Anda di halaman 1dari 10

Pengertian Analisis Rasio Keuangan, Macam-

Macam Rasio dan Rumusnya


12 April, 2018 Oleh Nur Rohman
Contents [hide]
 1 Pengertian Analisis Rasio Keuangan
o 1.1 Jenis-Jenis Rasio Keuangan
 2 Rumus-Rumus Rasio Keuangan
o 2.1 Rasio Liquiditas
o 2.2 Rasio Solvabilitas
o 2.3 Rasio Rentabilitas
 2.3.1 1. Profit Margin
 2.3.2 2. Gross Profit Margin
 2.3.3 3. Net Profit Margin
 2.3.4 4. ROI (Return On Investment)
 2.3.5 5.ROA (Return On Asset)
 3 Rasio Aktivitas
o 3.1 1. Perputaran Piutang
o 3.2 2. Perputaran Persediaan
o 3.3 3. Perputaran Aktiva Tetap
o 3.4 4. Perputaran Total Aktiva

Akuntansionline | Salah satu cara atau metode yang biasa digunakan untuk
melakukan analisis terhadap laporan keuangan adalah dengan melakukan
analisis rasio. Analisi rasio adalah sebuah metode atau cara analisa dengan
menggunakan perhitungan perbandingan dari data kuantitatif yang terdapat
dalam laporan neraca maupun laba rugi.
Umumnya perhitungan rasio-rasio data keuangan dilakukan untuk menilai
kinerja suatu perusahaan dimasa lalu, masa sekarang dan perkiraan atau
berbagai kemungkinan yang terjadi pada masa yang akan datang.

Pengertian Barang Ekonomi, Barang Bebas, dan Barang Illith


Penggunaan rasio keuangan pada dasarnya bermacam-maca, hal ini
tergantung dari kepentingan dari masing-masing perusahaan.

Pengertian Analisis Rasio Keuangan


Pengertian analisis rasio keuangan atau yang dikenal dengan istilah financial
ratio ialah sebagai alat analisis untuk membandingkan angka-angka yang
terdapat pada laporan keuangan dan juga untuk melihat atau mengetahui
posisi keuangan suatu perusahaan serta menilai kinerja manajemen
perusahaan tersebut dalam satu periode tertentu.
Jenis-Jenis Rasio Keuangan
Berikut ini kami akan menyampaikan uraian jenis-jenis rasio keuangan
menurtu Rahardjo (2007: 104), menurut beliau rasio keuangan suatu
perusahaan digolongkan menjadi lima kelompok yaitu:
[Lengkap] Contoh Soal Rekonsiliasi Bank
1. Liquidity ratios atau rasio likuiditas merupakan rasio yang menunjukan
kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek.
2. Laverage / solvency ratios adalah rasio yang menggabarkan
kesangupan atau kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi
kewajibannya, baik kewajiban jangka pendek maupun jangka panjang.
3. Activity ratios atau rasio aktivitas adalah rasio yang menunjukkan
tingkat efektifitas dalam penggunaan aktivitas atau kekayaan asset
4. Probability ratios atau rasio profitabilitas dan rasio profitabilitas
merupakan rasio yang menunjukkan tingkat perolehan keuntungan
dibandingkan penjual atau aktiva
5. Investment ratios atau rasio investasi merupakan rasio yang
menunjukan rasio investasi dalam surat berharga seperti saham dan
oblogasi.
Rumus-Rumus Rasio Keuangan
1. Rasio Liquiditas
Seperti yang sdudah dijelas kan di atas bahwa rasio liquiditas merupakan
rasio yang menunjukan kemampuan atau kesanggupan perusahaan dalam
memenuhi kewajiban (utang) jangka pendek. Perusahaan yang sanggup
membayar kewajibanya atau hutang jangka pendek maka perusahaan
tersebut di sebut likuid, sedangkan perusahaan yang tidak sanggup
membayar hutang jangka pendeknya maka disebut perusahaan ilikuid.

[LENGKAP] Pengertian Suku Bunga, Jenis dan Contoh Suku


Bunga
Kebanyakan perusahaan dalam menggunakan rasio likuiditas untuk
mengukur tingkat likuiditas nya menggunakan diantara lain sebagai berikut:

 Current ratio
Rasio ini membandingkan antara aktiva lancar dengan hutang lancar. Rasio
ini memberikan informasi mengenai kemampuan aktiva lancar untuk menutup
hutang lancar. Yang termasuk dalam aktiva lancar seperti kas, piutang
dagang, efek, persedian dan aktiva-aktiva lainnya.

Sedangkan yang termasuk dalam hutang lancar meliputi, hutang dagang,


hutang wesel, hutang bank, hutang gaji dan hutang lainya yang menuntut
untuk segera dibayarkan (sutrisno, 2001;247).

Berikut ini adalah rumus current ratio:


Beberapa Contoh Gaya Kepemimpinan Dalam Suatu
Perusahaan
Menurut (Harahap, 2002:301) jika semakin besar perbandingan aktiva lancar
dengan hutang lancar, maka semakin tinggi pula kemampuan perusahaan
dalam menutupi kewajiban jangka pendeknya. Dianalogikan apabila rasio
lancar 1:1 atau 100% itu artinya bahwa aktiva lancar dapat menutupi semua
hutang lancar. Jadi sebuah perusahaan dikatan sehat apabila rasionya berada
dia atas angka 1 atau di atas 100%. Sebagai catatan aktiva lancar harus jauh
di atas jumlah hutang lancar.

 Quick ratio
Quick ratio atau yang sering disebut juga dengan acid ratio, adalah
perimbangan antara jumlah aktiva lancar yang dikurangi dengan persedaian,
dengan jumlah hutang lancar. Disini persediaan tidak dimasukkan kedalam
perhitungan quick ratio, karena persediaan merupakan salah satu komponen
dari aktiva lancar yang paling kecil tingkat likuiditasnya.
Contoh Surat Keterangan Kerja Yang Baik dan Benar
Dalam hal ini quick ratio lebih berfokus pada komponen-komponen aktiva
lancar yang lebih likuid seperti kas, surat-surat berharga, piutang yang
dihubungkan dengan hutang lancar atau hutang jangka pendek (Martono,
2003 hal 56). Dibawah ini adalah rumus dari Quickratio:

jika terdapat perbedaan yang sangat signifikan antara quick ratio dengan
current ratio, dimana posisi current ratio meningkat sedangkan pada quick
rationya menurun, hal ini menandakan bahwa terjadi sebuah investasi yang
besar pada persediaan.

Pengertian Kebutuhan Primer, Sekunder, Tersier Beserta Dengan


Cotohnya
Rasio ini akan menunjukan kemampuan ativa lancar yang paling likuid
sanggup menutupi hutang lancar. Dimana semakin besar Quick rasio maka
semakin baik, sedangkan untuk angka rasio ini tidaklah harus mencapai
angka 100% atau 1:1, artinya walaupun rasio nya tidak mencapai angka
100% dan hanya mendekati 100% maka perusahaan juga sudah dikatakan
sehat (Harahap, 2002 hal 302).
 Cash Ratio
Rasio ini berguna untuk membandingkan antara kas dan aktiva lancar yang
bisa dengan segera menjadi uang kas dengan hutang lancar. Dalam hal ini
kas yang dimaksud adalah uang perusahaan yang disimpan dikantor dan
yang ada di bank dalam bentuk rekening koran.

Cara Menghitung SHU, Pembagian SHU dan Contoh Soalnya


Sedangakan harta setara dengan kas atau near cash adalah merupakan harta
lancar yang dengan mudah dan cepat untuk dapat diuangakan kembali, hal ini
dapat dipengaruhi oleh kondisi perekonomian Negara yagn menjadi domisili
dari perusahaan yang bersangkutan.

Berikur ini adalah rumusnya:

Rasio ini akan menunjukan porsi jumlah kas ditambah dengan setara kas
kemudian dibandingkan dengan totoal aktiva lancar. Diamana kondisi semakin
besar rasionya semakin baik pula, rasio ini sama dengan Quick ratio, dimana
angkanya tidak harus mencapai 100% (Harahap, 2002 hal 302).

2. Rasio Solvabilitas
Rasio solvabilitas merupakan rasio yang memiliki kemampuan dalam
memenuhi kewajiban jangka pendek maupun jangka panjang apabila
perusahaan dilukuidasi. Perusahaan yang memiliki kekayaan atau aktiva yang
cukup untuk membayar semua hutang-hutangnya disebut sebagi perusahaan
yang solvable, sedang yang tidak disebut dengan perusahaan yang
insolvable.

Pengertian Manajemen Kas, Tujuan dan Contohnya


Berkaitan dengan perhitunga rasio solvabilitas yang bisa digunakan adalah
sebagai berikut:

 Rasio totoal hutang terhadapa totoal aktiva (Total Debt to Total Assets
Ratio)
Debet ratio atau yang biasanya disebut denan rasio hutang ini digunakan
untuk mengukur presentase besarnya danan yang berasal dari hutang.
Dimana hutang yang dimaksud adalah semua hutang yang dimiliki
perusahaan baik yang berjangaka pendek maupun berjangka panjang. Berikut
ini adalah rumus yang digunakan untuk mengukur besarnya hutang pasa
suatu perusahaan.

Debet Ratio = (Total Uang : Total Aktiva) x 100%


Rasio ini akan menggambarkan sejauh mana hutang dapat ditutupi oleh
aktiva. Dimana kondisi semakin kecil rasionya makan semakin aman
(solvable). Sebagai catatan porsi hutang terhadap aktiva harus lebih kecil atau
berada dibawahnya.
 Debt to equity ratio atau rasio hutang dengan modal sendiri
Maksud dari rasio hutang dengan modal sendiri ini adalah keseimbangan
antara hutang yang dimiliki perusahaan dengan modal sendiri, atau semakin
tinggi rasio ini menandakan bahwa modal sendiri lebih kecil dibandingkan
dengan hutangnya.

Jika anda memiliki perusahaan kami sarankan sebaiknya besaran hutang


tidaklah melebihi modal sendiri. Hal ini dimaksudkan agar beban tetapnya
tidak terlalu tingi, jadi dapat kita simpulkan bahwa semakin kecil rasio ini
semakin baik. Maksudnya adalah semakin kecil hutang terhadap modal, maka
semakin aman.

Debt to equity ratio = (Total Utang : Modal) x 100%


3. Rasio Rentabilitas
Rasio pofitabiliti merupakan rasio yang berfungsi untuk mengukur
kemampuan perusahaan dalam mendapatkan keuntungan atau laba. Rasio
yang satu ini cukup mendapatkan perhatian yang khusus karena rasio ini
berkaitan erat dengan kelangsuhan hidup suatu perusahaan, dan berikut ini
adalah beberapa rasio yang tersmasuk dalam rasio rentabilitas:

1. Profit Margin
Rasio ini akan menunjukan kemampuan suatu perusahaan dalam
menghasilkan laba bersih pada tingkat penjualan tertentu. Anda dapat
melihat rasio ini pada analisis common size pada laporan rugi laba dibaris
terahir.
Profit Margin = (Laba Bersih : Penjualan) x 100%
Rasio ini akan menunjukan seberapa besar persentase pendatapat bersih
yang didapatkan perusahaan dari setiap penjualan. Dimana semakin besar
rasio ini dalam suatu perusahaan akan berdampak baik, karena perusahaan
dianggap memiliki kemampuan dalam mendapatkan laba bersih yang cukup
tinggi.

[LENGKAP] Pengertian, Contoh, Serta Ciri-ciri Dari Pasar


Monopolistik
2. Gross Profit Margin
Rasio ini berkemampuan untuk mencerminkan atau menggambarkan laba
kotor yang dapat dicapai setiap penjualan.
Gross profit margin itu sendiri adalah sebuah perbandingan yang dilakukan
antara laba kotor yang dihasilkan perusahaan dengan tingkat penjualan yang
dicapai perusahaan dalam satu periode yang sama.

Dimana semakin besar rasionya maka akan semakin baik pula kondisi
keuangan perusahaan tersebut.

Gross Profit Margin = ( Laba Kotor : Penjualan Bersih) x 100%

Rasio ini akan menunjukan kemampuan sebuah perusahaan dalam


menghasilkan laba yang akan menutupi semua biaya-biaya atau biaya
oprasional lainya.

Diketahuinya atas rasio ini, perusahaan dapat mengontrol pengeluaran untuk


biaya oprasional dan biaya tetap perusahaan, sehingga perusahaan akan
menikmati laba. Semakin besar rasio ini maka semakin baik bagi perusahaan.
(Harahap 2002:306)

3. Net Profit Margin


Menurut Prastowo dan Juliati 2003:91 margin laba bersih atau Net Profit
Margin, berguna untuk mengukur rupiah laba bersih yang diperoleh dari setiap
satu rupian penjualan dan kemudian untuk mengukur efisein, biaya produksi,
administrasi, pemasaran, pendanaan, penentuan harga, maupun pengelolaan
pajak.
[LENGKAP] Pengertian Pasar Uang, Fungsi, dan Instrumen
Pasar Uang
Semakin tinggi rasio ini menunjukan kemampuan perusahaan menghasilkan
laba yang tinggi pada tingkat penjualan tertentu.

Namun apabila rasionya rendah, hal ini akna menunjukkan penjualan yang
terlalu rendah untuk tingkat biaya tertentu, atau biaya yang terlalu tinggi untuk
penjualan tertentu, maupun dua kombinasi dari kedua hal tersebut.

Rasio ini dapat kita hitung dengan rumus sebagai berikut:

Net Profit Margin = ( Laba Bersih Setelah Pajak : Penjualan Bersih) x


100%
Fungsi utama dari rasio ini adalah untuk mengukur jumlah setiap laba bersh
yang dihasilkan dari setiap satu rupiah penjualan. Dapat kita simpulkan bahwa
semakin tinggi rasionya makan artinya semakin baik. Mengapa demikikan, ini
karena perusahaan menunjukan kemampuan menghasilkan laba yang tinggi
pada tingkat penjualan tertentu.
4. ROI (Return On Investment)
Dalam bukunya Sutrisno pada 2001: 255 menjelaskan ROI merupakan
kemampuan perusahaan dalam mendapatkan keuntungan yang akan
diberdaya gunakan untuk investasi yang dikelurkan.
Penggunaan laba pada rasio ini adalah laba besih setelah pajak atau EAT.

Berikut ini adalah rumus dari ROI:


ROI = ( EAT : Investasi) x 100%
Semakin tinggi rasio ini semakin baik, rasio ini mengukur jumlah rupiah laba
bersih setelah pajak yang dihasilkan dari setiap rupiah investasi yang
dikeluarkan.

5.ROA (Return On Asset)


Sutrisno 2001:254 menjelaskan bahwa ROA disebut juga sebagai rantabilitas
ekonomi, dimana kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan
semua aktiva yang dimiliki oleh perusahaan.

Dalam hal ini laba yang diperoleh merupakan laba sebelum bunga dan pajak
atau EBIT.

Berikut ini adalah rumus menghitung rasio ROA:

ROA = ( EBT : Total Aktiva) x 100%


Perusahaan ini dikatakan baik apabila rasio dari ROA ini semakin besar,
fungsi dari rasio ini adalah untuk mengukur tingkat keuntungan EBIT pada
akativa yang digunakan.

Rasio Aktivitas
Kinerka rasio aktivitas ini akan melihat pada beberapa asset yang dimiliki oleh
perusahaan, lalu kemudian rasio ini menentukan berapa tingkat aktivitas-
aktivitas asset tersebut pada tingkat tertentu.

Apabila terjadi aktivitas yang rendah pada tingkat penjualan tertentu hal ini
mengakibatkan semakin besarnya dana kelebihan yang tertanam pada aktiva-
aktiva tersebut.

Ada baiknya dana kelebihan itu dikelola atau di tanamkan pada aktiva lain
yang lebih produktif.

Berikut ini beberapa rasio yang digunakan untuk pengalokasian dana


kelebihan tersebut:

1. Perputaran Piutang
Rasio ini digunakan untuk mengukur secara rata-rata piutang yang telah
terkumpul dalam satu tahun. Rasio ini juga berguna untuk mengukur kualitas
piutang dan efisiensi perusahaan dalam mengumpulkan piutang dan
kebijakan kredit yang dikeluarkannya.

Rasio perputaran piutang ini erat kaitanya dengan hubungan analisis terhadap
modal kerja, karena rasio ini akan menunjukan seberapa cepat piutan
perusahaan berputar lalu kemudaian menjadi kas.

Jangka waktu pelunasan dapat diketahui dari angka jumlah hari piutang, yang
mana hal ini mengambarkan lamanya suatu piutang bisa ditagih.

Dalam hal ini Prastowo dan Juliaty, 2003:82 menjelaskan bahawa, lamanya
jangka waktu pelunasan mengambarkan resiko kemungkinan tidak
tertagihnya piutang.
Rasio Perputaran Piutang dapat kita hitung dengan rumus:

Perputaran Piutan = Penjualan Bersih : Rata-rata Piutang Dagan


Sedangkan menurut Sutrisno, 2001:252 menjelaskan bahwa rasio ini
berfungsi mengukur efektifitas pengelolaan piutang, dimana semakin tinggi
tingkat perputaranya semakin efektif pengelolaanya.
2. Perputaran Persediaan
Tak jauh beda dengan perputaran piutang, rasio yang kedua ini juga
menggambarkan akan liquiditas dari perusahaan, yakni dengan cara
menggukur efisiensi sebuah perusahaan dalam mengelola dan menjual
persediaan yang dimiliki perusahaan.

Menurut Hanafi dan Halim, 2000:80, adanya perputaran persediaan yang


tinggi menandakan semakin tingginya persediaan berputar dalam satu tahun,
hal ini menandakan adanya efektifitas manajemen persediaan. Namun
sebaliknya, apabila perputaran persediaan yang ada pada perusahaan
rendah, maka hal ini menunjukan kurang adanya keefektifan dalam
pengelolaan persediaan pada perusahaan tersebut.
Dan berikut ini adalah rumus perhitunganya:

Perputaran Persedian = Harga Pokok Penjualan : Rata-rata Persedian


Menurut Sutrisno, 2001:251, rasio ini berfungsi mengukur efektivitas
pengelolaan persediaan, dimana semakin tinggi tingkat perputaranya
semakin efektif pengelolaan persediaanya.
3. Perputaran Aktiva Tetap
Rasio ketiga ini akan mengukur sejauh mana kemampuan perusahaan
menghasilkan penjualan berdasarkan aktiva tetap yang dimilikinya.

Rasio ini juga memperhatikan sejauah mana efektifitas perusahaan dalam


menggunakan aktiva tetapnya.
Semakin tinggi rasio ini menandakan semakin efektifnya proporsi aktiva
tersebut.

Dalam beberapa industri, rasio ini cukup penting mendapatkan perhatian


apabila industri tersebut memiliki proporsi aktiva tetap yang tinggi.

[LENGKAP PENGERTIAN] Ciri dan Karakteristik Perusahaan


Dagang
Sedangkan pada industri lainya yang bergerak dibidang jasa yang memiliki
proporsi aktiva yang relatif kecil, rasio ini tidak begitu penting untuk
diperhatikan.

Berikut ini adalah rumus dari rasio perputaran aktiva tetap:

Perputaran Aktiva Tetap = Penjualan : Total Aktiva


Sutrisno 2001:253 dalam bukunya menjelaskan bahwa, rasio ini mengukur
efektifitas penggunaan aktiva tetap dalam memperoleh penghasilan. Dimana
semakin tinggi tingkat perputaranya semakin efektif penggunaan aktiva tetap
yang dilakukan perusahan tersebut.

4. Perputaran Total Aktiva


Rasio ke empat atau yang terakhir dalam komponen rasio aktiva ini adalah
rasio perputaran total aktiva. Dalam bukunya Hanafi dan Halim 2000:81
menjelaskan bahwa rasio ini sama seperti halnya rasio perputaran aktiva
tetap, diaman rasio ini akan menghitung efektifitas penggunaan total aktiva.

Rasio yang tinggi dalam perputaran total aktiva ini biasanya menunjukan
manajemen yang baik, sebaliknya rasio yang rendah menyebabkan
manajemen harus melakukan evaluasi megnenai strategi pemasaranya dan
juga pengeluran investasi atau modalnya.

Berikut ini adalah rumus dari rasio perputaran total aktiva:

Perputaran Total Aktiva = Penjualan : Total Aktiva


Mengenai hal ini Sutrisno dalam bukunya menjelasakan bawa rasio ini
merupakan ukuran efektifitas pemanfaatan aktiva dalam menghasilkan
penjulan, diamana semakin tinggi tingkat perputaranya semakin efektif pula
perusahaan dalam memanfaatkan aktivanya.

Demikian penjelasan kami mengenai “Pengertian analisis rasio Keuangan,


dan macam-macam rasio keuangan”, semoga bermanfaat dan membantu
anda. tak lupa kami ucapkan terimakasih atas kunjunganya
di akuntansionline.com.

Anda mungkin juga menyukai