Secara umum, jenis ratio keuangan dibagi menjadi 4 (empat) jenis, yaitu rasio
profitabilitas, likuiditas, solvabilitas, dan aktivitas. Apa saja itu? Simlak penjelasan dan
rumus perhitungannya di bawah ini:
d. Return On Assets (ROA)
ROA menunjukan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan after tax operating
profit dari total aset yang dimiliki. Laba yang dihitung adalah laba sebelum bunga dan
pajak atau EBIT (Earning Before Interest and Tax).
e. Return On Investment (ROI)
ROI akan membantu kamu menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan
keuntungan yang dapat digunakan untuk menutup investasi yang dikeluarkan. Laba yang
digunakan untuk menghitung rasio ini adalah laba setelah pajak / Earning After Tax (EAT).
Semakin besar hasilnya maka semakin baik untuk perusahaan.
a. Current Ratio
Rasio ini akan membantu kamu menunjukan perbandingan aset lancar dengan kewajiban
lancar. Di mana, semakin tinggi angkanya, maka semakin baik likuiditas perusahaan.
b. Quick Ratio
Quick ratio akan menunjukkan perbandingan kas + sekuritas jangka pendek + piutang
dengan kewajiban lancar. Dengan kata lain, ini merupakan jumlah perimbangan antara
aktiva lancar dikurangi persediaan dengan utang lancar.
a. Pertumbuhan Pendapatan
Indikator pertama rasio keuangan yang baik adalah pendapatan perusahaan per tahun
yang terus tumbuh. Paling tidak tren positif ini harus terjaga dalam 3 sampai 5 tahun
terakhir. Minimal pertumbuhan per tahunnya mencapai 5% selama kurun waktu tersebut.
Jika memenuhi poin ini maka perusahaan ini berpotensi memberikan keuntungan bagimu
sebagai investor.
c. Return on Equity (ROE)
ROE adalah perbandingan jumlah laba perusahaan dengan modal yang didapatkan
dari pemegang saham. Fungsinya untuk mengukur profitabilitas perusahaan dengan
besarnya laba yang diperoleh dari mengelola modal tersebut. Perusahaan dengan rasio
ROE lebih dari 15% sangat direkomendasikan untuk berinvestasi. Prinsipnya, semakin
tinggi labanya maka akan sangat lebih baik.