Anda di halaman 1dari 9

Dalam dunia keuangan, ada berbagai macam perhitungan untuk mengukur tingkat

kesehatan keuangan perusahaan. Nah, likuiditas adalah salah satu pengukuran yang

tak luput dari perhatian para shareholders.

Tak hanya laba dan total ekuitas, para pemegang saham juga biasanya

memperhatikan semua jenis aset yang dimiliki perusahaan.

Apakah aset-aset tersebut mudah untuk diuangkan sewaktu-waktu? Apakah

perusahaan dinilai mampu membayar utang jangka pendeknya?

Inilah yang dimaksud dengan liquidity. Untuk lebih jelasnya, mari kita pahami

pembahasan lengkap dari Glints berikut ini!

Baca Juga:

Pengertian Likuiditas
© Freepik.com

Apa itu likuiditas?

Dilansir dari Corporate Financial Institute, liquidity atau likuiditas adalah tingkat

efektivitas atau kemudahan sebuah aset untuk dapat diubah menjadi uang tanpa

mempengaruhi harga pasarnya.

Semakin likuid (cair) suatu aset, maka semakin mudah untuk diuangkan kapan pun

kamu membutuhkannya.

Likuiditas aset yang tinggi dapat berarti bahwa aset tersebut mudah untuk

dikonversi menjadi uang tunai.


Sebaliknya, apabila sebuah aset dikatakan memiliki likuiditas yang rendah, artinya

aset tersebut akan sulit untuk diperjualbelikan di pasaran karena rendahnya tingkat

penawaran dan permintaan.

Liquidity juga digunakan untuk mengukur seberapa mampu perusahaan dalam

membayar utang-utangnya. Kamu dapat mengukur tingkat liquidity suatu

perusahaan dengan melakukan analisis rasio.

Jenis Likuiditas
Dari pengertian di atas, dapat kita lihat bahwa sebenarnya likuiditas ini mengarah

pada beberapa istilah berbeda.

Setidaknya, ada tiga jenis likuiditas yang dapat kamu pahami sebagaimana dikutip

dari Master Class. Berikut penjelasan lengkapnya.

1. Likuiditas aset
Liquidity jenis ini telah dijelaskan di atas, yaitu tingkat kemudahaan suatu aset

untuk diubah menjadi uang tunai. Berbeda jenis aset, maka berbeda pula tingkat

likuiditasnya.

Apabila kamu memiliki uang tunai, rumah, dan saham, manakah aset yang paling

likuid dan yang paling tidak likuid?

Baca terus artikel ini karena kamu akan menemukan jawabannya!

2. Likuiditas pasar
Likuiditas pasar adalah suatu kondisi pasar di mana suatu aset bisa

diperjualbelikan.

Semakin likuid suatu pasar, artinya pasar tersebut bisa mendukung kegiatan jual

beli dalam jumlah banyak.

Sebaliknya, pasar yang kurang likuid biasanya memiliki lebih sedikit penjual dan

pembeli. Contohnya adalah pasar jual beli barang koleksi langka atau pasar saham.

3. Likuiditas akuntansi
Di sisi lain, likuiditas keuangan atau akuntansi merujuk pada kemampuan

perusahaan untuk membayar utang jangka pendeknya pada saat jatuh tempo.

Jadi, perusahaan dengan liquidity yang baik akan mampu memenuhi kewajiban

tersebut dengan mudah.

Para investor biasanya akan menilai hal ini untuk mengukur tingkat kesehatan

keuangan perusahaan.

Baca Juga:

Contoh Urutan Likuiditas Aset


© Pexels.com

Suatu perusahaan pasti memiliki berbagai jenis aset, mulai dari uang,

peralatan, investasi, dan lain-lain.

Apabila harus mengurutkannya, tahukah kamu aset apa yang paling likuid dan

yang paling sulit untuk dicairkan?

Berikut merupakan contoh urutan likuiditas dari berbagai macam aset yang

dimiliki perusahaan.

1. uang tunai

2. mata uang asing

3. guaranteed investment certificate (GIC)

4. obligasi pemerintah (government bonds)


5. obligasi perusahaan (corporate bonds)

6. saham

7. komoditas

8. real estate

9. karya seni

10.bisnis swasta

Dari urutan di atas, dapat terlihat bahwa uang tunai (cash) adalah aset liquidity yang

paling cair karena dapat dengan mudah dikonversi menjadi bentuk aset lainnya.

Selain itu, uang tunai juga merupakan alat tukar yang sudah pasti dibutuhkan

semua orang.

Kemudian, berbagai jenis saham dan obligasi berada di bawah urutan uang tunai.

Pasalnya, aset tersebut dapat dicairkan dalam kurun waktu yang cenderung cukup

singkat, tergantung pada seberapa besar investasinya.

Sebagai tambahan, Investopedia menyebutkan bahwa beberapa jenis saham lebih

likuid dibandingkan yang lain. Volume transaksi harian dan besaran bunga

merupakan salah satu faktor penentunya.

Terakhir, aset yang tidak likuid adalah real estate (bangunan, apartemen), karya seni

rupa, dan bisnis swasta. Biasanya aset ini membutuhkan waktu berbulan-bulan

hingga tahunan untuk dicairkan menjadi uang tunai.

Baca Juga:
Cara Mengukur Likuiditas

© Freepik.com

Likuiditas adalah salah satu patokan yang digunakan oleh para investor

dan stakeholder lainnya untuk menilai kemampuan perusahaan dalam membayar

utang jangka pendeknya.

Nah, para analis keuangan biasanya akan menghitung rasio-rasio di bawah ini

ketika akan mengukur likuiditas keuangan tersebut.

Mengapa ada lebih dari satu jenis rasio yang digunakan? Setiap analis atau investor

memiliki standar tersendiri dalam mengukur liquidity, mulai dari perhitungan yang

paling ketat sampai yang paling memudahkan.


Berikut macam-macam rasio yang perlu kamu ketahui.

1. Current ratio
Rasio likuiditas yang pertama adalah current ratio, yaitu pengukuran yang tidak

terlalu ketat dan paling mudah.

Rasio ini sangat sederhana karena hanya mengukur perbandingan aset lancar  (aset

yang dapat dicairkan dalam jangka waktu satu tahun) dengan utang lancar  (utang

yang harus dibayarkan dalam waktu satu tahun).

Rumusnya adalah:

Current Ratio = Aset lancar / Utang lancar

2. Quick ratio
Quick ratio biasanya disebut juga dengan acid-test ratio yang merupakan pengukuran

yang cukup ketat untuk menghitung likuiditas.

Ada beberapa aset yang tidak dihitung di rasio ini, yaitu persediaan dan aset lancar

lainnya yang dinilai tidak selikuid uang tunai, account receivable atau piutang, dan

investasi jangka pendek.

Rumusnya adalah:

Quick Ratio = (Uang tunai + Investasi jangka pendek + Piutang) / Utang lancar

3. Acid-test ratio (variasi)
Berbeda dengan jenis yang di atas, ada variasi lain dalam acid-test ratio yang

memungkinkan perusahaan untuk menghitung persediaan. Dengan begitu, nanti

hasil rasionya bisa lebih besar dan membantu perusahaan.

Rumusnya adalah:

Acid-Test Ratio (Variation) = (Aset lancar – Persediaan – Biaya dibayar di muka) / Utang

lancar

4. Cash ratio
Rasio likuiditas yang paling ketat adalah cash ratio. Sebab, ia benar-benar hanya

mengukur uang tunai atau aset yang sepadan dengan uang tunai saja tanpa

menganggap jenis aset lainnya termasuk aset lancar.

Hal ini dilakukan agar perusahaan dapat mengukur kemampuannya untuk

membayar utang dalam skenario terburuk. Misalnya saat perusahaan sama sekali

tidak memiliki waktu untuk mencairkan asetnya yang lain.

Rumusnya adalah:

Cash Ratio = Uang tunai atau aset yang sebanding dengan uang tunai / Utang lancar

Baca Juga:

Itulah penjelasan mengenai serba-serbi liquidity. Singkatnya, likuiditas adalah

tingkat kemudahan suatu aset untuk diuangkan dan tingkat kemampuan perusahaan

untuk membayar utang jangka pendek sesuai jatuh tempo.

Anda mungkin juga menyukai