Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

INVESTASI SYARIAH

Di Susun oleh :
Intan Mutiah 13510364
Rusnizar Rusman 13510386
M.Maulana Fauzan Hsb 13510507
Altober Rimma Tahi Simamora 13510399

Dosen : Ngatno Syahputra, SE.I, MA


Mata Kuliah : Keuangan Syariah

Fakultas Ekonomi
Manajemen C
Tingkat III / Semster VI
2015/2016

Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat
dan nikmat yang telah dilimpahkan kepada penulis, sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul ” Investasi Syariah”
Terselesainya makalah ini tidak lepas dari dukungan beberapa pihak yang telah
memberikan kepada kami berupa motivasi, baik materi maupun moril. Oleh
karena itu, penulis bermaksud mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh
pihak yang tak dapat kami sebutkan satu persatu, semua yang telah membantu
terselesaikannya makalah ini.
Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini belum mencapai
kesempurnaan, sehingga kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis
harapkan dari berbagai pihak demi kesempurnaan makalah ini. Akhirnya
kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Medan, 16 Maret 2016

Daftar Isi
Kata pengantar
Daftar isi
Pendahuluan
Latar belakang masalah
Rumusan Masalah
Tujuan Rumusan Masalah
Pembahasan
Pengertian Investasi
Tujuan investasi
Pengertian Investasi dalam Perspektif Syariah
Prinsip-prinsio Investasi syariah
Skema Investasi Syariah
Bentuk Investasi Syariah
Analisis Fikih
Penutup
Kesimpulan
Saran
Dafatar Pustaka

Pendahuluan
Latar Belakang Masalah
Semakin pesatnya perkembangan bisnis syariah Islam di Indonesia, maka peluang
yang dihadapi oleh para pelaku bisnis syariah Islam dalam mengembangkan
sumber daya masyarakat adalah sosialisasi mengenai mekanisme, transaksi dan
operasionalisasi pada dunia bisnis tersebut. Sehingga bisnis syariah Islam yang
telah ada dapat bcrkembang dengan maksimal. Hal ini lah yang menjadi tantangan
pada bisnis syariah Islam di Indonesia. Di mana mayoritas masyarakat Indonesia
adalah muslim. Oleh karena itu, partisipasi dari masyarakat sangat diperlukan.
Sementara tantangan dan rintangan yang dihadapi dalam investasi syariah Islam
adalah konsep bagi hasil yang tidak mampu memberikan patokan tingkat
penghasilan yang pasti. Pintar tidaknya sang pengelola dana akan menjadi ukuran
sekaligus berdampak pada hasil yang bisa diperoleh investor. Disadari bahwa
instrumen investasi syariah Islam masih terbatas, sehingga kemampuan pengelola
dana dalam mengatur portofolionya juga harus piawai. Diversifikasi investasi
yang terbatas jelas akan menyulitkan pengelola dana. Oleh karena itu, investasi
syariah Islam mempunyai risiko yang lebih tinggi.
Secara umum, dapat dikatakan bahwa syariah Islam menghendaki kegiatan
ekonomi yang halal, baik produk yang menjadi objek, cara perolehannya, maupun
cara penggunaannya. Selain itu, prinsip investasi syariah Islam juga harus
dilakukan tanpa paksaan (ridha), adil dan transaksinya berpijak pada kegiatan
produksi dan jasa yang tidak dilarang oleh Islam, termasuk bebas manipulasi dan
spekulasi.
Dari sini dapat diasumsikan bahwa bentuk investasi syariah Islam dalam
membangun ekonomi nasional harus diperhitungkan, karena tingkat
perkembangannya yang relatif cepat. Demi terpenuhinya peluang dan tantangan
tersebut, maka harus dirumuskan dan disosialisasikan mengenai manajemen
investasi syariah Islam, sehingga partisipasi masyarakat dalam bisnis ini juga akan
meningkat
Rumusan Masalah
Apa pengertian dan tujuan Investasi?
Investasi dalam Prespektif Syariah?
Prinsip-prinsip Investasi Syariah?
Apa Produk Investasi Syariah?
Tujuan Rumusan Masalah
Untuk memperjelas dan memperdalam pengetahuan pembaca tentang Invetasi dan
investasi Syariah, prinsip-prinsip investasi syariah, produk-produk investasi
syariah. pembaca diharapkan bisa memahami lebih dalam lagi perbedaan investasi
biasa dengan investasi syariah.

Pembahasan
Pengertian Investasi

Kata investasi merupakan kata adopsi dari bahasa inggris, yaitu investment. Kata
invest sebagai kata dasar dari investment memiliki arti menanam. Dalam
Webster's New Collegiate Dictionary, kata invest didefinisikan sebagai to make
use of for future benefirts or advantages and to commit (money) in order to earn a
financial return. Selanjutnya kata invesment diartikan sebagai the outay of money
use for income of profit. Dalam kamus istilah Pasar modal dan keuangan kata
investasi diartikan sebagai penanaman uang atau modal dalam suatu perusahaan
atau proyek untuk tujuan memperoleh keuntungan (Arifin, 1999). Dan dalam
kamus lengkap ekonomi, investasi didefinisikan sebagai penukaran uang dengan
bentuk-bentuk kekayaan lain seperti sahama taua harta tidak bergerak yang
diharapkan dapat ditahan selama periode waktu tertentu supaya menghasilkan
pendapatam (Wirasasmita,1999).

Sedangkan pendapat lainnya investasi diartikan sebagai komitmen atas sejumlah


dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan
memperoleh sejumlah keuntungan dimasa datang (Tandelilin, 2001). Jadi, pada
dasarnya sama yaitu penempatan sejumlah kekayaan untuk mendapatkan
keuntungan dimasa yang akan datang.

Pada umumnya investasi dibedakan menjadi dua, yaitu investasi financial asset
dan investasi pada real asset. Investasi pada financial asset dilakukan dipasar
uang, misalnya berupa sertifikat deposito, commercial pepar, surat berharga pasar
uang (SBPU), dan lainnya. Invesatsi juga dapat dilakukan di pasar modal,
misalnya berupa saham, obligasi, warrant, opsi, dan lainnya. Sedangkan investasi
pada real asset dapat dilakukan dengan pembelian aset produktif, pendirian
pabrik, pembukaan pertambangan, perkebunan, dan yang lainnya.

Tujuan Investasi

Tujuan investasi adalah mendapatkan sejumlah pendapatan keuntungan. Dalam


konteks perekonomian, menurut Tandelilin (2001) ada beberapa motif mengapa
seseorang melakukan investasi, antara lain adalah :

Untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak dimasa yang akan datang.
Kebutuhan untuk mendapatkan hidup yang layak merupakan keinginan setiap
manusia, sehingga upaya-upaya untuk mencapai hal tersebut dimasa depan selalu
akan dilakukan.

Menggurangi tekanan inflasi


Faktor inflasi tidak pernah dapat dihindarkan dalam kehidupan ekonomi, yang
dapat dilakukan adalah meminimalkan risiko akibat adanya inflasi, hal demikian
karena variabel inflasi dapat mengoreksi seluruh pendapatan yang ada. Investasi
dalam sebuah bisnis tertentu dapat dikategorikan sebagai langkah mitigasi yang
efektif.

Sebagai usaha untuk menghemat pajak


Dibeberapa negara belahan dunia banyak melakukan kebijakan yang bersifat
mendorong tumbuhnya investasi dimasyarakat melalui pemberian fasilitas
perpajakan kepada masyarakat yang melakukan investasi pada usaha tertentu.

Untuk mencapai tujuan investasi membutuhkan suatu proses dalam pengambilan


keputusan, sehingga keputusan tersebut sudah mempertimbangkan ekspektasi
return yang didapatkan dan juga risiko yang akan dihadapi. Menurut Sharpe
(1995), pada dasarnya ada beberapa tahapan dalam pengambilan keputusan
investasi antara lain :

Menentukan kebijakan investasi


Pada tahapan ini, investor menentukan tujuan investasi dan kemampuan atau
kekayaannya yang dapat diinvestasikan. Dikarenakan ada hubungan positif antara
risiko dan return, maka hal yang tepat bagi para investor untuk menyatakan tujuan
investasinya tidak hanya untuk memperoleh banyak keuntungan saja, tetapi jiga
memahami bahwa ada kemungkinan risiko yang berpotensi menyebabkan
kerugian. Jadi, tujuan investasi harus dinyatakan baik dalam keuntungan maupun
risiko.
Analisis sekuritas
Pada tahapan ini berarti melakukan analisis sekuritas yang meliputi penelitian
terhadap sekuritas secara individual atau beberapa kelompok sekuritas. Salah satu
tujuan melakukan penilaian tersebut adalah untuk mengindentifikasi sekuritas
yang salah harga (mispriced). Adapun pendapat lainnya mereka yang
berpendapatan bahwa harga sekuritas adalah wajar karena mereka berasumsi
bahwa pasar modal efisien (Husnan,2000). Dengan demikian, pemilihan sekuritas
bukan berdasarkan atas preferensi risiko para investor pola kebutuhan kas dan
sebagainya.

Pembentukan portopolio
Pada tahapan ketiga ini adalah membentuk portofolio yang melibatkan identifikasi
aset khusus yang akan diinvestasikan dan juga menentukan seberapa besar
investasi pada aset tersebut. Di sini maslah selektivitas, penentuan waktu, dan
diversifikasi perlu menjadi penelitian investor.
Dalam investasi, investor sering melakukan diversifikasi dengan
mengombinasikan berbagai sekuritas dalam investasi mereka dengan kata lain
investor membentuk portopolio. Selektivitas juga disebut sebagai
microforecasting memfokuskan pada peramalan pergerakan harta setiap sekuritas.
Penentuan waktu disebut juga sebagai macroforecasting yang memfokuskan pada
peramalan pergerakan harga saham biasa relatif terhadap sekuritas pendapatan
tetap, misal obligasi perusahaan. Sedangkan diversifikasi meliputi konstruksi
portofolio sedemikian rupa sehingga meminimalkan risiko dengan memperhatikan
batasan tertentu.

Melakukan revisi portofolio


Pada tahapan ini, berkenaan dengan pengulangan secara periodik dari tiga langkah
sebelumnya. Sejalan dengan waktu, investor mungkin mengubah tujuan
investasinya yaitu membentuk portofolio baru yang lebih optimal. Motivasi
lainnya disesuaikan dengan preferensi investor tentang risiko dan return itu
sendiri.

Evaluasi kinerja portofokolio


Pada tahapan akhir ini. Investor melakukan penelitian terhadap kinerja portofolio
secara periodik dalam arti tidak hanya return yang diperhatikan tetapi juga risiko
yang dihadapi. Jadi diperlukan ukuran yang tepat tentang return dan risiko juga
standar yang relevan.
Pengertian Investasi dalam Perspektif Syariah
Syariah Islam adalah aturan dalam menjalankan kehidupan yang baik dan sem-
purna, dengan memelihara hubungan sesama manusia dan alam yang semuanya
dilakukan dalam kerangka menjalin hubungan baik dengan Tuhan. Investasi
syariah adalah kegiatan mengembangkan uang melalui pemanfaatan berbagai
sumber daya dengan motivasi untuk mendapatkan keuntungan yang sejalan
dengan prinsip syariah Islam. Islam sangat menjunjung tinggi ilmu pengetahuan
yang memiliki gradasi (tadrij), dari tahapan diskursus (‘ilmu alyaqin),
implementasi (‘ain al yaqin), serta hakikat akan sebuah ilmu (haqq al yaqin).
Scheller dalam trichotomy pengetahuan menjelaskan ada tiga jenis pengetahuan,
yaitu pengetahuan instrumental (herrschafswissen), pengetahuan intelektual
(beldungswissen), dan pengetahuan spiritual (erlosungswissen) sebagaimana
dituangkan oleh Rich dalam bukunya the knowledge cycle.
Investasi merupakan salah satu ajaran dari konsep islam yang memenuhi proses
tadrij dan trichotomy pengetahuan tersebut. Hal tersebut dapat dibuktikan bahwa
konsep investasi selain sebagai pengetahuan juga bernuansa spiritual karena
menggunakan norma syariah, sekaligus merupakan hakikat dari sebuah ilmu dan
amal, oleh karena itu investasi sangat dianjurkan bagi setiap muslim. Hal tersebut
dijelaskan dalam Al-Qur’an surat al-Nisa ayat 9 sebagai berikut
“dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan
dibelakangnya mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap
(kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertakwa kepada Allah
dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang jujur”.
bAyat tersebut menganjurkan untuk berinvestasi dengan mempersiapkan generasi
yang kuat, baik aspek intelektualitas, fisik, maupun aspek keimanan sehingga
terbentuklah sebuah kepribadian yang utuh dengan kapasitas :
Memiliki akidah yang benar
Ibadah dengan cara yang benar
Memiliki akhlak yang mulia
Intelektualitas yang memadai
Mampu untuk bekerja/mandiri
Disiplin atas waktu
Dan bermanfaat bagi orang lain.
Prinsip-prinsip Investasi Syariah
Prinsip dasar transaksi menurut syariah dalam investasi keuangan yang
ditawarkan menurut Pontjowinoto (2003) sebagai berikut :
Transaksi dilakukan atas harta yang memberika nilai manfaat dan menghindari
setiap transaksi yang zalim. Setiap transaksi yang memberikan manfaat akan
dilakukan bagi hasil.
Uang sebagai alat pertukaran bukan komoditas perdagangan dimana fungsinya
adalah sebagai alat pertukaran nilai yanh menggambarkan daya beli suatu barang
atau harta. Sedangkan manfaat atau keuntungan yang ditimbulkannya berdasarkan
atas pemakaian barang dan harta yang dibeli dengan uang tersebut.
Setiap transaksi harus tranparan, tidak menimbulkan kerugian atau unsur penipuan
disalah satu pihak baik sengaja maupun tidak sengaja.
Risiko yang mungkin timbul harus dikelola sehingga tidak menimbulkan risiko
yang besar atau melebihi kemampuan menanggung risiko.
Dalam islam setiap transaksi yang mengharapkan hasil harus bersedia
menanggung resiko.
Manajemen yang ditetapkan adalah manajeman islami yang tidak mengandung
unsur spekulatif dan menghormati hak asasi manusia serta menjaga lestarinya
lingkungan hidup. Islam sebagai aturan hidup (nidham al hayat) yang mengatur
seluruh sisi kehidupan umat manusia, menawarkan berbagai cara dan kiat untuk
menjalani kehidupan yang sesuai dengan norma Allah SWT. Dan Rasul-Nya
memberikan petunjuk (dalil) dan rambu-rambu pokok yang seyogianya diikuti
oleh setiap muslim yang beriman. Diantara rambu-rambu (satrio, 2005) tersebut
adalah sebagai berikut :
Terbebas dari unsur riba
Riba secara etimologi berarti tumbuh dan bertambah, dan dalam terminologi
syariah para ulama banyak memberikan definisi diantarnya

"Riba merupakan kelebihan yang tidak ada padanan pengganti ( 'iwadh) yang
tidak dibenarkan syariah yang disyaratkan oleh salah satu dari dua orang yqng
berakad".

Terimologi lebih komprehensif dituangkan oleh muhammad Al-Hasaini


Taqiyyudin Abi Bakr Ibn dlam kitabnya Kifayatu al-Akhyar sebagai berikut
“Riba adalah setiap nilai tambah (value added) dari setiap pertukaran emas dan
perak (uang) serta seluruh bahan makanan pokok tanpa adanya pengganti( 'iwadh)
yang sepadan dan dibenarkan oleh syariah".

Secara garis besar riba dikelompokkan menjadi dua, masing-masing adalah riba
utang piutang dan riba jual beli. Kelompok pertama tebagi lagi menjadi riba
qardh dan riba jahiliyah. Sedangkan kelompok kedua terbagi menjadi riba fadhl
dan riba nasi'ah. Ulama bersepakat bahwa yang termasuk dalam katagori barang
ribawi ada 6 (enam) barang-barang tersebut adalah emas, perak, garam, tepung,
gandum, dan kurman (bahan makanan pokok). Uang dikatagorikan dalam katagori
emas dan perak, sedangkan bahan makanan pokok selain yang tersebut diatas
adalah seluruh bahan makanan pokok yang berlaku pada setiap negeri tempat
tinggal (Antonio,1999).

Terhindar dari unsur gharar


Gharar secara etimologi bermakna kekhawatiran atau risiko, dan gharar berarti
juga menghadapi suatu kecelakaan, kerugian, atau kebinasaan. Gharar juga
dikatakan sebagai suatu yang bersifat tidak pasti (uncertainty). Jual beli gharar
berarti sebuah jual beli yang mengandung unsur ketidak tahuan atau
ketidakpastian (iahalah) antara dua pihak yang bertransaksi, atau jual beli sesuatu
objek akad tidak diyakini dapat diserahkan.

Terhindar dari unsur judi (maysir)


Maysir secara etimologi bermakna mudah. Maysir merupakan bentuk objek yang
diartikan sebagai tempat untuk memudahkan sesuatu. Dikatakan memudahkan
sesuatu karena seseorang yang seharusnya menempuh jalan yang susah payah
akan tetapi mencari jalan pintas dengan ghatapan dapat mencapai apa yang
dikehendaki, walaupun jalan pintas tersebut bertentangan dengan nilai serta aturan
syariah.
Terhindar dari unsur haram
Investasi yang dilakukan oleh seorang investor muslim diharuskan terhidar dari
unsur haram, sesuatu yang haram merupakan segala sesuatu yang dilarang oleh
Allah SWT dan Rasul-Nya. Kata haram secara etimologi bermakna yang berarti
melarang. Secara garis besar sesuatu yang haram dikatagorikan menjadi dua.
Pertama haram secara zatnya, contohnya babi, khamr, darah, bangkai, perjudian
dan segala sesuatu yang dipersembahkan bagi selain Allah SWT. Kedua haram
karena proses yang ditempuh dalam memperoleh sesuatu makanan atau barang
hahal yang diperoleh dengan cara bathil ( mencuri, merampok, dan lainnya)
menjadi tidak halal hukumnya.

Terhindar dari unsur syubhat


Kata syubhat berarti mimpi, serupa, semisal, dan bercampur. Dalam teminologi
syariah syubhat diartikan sebagai

"sesuatu perkara yang tercampur (antara halal dan haram), akan tetapi tidak
diketahui secara pasti apakah ia sesuatu yang halal atau haram, dan apakah ia hak
ataukah batil".

Sebuah hadis riwayat Imam Bukhari dan Muslim menyatakan sebgai berikut

"yang halal itu jelas, dan yang haram itu telah jelas, diantara keduanya adalah hal-
hal yang syubhat ( tidak jelas) yang tidak diketahui oleh kebanyakan manusia.
Barang siapa menjaga/menghindari syubhat, maka telah benar-benar selamat
agama dan kehormatannya".

Seorang investor muslim disarankan menjauhi aktivitas investasi yang beraroma


syubhat, karena jika hal tersebut tetap dilakukan maka pada hakikatnya telah
terjerumus pada suatu yang haram, sebagaimana apa yang telah dinyatakan oleh
para ulama dan fuqaha dalam sebuah kaidah fikih sebagai berikut

“Apabila berkumpul antara yang halal dan yang haram, dimenangkan yang
haram".

Skema Investasi Syariah


A. Skema bagi hasil:
Musyarakah (join venture)
Skema investasi syariah melalui pengelolaan usaha bersama dengan
penggabungan modal antara pengelola usaha maupun investor. Jadi, modal
berasal dari ke dua belah pihak.
Mudharabah (fullfinancing)
Skema investasi syariah melalui pengelolaan usaha dengan permodalan penuh
dari investor kepada pengelola usaha. Di sini, investor mempercayakan sejumlah
modal usaha kepada pengelola usaha dengan suatu perjanjian pembagian
keuntungan. Jadi, modal berasal dari investor, sementara pengelolaan usaha
menyumbangkan keahlian.
B. Skema jual beli (murabahahh) Skema investasi berdasarkan selisih harga beli
dengan harga jual yang menjadi keuntungan investor. Jual beli ini dapat dilakukan
secara tunai maupun dicicil.
C. Skema sewa ijarah
Skema investasi berdasarkan kontrak sewa, dimana investor mendapatkan
keuntungan dari harga sewa suatu aset yang menjadi objek sewa.
Skema sewa + jual beli
Skema investasi berdasarkan kontrak sewa yang pada akhir masa sewa di tambah
dengan hak jual beli aset yang menjadi objek sewa.

Bentuk Investasi Islami


Sama seperti halnya berinvestasi dengan cara konvensional, maka andapun daoat
memilih bermacam ragam investasi islami seperti di bawah ini.
Invesatsi ke dalam produk keuangan:
produk bank Islam: tabungan/deposito mudharabah dan musyarakah syariah
Mudharabah adalah akad (perjanjian) antara nasabah sebagai pemilik modal
dengan bank sebagai pengelola modal, untuk memperoleh keuntungan.
Keuntungan itu lalu dibagikan sesuai nisbah yang disepakati bersama, dan
besarnya bisa naik atau turun tergantung hasil kinerja usaha bank. Itu sebabnya, di
bank syariah, tabungan dan deposito masuk kategori investasi, bukan saving.
Yang benar-benar saving hanya layanan giro wadiah (titipan). Tingkat
pengembalian wadiah umumnya sekitar 3 persen per tahun, sedangkan tabungan
6-12 persen per tahun, dan deposito 8-15 persen per tahun. Anda tidak akan
terkena pemberian bunga berjenjang atau dibebani biaya administrasi ini-itu.
produk asuransi: Unidink syariah
Pada asuransi konvensional, nasabah membeli perlindungan dari perusahaan
asuransi, dan premi yang dibayarkan menjadi milik perusahaan asuransi.
Pembayaran klaim diambil dari rekening dana perusahaan asuransi. Sedangkan
pada asuransi syariah, premi yang dibayar tetap milik nasabah, dan dana yang
terkumpul merupakan milik seluruh peserta asuransi. Perusahaan asuransi hanya
mengelola dana titipan para nasabah ke dalam investasi yang halal dan hasilnya
dibagi sesuai nisbah yang disepakati bersama. Para nasabah juga mengikatkan diri
untuk saling menolong jika ada yang mengalami musibah. Karenanya, pada
asuransi syariah, ada pos yang disebut rekening dana kebajikan, yang diambil dari
sebagian premi para nasabah, dan sejak awal sudah diikhlaskan untuk dihibahkan
oleh peserta kepada peserta lain yang mendapat musibah.
produk pasar modal: Reksadana islami, Saham, dan Obligasi kategori islami
B. Investasi ke dalam property dengan skema jual beli maupun hasil sewa
C. Investas ke dalam logam mulia (emas) dan batu mulia melalui skema jual-beli
D. Investasi ke dalam usaha yang dijalankan sesuai dengan prinsip syariah Islam
Analisis Fikih
Istilah mudharabah merupakan istilah yang paling banyak digunakan oleh bank-
bank syariah. Prinsip ini juga dikenal sebagai qiradh atau muqaradah.
Mudharabah adalah perjanjian atas suatu jenis perkongsian, dimana pihak perama
(shahibul maal) menyediakan dana dan pihak kedua (mudharib)
bertanggungjawab atas pengelolaan usaha.
Orang-orang Madinah meyebut kontrak jenis ini dengan sebutan muqaradah,
dimana perkataan ini diambil dari perkataan qard yang berarti menyerahkan.
Dalam hal ini pemilik modal akan menyerahkan modalnya kepada pengusaha.
Keuntungan hasil usaha dibagikan sesuai dengan nisbah bagi hasil untung/rugi
yang telah disepakati bersama sejak awal. Kalau rugi, maka pemilik modal akan
kehilangan sebagian imbalan dari hasil kerja keras dan manajerial skil selama
proyek berlangsung.
Mudharabah adalah suatu kerjasama kemitraan yang terdapat pada zaman jahiliah
yang diakui oleh Islam. Di antara orang yang melakukan kegiatan mudharabah
ialah Nabi Muhammad SAW sebelum beliau menjadi Rasul. Beliau
bermudharabah dengan calon istrinya Khadijah dalam melakukan perniagaan
antara Negeri Makkah dengan Negeri Syam. Dalam transaksi mudharabah harus
memenuhi rukun mudharabah meliputi, yaitu:
Shahibul maal (pemilik dana/nasabah).
Mudharib (pengelola dana/pengusaha/bank), amal (usaha/pekerjaan).
Ijab dan Qabul.
Dilihat dari kuasa yang diberikan kepada pengusaha, mudharabah terbagi menjadi
2 jenis, yaitu sebagai berikut:
Mudharabah Muthlaqah (investasi tidak terikat) yaitu pihak pengusaha diberi
kuasa penuh untuk menjalankan proyek tanpa larangan/gangguan apapun urusan
dalam proyek tersebut, dan tidak terikat dengan waktu, tempat, jenis, perusahaan,
pelanggan. Investasi tidak terikat ini pada usaha perbankan syariah diaplikasikan
pada tabungan dan deposito.
Mudharabah Muqayyadah (investasi terikat) yaitu pemilik dana (shahibul maal)
membatasi/memberi syarat kepada mudharib dalam pengelolaan dana seperti,
hanya untuk melakukan mudharabah bidang tertentu, cara, waktu, dan tempat
tertentu saja. Bank dilarang mencampurkan rekening investasi terikat dengan dana
bank atau dana rekening lainnya pada saat investasi.
Pada transaksi ini bank dilarang untuk menginvestasikan dananya pada transaksi
penjualan cicilan tanpa penjamin atau jaminan. Bank diharuskan melakukan
investasi sendiri tidak melalui pihak ketiga. Jadi, dalam investasi terikat ini pada
prinsipnya kedudukan bank sebagai agen saja, dan atas kegiatannya tersebut bank
menerima imbalan berupa fee. Pada pola investasi terikat dapat dilakukan dengan
cara channelling dan executing, yakni:
Channelling, apabila semua risiko ditanggung oleh pemilik dana dan bank sebagai
agen tidak menanggung risiko apapun.
Executing, apabila bank sebagai agen juga menanggung risiko dan hal ini banyak
yang menganggap bahwa investasi terikat executing ini sudah tidak sesuai lagi
dengan prinsip mudharabah, namun dalam akuntansi perbankan syariah
diakomodir karena dalam praktiknya pola ini dijalankan oleh bank syariah.
Penutup
Kesimpulan
Islam tidak melarang umat muslim untuk berinvestasi tapi menganjurkannya
berinvestasi untuk mensejahterakan keluarganya tetapi dengan cara dan sesuai
aturan-aturan islam.
Ada banyak jenis investasi, jika ingin berinvestasi dipasar modal sebaiknya teliti
memilihinya ada tidaknya unsur-unsur haram.

Saran
Berinvestasilah dengan cara yang halal untuk mendapatkan yang halal juga dan
mendapatkan ridho Allah SWT.

Daftar Pustaka
Antonio, Syaf’i. (1999). Bank syariah wacana dan cendekiawan, Tazkia Institute
Jakarta.
Halim Abdul. (2003). Analisis Investasi. Salemba Empat, Jakarta.
Huda, Nurul (2007). Investasi pada pasar modal syariah. Kencana, Jakarta.
Husnan, Suad.(2001). Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. UPP
AMP YKPN, Yogyakarta.
Satrio, Saptono Budi. (2005). Optimasi Portofolio Saham Syariah ( Studi Kasus
Bursa Efek Jakarta Tahun 2002-2004). Tesis Program Passcasarjana PSKTTI-UI,
Jakarta.
Sharpe, William F.dkk. (1995). Investasi. (Edisi Bahasa Indonesia), Vol/ I,
Prenhallindo, Jakarta
Wirasasmita Rivai. (1999). Kamus Lengkap Ekonomi. Pionir Jaya, Bandung.
http://makalahkuliahstai.blogspot.co.id/2014/12/manajemen-investasi-
syariah.html
http://www.referensimakalah.com/2013/02/pengertian-investasi-syariah.html

Anda mungkin juga menyukai