1. RASIO KEUANGAN
a. Pengertian Analisis rasio keuangan (financial ratio analysis) adalah alat untuk
mengukur kinerja perusahaan berdasarkan data perbandingan yang ditulis
dalam laporan keuangan seperti laporan neraca, laba rugi, dan arus kas dalam satu
periode tertentu.Hal ini biasanya dilakukan oleh akuntan pada akhir periode
perusahaan dalam satu tahun.Hasil analisis kemudian dilaporkan kepada pihak
manajemen sebagai pedoman informasi untuk menentukan keputusan atau kebijakan
perusahaan di periode selanjutnya.
b. Fungsi Analisis Rasio Keuangan (Financial Analysis Ratio)
Selain menjadi alat ukur sehat-tidaknya sebuah perusahaan, analisis rasio keuangan
memiliki manfaat lainnya yaitu;
Melihat tren kinerja perusahaan dalam satu periode tertentu.
Bahan evaluasi sumber daya perusahaan seperti supplier, peralatan, proses
produksi bahkan karyawan itu sendiri.
Sebagai acuan investor untuk memilih perusahaan.
Sebagai bahan pertimbangan kreditur.
Menilai efektifitas strategi perusahaan dalam membangun keunggulan
kompetitif.
Analisis kekuatan internal dan kemampuan daya saing perusahaan dengan
kompetitor.
Sebagai bahan referensi audit internal transaksi yang terjadi pada perusahaan
baik dari sektor keuangan, operasional, atau sektor lain.
Menentukan nilai kewajaran keuntungan yang diperoleh perusahaan.
c. Jenis – jenis Rasio Keuangan
1) Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio)
Jenis rasio keuangan yang mengukur kemampuan perusahaan memenuhi
kewajiban finansial (likuiditas perusahaan) dalam jangka pendek. Rasio
likuiditas dapat dibagi lagi menjadi tiga jenis yaitu adalah sebagai berikut:
Rasio Lancar (Current Ratio)
Rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar
kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo
dengan aktiva lancar yang tersedia .Semakin besar perbandingan
aktiva lancar dengan utang lancar, semakin tinggi kemampuan
perusahaan menutupi kewajiban jangka pendeknya.Apabila rasio
lancar 1:1 atau 100% berarti bahwa aktiva lancar dapat menutupi
semua utang lancar.Jadi dikatakan sehat jika rasionya berada di atas 1
atau di atas 100%. Artinya aktiva lancar harus jauh di atas jumlah
utang lancar.Berikut rumus perhitungannya:
Rasio ini bertujuan untuk mengukur tingkat pengelolaan sumber dana dan
kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka panjangnya.
Ada dua jenis rasio solvabilitas yaitu:
c. Perputaran Aktiva Tetap (Fixed Asset Turnover), Rasio ini berguna untuk
mengukur dan mengevaluasi kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan
aktiva tetap secara efisien dalam rangka meningkatkan penjualan.Sama
seperti sebelumnya, semakin besar berarti semakin efektif perusahaan dalam
mengelola aktiva tetapnya.Rumus rasio keuangan untuk perputaran aktiva
tetap (fixed asset turnover) adalah sebagai berikut
d. Perputaran Aktiva Total (Total Asset Turnover), Rasio ini juga melibatkan
aktiva lancar dan aktiva tetap.Dimana semakin besar rasionya, maka semakin
efektif perusahaan bisa memanfaatkan seluruh aktivanya terhadap konversi
penjualan.Berikut rumus rasio keuangan ini:
Dalam analisis ini, ada beberapa poin yang harus diperhatikan dimana
poin-poin tersebut mempengaruhi perubahan struktur keuangan
yaitu; peraturan pemerintah, perubahan kompetisi, perubahan
teknologi dan juga akuisisi.
Analisis ini juga bisa dilakukan dengan tiga pendekatan yaitu; ekonomi,
statistik, dan visual.
Tren adalah pergerakan time series jangka panjang. Tren bisa dinyatakan
dalam tren naik atau tren turun.
Dalam data tren, Anda perlu melihat pola dalam jangka waktu yang cukup
lama yaitu sekitar 15 hingga 20 tahun.
Jika tren bersifat makro, maka siklus bersifat mikro dimana bisa jadi
dipengaruhi oleh faktor internal.
Ada juga data musiman yaitu anomali data berdasarkan waktu tertentu
atau waktu yang lebih pendek dalam satu tahun misalnya lebaran, libur
natal, atau cuaca.
Sedangkan data tidak teratur muncul akibat data berdasarkan waktu yang
tidak menentu dalam jangka waktu yang tidak menentu juga (namun
relatif pada jangka waktu yang pendek).
2.Analisa TREND
Analisis trend adalah suatu teknik analisis data yang digunakan untuk menentukan arah
pergerakan suatu data pada masa depan dengan memperhatikan data historis.
Metode ini sangat berguna dalam membantu kita memprediksi dan meramalkan arah
pergerakan suatu data, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
Dalam dunia bisnis, analisis tren digunakan untuk memperkirakan arah pergerakan keuangan
perusahaan, seperti pendapatan, biaya, dan laba.
Dalam bidang ekonomi, analisis tren digunakan untuk memperkirakan arah pergerakan
ekonomi suatu negara atau wilayah.
Sedangkan dalam bidang teknologi, analisis trend digunakan untuk memperkirakan
perkembangan teknologi dan adopsi oleh pasar.
Metode ini digunakan untuk menganalisis data keuangan historis perusahaan dan
memprediksi arah pergerakan data keuangan di masa depan.
Berikut adalah beberapa alasan mengapa analisis tren dalam laporan keuangan penting:
Dengan melihat data historis dan memprediksi arah pergerakan keuangan di masa depan,
manajemen dapat menentukan strategi bisnis yang lebih baik dan efektif.
Baca juga: Biaya Promosi: Arti, Jenis, Contoh, Cara Hitung, dan Jurnalnya
Dengan begitu, manajemen dapat merencanakan anggaran dengan lebih realistis dan efektif.
Dengan analisis ini, investor dapat mengevaluasi potensi investasi dan mengambil keputusan
yang lebih cerdas.
Analisis ini membantu perusahaan memberikan informasi yang lebih lengkap dan akurat
kepada para stakeholder, seperti investor dan kreditur.
Analisis tren menggunakan data yang dikumpulkan selama periode waktu yang sangat
singkat dan sangat lama.
Mengingat frekuensi aktivitas perdagangan, fluktuasi penjualan saham harian atau bahkan per
jam merupakan indikator potensial.
Namun, jika Anda menganalisis status keuangan jangka panjang perusahaan, data yang
menunjukkan satu menit atau satu jam kemungkinan besar tidak akan membantu analisis ini.
Dilansir dari golayer, ada tiga jenis tren yang mungkin Anda temukan saat menganalisis data
Anda:
Tren naik dapat terjadi bersamaan dengan perubahan positif dalam model bisnis atau
keamanan perusahaan terkait ekonomi makro.
Analis keuangan mencirikan tren naik dengan puncak grafik lebih tinggi, yang merupakan
titik tinggi dalam data selama periode waktu tertentu.
Karena penurunan penjualan, perusahaan perlu menutup atau mengevaluasi kembali model
bisnis mereka.
Sementara harga dapat naik dan turun sewaktu-waktu, tren turun terjadi ketika ada puncak
dan palung yang lebih rendah dalam data dari waktu ke waktu.
Tren horizontal
Tren horizontal, atau tren menyamping, terjadi ketika harga saham atau aset saham tidak
bergerak naik atau turun secara konsisten. Jenis tren ini dapat mengakibatkan hal-hal berikut:
Investor mungkin merasa kesulitan untuk menentukan arah tren ini dan memprediksi apakah
ini saat yang tepat bagi klien mereka untuk berinvestasi.
Profesional keuangan mungkin tidak dapat meramalkan kejadian jangka pendek atau jangka
panjang di pasar. Pemerintah dapat mendorong uptrend dan peningkatan ekonomi.
Apakah tren naik itu positif atau negatif akan bergantung pada metrik yang Anda analisis.
Misalnya, jika Anda melihat pengeluaran Anda, Anda akan mencari tren penurunan.
Berikut adalah beberapa langkah untuk melakukan analisis trend dalam laporan keuangan:
Data ini bisa berupa laporan laba rugi, neraca, dan arus kas dalam periode waktu yang
ditentukan.
Pertimbangkan apakah tren tersebut positif atau negatif, dan berapa besar perubahannya.
Langkah 4. Evaluasi
Setelah melakukan analisis trend, langkah terakhir adalah melakukan evaluasi.
Pertimbangkan faktor-faktor apa yang mempengaruhi tren kinerja keuangan tersebut, dan
apakah tren tersebut dapat dipertahankan atau perlu perbaikan.
Misalnya, apakah penurunan pendapatan disebabkan oleh faktor internal perusahaan atau
faktor eksternal seperti persaingan pasar yang semakin ketat?
Analisis Trend pada Saham
Ada dua cara umum untuk menemukan tren saham. Satu menggunakan analisis teknis dan
yang lainnya menggunakan analisis fundamental.
Analisis teknis
Analisis teknis data saham adalah metode populer untuk mencari pola atau tren harga saham,
volume, dan metrik lainnya.
Ada beberapa perdebatan tentang seberapa berguna sebenarnya analisis tren teknis untuk
memprediksi tren pasar di masa depan, mengingat banyaknya data yang tersedia di pasar ini.
Sebab, perdagangan dan analisis saham bersifat konstan, sedangkan investor segera bereaksi
terhadap fluktuasi atau tren yang dirasakan.
Analisis fundamental
Analisis fundamental menganggap bahwa metrik saham biasa tidak selalu mencerminkan
nilai sebenarnya.
Analis ini mengumpulkan semua informasi yang mereka dapat tentang pasar yang mereka
pelajari, termasuk analisis kuantitatif dan kualitatif dokumen keuangan.
Anda juga dapat mengidentifikasi tren dalam analisis teknis saham untuk mengidentifikasi
fluktuasi harga, volume, dll.
Analisis horizontal atas laporan laba rugi dapat membantu mereka mengidentifikasi pola
yang berpotensi signifikan dalam data, termasuk bukti penipuan atau kesalahan akuntansi.
Analisis horizontal laporan laba rugi cenderung menggunakan persentase perubahan, namun
Anda dapat menggunakan metrik lainnya tergantung pada fokus dan tujuan analisis.
Setelah Anda memilih dan mengumpulkan data yang diperlukan, Anda perlu menghitung
persentase perubahan untuk setiap periode dari tahun dasar.
Anda kemudian dapat memetakan nilai-nilai ini, menggunakan garis tren untuk
mengidentifikasi pola yang menarik.
Berdasarkan pola yang Anda temukan, Anda dapat menganalisisnya lebih detail
menggunakan data dan visualisasi tambahan.
Misalnya, Anda mungkin ingin melihat laporan bulanan untuk tahun tertentu jika Anda
melihat puncak atau penurunan pada tahun tersebut yang menjadi perhatian Anda.
Analisis Horizontal
Setiap jumlah kenaikan atau penurunan per pos akan dicantumkan, termasuk
persentase kenaikan dan penurunannya. Dapat disimpulkan, bila analisa horizontal
adalah analisis untuk membandingkan dua laporan, yakni laporan keuangan tahun
sekarang dan laporan keuangan sebelumnya. Analisis horizontal bisa
membandingkan tiga atau lebih periode laporan keuangan komparasi.
4. Melakukan analisis.
Analisis Vertikal
Pengertian analisis vertikal adalah analisa yang dilaksanakan dengan cara
membandingkan hubungan tiap unsur laporan keuangan dengan total akun
dalam laporan keuangan tunggal.
Analisa Perbandingan dengan Standar Industri atau Pesaing
Definisi benchmarking
Benchmarking adalah proses membandingkan bisnis dengan departemen internal atau
pesaing yang dianggap kuat di sektor yang sama. Dengan menentukan tolok ukur, bisnis
dapat memahami kelemahan dan kelebihannya, sehingga dapat melakukan peningkatan
berkelanjutan.
Dengan adanya tolok ukur, bisnis dapat menyajikan informasi tentang tujuan jangka pendek
maupun jangka panjang, dan memberikan ide untuk mengembangkan proses atau teknologi
yang berguna meningkatkan loyalitas, keuntungan, serta mengurangi biaya.
Jenis-jenis benchmarking
Bagi Anda yang baru menentukan benchmark, penting untuk memahami jenis-jenisnya. Di
bawah ini beberapa tipe yang bisa Anda terapkan.
1. Performance benchmarking
Tolok ukur kinerja dilakukan dengan mengumpulkan dan mengevaluasi data numerik untuk
mengukur kinerja tim atau bisnis secara keseluruhan. KPI atau Key Performance Indicators
digunakan sebagai metrik untuk melacak kemajuan dalam mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
KPI umumnya digunakan untuk mengukur kepuasan pelanggan, efisiensi proses, kualitas,
dan harga produk atau layanan yang ditawarkan.
Dengan melakukan pembandingan KPI secara berkala dengan kompetitor atau benchmark,
Anda dapat mengetahui posisi pasar bisnis dan dapat meningkatkan penawaran produk dan
layanan untuk meningkatkan daya saing bisnis Anda.
2. Internal benchmarking
Tolok ukur jenis ini membandingkan kinerja departemen satu dengan departemen lain yang
masih berada di bisnis yang sama. Tujuan benchmark internal adalah menentukan inisiatif
yang efisien dan mempelajari adakah departemen yang memerlukan sumber daya tambahan.
Anda juga bisa membandingkan bisnis yang berada di cabang yang berbeda atau dengan
bisnis yang masih dalam satu grup. Aspek yang diukur seperti efektivitas dan performa
pegawai serta bagaimana tenaga kerja menggunakan peralatan dan sumber daya yang bisnis
sediakan.
3. Competitive benchmarking
External benchmark atau dikenal tolok ukur kompetitif adalah mengukur kinerja bisnis
dengan pesaing. Anda dapat mempelajari metrik, praktik, dan standar bisnis milik
kompetitor. Dalam prosesnya, Anda perlu memahami data pasar yang objektif untuk
memastikan temuan akurat dan faktual.
4. Strategic benchmarking
Tipe benchmark strategis adalah mengukur dan menganalisis strategi perusahaan paling
sukses, kemudian menerapkan strategi tersebut pada bisnis sendiri. Upaya meniru standar
kinerja bisa merujuk perusahaan dari industri berbeda.
5. Proses benchmarking
Tolok ukur proses berarti mempelajari proses dan operasi dari perusahaan yang memiliki
kinerja tinggi di industri.
Membandingkan proses memudahkan bisnis menentukan proses yang dibutuhkan saat ini.
Selain itu, memberikan informasi kinerja proses apabila dibandingkan dengan standar
industri.
6. Functional benchmarking
Tipe tolok ukur yang membandingkan fungsi dari perusahaan lain. Ini bisa kompetitor atau
perusahaan dari industri yang lebih luas. Tujuan functional benchmark adalah memahami
strategi khusus tim internal dengan perusahaan lain. Mungkin saja, Anda butuh peningkatan
demi mengikuti trend dan tetap kompetitif.
7. Generic benchmarking
Benchmark generic berguna untuk membandingkan proses bisnis yang sama di setiap
perusahaan. Misalnya, penggajian atau prosedur penggajian karyawan. Tujuan tolok ukur ini
membantu Anda mempelajari tim Anda dan tim orang lain bekerja.
8. International benchmarking
International benchmark bertujuan menganalisis praktek dari perusahaan dari seluruh dunia.
Dengan tolok ukur seperti ini, Anda dapat melihat posisi bisnis di pasar global. Di samping
itu, memberikan wawasan berguna bagi bisnis yang ingin menguasai pasar dunia.
Manfaat benchmarking
Benchmarking memberikan manfaat besar, apabila bisnis benar-benar menentukan tolok ukur
dengan tepat. Berikut keuntungannya:
Karyawan bisa termotivasi ketika mempelajari bisnis pesaing. Anda dapat membuat tujuan
yang realistis, terukur, dan bisa dicapai.
Selain itu, benchmarking juga memungkinkan untuk mempelajari metode operasi dari
perusahaan lain. Anda dapat mempelajari faktor atau sumber daya apa yang mendukung
kesuksesan perusahaan lain dan menentukan apakah mungkin menerapkannya pada bisnis
Anda.
Dengan melakukan benchmark perusahaan lain, Anda dapat mengetahui strategi apa yang
dan yang kurang efektif. Alhasil, Anda bisa mengaplikasikan strategi yang tepat dan
melewatkan percobaan.
Metode benchmarking
Sumber informasi untuk melakukan benchmarking cukup bervariasi. Metode yang dapat
Anda lakukan yaitu:
Melakukan penilaian informasi dalam perusahaan maupun yang ada di publik alias riset in
house
Pertukaran langsung dengan menyebar survei atau kuesioner
Riset pihak ketiga artinya proses benchmarking dilakukan oleh pihak ketiga bukan tim
internal Anda
Mengunjungi mitra benchmarking secara langsung
Proses benchmarking
Secara sederhana benchmarking terdiri dari 4 langkah utama yaitu perencanaan, riset,
pengamatan, analisis, dan tambahan beradaptasi. Simak prosesnya di bawah ini.
1. Perencanaan
Perencanaan meliputi menentukan kinerja perusahaan yang akan dibandingkan dengan bisnis
perusahaan lain. Selain itu, mengevaluasi kinerja proses yang sedang berlangsung.
2. Riset
Riset perusahaan untuk menjadi benchmark (tolok ukur). Buatlah daftar perusahaan potensial
yang akan menjadi acuan. Kemudian, lakukan perbandingan antara daftar tersebut, mana
yang bisa Anda jadikan mitra untuk melakukan benchmark.
3. Observasi
Pengamatan merupakan proses mengumpulkan informasi. Misalnya, faktor kesuksesan
perusahaan atau sumber daya yang dibutuhkan untuk menunjang kesuksesan. Pengumpulan
informasi bisa dilakukan secara langsung maupun melalui internet.
4. Analisis
Analisis informasi yang telah dikumpulkan. Perhatikan performa kerja bisnis dan faktor-
faktor keberhasilan sebagai acuan kinerja perusahaan. Dengan begitu, Anda bisa menyusun
rencana untuk memperbaiki kinerja perusahaan.
5. Mengambil tindakan
Terakhir adalah mengambil tindakan yaitu mengimplementasikan perencanaan yang telah
disusun. Keempat langkah di atas tidak akan berpengaruh apapun, apabila bisnis tidak
beradaptasi.
Tentukan fokus area yang tidak bekerja efektif di perusahaan. Kemudian gunakan benchmark
untuk membandingkan dan lakukan perbaikan.
3. Mengumpulkan informasi
Mengumpulkan informasi untuk mendapatkan data yang relevan. Ini bisa melalui riset
konsumen, menyebarkan kuesioner, mengadakan survey, atau memanfaatkan teknologi.
Kemudian, lakukan analisis untuk mempelajari kesenjangan proses di dalam bisnis Anda
dengan perusahaan benchmark.
4. Melakukan implementasi
Langkah berikutnya melakukan implementasi. Gunakan hasil analisis untuk melakukan
peningkatan kinerja. Fase ini bisa dijalankan dengan beberapa pendekatan, seperti metode
SMART.
5. Memonitor benchmark
Periksa kemajuan proses secara berkala, sehingga memudahkan evaluasi jika memang
dibutuhkan. Hal ini untuk melacak metrik keberhasilan, jika tidak memenuhi tolok ukur
artinya Anda perlu melakukan perbaikan.
Contoh benchmarking
Contoh benchmarking bisa Anda temukan di sekitar. Beberapa brand besar menggunakan
tolok ukur untuk menilai bisnis mereka. Contohnya merek Coca-Cola menjadi benchmark
untuk produk Pepsi.
Sementara dari teknologi brand Apple menjadi benchmarking Samsung ketika merilis iPhone
4. Dari ranah otomotif perusahaan raksasa Honda melakukan benchmarking dengan
Yamaha.
Contoh benchmarking yaitu pengecer pakaian daring mungkin saja melakukan tolok ukur
dengan pesaing teratas dengan mempelajari bagaimana mereka mengirimkan pesanan dengan
cepat dan menerapkan strategi. Analisis dan pengumpulan data dilakukan sebelum
menerapkan strategi serupa.
5. ANALISIS SENSITIVITAS
A) Pengertian
D) Keuntungan
3. Kemudahan otomatis.
E) Contoh Kasus
Sebuah penghitungan padi mempunyai arus kas seperti terlihat pada table
analisis penggilingan padi. pada table tersebut juga telah dilakukan penyelesaian
dengan menghitung nilai NPV, IRR dan B/C. analisis dilakukan pada tingkat
discount factor 15% per tahun.
Table analisis penggilingan padi (dalam ribu Rp)
TABEL
6. ANALISA DUPONT
a) Pengertian Analisis Dupont
Analisis DuPont adalah metode yang digunakan untuk menganalisis kinerja
keuangan suatu perusahaan dengan mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi
tingkat profitabilitas. Analisis ini didasarkan pada pengukuran return on equity (ROE)
perusahaan dan memecah ROE menjadi beberapa komponen yang berbeda.
1. Profit margin (marjin laba): Rasio ini mengukur efisiensi perusahaan dalam
menghasilkan laba dari penjualan. Dihitung dengan membagi laba bersih dengan
pendapatan. Marjin laba yang lebih tinggi menunjukkan perusahaan yang lebih efisien
dalam menghasilkan laba.
2. Asset turnover (perputaran aset): Rasio in mengukur efisiensi perusahaan dalam
menggunakan asetnya untuk menghasilkan pendapatan. Dihitung dengan membagi
pendapatan dengan total aset. Perputaran aset yang lebih tinggi menunjukkan perusahaan
yang lebih efisien dalam menghasilkan pendapatan dari aset yang dimilikinya.
3. Financial leverage (leverage keuangan): Rasio in mengukur sejauh mana perusahaan
menggunakan tang untuk mendanai operasinya. Dihitung dengan membagi total aset
dengan ekuitas pemegang saham. Leverage keuangan yang lebih tinggi menunjukkan
bahwa perusahaan menggunakan lebih banyak utang untuk mendanai operasinya.
Dalam praktiknya, analisis DuPont dapat digunakan oleh analis keuangan dan
investor untuk memahami faktor-faktor yang mempengaruhi profitabilitas perusahaan.
Dengan memahami komponen-komponen ROE dan menganalisis rasio-rasio yang
terkait, analisis DuPont membantu dalam mengidentifikasi perubahan tren dan
mengidentifikasi peluang perbaikan yang dapat meningkatkan kinerja perusahaan.
Rumus perhitungan Analisis DuPont adalah metode yang digunakan untuk mengukur
kinerja keuangan suatu perusahaan dengan memecah Return on Equity (ROE) menjadi
beberapa komponen. Analisis DuPont menggunakan tiga rasio utama yaitu rasio
profitabilitas, rasio efisiensi, dan rasio leverage (penggunaan utang). Berikut adalah
rumus perhitungan Analisis DuPont:
Dengan menggunakan rumus-rumus di atas, Anda dapat memecah ROE menjadi tiga
komponen, yaitu profitabilitas, efisiensi, dan leverage. Analisis DuPont membantu dalam
mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi kinerja keuangan suatu perusahaan,
sehingga dapat memberikan wawasan lebih detail tentang apa yang menyebabkan
perubahan ROB dari waktu ke waktu Perlu dicatat bahwa Analisis DuPont dapat
disesuaikan atau diperluas tergantung pada kebutuhan dan sumber data yang tersedia.
A. Pendekatan Analisis:
1. Analisis DuPont: Pendekatan in melibatkan dekomposisi ROE menjadi tiga komponen
utama, yaitu margin laba bersih, perputaran aset, dan leverage keuangan. Analisis ini
memberikan pemahaman yang lebih rinci tentang faktor-faktor yang mempengaruhi
ROE perusahaan.
2. Analisis ROE Sederhana: Pendekatan in hanya membandingkan laba bersih
perusahaan dengan ekuitas pemegang saham tapa mempertimbangkan faktor-faktor lain
yang mempengaruhi ROE. Ini memberikan gambaran mum tentang tingkat profitabilitas
perusahaan secara keseluruhan.
B. Fokus Utama:
Analisis DuPont: Fokus utama analisis ini adalah untuk mengidentifikasi faktor-faktor
yang mempengaruhi ROE perusahaan dan menganalisis kontribusi masing-masing faktor
terhadap perubahan ROE dari waktu ke waktu. Ini membantu dalam mengevaluasi
kinerja keuangan perusahaan secara komprehensif.
D. Kompleksitas Analisis:
1. Analisis DuPont: Pendekatan in melibatkan dekomposisi ROE menjadi beberapa
komponen dan memerlukan analisis yang lebih rinci untuk menganalisis masing-masing
faktor. Ini bisa lebih kompleks dan membutuhkan pemahaman yang lebih mendalam
tentang laporan keuangan perusahaan.
2. Analisis ROE Sederhana: Pendekatan ini lebih sederhana dan langsung, hanya
membandingkan laba bersih dengan ekuitas pemegang saham. Ini tidak melibatkan
dekomposisi ROE menjadi komponen-komponen terpisah dan lebih mudah dipahami
oleh pemegang saham yang tidak memiliki latar belakang keuangan yang mendalam.