Anda di halaman 1dari 4

1.

Rumus Rasio Likuiditas


Rumus rasio likuiditas berbeda-beda sesuai dengan jenisnya. Ini rumusnya:

Current Ratio (Rasio Lancar): aset lancar / kewajiban lancar x 100%


Quick Ratio (Rasio Cepat): kas + piutang + efek / utang lancar x 100%
Cash Ratio: kas + efek  / utang lancar milik perusahaan x 100%
Semakin mendekati 100% persentasenya, itu berarti likuiditas perusahaan punya
nilai yang bagus dan aman terhadap utang lancar.

2. Rumus Rasio Aktivitas


Rasio aktivitas masing-masing perhitungannya adalah seperti ini:

Perputaran piutang:  penjualan perusahaan / rata-rata piutang  x 100%


Perputaran persediaan: penjualan perusahaan / persediaan milik perusahaan x
100%
Perputaran aktiva tetap: penjualan perusahaan / aktiva tetap punya perusahaan 
x 100%
Perputaran total aktiva:  penjualan yang dihasilkan perusahaan / total aktiva x
100%
Semakin mendekati 100%, berarti perputarannya semakin bagus dan membawa
manfaat untuk perusahaan.

3. Rumus Rasio Profitabilitas


Rumus rasio keuntungan atau laba ini juga dibagi sesuai dengan jenisnya, yaitu:

Gross Profit Margin: penjualan bersih perusahaan – HPP / penjualan bersih x


100%
Operating Profit Margin: penjualan bersih perusahaan – HPP – (EBIT) /
penjualan bersih x 100%
EBIT = earnings before interests and taxes.
Net Profit Margin: Laba bersih setelah pajak / penjualan bersih perusahaan x
100%
Return on Investment (ROI): Laba bersih setelah pajak / total aset perusahaan  x
100%
Return on Assets (ROA): Laba bersih / Total Aktiva x 100%
Apabila rasio laba semakin mendekati 100%, artinya nilai keuntungannya
termasuk tinggi.

4. Leverage ratio memiliki empat jenis yang berbeda, yaitu:

1. Debt to EBITDA ratio

Mungkin kamu sudah mengetahui apa itu EBITDA yaitu singkatan


dari Earning Before Interest, Taxes, Depreciation, dan Amortization yang
merupakan sebuah ukuran atau metrik kinerja keuangan perusahaan secara
keseluruhan dan digunakan sebagai alternatif untuk laba bersih dalam beberapa
situasi keuangan.
Rasio ini akan digunakan untuk mengetahui kemampuan sebuah perusahaan
dalam melunasi utangnya atau menentukan apakah perusahaan memiliki risiko
gagal untuk membayar utang.

Dalam jenis rasio ini apabila hasilnya lebih dari angka 3, maka bisa dipastikan
risiko dalam membayar utang cukup tinggi. Sehingga, perusahaan pasti
memiliki kewajiban membayar utang yang cukup besar.

Rumus Debt to EBITDA ratio adalah sebagai berikut:

Debt to EBITDA = Total utang : total EBITDA

2. Debt to equity ratio


Jenisyang kedua adalah debt to equity ratio atau biasa disingkat (DER) yang
merupakan rasioo utang terhadap ekuitas. Apa maksudnya rasio utang terhadap
ekuitas?

Rasio keuangan yang proporsinya relatif antara utang dan ekuitas dalam
perusahaan untuk membayar aset yang digunakan.

Rumus debt to equity ratio:

Debt to equity ratio = Total utang : total ekuitas

3. Debt to assets ratio

Seperti namanya, jenis ini adalah rasio yang sering digunakan untuk melihat
performa perusahaan dalam mengelola utang agar bisa membayar aset yang
dimiliki oleh perusahaan tersebut.

Rumus debt to assets ratio adalah:

Debt to assets ratio = Total utang : total aset.

4. Debt to capital ratio

Jenis yang terakhir adalah rasio utang terhadap modal atau debt to capital


ratio yang berfokus pada utang sebagai komponen basis dari total perusahaan.
Apabila sebuah perusahaan memiliki nilai debt to capital ratio yang tinggi
maka risiko gagal membayar utang juga akan tinggi dan tentunya akan
berdampak pada keuangan operasional perusahaan.

Rumus debt to capital ratio:


Debt to capital ratio = Total uang saat ini : (total utang + total ekuitas)

Anda mungkin juga menyukai