Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH INVESTASI

DOSEN PENGAMPU:

Muhammad Arfan Harahap, M.Ei

DISUSUN OLEH:

Gusti Nadia Mahadinda

FAKULTAS PERBANKAN SYARIAH


UNIVERSITAS SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
JAM’IYAH MAHUDIYAH
2021
INVESTASI

Amalia Nuril Hidayati

Abstrak
Investasi merupakan penempatan sejumlah dana saat ini untuk memperoleh manfaat di masa
yang akan datang. Kegiatan investasi perlu ditingkatkan agar pembangunan ekonomi dapat
berjalan lancar, sehingga dapat mewujudkan kesejahteraan bagi masyarakat luas.Agama Islam
mengajarkan kepada umatnya untuk berusaha mendapatkan kehidupan yang lebih baik, baik di
dunia maupun di akhirat. Melakukan investasi dalam kegiatan ekonomi harus sesuai dengan
koridor Islam. Bagi investor muslim, aspek ekonomi bukan satu-satunya aspek yang harus
dipertimbangkan, tetapi ada aspek lain yang perlu diperhatikan yaitu aspek moral spiritual.
Dimensi moral spiritual ini sangat diperlukan untuk mem-filter kegiatan ekonomi yang
dilarang dalam investasi islami. Islam sangat menganjurkan investasi, tetapi tidak semua
bidang usaha diperbolehkan dalam berinvestasi. Terdapat aturan-aturan dalam Islam yang
menerapkan batasan mana aktivitas yang halal dan haram untuk dilakukan. Hal tersebut
bertujuan untuk mengendalikan manusia dari kegiatan yang merugikan masyarakat.
Kata kunci: Investasi, Kegiatan ekonomi, Ekonomi Islam

Abstract
Investment is a sacrifice now to benefit future. Investment opportunities need to be improved
so that economic development can run smoothly, so as to realize the welfare for the wider
community. Islam teaches its people to seek a better life, both in the world and in the hereafter.
Investing in economic activities must be in accordance with Islamic corridors. For the Muslim
investor, the economic aspect is not the only aspect to be considered, but there are other
aspects to note: the spiritual moral aspect. This spiritual moral dimension is indispensable for
filtering out forbidden economic activities in Islamic investment. Islam strongly advocates
investment, but not all areas of business are allowed to invest. There are rules in Islam that
impose restrictions on which activities are lawful and unlawful to do. It aims to control people
from activities that harm society.
Keywords: Investment, Economic activity, Islamic Economy
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kehidupan masyarakat yang sudah sangat berkembang yang dibarengi dengan


kebutuhan yang sangat banyak membuat masyarakat harus cermat menyimpan uang atau
modalnya untuk kebutuhan dimasa mendatang yang tidak terduga. Salah satu cara yaitu
berinvestasi. Investasi adalah kegiatan memanfaatkan modal saat sekarang untuk dikelolah
dan mendapatkan keuntungan untuk hari esok. Investasi sudah merambat kesemua lapisan
masyarakat tidak terkecuali masyarakat biasa yang tidak banyak paham investasi. Mereka
terkadang tergiur dengan investasi yang ditawarkan oleh pihak yang tidak
bertanggungjawab dengan keuntungan yang besar tapi modal yang sedikit. Bahkan
seseorang sering tidak menyadari dirinya telah melakukan investasi, misalnya dengan
menabung, membeli emas dan sebagainya.
Ada banyak jenis investasi dan resiko setiap investasi yang diambil, namun terkadang
kita tidak paham. Agar tidak terjerumus pada investasi yang salah, maka perlu pemahaman
masyarakat tentang investasi yang sesungguhnya. Mengedepankan rasionalitas sangat
penting, namun tidak hanya itu kita juga harus tahu resiko dan manfaat setiap invetasi.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian dan tujuan invetasi ?
2. Apa saja jenis-jenis investasi ?
3. Apa saja tahapan dalam pengambilsn keputusan investasi ?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian dan tujuan invetasi

2. Untuk mengetahui jenis-jenis investasi

3. Untuk mengetahui tahapan dalam pengambilsn keputusan investasi


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Investasi
Kata investasi merupakan adopsi dari bahasa Inggris, yaitu investment.
Kata invest sebagai kata dasar dari investment memiliki arti menanam. Dalam Webster’s New
Collegiate Dictionary, kata invest didefinisikan sebagai to make use of for future benefits or
advantage and to commit (money) in order to earn a financial return. Menurut Salim dan Budi
Sutrisno, investasi adalah penanaman modal yang dilakukan oleh investor, baik investor luar
negeri (asing) maupun dalam negeri (domesik) dalam berbagai bidang usaha yang terbuka
untuk invetasi, dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan.
Sedangkan menurut A. Abdurrahman, mengemukakan investment (investasi)
mempunyai dua makna yaitu pertama : investasi berarti pembelian saham, obligasi dan benda-
benda tidak bergerak, setelah diadakan analisis akan menjamin modal yang diletakkan dan
memberikan hasil yang memuaskan. Faktor-faktor tersebut yang membedakan investasi dengan
spekulasi. Kedua, dalam teori ekonomi, investasi berarti pembelian alat produksi (termasuk
didalamnya benda-benda untuk dijual) dengan modal berupa uang.
Investasi pada umumnya merupakan suatu istilah dengan beberapa pengertian yang
berhubungan dengan keuangan dan ekonomi, to use (money) make more money out of
something that expected to increase in value. Istilah tersebut berkaitan dengan akumulasi suatu
bentuk aktiva dengan suatu harapan mendapatkan keuntungan dimasa depan. Terkadang,
investasi disebut juga sebagai penanaman modal.

B. Tujuan Investasi
Ada beberapa alasan mengapa seseorang melakukan investasi. Kamaruddin Ahmad,
mengemukakan tiga alasan sehingga banyak orang melakukan investasi, yaitu:
1. Untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak dimasa mendatang. Seseorang yang
bijaksana akan berfikir bagaimana cara meningkatkan taraf hidupnya dari waktu ke
waktu atau setidak-tidaknya bagaimana berusaha unuk mempertahankan tingkat
pendapatannya yang ada sekarang agar tidak berkurang dimasa yang akan datang.
2. Mengurangi tekanan inflasi
Dengan melakukan investasi dalam memilih perusahaan atau objek lain, seseorang dapat
menghindarkan diri agar kekayaan atau harta miliknya tidak merosot nilainya karena di
gerogoti oleh inflasi.
3. Dorongan untuk menghemat pajak
Beberapa negara di dunia banyak melakukan kebijakan yang sifatnya mendorong
tumbuhnya investasi di masyarakat melalui fasilitas perpajakan yang di berikan kepada
masyarakat yang melakukan investasi pada bidang-bidang usaha tertentu.
Selain itu, orang melakukan investasi karena dipicu oleh kebutuhan akan masa depan.
Tetapi sangat disayangkan, banyak orang belum memikirkan kebutuhan akan masa depannya.
Padahal semakin ke depan, biaya hidup seseorang pasti akan semakin bertambah. Selain
kebutuhan akan masa depan, orang melakukan investasi dipicu oleh banyaknya ketidakpastian
atau hal-hal lain yang tidak terduga dalam hidup, misalnya keterbatasan dana, kondisi
kesehatan, datangnya musibah secara tiba-tiba dan kondisi pasar investasi.

C. Tahapan Pengambilan Keputusan Investasi


Menurut Sharpe (1995), pada dasarnya ada beberapa tahapan dalam pengambilan
keputusan investasi antara lain :
1. Menentukan kebijakan investasi
Pada tahap ini, investor menentukan tujuan investasi dan kemampuan/ kekayaannya yang dapat
diinvestasikan. Dikarekan ada hubungan positif antara resiko dan return, maka hal yang tepat
bagi para investor untuk menyatakan tujuan investasinya tidak hanya untuk memperoleh banyak
keuntungan saja, tetapi juga memahami bahwa ada kemungkinan resiko yang berpotensi
menyebabkan kerugian. Jadi, tujuan investasi harus dinyatakan baik dalam keuntungan maupun
resiko.
2. Analisis sekuritas
Pada tahap ini berarti melakukan analisis sekuritas yang meliputi penilaian terhadap sekuritas
secara individual atau beberapa kelompok sekuritas. Salah satu tujuannya melakukan penilaian
tersebut adalah untuk mengidentifikasi sekuritas yang salah harga (mispriced).
3. Pembentukan portofolio
Pada tahap ketiga ini adalah membentuk portofolio yang melibatkan identifikasi aset khusus
mana yang akan diinvestasikan dan juga menentukan seberapa besar investasi pada tiap aset
tersebut. Disini masalah selektivitas, penentuan waktu, dan diversifikasi perlu menjadi
perhatian investor.
Dalam investasi, investor sering melakukan diversifikasi dengan mengombinasikan
berbagai sekuritas dalam investasi mereka dengan kata lain investor membentuk portofolio.
Selektivitas juga disebut sebagai microforecasting memfokuskan pada peramalan pergerakan
harga setiap sekuritas. Penentuan waktu juga disebut macroforecasting yang memfokuskan pada
peramalan pergerakan harga saham biasa relative terhadap sekuritas pendapatan tetap, misal
obligasi perusahaan. Sedangkan diversifikasi meliputi konstruksi portofolio sedemikian rupa
sehingga meminimalkan risiko dengan memerhatikan batasan tertentu.
4. Melakukan revisi portofolio
Pada tahap ini, berkenaan dengan pengulangan secara periodik dari tiga langkah sebelumnya.
Sejalan dengan waktu, investor mungkin merubah tujuan investasinya yaitu mementuk
portofolio baru yang lebih optimal. Motivasi lainnya disesuaikan dengan preferensi investor
tentang resiko dan return itu sendiri.
5. Evaluasi kinerja portofolio
Pada tahap terakhir ini, investor melakukan penilaian terhadap kinerja portofolio secara periodic
dalam arti tidak hanya return yang diperhatikan tetapi juga resiko yang dihadapi. Jadi,
diperlukan ukuran yang tepat tentang return dan resiko juga standar yang relevan.

D. Jenis-jenis Investasi
1. Investasi berdasarkan asetnya
Investasi ini merupakan penggolongan investasi dari aspek modal atau kekayaannya.
Investasi ini dibagi menjadi dua jenis yatu pertama, real asset merupakan investasi yang
berwujud seperti gedung-gedung dan kendaraan; kedua, financial asset yaitu berupa dokumen
(surat-surat berharga) yang diperdagangkan dipasar uang seperti deposito,commercial paper,
Surat Berharga Pasar Uang (SBPU), dan sebagainya. Financial accets juga diperdagangkan
dipasar modal seperti saham,obligasi,warrant,opsi dn sebagainya.
2. Invetasi berdasarkan pengaruh
Invetasi model ini merupakan investasi yang berdasarkan pada factor dan keadaan yang
mempengaruhi atau tidak berpengaruh dari kegiatan investasi. Invetasi berdasatkan pengaruh
dibagi menjadi dua yaitu pertama, investasi autonomous (berdiri sendiri), yaitu invetasi yang
tidak dipengaruhi tingkat pendapatan,bersifat spekulatif,misalnya pembelian surat-surat
berharga; kedua, investasi induced (mempengaruhi-menyebabkan), yakni investasi yang
dipegaruh oleh kenaikan permintaan akan barang dan jasa serta tingkat pendapatan misalnya
penghasilan transitori (penghasilan yang didapat selain dari bekerja),yaitu bungan tabungan dan
sebagainya.
3. Investasi berdasarkan sumber pembiayaan
Investasi ini berdasarkan kepada pembiayaa asal atau asal usul investasi itu memperoleh
dana. Invetasi ini dibagi menjadi dua macam: pertama,investasi yang bersumber dari dana
dalam negeri (PMDN), investornya dari dalam negeri : kedua, investasi yang bersumber dari
modal asing ,pembiayaan investasi bersumber dari investor asing.
4. Investasi berdasarkan bentuk
Investasi yang didasarkan pada cara menanamkan investasinya. Investasi modal ini
dibagi menjadi dua bentuk yaitu pertama, investasi lansung dilaksanakan oleh pemiliknya
sendiri,seperti membangun pabrik, membangun gedung selaku konraktor, membeli total, atau
mengakuisi perusahaan; kedua, investasi tidak langsung yang disebut dengan investasi
portofilio,investasi tidak langsung dilakukan melalui pasar modal dengan instrument surat –
surat berharga seperti saham,obligasi,reksadana beserta turunannya.
5. Investasi berdasarkan waktu
Investasi berdasarkan waktu dibagi dua, yaitu: investasi berdasarkan jangka pendek dan
investasi berdasarkan jangka panjang. Investasi jangka pendek merupakan penanaman modal
oleh seseorang yang jangka waktunya relative pendek misalnya setahun, atau dua tahun.
Contohnya tabungan di Bank, deposito, instrument pasar uang, dll. Sedangkan investasi jangka
panjang adalah penanaman atau penyertaan sebagian kekayaan suatu perusahaan dengan
maksud untuk meperoleh pendapatan tetap dan untuk menguasai atau mengendalikan
perusahaan tersebut dengan waktu 5 tahun dan seterusnya. Contohnya, saham, reksadana,
obligasi, emas batangan, properti, barang koleksi, dll.

E. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat investasi


1. Tingkat pengembalian yang diharapkan (expected rate of return).
Kemampuan perusahaan menentukan tingkat investasi yang diharapkan sangat
dipengaruhi oleh kondisi internal dan external perusahaan.
a. Kondisi internal perusahaan : Kondisi internal adalah factor-faktor yang berada
dibawah control perusahaan, misalnya tingkat efisiensi, kualitas SDM dan
teknologi yang digunakan. Ketiga aspek tersebut berhubungan positif dengan
tingkat pengembalian yang diharapkan
b. Kondisi eksternal perusahaan : Kondisi eksternal yang perlu dipertimbangkan
dalam pengambilan keputusan akan investasi terutama adalah perkiraan tentang
tingkat produksi dan pertumbuhan ekonomi domestic maupun internasional.
Selain pekiraan kondisi ekonomi, kebijakan yang ditempuh pemerintah juga dapat
menentukan tingkat investasi. Kebijakan menaikan pajak, misalnya diperkirakan akan
menurunkan tingkat permintaan akan agregat. Akibatnya tingkat investasi akan menurun.
Faktor sosial politik juga menentukan gairah investasi, juga sosial politik makin stabil maka
investasi umumnya juga meningkat. Demikian pula factor keamanan (Kondisi keamanan
Negara).

2. Biaya investasi
Biaya perolehan suatu investasi mencangkup biaya perolehan lain disamping harga beli,
seperti komisi broker, jasa bank, dan pemungutan oleh bursa efek. Yang paling menentukan
biaya investasi adalah tingkat bunga dan pinjaman, makin tinggi tingkat bunganya maka biaya
investasi makin mahal. Akibatnya minat berinvestasi semakin menurun.
Namun tidak jarang, walaupun tingat bunga pinjaman rendah permintaan akan investasi tetap
rendah. Hal ini disebabkan biaya total investasi masih tinggi. Faktor yang mempengaruhi
terutama adalah masalah kelembagaan. Misalnya, prosedur izin investasi yang berbelit-belit dan
lama (>3 tahun), menyebabkan biaya ekonomi dengan memperhitungkan nilai waktu uang dari
investasi makin mahal. Demikian halnya dengan keberadaan dan efesiensi lembaga keuangan,
tingkat kepastian hukum, stabilitas politik, dan keadaan keamanan.

3. Marginal Efficiency Of Capital (MEC), tingkat bunga, dan Marginal Efficiency of


Investment(MEI)
a. Marginal Efficiency Of Capital (MEC), investasi, dan tingkat bunga, Yang dimaksud
efficiency of capital (MEC) atau efisiensi modal marginal (EMM) adalah tingkat
pengembalian yang diharapkan dari setiap tambahan barang modal.
b. Marginal Efficiency Of Capital (MEC)I dan Marginal Efficiency of Investment(MEI).
Sama halnya dengan kurva permintaan akan investasi, kurva MEC secara nasional
secara dapat diturunkan dengan menjumlahkan secara horizontal kurva-kurva MEC dari
perusahaan-perusahaan yang ada dalam perokonomian, tetapi ada beberapa ekonomi
yang tidak sependapat dengan cara penurunan kurva MEC. Padahal jika permintaan
barang akan modal secara nasional meningkat, logikanya tingkat bunga akan naik.
Akibatnya kenaikan permintaan akan investasi tidak sebesar kurva MEC. Kurva yang
lebih relevan adalah kurva yang marginal efficiency of investment (MEI).
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan isi makalah yang kami susun ini, maka penulis dapat menyimpulkan
bahwa investasi memungkinkan seseorang bisa memenuhi kebutuhan masa depannya dengan
menentukan prioritas kebutuhan, menetapkan perencanaan yang baik dan implementasi secara
disiplin pada perusahaannya secara konsisten. Selain itu, dengan investasi seseorang dapat
memberikan peluang kesejahteraan hidup bagi keluarganya.

B. Saran

Saran yang dapat kami sampaikan selaku penulis kepada para pembaca lainnya adalah
sebagai mahasiswa seharusnya kita lebih memahami jenis-jenis investasi di negara kita
sehingga ketika akan menjalankan investasi dikemudian hari kita tidak akan di tipu oleh orang
yang tidak bertanggungjawab. Kita tidak mudah terpengaruh dengan investasi yang untungnya
besar sedangkan tidak ada kejelasan perusahaan. Untuk itu kita harus membaca banyak
referensi serta mencari informasi yang up to date yang berkaitan dengan kegiatan investasi
tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Aziz Abdul. “Manajemen Investasi Syari’ah”. Bandung: Alfabeta, 2010. Hal 29

Manan H. Abdul. “Hukum Ekonomi Syari’ah(Dalam Perspektif Kewenangan


Peradilan Agama)”. Jakarta: Kencana Prenadamedia Group, 2012. Hal 152-153

Manan H. Abdul. “Hukum Ekonomi Syari’ah (Dalam Perspektif Kewenangan


Peradilan Agama)”. Jakarta: Kencana Prenadamedia Grop, 2012. Hal 155-159

http://www.afandimuhgresblogspot di akses pada tanggal 28 September 2016 pukul


20:17

Rahardja Prathama dan Manurung Mandala. “Pengantar Ilmu Ekonomi


(Mikroekonomi dan Makroekonomi).”Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas
Indonesia, 2004. Hal 278-283

Anda mungkin juga menyukai