Anda di halaman 1dari 8

KONSEP MANAJEMEN INVESTASI SYARIAH

Nely Nur Elynda

NIM 201913929116

A. Pengertian Manajemen Investasi Syariah


Kata manajemen berasal dari bahasa Prancis kuno ménage-ment, yang memiliki
arti : seni melaksanakan dan mengatur. Sedangkan Investasi pada hakikatnya merupakan
penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan
di masa mendatang. Manajemen Investasi adalah manajemen profesional yang mengelola
beragam sekuritas atau surat berharga seperti saham, obligasi, dan asset lainnya seperti
properti dengan tujuan untuk mencapai target investasi yang menguntungkan bagi
investor. Investor tersebut dapat berupa institusi (perusahaan asuransi, dana pensiun,
perusahaan, dll). Ataupun dapat juga merupakan investor perorangan, dimana sarana
yang digunakan biasanya berupa kontrak investasi atau yang umumnya digunakan adalah
kontrak investasi kolektif (KIK) seperti, rekasadana.
Lingkup jasa pelayanan manajemen investasi adalah termasuk melakukan analisa
keuangan, pemilihan saham, implementasi perencanaan serta melekukan pemantauan
terhadap investasi. Di luar industri keuangan, terminologi “manajemen investasi”
merujuk pada investasi lainnya selain dari investasi di bidang keuangan seperti misalnya
proyek, merek, paten, dan banyak lainnya selain saham dan obligasi. Ada yang
mengartikan secara praktis tentang Manajemen investasi sebagai suatu industri global
yang sangat besar serta memegang peran penting dalam pengelolaan triliunan dollar,
euro, pound, dan yen.
Sedangkan Manajemen syariah adalah seni dalam mengelola semua sumber daya
yang dimiliki dengan tambahan sumber daya dan metode syariah yang telah diajarkan
oleh nabi Muhammad SAW.
Jadi secara utuh pemahaman manajemen investasi syariah dapat dirangkum
pengertiannya menjadi suatu kegiatan atau seni mengelola modal atau sumber-sumber
penghidupan ekonomi maupun sumber daya, secara profesional untuk masa depan, baik
di dunia maupun di akhirat sesuai dengan syari’at dan prinsip-prinsip yang telah
diajarkan oleh rasulullah SAW.
Prinsip-prinsip yang diajarkan Rasulullah sebagaimana dimaksud merupakan asas
yang mendasari manajemen investasi syariah seperti perencanaan matang dalam
mengarungi kehidupan dunia adalah bekal (investasi) pada kehidupan yang abadi di
akhirat. Hal ini tersirat dan tersurat dalam al-Quran dan al-Hadis. Prinsip ini penting
dalam melakukan i’mal liduniaka ta’ishu abadan wa’mal liakhiratika ta’ishu ghodan.
(Berusaha keraslah untuk sukses di dunia, seakan-akan kamu hidup di dunia selamanya
dan beribadahlah untuk akhiratmu seakan akan kamu mati esok). Prinsip ini penting
dalam melandasi pengertian manajemen investasi syariah seperti di atas.
B. Teori Manajemen Investasi
Secara umum investasi berarti penundaaan konsumsi saat ini untuk konsumsi di
masa yang akan datang. Dengan pengertian bahwa investasi adalah menempatkan modal
atau dana pada suatu aset yang di harapkan akan memeberikan hasil akanmeningkatkan
nilainya di masa yang akan datang. Dari sini, investasi berarti diawali dengan
mengorbankan potensi konsumsi saat ini untuk mendapatkan peluang yang lebih baik
atau besar di masa yang akan datang. Berikut dapat di kemukakan karakteristik investasi.
1. Modal sebagai penentu keputusan
2. Waktu yang tepat untuk mengambil keputusan
C. Macam Macam Investasi
1. Real Investment yaitu, investasi yang berhubungan di sector riil
2. Financial investment yaitiu, investasi yang dilakukan pada aspek keungan, seperti
obligasi, saham, reksadana dan pasar modal.
D. Konsep dasar investasi
1. Pengaruh waktu dan pilihan.
Hasil investasi merupakan akibat dari pilihan investasi atau jenis atas modal yang
diinvestasikan dan jangka waktu investasinya.
2. Prinsip Compounding.
Compounding adalah menempatkan kembali hasil investasi kedalam pokok untuk
mendapatkan hasil ganda.
3. Risk-return trade off
Keuntungan dari cashflows dan atau hasil penjualan harta atau aset investasi adalah
merupakan hasil investasi. Di mana risikonya terletak pada deviasi antara hasil yang
diharapkan dengan kenyataan yang terjadi. Hal inilah yangkemudian menjadikan
konsep dasar investasi, yaitu semakin tinggi keuntungan berarti semakin tinggi risiko
yang mungkin akan dihadapi, yang menjadikan investasi harus menentukan langkah
memaksimalkan keuntungan dengan menekan risiko serendahrendahnya.
4. Pilihan yang rasional.
Dalam menentukan pilihan rasional seorang investor harus mencari hasil terbaik
dengan risiko terendah.
5. Diversifikasi
Pemikiran ini didasarkan pada prinsip peluang bisnis, yang menjelaskan bahwa setiap
usaha mempunyai peluang bisnis yang berbeda-beda.
6. Waktu investasi
Penentuan waktu investasi adalah elemen yang paling kritis terhadap keber-hasilan
investasi. Praktik penentuan waktu ada beberapa teori, yaitu:
 Waktu memulai investasi
 masa investasi
 waktu mengalihkan investasi
E. Investasi dalam Perspektif Islam
Dalam berinvestasi, kegiatan mengembangkan uang untuk mendapatkan
keuntungan adalah motivasi yang menjadi dorongan utama para investor. Demikian pula
dalam kegiatan bisnis, semangat mendapat keuntungan setinggi-tingginya dengan biaya
serendah-rendahnya sejalan dengan motivasi berinvestasi tadi. Hati-hati prinsip ini justru
dapat mendorong para pelakunya untuk cenderung eksploitatif. Akibatnya ada pihak yang
mengambil keuntungan atas kerugian yang menimpa pihak lain adalah
ketidakharmonisan yang dianggap makin biasa dan wajar. Syukurlah berinvestasi
mempunyai banyak pilihan dan cara. Sebagai investor, Anda tetap bisa mendapatkan
keuntungan yang sejalan dengan prinsip keadilan yang harmonis tadi melalui prinsip
syariahIslam.
Investasi merupakan bentuk aktif dari ekonomi syariah islam, sebab setiap harta
ada zakatnya. Salah satu hikmah dari zakat ini adalah mendorong untuk setiap muslim
menginvestasikan hartanya. Harta yang diinvestasikan tidak akan termakan oleh zakat,
kecuali keuntungannya saja. Suatu pernyataan penting al-Ghazali sebagai ulama besar
adalah keuntungan merupakan kompensasi dari kepayahan perjalanan, risiko bisnis dan
ancaman keselamatan diri pengusaha. Sehingga sangat wajar seseorang memperoleh
keuntungan yang merupakan kompensasi dari risiko yang ditanggungnya.
F. Skema Investasi Syariah
1. Skema bagi hasil:
 Musyarakah (join venture): adalah skema investasi syariah melalui pengelolaan
usaha bersama dengan penggabungan modal antara pengelola usaha maupun
investor. Jadi, modal berasal dari ke dua belah pihak.
 Mudharabah (fullfinancing): adalah skema investasi syariah melalui pengelolaan
usaha dengan permodalan penuh dari investor kepada pengelola usaha. Di sini,
investor mempercayakan sejumlah modal usaha kepada pengelola usaha dengan
suatu perjanjian pembagian keuntungan. Jadi, modal berasal dari investor,
sementara pengelolaan usaha menyumbangkan keahlian.
 Skema jual beli (murabahahh): skema investasi berdasarkan selisih harga beli
dengan harga jual yang menjadi keuntungan investor. Jual beli ini dapat dilakukan
secara tunai maupun dicicil.
 Skema sewa ijarah : adalah skema investasi berdasarkan kontrak sewa, dimana
investor mendapatkan keuntungan dari harga sewa suatu aset yang menjadi objek
sewa.
 Skema sewa dan jual beli: skema investasi berdasarkan kontrak sewa yangpada
akhir masa sewa di tambah dengan hak jual beli aset yang menjadi. objek sewa.
G. Prinsip Ekonomi Islam dalam Investasi
Prinsip-prinsip Islam dalam muamalah yang hams diperhatikan oleh pelaku
investasi syanah Islam (pihak terkait) adalah sebagai berikut.
1. Tidak mencari rezeki pada hal yang haram, baik dari segi zatnya maupun cara
mendapatkannya, serta tidak menggunakannya untuk halhal yang haram.
2. Tidak menzalimi dan tidak dizalimi.
3. Keadilan pendistribusian kemakmuran.
4. Transaksi dilakukan atas dasar ridha sama ridha.
5. Tidak ada unsur riba, maysir (perjudian/spekulasi), dan gharar (ketidakjelasan/samar-
samar)
Berdasarkan keterangan di atas, maka kegiatan di pasar modal mengacu pada hukum
syariat yang berlaku. Perputaran modal pada kegiatan pasar modal syariah Islam tidak
boleh disalurkan kepada jenis industriyang melakukan kegiatan-kegiatan yang
diharamkan. Pembelian saham pabrik minuman keras, pembangunan Penginapan
untuk prostitusi dan lainnya yang bertentangan dengan syariah islam berarti
diharamkan. Semua transaksi yang terjadi di bursa efek harus ada dasar suka sama
suka, idak ada unsur pemaksaan, tidak ada pihak yang di zalimi. Sepertigoreng-
menggoreng saham. Tidak ada unsur riba, tidak bersifat spekulatif atau judi dan
semua transaksi harus transparan, diharamkan adanya insider trading.
H. Proses Manajemen Investasi Syari’ah
Untuk mencapai tujuan investasi, investasi membutuhkan suatu proses dalam
pengambilan keputusan, sehingga keputusan tersebut sudah mempertimbangkan
ekspektrasi retrun yang di dapatkan dan juga risiko yang aka di hadapi. Pada dasarnya
ada beberapa tahapan terhadap dalam pengambilan keputusan investasi syari’ah :
 Melakukan screening obyek investasi.
 Menetukan tujuan investasi.
 Analisis sekuritas.
 Pembentukan portofolio.
 Melakukan revisi portofolio.
 Evaluasi kinerja portofolio.
Penjelasan tahapan tersebut sebagia berikut:
1. Melakukan screening obyek investasi (portoflio investasi).
Pada investasi syari’ah terdapat resiko bahwa intrumen investasi yang di pilih
tidak sesuai dengan syaria’ah, yaitu transaksi masih pada derajat tertentu masih
mengandung unsur transaksi gharar, maysir dan riba. Intrumen investasi syari’ah
memiliki instrumen yang terbatas dalam melaksanakan teknik hedging atau
lindung nilai tukar. Intrumen terbatas ini dapat membuat pemilik dana terpapar
risiko yang lebih besar sibandingkan dengan transaksi hedging yang
menggunakan intrumen investasi non-syari’ah. Namun disisi lain risiko inverstasi
syari’ah yang selalu mensyaratkan adanya underlying asset (asset turunan)
menyebabkan intrumen investasi syari’ah lebih kecil risikonya dibandingkan
dengan intrumen investasi non-syariah.
2. Menetukan tujuan investasi.
Dalam tahapan ini, investor menentukan tujuan investasidan
kemampuan/kekayaannya yang dapat diinvestasikannya. Dikarenakan ada
hubungan positif resiko dan return, maka hal yang tepat di bagi para investor
untuk menyatakan tujuan investasinya tidak hanya untuk memperoleh banyak
keuntungan saja, tapi juga memahami bahwa ada kemungkinan resiko yang
berpotensi menyebabkan kerugian, jadi tujuan investasi harus dinyatakan baik
dalam keuntungan maupun resiko. Dalam Islam menyatakan bahwa segala
sesuatu perbuatan maupun amal tergantungpada niatnya.
3. Analisis sekuritas.
Pada tahapan ini berarti melakukan analisis sekuritas yang meliputi penilaian
terhadap sekuritas atau surat hutang yang mudah dicairkan ke dalam kas secara
individual atau beberapa kelompok sekuritas. Salah satu tujuan penilaian tersebut
adalah untuk mengidentifikasi sekuritas yang salah harga.
4. Pembentukan portofolio.
Pada tahapan ini adalah membentuk portofolio yang melibatkan identifikasi aset
khusus mana akan diinvestasikan dan juga menentukan seberapa besar investasi
pada setiap aset tersebut. Disini masalah selektivitas, penentuan waktu dan
siversifikasi perlu menjadi perhatian investor.
5. Melakukan revisi portofolio.
Pada tahapan ini, berkenan dengan pengulangan secara periodik dari tiga langkah
sebelumnya. Sejalan dengan waktu, investor mungkin mengubah tujuan
investasinya yaitu membentuk portofolio baru dengan yang lebih optimal.
Motifasi lainnya sei sesuaikan dengan preferensi investor tentang risiko dan retrun
itu sendiri.
6. Evaluasi kinerja portofolio.
Pada tahap ini investor melakukan penilaian terhadap kinerja portofolio secara
periodik dalam arti tidak hanya retrun yang di perhatikan tetapi juga resiko yang
di hadapi. Jadi, di perlukan ukuran yang tepat tentang return dan risiko juga
standar yang relevan.

Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan makalah yang telah diuraikan diatas, maka dapat diambil
beberapa kesimpulan, antara lain :
1. Manajemen Investasi Syariah adalah suatu kegiatan usahanya mengelola Portofolio
Efek untuk para nasabah atau mengelola portofolio investasi kolektif untuk
sekelompok nasabah sesuai dengan nilai-nilai dan kaidahkadiah syariat Islam.
2. Di dalam melakukan muamalah dalam hal investasi maka Islam telah mengatur
bahwa ada beberapa hal-hal yang tidak diperbolehkan yakni tidak mencari rizki pada
hal yang haram, baik dari segi zatnya maupun cara mendapatkannya, serta tidak
menggunakannya untuk hal-hal yang haram, tidak mendzalimi dan tidak didzalimi,
keadilan pendistribusian kemakmuran, transaksi dilakukan atas dasar ridha sama
ridha, tidak ada unsur riba, maysir (perjudian/spekulasi), dan gharar
(ketidakjelasan/samar-samar). Sehingga tercipta suatu iklim investasi yang saling
menguntungkan antra satu dengan yang lainnya.
3. Untuk mencapai tujuan investasi, investasi membutuhkan suatu proses dalam
pengambilan keputusan, sehingga keputusan tersebut sudah mempertimbangkan
ekspektrasi retrun yang di dapatkan dan juga risiko yang aka di hadapi.
DAFTAR PUSTAKA

Aden gaming, 2018, Makalah Manajemen Investasi Syariah,


https://andyyjr20.blogspot.com/2018/03/makalah-manajemen-investasisyariah.html. Di
akses tanggal 4 Maret 2019, pukul 12.12. diposting tanggal 19 Maret 2018, pukul 13.00

Aldy, 2014, Manajemen Investasi Syariah,


http://makalahkuliahstai.blogspot.com/2014/12/manajemen-investasisyariah.html.
diakses tanggal 4 Maret 2019 pukul 12.15. Diposting tanggal 16 Desember 2014, pukul
17.23.

Aziz Abdul, 2010. Manajemen Investasi Syariah, Bandung : Alfabeta.

Hlim Abdul, 2005. Analisis Investasi, Jakarta : Salemba Empat.

Muhammad, 2014, Manajemen Keuangan Syariah, Yogyakarta : UUP STIM YKPN.

Anda mungkin juga menyukai