian arus masuk.

Pada investasi tahap ketiga, investor akan membangun portofolio. Hal ini dilakukan
berdasarkan evaluasi yang dilakukan pada tahap sebelumnya. Investor akan memilih peluang
investasi yang dianggap praktis dan akan menentukan persentase dana yang akan disalurkan
pada setiap peluang yang dipilih.

Fase keempat dari manajemen portofolio melibatkan pelaksanaan penilaian berkala


terhadap kinerja portofolio investasi untuk memastikan bahwa keuntungan dan risiko selaras
dengan tolok ukur yang ditetapkan dan ukuran standar lain yang relevan.

Baik investasi aset riil maupun aset keuangan melibatkan penerapan empat tahap yang
diidentifikasi dalam proses investasi. Proses ini memerlukan pertimbangan cermat terhadap
berbagai faktor mendasar. Risiko dan keuntungan yang menyertai peluang investasi
mempunyai jenis dan pola yang beragam. Dua indikator ekonomi yang mempunyai dampak
luas terhadap lingkungan keuangan suatu negara adalah tingkat inflasi secara umum dan
tingkat suku bunga.Prospek keuntungan ekonomi sehubungan dengan peluang investasi yang
dipilih. DuaDua pengeluaran berbeda yang perlu dipertimbangkan adalah tarif pajak dan
biaya komisi atau agen. Kemajuan dalam sektor industri tertentu. Evaluasi peluang investasi
pada aset keuangan sangat terkait dengan kinerja perusahaan yang bersangkutan.

E. Kriteria Penilaian Investasi

Sebelum menyetujui proyek investasi apa pun, manajemen perusahaan harus


mengembangkan metode untuk mengevaluasi atau memperkirakan tingkat profitabilitas yang
akan dihasilkan dari proyek tersebut. Untuk mengevaluasi usulan proyek investasi tersebut,
maka dapat digunakan metode - metode evaluasi sebagai berikut:

1. Net Present Value (NPV)

Net present value adalah present value aliran kas masuk dikurangi dengan
present value aliran kas keluar. Dalam perhitungan net present value diperlukan data-
data mengenai perkiaraan biaya operasi dan pemeliharaan, biaya investasi dan
prakiraan keuntungan dari investasi yang sedang direncanakan. Metode ini
menghitung selisih antara nilai sekarang dari aliran masuk kas bersih (proceeds)
rencana proyek investasi dengan nilai atau jumlah pengeluaran modal untuk proyek
investasi tersebut.

Keputusan dengan menggunakan analisa NPV ini ada dua kemungkinan.

 Apabila selisih antara nilai sekarang dari arus kas lebih besar yang berarti nilai
NPV positif. Maka investasi tersebut layak untuk dijalankan.
 Apabila selisih antara nilai sekarang dari arus kas lebih kecil yang berarti nilai
NPV negatif. Maka investasi tersebut tidak layak untuk dijalankan.

NPV > 0 usulan investasi diterima


NPV < 0 usulan investasi ditolak

Metode NPV dapat dirumuskan dengan cara sebagai berikut:

Keterangan :

NPV = Net Present Value (rupiah)


Ct = Arus kas per tahun pada periode t

C0 = Nilai investasi awal pada tahun ke 0 (rupiah)

r = Suku bunga atau discount rate (%)

Contoh Soal:

Sebuah perusahaan akan membeli sebuah mesin untuk memproduksi bahan baku.
Harga perkiraan mesin tersebut adalah Rp 150 juta dengan aturan suku bunga
pinjaman yaitu sebesar 10% per tahun. Arus kas yang masuk pada perusahaan sekitar
Rp 50 juta per tahun yang akan berjalan selama 5 tahun. Berapakah nilai net present
value-nya?

Kelebihan Analisa Metode Net Present Value.

1. Nilai waktu dari uang turut diperhitungkan


2. Nilai sisa proyek/investasi turut diperhitungkan
3. Arus kas selama masa investasi proyek turut diperhitungkan
4. Mempertimbangkan seluruh laba tunai (proceeds) yang akan dihasilkan Selama
umur proyek investasi.

Kekurangan Analisa Metode Net Present Value

1. Apabila proyek mempunyai nilai investasi yang beda, dan Jangka waktu yang juga
berbeda. Maka nilai NPV yang lebih Tinggi belum tentu menunjukkan investasi
tersebut lebih baik
2. Manajer keuangan harus bisa menghitung tingkat biaya modal Selama masa
investasi
3. Kelayakan investasi tidak hanya dipengaruhi oleh besar Kecilnya arus kas. Faktor
usia lamanya investasi juga bisa Mempengaruhi.
4. Metode ini dapat memberikan hasil yang menyesatkan jika digunakan Untuk
menentukan salah satu pilihan proyek investasi yang terbaik dari Beberapa
alternatif proyek investasi yang mempunyai umur ekonomis Yang berbeda.

2. Payback Period (PP)

Analisa metode penilaian investasi payback period adalah sebuah Metode


untuk mengetahui kapan waktu kembalinya dana investasi Yang telah dikeluarkan.
Payback period mengukur lamanya dana Investasi yang dikeluarkan perusahaan akan
kembali seluruhnya Seperti awal mula. Payback period ingin melihat seberapa lama
Investasi bisa kembali. Semakin pendek jangka waktu Kembalinya investasi, semakin
baik suatu investasi.Hasil penghitungan dari metode ini Kemudian dibandingkan
dengan batas waktu pengembalian proyek investasi Yang dikehendaki oleh pihak
manajemen.

Secara umum, apabila hasil payback periode menunjukkan periode pengembalian yang
lebih cepat. Maka investasi tersebut layak untuk dijalankan. Begitu juga sebaliknya,
apabila payback period menunjukkan periode pengembalian yang lebih lama. Maka
investasi tersebut tidak layak untuk dijalankan.

Analisa metode payback period hanya disarankan untuk memperoleh tambahan


informasi mengenai kecepatan waktu pengembalian dana yang akan diiinvestasikan.
Seperti perusahaan teknologi contohnya handphone yang setiap bulan bahkan muncul
produk baru yang membuat produk sebelumnya menjadi usang. Padahal masih baru.

Perhitungan payback period dapat dilakukan dengan menggunakan rumus Berikut ini:

1. Jika jumlah aliran kas per-tahun berbeda

Keterangan
 n: Tahun terakhir jumlah arus kas belum bisa menutupi modal investasi awal.
 a: Jumlah investasi awal.
 b: Jumlah kumulatif arus kas pada tahun ke – n
 c: Jumlah kumulatif arus kas pada tahun ke n + 1

Contoh soal:

PT. Belajar Sukses berinvestasi sebesar $100.000 pada aktiva tetap, dengan arus kas
sebagai berikut :

Tahun ke-n Arus Kas Arus Kas Kumulatif


1 $50.000 $50.000
2 $40.000 $90.000
3 $30.000 $120.000
4 $20.000 $140.000
Diperoleh:

 n: 2
 a: $100.000
 b: $90.000
 c: $120.000

maka payback periodnya adalah:

Jadi, Payback Periodnya adalah 2 ⅓ tahun atau 2 tahun 4 bulan. Maka modal yang
dihabiskan ($100.000) bisa kembali dalam jangka waktu 2 tahun 4 bulan.

2. Jika jumlah aliran kas per-tahun sama

 Periode pengembalian lebih cepat : layak


 Periode pengembalian lebih lama : tidak layak
 Jika usulan proyek investasi lebih dari satu, maka periode pengembalian yang lebih
cepat yang dipilih.

Contoh soal:
PT. Maju Belajar melakukan investasi sebesar $45.000, jumlah arus kas per tahun
adalah $22.500, maka payback periodnya adalah :

Jadi Payback Periodnya adalah dua tahun. Maka modal yang dihabiskan ($45.000) bisa
kembali dalam jangka waktu 2 tahun.

Kelebihan Payback Period

1. Payback period memberi informasi tentang kapan lamanya Dana investasi akan
kembali.
2. Payback period memberi informasi tentang jangka waktu Break even poin
3. Payback period bisa menjadi alat pertimbangan sebuah resiko. Semakin pendek
payback period, semakin kecil resiko Kerugian. Begitu juga sebaliknya.
4. Payback period bisa membandingkan dua jenis investasi yang Mempunyai return
dan resiko yang sama dengan hanya Melihat lamanya tempo pengembalian atas
investasi. Payback Period yang lebih pendek itulah yang disarankan untuk dipilih.
5. Dampak investasi yang berhubungan dengan masalah Likuiditas perusahaan bisa
diminialisir.

Kekurangan Payback Period

1. Payback period mengabaikan proceeds atau penerimaan Investasi yang diperoleh


setelah masa payback period Tercapai.
2. Payback period tidak memperhitungkan nilai waktu dari uang (value of money)
3. Payback period tidak memiliki informasi tentang tambahan Value yang bisa
diterima perusahaan.

3. Profability Index (PI)


Profitability Index adalah present value aliran kas Masuk dibagi dengan present
value aliran kas keluar. Analisa metode penilaian investasi profitability index (PI)
Membandingkan antara nilai arus kas dimasa mendatang dengan Nilai pengeluaran
investasi yang sekarang.

Keputusan investasi adalah sebagai berikut ini.


Apabila profitability Index hasilnya lebih besar dari 1, Investasi Tersebut layak untuk
diambil. Semakin besar angkanya, maka Investasi tersebut semakin layak.

PI > 1 usulan investasi diterima


PI <1 PI usulan investasi ditolak
PI mempunyai manfaat lain, yaitu dalam situasi Keterbatasan modal (capital
rationing). Dalam situasi tersebut,
PI digunakan untuk meranking usulan investasi.

Rumusnya sebagai berikut

PI = Nilai sekarang dari Arus Kas Masa Depan / Nilai Investasi Awal dimana:

 PI = Profitability Index
 Nilai sekarang dari Arus Kas Masa Depan = jumlah arus kas dihitung dengan
waktu yang diberikan yang telah mendapat pengurangan dengan diskon tingkat
bunga
 Nilai Investasi Awal = besarnya investasi yang diperlukan untuk memulai usaha
tersebut

Contoh Soalnya:

Dalam contoh soal di atas, nilai investasi awal adalah Rp. 5.000.000 dan nilai total
arus kas selama 5 tahun adalah sebesar Rp. 6.500.000. Suku bunga yang digunakan
dalam perhitungan PI adalah 12%.

Maka, PI dapat dihitung dengan menggunakan rumus di atas:

PI = 1.449.748,97 / 5.000.000

PI = 0,290
Sehingga, dapat disimpulkan bahwa investasi tersebut layak dilakukan karena
memiliki nilai PI yang lebih besar dari 1.

Kelebihan Profitability Index

1. Profitability index memberikan informasi persentase arus kas Dimasa mendatang


dengan aliran kas awal (cash initial)
2. Profitability index memperhitungkan biaya modal (cost of Capital)
3. Profitability index memperhitungkan semua arus kas
4. Profitability index memperhatikan nilai waktu dari uang (time Value of money)

Kekurangan Profitability Index

1. Profitability index tidak menginformasikan tentang return Suatu proyek investasi.


2. Profitability index tidak memiliki infomasi tentang resiko Investasi.
3. Tidak menginformasikan apakah sebuah investasi memberikan keuntungan bagi
perusahaan.
4. Untuk menghitung profitability index dibutuhkan biaya modal.

4. Average Rate of Return (ARR)

Metode ARR menggunakan keuntungan sesudah pajak, dibagi dengan rata-rata


nilai buku investasi selama usia investasi. Metode penilaian investasi average rate of
return ini menilai Seberapa besar keuntungan dari sebuah investasi. Keuntungan Yang
dimaksud adalah laba bersih setelah pajak yang dibandingkan Dengan nilai rata-rata
dari investasi. Dasar perhitungan metode ini adalah keuntungan yang dilaporkan dalam
pembukuan (laporan keuangan).

Apabila hasil perhitungan angka ARR lebih besar daripada tingkat return yang
diisyaratkan. Maka investasi ini layak untuk lakukan. Namun apabila yang terjadi
sebaliknya, maka investasi tersebut tidak layak untuk dijalankan.

Perhitungan metode ARR dapat dilakukan dengan menggunakan rumus berikut ini:
Kelebihan Average Rate of Return

1. Metode ARR menggunakan data-data akuntansi yang telah tersedia. Tidak


diperlukan tambahan perhitungan
2. Sebagai alat ukur bahwa investasi baru tidak berpengaruh negatif terhadap laba
perusahaan.
3. Mudah dimengerti. Sangat sederhana. Cukup dengan melihat laporan laba rugi
perusahaan.

Kekurangan Average Rate of Return

1. Metode ARR mengabaikan nilai waktu dari uang (time value of money)
2. Pendekatan yang digunakan jangka pendek. Angka-angka yang digunakan saat ini
bisa menyesatkan diwaktu yang akan datang
3. Terlalu memfokuskan pada nominal laba akuntansi. Mengabaikan aliran arus kas
dari investasi yang dijalankan.
4. Jangka waktu investasi tidak diperhitungkan.

5. Internal Rate of Return (IRR)

Metode Internal Rate of Return adalah metode evaluasi yang digunakan Untuk
menentukan tingkat bunga yang akan menjadikan jumlah nilai sekarang dari aliran kas
neto tahunan atau proceeds yang diharapkan akan diterima Selama usia ekonomis
investasi (PV of future proceeds) menjadi sama dengan Jumlah nilai sekarang dari
pengeluaran modal (PV of capital outlays). Proses Penentuan tingkat bunga dengan
menggunakan metode ini dapat dicari dengan Cara ”trial and error” atau coba-coba.

IRR diartikan juga sebagai tingkat keuntungan yang diperkirakan akan dihasilkan oleh
proyek atau expected rate of return. Keputusan Investasi:

IRR > tingkat keuntungan yang disyaratkan usulan investasi diterima


IRR < tingkat keuntungan yang disyaratkan usulan investasi ditolak

rate of return dapat dihitung dengan berbagai pendekatan rumus perhitungan sebagai
berikut:

Kelebihan Internal Rate of Return

1. Metode IRR tidak mengabaikan nilai waktu dari uang


2. Dasar perhitungan menggunakan aliran arus kas.
3. Tidak berefek pada aliran arus kas selama periode investasi
4. Hasil perhitungan dalam bentuk prosentase. Pengambilan keputusan investasi bisa
membuat prakiraan apabila discount rate tidak diketahui.
5. Metode IRR lebih mengutamakan cash initial atau kas awal daripada arus kas
belakangan

Kekurangan Internal Rate of Return

1. Membutuhkan perhitungan biaya modal yang menjadi batas Terbawah dari nilai
yang kemungkinan bisa dicapai
2. Perhitungan IRR lebih rumit dibandingan metode yang lain. Harus trial and error
apabila tidak menggunakan software.
3. Tidak dapat membedakan antara proyek/investasi yang Memiliki perbedaan dalam
ukuran dan keadaan investasi
4. Dalam perhitungan bisa menghasilkan hasil IRR ganda atau Bahkan tidak
menghasilkan nilai IRR sama sekali.

F. Risiko dan Return Investasi


Setiap investasi yang dilakukan oleh individu, bisnis, atau keduanya harus
mempertimbangkan risiko dan return dari dana yang akan diinvestasikan. Return Merupakan
imbalan atau hasil yang akan didapatkan di masa akan datang yang Disebabkan oleh
penanaman dana atau investasi yang dilakukan investor. Sedangkan Risiko merupakan
peluang terjadinya penyimpangan dari suatu rata-rata tingkat Pengembalian (return) yang
diharapkan investor. Standar deviasi dijadikan sebagai Pengukuran atas risiko tersebut. Risk
dan return akan saling berkorelasi jika kita Membahas mengenai investasi. Jika pengembalian
yang diinginkan meningkat atau Bertambah tinggi maka peningkatan risiko juga akan
mengiringinya. Inilah yang dikenal Dengan isitilah “ High Risk, High Return”. Return yang
diperoleh dalam suatu investasi Akan mengacu pada suatu peluang untung atau rugi yang
akan diterima.

Return (Pengembalian) Investasi

Return dalam investasi mengacu pada keuntungan atau pertumbuhan modal yang
diperoleh dari investasi tersebut. Return merupakan harapan dari tingkat keuntungan di masa
yang akan datang. Return dapat berasal dari berbagai sumber, seperti dividen saham, bunga
obligasi, atau kenaikan harga aset seperti saham atau properti. Semakin tinggi return
potensial, semakin besar potensi keuntungan, tetapi juga berarti tingkat risiko yang lebih
tinggi.

Return dibedakan menjadi:

1. Actual return (return yang telah terjadi), yang dihitung berdasarkan data historis.
Actual return menjadi penting karena akan digunakan sebagai salah satu pengukur
Kinerja perusahaan.
2. Expected return (return yang diharapkan) investor di masa yang akan datang.
Return ini bisa dihitung dengan berdasarkan nilai return historisnya. Meskipun
Kenyataannya dalam menghitung hasilt, data historis bisa digunakan sebagai
acuan Ekspektasinya.

Contoh kasus return pada investasi :

Investasi aset kripto memang menawarkan return yang menggiurkan. Sebagai contohnya,
harga bitcoin sebagai salah satu aset kripto telah melesat hingga 270% dalam waktu 1 tahun
belakangan (per 13 Agustus 2021). Sementara itu dalam rentang waktu serupa, harga ETH
telah meningkat hingga 587%. Namun di lain sisi, investasi kripto memiliki risiko dan
ketidakpastian di masa mendatang karena teknologi kripto yang tergolong baru dan bersifat
terdesentralisasi sehingga kebijakan pemerintah dan kepopulerannya sangat mempengaruhi
harga aset kripto kedepannya

Risiko Investasi

Pertimbangan unsur risiko dalam penilaian investasi ini menjabarkan apa yang akan
terjadi jika kita memasukkan faktor yang disebut ‘ketidakpastian’ dalam penilaian investasi
kita. Sebagai aturan umum, investor hanya akan memilih investasi yang memiliki risiko kecil
namun signifikan dengan imbalan potensi keuntungan yang tinggi. Menurut prinsip ini,
investasi tertentu harus memberikan hasil yang lebih besar agar investor mempertimbangkan
untuk membelinya.

Risiko dalam investasi adalah kemungkinan mengalami kerugian atau fluktuasi nilai
investasi. Terdapat berbagai jenis risiko dalam investasi, termasuk risiko pasar (misalnya,
perubahan harga saham atau obligasi), risiko kredit (risiko bahwa pihak yang berutang gagal
membayar), dan risiko likuiditas (ketidakmampuan menjual investasi dengan mudah tanpa
menimbulkan kerugian).

Bila investor akan melakukan investasi pada saham maka risiko yang harus
Diperhitungkannya adalah:

1. Risiko perusahaan, yang merupakan bagian dari risiko total yang bersifat unik
untuk tiap perusahaan dan bersifat mikro. Risiko ini disebut juga unsystematic risk
yakni hanya membawa dampak pada perusahaan terkait saja. Risiko ini dapat
diminimalisir dengan melakukan diversifikasi saham.
2. Risiko pasar (market risk), yakni bagian dari risiko total yang mempengaruhi
semua perusahaan seperti resesi, pandemi, inflasi dan lainnya yang bersifat makro
( kejadiaannya berada di luar kegiatan perusahaan). Risiko pasar ini tidak bisa
diminimalisir dengan cara melakukan diversifikasi saham, sehingga disebut non
diversifiable risk atau systematic risk. Secara empiris, perubahan pada faktor
makro yang mempengaruhi risiko Pasar dan perubahan mikro yang
mempengaruhi risiko perusahaan merupakan dua Hal yang saling berhubungan.
3. Risiko total merupakan gabungan dari unsystematic risk dan systematic risk.
Dengan menempatkan dana pada berbagai sekuritas saham maka diharapkan dapat
memperkecil risiko yang timbul nantinya dan juga bisa mengharapkan
diperolehnya keuntungan dari menganekaragamkan pembelian saham.
Contoh kasus risiko investasi :

Belakangan ini, investasi dan trading kripto memang semakin menarik minat masyarakat. Di
lain sisi, banyak juga pihak-pihak tidak bertanggung jawab yang memanfaatkan kesempatan
ini demi keuntungan pribadi mereka dan menipu para investor. Contohnya pada kasus
EDCCash dengan skema piramida yang menjanjikan keuntungan atau bonus pada orang-
orang yang berhasil menarik anggota baru dan menjual koin kepada mereka. Dan para
investor yang sudah terikat dengan EDCCash tersebut mengalami kerugian dan penipuan.
Sehingga EDCCash telah ditetapkan sebagai tersangka penipuan dan penggelapan uang oleh
Bareskrim Polri.

BAB 2
LATIHAN SOAL

G. Soal 1
Perusahaan Maju Jaya Selamanya akan membeli mesin produksi untuk meningkatkan jumlah
produksinya. Harga mesin produksi yang baru tersebut adalah Rp150 juta dengan suku bunga
pinjaman sebesar 12 persen per tahun. Arus kas yang masuk diestimasikan sekitar Rp50 juta
per tahun selama lima tahun. Dengan kasus tersebut, apakah rencana investasi pembelian
mesin produksi ini dapat dilanjutkan?
Jawaban :

Diketahui:

Ct = Rp. 50 juta

C0 = Rp. 150 juta

r = 12% (0,12)

Jawaban:

(C1/1+r) + (C2/(1+r)2) + (C3/(1+r)3) + (C3/(1+r)4) + (Ct/(1+r)t) – C0

= ((50/1+0,12) + (50/1+0,12)2 + (50/1+0,12)3 + (50/1+0,12)4 + (50/1+0,12)5) – 150

= (44,64 + 39,86 + 35,59 + 31,78 + 28,37) – 150

= 180,24 – 150 = 30,24

Jadi, nilai NPV bagi perusahaan Maju Jaya Selamanya adalah Rp30,24 juta.

H. Soal 2

Perusahaan Sumber Sukses ingin membeli sebuah mesin produksi untuk meningkatkan
jumlah produksi produk. Diperkirakan untuk harga mesin tersebut adalah Rp220 juta.
Sedangkan keuntungan bersih kas yang masuk pada perusahaan itu diestimasikan sekitar
Rp55 juta per tahun. Lantas, rencana investasi pada pembelian mesin produksi dengan
payback period memerlukan waktu berapa lama?

Jawaban :

otal dana Investasi: Rp220.000.000

Kas Masuk Bersih: Rp55.000.000

Lantas berapakah payback period pengembalian?

Payback period= Total Dana Investasi : Kas Masuk Bersih


Payback period= Rp220.000.000 : Rp55.000.000

Payback period= 4 tahun

Maka, payback period yang dibutuhkan agar mesin produksi yang diinvestasikan dapat
kembali dalam waktu 4 tahun.

I.Soal 3

PT. ashtree akan melakukan investasi melalui pembelian sebuah Gudang seharga Rp.
80.000.000,- Gudang tersebut mempunyai umur ekonomis 4 tahun dan nilai residu Rp.
25.000.000,- Perusahaan membayar bunga 20% dengan tingkat pendapatan bersih sebagai
berikut:

Tahun 1 : Rp. 2.500,000

Tahun 2 : Rp. 3.500.000

Tahun 3 : Rp. 4.500.000

Tahun 4 : Rp. 5.000.000

Tentukan ARR nya!

Jawaban :

EAT X 100% 15.000.000 X 100%

ARR =------------------- = -------------------------- = 19, 83 % (ditolak)

PV outlays 80.000.000

J. Soal 4

Ada suatu perusahaan mampu memberikan usulan dalam melakukan investasi sebesar Rp
140.000.000. Sementara arus kas yang mampu dihasilkan oleh perusahaan tersebut di setiap
tahunnya adalah sebanyak Rp 22.000.000 dalam kurun waktu 6 tahun.

Asumsi untuk Internal rate of return dari investasi tersebut adalah 13%, saat menghitung
diskonto, maka akan menghasilkan nilai NPV sebesar Rp 6.649.000 dan diskonto sebanyak
12%, serta NIP senilai Rp 659.000.
Jawab :

Selisih diskonto 12% – 10% = 2% atau Rp 6.649.000 + Rp 659.000 = 7.308.000. sehingga,


bisa kita ketahui bahwa nilai IRR nya :

IRR = 10% + (Rp 659.000 : Rp 7.308.000) x 2% = 10,18%

K. Soal 5

Sebuah proyek dengan investasi sebesar Rp. 20.000.000,- dan akan memberikan pemasukan
setiap tahunnya sebesar Rp.4.900.000,- berlangsung selama 5 tahun. Berapa IRR dari proyek
tersebut?

Jawaban:

PV penerimaan/PV biaya =1

4900000(P/A; i%, 5)/20000000 =1

(P/A; i%; 5) = 20000000/4900000

(P/A; i%; 5) = 4,0816

IRR = 7% + ((4,1002-4,0816)/(4,1002-4,0459)) x (7,5% – 7%)

= 7% + (0,0816/0,0543) x (0,5%)

= 7% + 0,3425 x (0,5%)

= 7% + 0,17%

IRR = 7,17%

L. Soal 6

erusahaan PT. ABC mengusulkan proyek investasi dengan dana Rp. 900 juta dan
ditargetkan penerimaan dana investasi setiap tahunnya adalah Rp. 90 juta, berapa Payback
Periodnya?

Diketahui:

 Nilai Investasi = Rp. 900 juta


 Proceeds = Rp. 90 juta per tahun

Rumus: Payback Period = Nilai Investasi / Kas Masuk Bersih Tahunan

Hasil: Payback Period = Rp. 900.000.000,- / Rp. 90.000.000,- = 10 Tahun

Jadi, nilai proyek sebesar Rp. 900 juta dapat kembali nilai investasinya dalam waktu 10
tahun.
DAFTAR PUSTAKA

Hartoto, W. E. (2007). Penilaian Investasi Sektor Rill (Seri Manajemen Keuangan).


Semarang: Semarang University Press.

Adnyana, I. M. (2020). Manajemen Investasi dan Portofolio. Jakarta : Universitas Nasional.

Lubis, T. A. (2016). Manajemen Investasi dan Perilaku Keuangan. Jambi: Salim Media
Indonesia.

Suyanti, E., & Hadi, N. U. (2019). Analisis Motivasi Dan Pengetahuan Investasi Terhadap
Minat Investasi Mahasiswa di Pasar Modal. Edunomic Jurnal Pendidikan Ekonomi,
7(2), 108.

Farman, F., & Puspasari, R.D. (2021). Manajemen Keuangan. Jawa Timur: CV. Penerbit
Qiara Media.

Anda mungkin juga menyukai