Anda di halaman 1dari 11

Modul Kuliah Pasar Modal & Portofolio Manajemen

PERTEMUAN KE - 1
PENGENALAN INVESTASI

1. TUJUAN PEMBELAJARAN :

Adapun tujuan pembelajaran yang akan dicapai sebagai berikut :

1. Mahasiswa memahami tujuan investasi, dasar keputusan invetasi


2. Mahasiswa mampu membedakan investasi langsung, investasi tidak langsung

2. URAIAN MATERI

Investasi menurut Prof. Dr. Jogiyanto Hartono, MBA, Ak : penundaan konsumsi


sekarang untuk dimasukkan ke aktiva produktif selama periode waktu yang tertentu. Adanya
aktiva yang produktif tersebut, penundaan konsumsi sekarang yang kemudian diinvestasikan ke
dalam aktiva yang produktif tersebut, maka akan meningkatkan utility total.

Penanaman modal dapat berbentuk aktiva nyata (seperti rumah, tanah dan emas) atau
berbentuk aktiva keuangan (surat-surat berharga) yang diperjual-belikan di antara investor
(pemodal). Pemilik modal melakukan investasi untuk meningkatkan kegunaannya dalam bentuk
kesejahteraan keuangan.

Investasi menurut Tandelilin: komitmen atas sejumlah dana/ sumber daya yang
dilakukan saat ini dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa depan.

Menurut William F. Sharpe, dkk Investasi berarti mengorbankan dolar sekarang


untuk dolar pada masa depan. Ada dua atribut berbeda yang melekat: waktu dan risiko.
Pengorbanan terjadi saat sekarang ini dan memiliki kepastian. Hasilnya baru akan didapat
kemudian dan besarnya tidak pasti. Pada beberapa kasus, elemen waktu merupakan faktor yang

Dr. Zulfitra, S.Si, MM – Sahroni, SST, MM - Arif Surahman, SE, MSM – Reza Octovian, SE, MM
Modul Kuliah Pasar Modal & Portofolio Manajemen

mendominasi (misalnya obligasi pernerintah). Pada kasus lain, risiko menjadi atribut yang
dominan (misalnya options call pada saham biasa). Namun bisa juga baik waktu maupun risiko
menjadi faktor yang penting (misalnya jumlah lembar saham biasa).

Pembedaan sering dilakukan antara investasi dan tabungan (savings). Tabungan didefinisikan
sebagai konsumsi yang tertunda; investasi dibatasi pada investasi “nyata” yang pada masa depan
akan meningkatkan pendapatan nasionai.

Investasi nyata (real investment) secara umum merupakan aset berwujud,


contohnya, seperti: tanah, mesin-mesin, atau pabrik. Sedangkan investasi keuangan (financial
invesment) melibatkan kontrak-kontrak tertulis, seperti saham biasa dan obligasi. Pada
perekonomian primitif, hampir semua investasi merupakan investasi nyata, sedangkan
diperekonomian modern, lebih banyak dilakukan investasi keuangan. Lembaga-lembaga untuk
investasi keuangan yang berkembang pesat memberi fasilitas untuk investasi nyata. Jadi kedua
bentuk investasi bersifat komplementer, bukan kompetitif.

TUJUAN INVESTASI
Investor tentunya memiliki tujuan investasi yang mungkin dapat berbeda antara satu investor
dengan investor yang lainnya. Berikut ini dikemukankan beberapa alasan investor dalam
melakukan investasi, baik pada investasi yang dilakukan pada sektor riil maupun investasi pada
sektor keuangan, yaitu:
1. Untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik di masa depan
2. Memperoleh imbalan yang lebih baik atas kekayaan yang dimiliki
3. Mengurangi tekanan inflasi
4. Untuk menghindari pajak yang perlu dibayarkan

DASAR KEPUTUSAN INVESTASI:


1. Return merupakan tingkat keuntungan yang didapat dari investasi. Return ini terdirir dari
dua macam yaitu, return yang diharapkan (expected return) adalah tingkat return yang
diantisipasi investor di masa depan. Kemudian, return realiasi atau return aktual
(realized/ aktual return) merupakan tingkat return yang didapatkan investor di masa lalu

Dr. Zulfitra, S.Si, MM – Sahroni, SST, MM - Arif Surahman, SE, MSM – Reza Octovian, SE, MM
Modul Kuliah Pasar Modal & Portofolio Manajemen

2. Risiko, pada saat berinvestasi investor selain mengharapkan return, tentunya juga harus
menanggung tingkat risiko. Dalam konteks manajemen investasi risiko merupakan
penyimpangan/perbedaan antara return yang diharapkan oleh investor dengan return yang
benar-benar diterima oleh investor (return aktual).

LINGKUNGAN INVESTASI
Lingkungan investasi meliputi berbagai jenis sekuritas (atau efek) yang ada, tempat dan
cara sekuritas itu diperjualbelikan.

PROSES INVESTASI
Proses investasi berkenaan dengan bagaimana seharusnya investor membuat keputusan
mengenai pemilihan sekuritas, seberapa luas investasi sebaiknya dilakukan, dan kapan investasi
seharusnya dilaksanakan.

Proses investasi menjelaskan bagaimana seharusnya seorang investor membuat


keputusan investasi sekuritas yang bias dipasarkan, seberapa ekstensif, dan kapan sebaiknya
dilakukan.
Ada lima prosedur menurut Sharpe dalam membuat keputusan yang menjadi dasar proses
investasi:
1. Penentuan kebijakan investasi.
2. Melakukan analisis sekuritas.
3. Membentuk portofolio.
4. Merevisi portofolio.
5. Mengevaluasi kinerja portofolio.

1. Penentuan Kebijakan Investasi


Langkah pertama, menentukan kebijakan investasi, meliputi penentuan tujuan investor
dan banyaknya kekayaan yang dapat diinvestasikan. Karena terdapat hubungan positif antara
risiko dan return untuk strategi investasi, bukan suatu hal yang tepat bagi seorang investor untuk
berkata bahwa tujuannya adalah “memperoleh banyak keuntungan.”

Dr. Zulfitra, S.Si, MM – Sahroni, SST, MM - Arif Surahman, SE, MSM – Reza Octovian, SE, MM
Modul Kuliah Pasar Modal & Portofolio Manajemen

Yang tepat bagi seorang investor dalam kondisi seperti ini adalah menyatakan tujuannya
untuk memperoleh banyak keuntungan dengan memahami bahwa ada kemungkinan terjadinya
kerugian. Tujuan investasi seharusnya dinyatakan dalam risiko maupun return.
Langkah dalam proses investasi ini juga meliputi identifikasi potensi kategori asset
keuangan yang akan dimasukkan ke portofolio. Identifikasi ini didasarkan pada beberapa hal:
tujuan investasi, jumlah kekayaan yang akan diinvestasikan, dan status pajak dan investor

2. Melakukan Analisis Sekuritas

Langkah kedua dalam proses investasi adalah melakukan analisis sekuritas, yang meliputi
penilaian terhadap sekuritas secara individual (atau beberapa kelompok sekuritas) yang masuk ke
dalam kategori luas aset keuangan yang telah diidentifikasi sebelumnya. Adapun tujuan
melakukan penilaian tersebut yaitu untuk mengidentifikasi sekuritas yang salah harga
(mispriced). Ada banyak pendekatan terhadap analisis sekuritas, namun pendekatan tersebut
dapat dikategorikan ke dalam dua klasifikasi.

Klasifikasi pertama adalah analisis teknikal, analis yang memakai pendekatan ini untuk analisis
sekuritas disebut analis teknis atau analisis teknikal. Klasifikasi kedua disebut analisis
fundamental; mereka yang memakai pendekatan ini disebut fundamentalis atau ahli analisis
fundamental.

3. Pembentukan Portofolio

Langkah ketiga dalam proses investasi, pembentukan (penyusunan) portofolio,


melibatkan identifikasi asset-aset khusus mana yang akan dijadikan investasi, juga menentukan
besarnya bagian kekayaan investor yang akan diinvestasikan ke tiap aset tersebut. Di sini
masalah selektifitas, penentuan waktu dan diversifikasi perlu menjadi perhatian bagi investor.
Selektivitas,juga disebut microforecasting, merujuk pada analisis sekuritas dan menfokuskan

Dr. Zulfitra, S.Si, MM – Sahroni, SST, MM - Arif Surahman, SE, MSM – Reza Octovian, SE, MM
Modul Kuliah Pasar Modal & Portofolio Manajemen

pada peramalan pergerakan harga tiap-tiap sekuritas. Penentuan waktu (timing), yang
juga disebut macroforecasting meliputi peramalan pergerakan harga saham biasa secara umurn
relatif terhadap sekuritas dengan bunga tetap, misalnya obligasi korporasi (PT Tbk.) dan
Treasury bills. Diversifikasi meliputi pembentukan portofolio investor sedemikian rupa sehingga
memininalkan risiko, dengan memperhatikan batasan-batasan tertentu.

4. Merevisi Portofolio
Langkah keempat dalam proses investasi, revisi portofolio, berkenaan dengan
pengulangan periodik dan tiga langkah sebelumnya. Yaitu dari waktu ke waktu, investor
mungkin mengubah tujuan investasinya, yang pada gilirannya berarti portofolio yang
dpegangnya tidak lagi optimal. Oleh karena itu, investor membentuk portofolio baru dengan
menjual portofolio yang dimilikinya dan membeli portofolio lain yang belum dimiliki. Motivasi
lain dan langkah ini adalah dengan berjalannya waktu, terjadi perubahan harga sekuritas,
sehingga sekuritas yang tadinya tidak menarik sekarang menjadi menarik dan bias juga
kebalikannya. Jadi investor ingin menambah sekuritas yang menarik portofolionya dan menjual
sekuritas yang tidak lagi menarik. Keputusan semacam ini tergantung antara lain pada besarnya
biaya transaksi untuk melakukan perubahan tersebut dan juga besarnya peningkatan pendapatan
investasi portofolio yang baru.

5. Mengevaluasi Kinerja Portofolio


Langkah kelima dalam proses investasi adalah evaluasi kinerja portofolio, meliputi
penentuan kinerja portofolio secara periodik, tidak hanya berdasarkan return yang dihasilkan
tetapi juga risiko yang dihadapi investor. Jadi diperlukan ukuran yang tepat tentang return
dan risiko danjuga standar (benchmark) yang relevan.

TIPE-TIPE INVESTASI KEUANGAN


Investasi pada aktiva keuangan dibagi menjadi dua, yaitu investasi langsung dan
investasi tidak langsung. Investasi langsung dilakukan investor dengan cara membeli langsung
aktiva keuangan dari suatu perusahaan. Sebaliknya investasi tidak langsung dilakukan dengan

Dr. Zulfitra, S.Si, MM – Sahroni, SST, MM - Arif Surahman, SE, MSM – Reza Octovian, SE, MM
Modul Kuliah Pasar Modal & Portofolio Manajemen

membeli saham melalui perusahaan investasi yang mempunyai portofolio aktiva-aktiva


keuangan perusahaan-perusahaan lain.

INVESTASI LANGSUNG
Investasi langsung dilakukan dengan memperjual-belikan aktiva keuangan secara
langsung di pasar uang (money market), pasar modal (capital market), atau pasar turunan
(derivative market).
Investasi langsung juga dapat dilakukan dengan cara membeli aktiva keuangan yang
tidak dapat diperjual-belikan, contohnya aktiva keuangan yang diperoleh melalui bank
komersial. Aktiva-aktiva ini dapat berupa tabungan di bank atau sertifikat deposito.

Aktiva yang diperjualbelikan di pasar uang (money market) dapat berupa aktiva yang
mempunyai risiko gagal kecil, jatuh temponya pendek dengan tingkat lukiditas yang tinggi.
Contoh aktiva ini dapat berupa Treasury-bill (T-bill) yang banyak digunakan di penelitian
keuangan sebagai proksi return bebas risiko (risk-free rate of return). Contoh yang lainnya yaitu
sertifikat deposito yang dapat diperjualbelikan dengan negosiasi. Istilah negosiasi dapat diartikan
sebagai asset yang dapat dijual kembali. Pasar uang memiliki sifat jangka pendek, sedangakan
pasar modal secara umum bersifat investasi jangka panjang. Yang diperjual-belikan di pasar
modal adalah aktiva keuangan berupa surat-surat berharga pendapatan-tetap (fixed-income
securities) dan saham-saham (equity securities).

Fixed-income securities dapat berupa Treasury-bond (T-bond), yaitu seperti T-bill


tetapi dengan jatuh tempo jangka-panjang berkisar 10 sampai 30 tahun, surat-surat berharga agen
federal (federal agency securities), municipal bond (surat berharga yang dikeluarkan oleh
pemerintah kota, airport), corporate bond (dikeluarkan oleh perusahaan-perusahaan) dan
convertible bond (bond yang dapat dikonversikan ke saham). Aktiva yang diperjualbelikan pada
equity market yaitu preferred stock (saham preferen) dan common stock (saham biasa).

Opsi (option) dan futures contract merupakan surat-surat berharga yang


diperdagangkan di pasar turunan (derivative market). Disebut dengan surat-surat berharga
turunan (derivative) karena nilainya merupakan jabaran dan surat berharga lain yang terkait.

Dr. Zulfitra, S.Si, MM – Sahroni, SST, MM - Arif Surahman, SE, MSM – Reza Octovian, SE, MM
Modul Kuliah Pasar Modal & Portofolio Manajemen

Opsi dapat berupa put and call options. Put (call) option merupakan derivative yang memberikan
hak kepada pemegangnya untuk menjual atau membeli sejumlah saham perusahaan lain dalam
kurun waktu tertentu dengan harga yang sudah ditetapkan. Tipe lain dan opsi adalah waran
(warrant). Waran adalah suatu hak yang diberikan kepada pemegangnya untuk membeli saham
dan perusahaan bersangkutan dengan harga yang tertentu dalam kurun waktu yang sudah
ditentukan. Nilai dari waran merupakan jabaran (turunan) dan harga saham yang terkait.

Futures contract merupakan persetujuan untuk menyediakan aktiva di masa mendatang


(futures) dengan harga pasar yang sudah ditentukan di muka. Aktiva yang diperdagangkan
umumnya adalah komoditi hasil bumi.

Macam-macam investasi langsung dapat disarikan sebagai berikut ini.


1. Investasi langsung yang tidak dapat diperjual-
belikan. Tabungan.
Deposito.
2. Investasi langsung dapat diperjual-belikan
A. Investasi langsung di pasar uang.
- T-bill.
- Deposito yang dapat dinegosiasi.
B. Investasi langsung di pasar modal.
a. Surat-surat berharga pendapatan tetap (fixed-income
securities). - T-bond.
- Federal agency secuirities.
- Municipal bond.
- Corporate bond.
- Convertible bond.
b. Saham-saham (equity securities).
- Saham preferen (preferred stock).
- Saham biasa (common stock). .
C. Investasi langsung di pasar turunan.
a. Opsi.
- Waran (warrant).

Dr. Zulfitra, S.Si, MM – Sahroni, SST, MM - Arif Surahman, SE, MSM – Reza Octovian, SE, MM
Modul Kuliah Pasar Modal & Portofolio Manajemen

- Opsi put (put option).


- Opsi call (call option).
b. Futures contract.

INVESTASI TIDAK LANGSUNG


Investasi tidak Iangsung : Pembelian saham dari perusahaan investasi yang mempunyai
portofolio aktiva-aktiva keuangan dari perusahaan-perusahaan lain. Investasi tidak langsung
dilakukan dengan membeli surat-surat berharga dan perusahaan investasi. Perusahaan investasi
adalah perusahaan yang menyediakan jasa keuangan dengan cara menjual sahamnya ke publik
dan menggunakan dana yang diperoleh untuk diinventasikan ke dalam portofolionya. Hal ini
dapat dikatakan bahwa perusahaan investasi membentuk portofolio (diharapkan portofolionya
optimal) kemudian menjualnya eceran kepada publik dalam bentuk saham-sahamnya.

Investasi tidak langsung lewat perusahaan investasi merupakan hal yang menarik bagi investor,
paling tidak karena dua alasan utama, yaitu sebagai berikut ini:
1. Investor yang memiliki modal kecil dapat menikmati keuntungan karena pembentukan
portofolio. Apabila investor ini harus membuat portofolio sendiri, maka dia harus
membeli beberapa saham dalam jumlah yang cukup besar nilainya. Investor yang belum
memiliki dana cukup untuk membentuk portofolio sendiri, dapat membeli saham yang
ditawarkan oleh perusahaan investasi ini.
2. Membentuk portofolio membutuhkan pengetahuan dan pengalaman yang mendalam,
Investor awam yang kurang mempunyai pengetahuan dan pengalaman tidak akan dapat
membentuk portofolio yang optimal, tetapi dapat membeli saham yang ditawarkan olch
pcrusahaan investasi yang teiah membentuk poriofolio optimal.

Perusahaan investasi dapat diklasifikasikan sebagai unit investment trust, closed-end investment
companies dan open-end investment companies.

Unit investment trust merupakan trust yang menerbitkan portofolio yang dibentuk dan
surat-surat berharga berpenghasilan tetap (misalnya bond) dan ditangani oleh orang kepercayaan
yang independen. Sertifikat portofolio ini kemudian dijual ke investor sebesar nilai bersih total

Dr. Zulfitra, S.Si, MM – Sahroni, SST, MM - Arif Surahman, SE, MSM – Reza Octovian, SE, MM
Modul Kuliah Pasar Modal & Portofolio Manajemen

aktiva yang tergabung dalam portofolio. lalu ditambah dengan komisi. Investor dapat menjual
balik sertifikat ini kepada trust sebesar nilai bersih sertifikat tersebut (net asset value atan NAV).
Besarnya NAV per-sertifikat adalah total nilai pasar dan sekuritas-sekuritas yang tergabung di
portofolio dikurangi dengan biaya-biaya yang terjadi dan dibagi dengan jumlah sertifikat yang
diedarkan.

Closed-end investment companies merupakan perusahaan investasi yang hanya


menjual sahamnya dalam jumlah yang tetap yaitu sebanyak saat penawaran perdana (initia public
offering) saja. Biasanya perusahaan investasi ini tidak menawarkan lagi tambahan lembar saharn,
kecuali jika ada penawaran publik berikutnya. Lembar saham yang sudah beredar dan penawaran
perdana diperdagangkan di pasar sekunder
(stock exchange) dengan harga pasar yang terjadi di pasar bursa. Perbedaan antara pasar primer
dan sekunder di pertemuan berikutnya.

Open-end investment companies dikenal dengan nama perusahaan reksadana (mutual


funds). Menurut Undang-undang Pasar Modal No. 8 Tahun 1995, pasal 1 ayat (27) reksadana
didefinisikan sebagai wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dan masyarakat
pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi.
Perusahaan reksadana (mutual fund) ini adalah perusahan investasi yang mengelola portofolio
dan menjual kepemilikan portofolionya di pasar modal. Perusahaan investasi (perusahaan
pengelola reksadana/mutal fund) ini masih terus menjual kepemilikan portofolionya kepada
investor. Juga pemegang kepemilikan portofolio dapat menjual kembali kepemilikan
portofolionya ke perusahaan reksadana bersangkutan.

Dengan demikian, perusahaan reksadana ini mempunyai besarnya portofolio yang


berubah-ubah di pasar modal. Nilai total portofolio yang dibentuk disebut dengan Nilai Aktiva
Bersih atau NAB (Net Asset Value atau NAV).

Misalnya suatu reksadana sudah mempunyai NAB sebesar Rp2 miliar dalam bentuk
1juta unit kepemilikan, maka NAB per unitnya adalah Rp2.000. Jika investor baru membeli
reksadana ini sebanyak 100.000 unit kepemilikan, maka nilai NAB reksadana berubah menjadi

Dr. Zulfitra, S.Si, MM – Sahroni, SST, MM - Arif Surahman, SE, MSM – Reza Octovian, SE, MM
Modul Kuliah Pasar Modal & Portofolio Manajemen

sebesar Rp2 miliar + 100.000 x Rp2.000 = Rp2,2 miliar dan NAB per unitnya Rp2,2 miliar/(1
juta + 100.000) = Rp2.000.

TUGAS
1. Jelaskan apa yang anda ketahui mengenai investasi langsung dan tidak langsung !
2. Jelaskanlah tujuan dari berinvestasi, berikan contohnya !
3. Apa perbedaan berinvestasi di pasar sekunder dan pasar turunan ?

DAFTAR PUSTAKA:
1. Donald E. Fischer, Ronald J. Jordan, Security Analysis & Portofolio Management, Sixth
Edition, New Jersey 1995
2. Edianto Ong, Technical Analysis for Mega Profit, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
2011
3. Frank J. Fabozzi , Franco Modigliani, Frank J. Jones, Michael G. Ferri, Foundations of
Financial Markets and Institutions, Third Edition, Pearson Education
4. Frank J. Fabozzi, The Handbook of Fixed Income Securities, Sixth Edition, McGraw Hill
2001
5. Jogiyanto Hartono, Teori Portofolio dan Analisis Investasi, Edisi Kedelapan, BPFE-
Yogyakarta, September 2013
6. Martin J. Pring, Study Guide for Technical Analysis Explained
7. Muniya Alteza, Diktat Manajemen Investasi. Yogyakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan
Ekonomi, Universitas Negeri Yogyakarta 2010.
8. Peter S. Rose, Money and Capital Markets Financial Institutions and Instruments in a
Global Marketplace, Sixth Edition, IRWIN
9. Suad Husnan, Dasar-Dasar Teori Portofolio & Analisis Sekuritas, Edisi Keempat, UPP
STIM YKPN, Agustus 2005
10. Tandelilin, Eduardus. 2001. Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio. BPFE
Yogyakarta. Yogyakarta
11. William F. Sharpe, Gordon J. Alexander, Jeffrey V. Bailey, Investasi, Jilid I, PT.
INDEKS Kelompok Gramedia, 2005

Dr. Zulfitra, S.Si, MM – Sahroni, SST, MM - Arif Surahman, SE, MSM – Reza Octovian, SE, MM
Modul Kuliah Pasar Modal & Portofolio Manajemen

12. Zvi Bodie, Alex Kane, Alan J. Marcus, Manajemen Portofolio dan Investasi, Edisi 9
Buku 1, Mc Graw Hill Education/Penerbit Salemba Empat, 2014

Dr. Zulfitra, S.Si, MM – Sahroni, SST, MM - Arif Surahman, SE, MSM – Reza Octovian, SE, MM

Anda mungkin juga menyukai