Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Masing-masing individu dalam kehidupannya memiliki tujuan yang ingin
mereka capai, yang pada dasarnya mereka ingin hidup bahagia dan sejahtera. Tolak
ukur kebahagiaan individu di bidang keuangan yaitu jika mereka sukses dan telah
mencapai financial freedom. Financial freedom atau kebebasan finansial adalah
keadaan ketika seorang individu telah mencapai kemapanan dalam kondisi
keuangannya. Jika sudah ada di titik ini, seorang individu bisa dengan mudah
melakukan apa pun yang diinginkan tanpa perlu mempertimbangkan kondisi finansial.
Salah satu cara untuk mencapai financial freedom adalah dengan melakukan
investasi. Setiap individu pada dasarnya memerlukan investasi, karena dengan investasi
setiap orang dapat mempertahankan dan memperluas basis kekayaannya yang dapat
digunakan sebagai jaminan sosial di masa depannya. Agar tak terjebak melakukan
investasi ke dalam portofolio ‘sampah’, atau bahkan ditipu oleh pihak yang tak
bertanggung jawab dengan iming-iming menarik maka kita harus mengedepankan
rasionalitas dan memahami betul resiko-resiko yang dihadapi dalam berinvestasi.
Menurut Pritazahara & Sriwidodo (2015), perencanaan seseorang dalam proses
investasi sangatlah penting, karena hal tersebut merupakan proses belajar mandiri untuk
mengelola keuangan di masa sekarang dan masa yang akan datang.
Perkembangan investasi telah menunjukkan peningkatan yang cukup pesat,
tidak hanya menyangkut jumlah investor maupun dana yang dilibatkan, tetapi juga
berbagai variasi jenis instrumen sekuritas yang bisa dijadikan alternatif investasi.
Perkembangan tersebut selanjutnya ikut mendorong tersedianya sumber daya manusia
yang cakap dan mampu menguasai pengelolaan investasi secara benar. Oleh karena itu,
pemahaman tentang manajemen investasi sangatlah penting dalam menjawab tuntutan
tersebut agar dapat memberikan gambaran bagi kita tentang berbagai alternatif investasi
yang tersedia bagi investor.
Terdapat berbagai jenis instrumen investasi yang tersedia di pasar dan
tentunya memiliki kekurangan serta kelebihan masing-masing. Keunggulan dan
resikonya pun berbeda-beda mulai dari yang rendah hingga yang tinggi. Menurut

1|Page
Herwati & Dewi (2020), individu lewat pemahaman keuangan yang bagus cenderung
lebih percaya diri dalam menggunakan berbagi jenis instrumen investasi. Selain itu
dengan pendapatan yang melebihi pengeluaran yang mana salah satu faktornya adalah
jenis pekerjaan maka seseorang dapat dengan leluasa memilih instrumen investasi tanpa
takut kekurangan modal.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas maka, penulis
merumuskan beberapa permasalahan antara lain :
1. Apa pengertian dari investasi?
2. Apa saja instrumen-instrumen investasi?
3. Apa pengertian dari manajemen portofolio?
4. Bagaimana proses manajemen portofolio?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui pengertian dari investasi.
2. Untuk mengetahui instrumen-instrumen apa saja yang bisa digunakan untuk
berinvestasi.
3. Untuk mengetahui pengertian dari manajemen portofolio.
4. Untuk mengetahui langkah-langkah proses dari manajemen portofolio.

2|Page
BAB II
PEMBAHASAN

2. 1 Pengertian Investasi
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengertian investasi
adalah penanaman uang atau modal dalam suatu perusahaan atau proyek untuk tujuan
memproleh keuntungan. Sehingga pada dasarnya investasi adalah membeli suatu aset
yang diharapkan di masa datang dapat dijual kembali dengan nilai yang lebih tinggi.
Dalam arti ekonomi, investasi adalah membeli suatu barang yang tujuannya
bukan untuk mengkonsumsi barang tersebut melainkan menggunakannya di masa
depan untuk menciptakan kekayaan. Sedangkan di bidang keuangan, investasi adalah
pembelian aset moneter dengan gagasan bahwa aset tersebut akan memberikan
pendapatan di masa depan atau nantinya kana dijual dengan harga yang lebih tinggi
untuk mendapatkan keuntungan
Konsep daripada investasi adalah: a) Menempatkan dana pada masa sekarang,
b) Jangka waktu tertentu, c) Guna mendapatkan manfaat (balas jasa atau keuntugan)
dikemudian hari. Berdasarkan hal tersebut maka dana yang seharusnya dapat di
konsumsi, namun karena kegiatan investasi dana tersebut dialihkan untuk ditanamkan
bagi keuntungan dimasa depan.

2. 2 Prinsip-prinsip Investasi
1. Return & Risk (Keuntungan & Risiko)
Return adalah uang yang dihasilkan atau kerugian atas suatu investasi sedangkan
Risk adalah kemungkinan kehilangan sebagian atau seluruh investasi awal.
2. Time Horizon
Time Horizon adalah jangka waktu suatu investasi dilakukan atau ditahan sebelum
dilikuidasi.
3. Diversifikasi & Konsentrasi
Diversifikasi (Difersification) adalah teknik manajemen risiko yang memadukan
berbagai macam investasi ke dalam sebuah portofolio sedangkan Konsentrasi
(Concentration) adalah strategi investasi yang digunakan oleh investor yang lebih

3|Page
menyukai tingkat diversifikasi portofolio yang lebih rendah dan ingin fokus pada
kelas aset, sektor, atau saham tertentu.
4. Market Timing & Volatility
Market timing adalah tindakan masuk dan keluar pasar atau peralihan antara kelas
aset berdasarkan penggunaan metode prediksi seperti indikator teknis atau data
ekonomi sedangkan volatility adalah ukuran statistik penyebaran pengembalian
untuk sekuritas atau indeks pasar tertentu

2. 3 Instrumen-instrumen Investasi
Pasar finansial, baik berupa pasar uang (Money Market) maupun pasar modal
(Capital Market) merupakan penyedia berbagai macam alternatif investasi. Pasar Uang
(Money Market) adalah tempat instrumen keuangan dengan likuiditas tinggi dan jatuh
tempo yang sangat pendek diperdagangkan. Ini digunakan oleh peserta sebagai sarana
untuk meminjam dan meminjamkan dalam jangka pendek, dengan jatuh tempo yang
biasanya berkisar dari semalam hingga dibawah satu tahun. Pasar Modal (Capital
Market) bisa diartikan sebagai pertemuan antara pihak yang memiliki kelebihan dana
(investors/savers) dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara
memperjualbelikan sekuritas. Dengan kata lain, pasar modal (Capital Market) adalah
pasar untuk memperjualbelikan sekuritas yang umumnya memiliki umur lebih dari satu
tahun.
a. Instrumen Pasar Uang
1. Sertifikat Bank Indonesia (SBI)
2. Deposito Berjangka (Time Deposits)
3. Sertifikat Deposito (Certificate Of Deposits)
4. Persetujuan Bankir (Bankers Acceptance)
5. Surat Berharga (Commercial Paper-CP)
6. Promissory Notes
7. Obligasi yang jatuh tempo kurang dari 1 (satu) tahun
8. Perjanjian Pembelian Kembali /Repurchase Agreements (Repo)

4|Page
b. Instrumen Pasar Modal
1. Saham
Saham adalah sertifikat yang menunjukkan bukti kepemilikan suatu Perusahaan.
Dengan memiliki saham suatu perusahaan maka investor akan mempunyai hak
terhadap pendapatan dan kekayaan perusahaan, setelah dikurangi dengan
pembayaran semua kewajiban perusahaan.

2. Obligasi
Obligasi adalah efek bersifat hutang. Pada saat membeli obligasi, investor sudah
dapat mengetahui dengan pasti berapa pembayaran bunga yang akan
diperolehnya secara periodik dan berapa pembayaran kembali nilai par (par
value) pada saat jatuh tempo.

3. Reksadana
Reksadana adalah saham, obligasi, atau efek lain yang dibeli oleh sejumlah
investor dan dikelola oleh sebuah perusahaan investasi professional.

4. Waran
Waran merupakan sekuritas yang melekat pada penerbitan saham ataupun
obligasi, yang memberikan hak kepada pemiliknya untukmembeli saham
perusahaan dengan harga dan pada jangka waktu tertentu.

5. Bukti Right
Bukti Right adalah sekuritas yang memberikan hak kepada pemiliknya untuk
membeli saham baru perusahaan dengan harga dan dalam periode tertentu

6. Kontrak Berjangka Indeks Saham


Kontrak Berjangka Indeks Saham adalah kontrak/perjanjian berjangka Indeks
Saham dengan variabel pokok Indeks

2. 4 Pengertian Manajemen Portofolio


Menurut Budiman (2020), manajemen portofolio merupakan suatu proses yang
sangat penting bagi investor dalam mengelola aset-aset investasinya. Kinerja dari

5|Page
sebuah investasi tidak hanya dipengaruhi oleh pemilihan aset yang tepat, namun juga
bagaimana kita mengelola portofolio investasi terhadap dinamika pasar seiring
berjalannya waktu. Proses pengelolaan aset-aset investasi inilah yang disebut sebagai
manajemen portofolio.
Manajemen portofolio adalah bagaimana kita mengalokasikan uang kita ke
dalam masing-masing kelas aset yang berbeda. Misalnya dari 100% dana investasi yang
kita miliki, sebesar 40% kita alokasikan ke dalam emas, 30% saham, 20% dalam
bentuk obligasi, dan 10% deposito. Kebijakan alokasi inilah yang disebut dengan
manajemen portofolio. Memahami bagaimana teknik manajemen portofolio yang baik
akan mempengaruhi kinerja dari investasi kita secara keseluruhan.

2. 5 Proses Manajemen Portofolio


Menurut CFA (Chartered Financial Analyst), proses manajemen portofolio
dapat dibagi menjadi 3 bagian utama yaitu perencanaan (planning), eksekusi
(execution), dan umpan balik (feedback) (Hartono, 2022).

1. Perencanaan (Planning)
Tahapan awal dari proses manajemen portofolio adalah perencanaan
(planning). Tahapan perencanaan dilakukan di dua area, yaitu perencanaan yang
berhubungan dengan investor dan perencanaan yang terkait dengan pasar modalnya.
Perencanaan yang berhubungan dengan investor penting diperlukan bagi
manajer investasi yang akan menjual portofolionya ke dalam bentuk reksadana ke
investor. Dengan memahami kondisi investor, diharapkan portofolio yang dijual
dapat sesuai dengan kebutuhan investor. Perencanaan yang berhubungan dengan
investor dilakukan dengan menentukan dan mengkuantifikasikan sasaran-sasaran,
batasan-batasan dan preferensi-preferensi investor. Hasil dari kegiatan ini berupa
kebijakan-kebijakan dan strategi-strategi pembentukan portofolio.
Perencanaan yang berhubungan dengan pasar modal dilakukan dengan
mempertimbangkan kondisi-kondisi ekternal seperti ekonomi, sosial, politikal, dan
sektor atau industri. Hasil dari pertimbangan faktor-faktor eksternal ini adalah
ekspektasi-ekspektasi pasar modal
a. Sasaran-sasaran Investasi Investor
Proses manajemen portofolio dimulai dengan menentukan sasaran investasi investor.
Sasaran-sasaran investasi lebih difokuskan pada pencapaian kombinasi return dan

6|Page
risiko yang terbaik dari sudut pandang investor. Kombinasi ini menunjukan tukaran
(trade off) antara return yang dituntut yang dapat diterima oleh investor dengan tingkat
toleransi risiko yang harus dihadapi (risk tolerance).

b. Preferensi Risiko Investor


Secara umum, ada hubungan positif antara tukaran (trade-off) return yang
dituntut dan risiko yang harus dihadapi oleh investor, yaitu higher expected
return-higher risk dan lower expected return-lower risk (lebih tinggi return
ekspektasian-lebih tinggi risiko dan lebih rendah return ekspektasian-lebih
rendah risiko). Preferensi risiko investor individual akan sangat ditentukan oleh
umur dan tingkat penghasilannya. Umur manusia dan tingkat penghasilan yang
berbeda akan mempengaruhi preferensi risiko investasi sepanjang siklus hidup
mereka. Berdasarkan siklus hidup investor, tukaran return risiko umumnya
mengalami perubahan sebagai berikut:
 Accumulated Phase (Fase Akumulasi)
 Consolidation Phase (Fase Konsolidsi)
 Spending Phase (Fase Belanja)
 Gifting Phase (Fase Memberi)

c. Batasan-batasan Investasi Investor


 Likuiditas
 Ketersedaan Aktiva
 Horison Investasi
 Peraturan-peraturan
 Pajak
 Kebutuhan-kebutuhan unik

d. Kebijakan-kebijakan dan Strategi-strategi Investasi


Untuk investor institusi yang diatur oleh peraturan-peraturan, biasanya
diwajibkan untuk membuat pernyataan kebijakan investasi (investment policy
statement). Pernyataan kebijakan investasi (investment policy statement)
merupakan pernyataan yang mendeskripsikan kebijakan investasi yang diambil
termasuk di dalamnya informasi mengenai sasaran-sasaran, batasan-batasan
dan preferensi-preferensi dari dana yang diinvestasikan.

7|Page
e. Pertimbangan-pertimbangan Faktor Makro yang Relavan
Dalam mengembangkan strategi dan kebijakan investasi maka penting untuk
mempertimbangkan faktor-faktor eksternal yang terkait dengan investasi
portofolio yang hendak dibentuk. Faktor-faktor tersebut adalah faktor-faktor
ekspektasi makro (macro expectational factors) yang dapat mempengaruhi
pasar modal. Faktor-faktor makro yang harus dipertimbangkan adalah faktor-
faktor ekonomi, sosial, politikal, dan sektor industri. Faktor ekonomi yang harus
dipertimbangkan adalah tingkat suku bunga pasar yang akan terjadi karena suku
bunga mempunyai hubungan yang signifikan dengan kinerja pasar modal.
Inflasi juga perlu dipertimbangkan terutama untuk investasi jangka panjang.

f. Menentukan Ekspektasi Pasar Modal


Penentuan ekspektasi pasar modal adalah mengekspektasikan kondisi pasar
modal dimasa depan yang harus sudah dipersiapkan sedini mungkin. Misalnya
mengekspektasikan return ekspekstasian dari masing-masing sekuritas yang
akan dimasukan kedalam portofolio.

2. Eksekusi (Execution)
Berdasarkan kebijakan-kebijakan dan strategi-strategi yang telah dibuat dan
ekspektasi pasar modal, tahap selanjutnya adalah mengeksekusi portofolionya.
Mengeksekusi portofolio berarti membuat portofolionya jika portofolio masih
belum dibuat dan merevisinya dikemudian hari berdasarkan umpan balik yang
diterima. Beberapa tahapan dalam mengeksekusi portofolio adalah sebagai berikut
ini:
a. Alokasi Aktiva (Asset Allocation)
b. Optimalisasi Portofolio (Portfolio Optimization)
c. Pemilihan Sekuritas (Security Selection)
d. Implementasi dan Eksekusi

3. Umpan Balik (Feedback)


Proses ini yang membedakan antara manajemen portofolio dengan hanya sekedar
membuat portofolio. Portofolio yang sudah dibuat tidak dapat hanya dibiarkan saja,

8|Page
karena kinerjanya dapat menurun setiap saat dimasa depan. Kondisi pasar yang
jelek misalnya akan dapat menurunkan kinerja portofolio. Oleh karena itu kondisi
pasar harus selalu dipantau untuk menjaga kinerja portofolio akan tetap optimal.
Jika kinerja portofolio menjadi tidak optimal karena kondisi pasar yang berubah,
maka portofolio ini perlu diseimbangkan kembali (rebalancing). Dalam memantau
kondisi pasar, perlu memperhitungkan kondisi pasar yang terjadi sehingga
keputusan investasi dapat menyesuaikan dengan kondisi pasar. Kondisi pasar
sekarang yang perlu dipantau adalah kondisi makroekonomi, inflasi, tingkat suku
bunga, politik, social, dan keamanan. Selain itu, perubahan keadaan dan preferensi
investor juga perlu dipantau.

9|Page
BAB III

PENUTUP

1.1 Kesimpulan
Investasi adalah penanaman uang atau modal dalam suatu perusahaan atau proyek
untuk tujuan memproleh keuntungan. Sehingga pada dasarnya investasi adalah
membeli suatu aset yang diharapkan di masa datang dapat dijual kembali dengan nilai
yang lebih tinggi.

Instrumen investasi adalah wadah atau alat yang digunakan dan dimanfaatkan untuk
melindungi serta mengembangkan aset yang kita miliki. Instrumen-instrumen tersebut
dapat membantu kita untuk mencapai tujuan finansial sesuai dengan jangka waktu,
kebutuhan, dan tujuan keuangan yang kita miliki. Beberapa instrumen-instrumen
investasi yang tersedia di pasaran antara lain: tabungan di bank, deposito de bank,
saham, properti, barang-barang koleksi, emas, mata uang asing, obligasi, dan
reksadana.

Untuk meminimalisir risiko serta memaksimalkan keuntungan di dalam investasi maka


dibutuhkan manajemen portofolio. Manajemen portofolio merupakan suatu proses yang
sangat penting bagi investor dalam mengelola aset-aset investasinya. Kinerja dari
sebuah investasi tidak hanya dipengaruhi oleh pemilihan aset yang tepat, namun juga
bagaimana kita mengelola portofolio investasi terhadap dinamika pasar seiring
berjalannya waktu. Proses manajemen portofolio terbagi menjadi 3 tahap yaitu
perencanaan (planning), eksekusi (execution) dan umpan balik (feedback).

1.2 Saran
Dari uraian makalah ini, penulis dapat memberikan saran bagi praktisi
maupun akademisi serta masyarakat bahwa investasi sangatlah penting untuk mencapai
financial freedom serta instrumen atau alat yang digunakan untuk berinvestasi di
Indonesia juga sudah sangat beragam. Namun dalam berinvestasi kita juga

10 | P a g e
membutuhkan pemahaman tentang manajemen portofolio yaitu bagaimana kita
mengelola aset-aset yang kita miliki agar dapat meminimalisir risiko investasi dan
memaksimalkan keuntungannya.

Daftar Pustaka

1. Budiman, Raymond. (2020). Strategi Manajemen Portofolio Investasi Saham. Jakarta:


Elex Media Komputindo.
2. Hartono, Jogiyanto. (2022). Portofolio dan Analisis Investasi. Pendekatan Modul
Edisi 2. Yogyakarta: ANDI.
3. Herawati, N. T., & Dewi, N. W. Y. (2020). The Effect of Financial Literacy, Gender,
and Students’ Income on Investment Intention: The Case of Accounting Students. 3rd
International Conference on Innovative Research Across Disciplines, 394, 133–138.
4. Ikatan Akuntan Indonesia. (2007). Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta.
5. Kamus Besar Bahasa Indonesia. (Online). Tersedia di
kbbi.kemdikbud.go.id/entri/investasi. Diakses 7 januari 2023.
6. Pritazahara, R., & Sriwidodo, U. (2015, Maret 1). Pengaruh Pengetahuan Keuangan
dan Pengalaman Keuangan Terhadap Perilaku Perencanaan Investasi Dengan Self
Control Sebagai Variabel Moderating. Jurnal Ekonomi dan Kewirausahaan, 15.
7. Senduk, Safir. (2004). Seri Perencanaan Keuangan Keluarga: Mengatur Pengeluaran
Secara Bijak. Jakarta: Elex Media Komputindo.
8. Sunariyah. (2003). Pengantar Pengetahuan Pasar Modal. Edisi Keempat. Yogyakarta:
UPP AMP YKPN.
9. Tandelilin, Eduardus. (2001). Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio. Edisi 1.
Yogyakarta: BPFE.

11 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai