Anda di halaman 1dari 13

Diskusi Minggu Ke 6

Matkul : Analisis Informasi Keuangan


Dosen : Sitti Marwa Kharie S.E., M.Ak

Bagaimana saudara menggambarkan kemampuan  PT Perusahaan Gas Negara (PGN)


Untuk mendanai kebutuhan pendanaan jangka pendek? 

Perlu diketahui lebih dahulu, untuk mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban
finansial (likuiditas perusahaan) dalam jangka pendek bisa dilihat dari rasio likuiditas
(liquidity ratio). Salah satu jenis rasio yang dapat digunakan adalah rasio lancar yaitu Rasio
yang mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau
utang yang segera jatuh tempo dengan aktiva lancar yang tersedia. Semakin besar
perbandingan aktiva lancar dengan utang lancar, semakin tinggi kemampuan perusahaan
menutupi kewajiban jangka pendeknya. Apabila rasio lancar 1:1 atau 100% berarti bahwa
aktiva lancar dapat menutupi semua utang lancar. Jadi dikatakan sehat jika rasionya berada di
atas 1 atau diatas 100%. Artinya aktiva lancar harus jauh di atas jumlah utang lancar.

Dari artikel diatas telah dipaparkan bahwa rasio lancar PGN sebesar 1.7 kali sehingga PGN
benar-besar masih sangat mampu dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Dari hasil
tersebut kesimpulannya bahwa jumlah Aset Lancar PGN jauh lebih besar di atas jumlah
utang lancar. Hal itu sudah sesuai dengan yang dipaparkan di artikel tersebut bahwa total aset
sebesar 7,53 miliar dolar AS. Aset tersebut termasuk kas dan setara kas sebesar 1,18 miliar
dolar AS, total liabilitas 4,57 miliar dolar AS, total ekuitas 2,96 miliar dolar AS, dan rasio
lancar sebesar 1,7 kali.

Lebih lanjut, untuk rasio debt service yang didapatkan dari pembagian EBITDA dengan
jumlah beban bunga dan pokok pinjaman, memperoleh hasil sebesar 1,3 kali. Angka tersebut
memperlihatkan bahwa perusahaan masih mampu memenuhi pembayaran bunga dan pokok
pinjaman. Sementara itu, PGN memiliki rasio debt to ekuity sebesar 51:49 yang
menunjukkan bahwa komposisi kapital perusahaan dari debt dan ekuity masih seimbang.
Besaran rasio debt to ekuity tersebut juga masih lebih rendah dibandingkan loan covenant
yang menunjukkan angka 70:30.

Dalam konteks PGN, Sebutkan dan jelaskan rasio rasio keuangan terkait analisis aset
yang relevan dengan Pendapat saudara! Relevansi peristiwa  impairment aset minyak
dan gas bumi di PGN dengan  kebijakan optimalisasi aset perusahaan?

Menurut saya rasio keuangan yang relevansi dengan peristiwa impairment aset minyak dan
gas bumi di PGN dengan  kebijakan optimalisasi aset perusahaan adalah Rasio Aktivitas

Rasio Aktivitas (Activity Ratio)


Rasio aktivitas mengukur seberapa efektif perusahaan memanfaatkan segala sumber daya
yang dimiliki. Dalam financial ratio analysis ini, aktivitas yang rendah pada tingkat penjualan
tertentu mengakibatkan semakin besarnya dana lebih yang tertanam pada aktiva.Dana lebih
ini yang dimana dampak dari aktivitas rendah menjadi lebih baik jika ditanamkan pada
aktivitas yang lebih produktif.
 Perputaran Aktiva Tetap (Fixed Asset Turnover)
Rasio ini berguna untuk mengukur dan mengevaluasi kemampuan perusahaan dalam
memanfaatkan aktiva tetap secara efisien dalam rangka meningkatkan penjualan. Sama
seperti sebelumnya, semakin besar berarti semakin efektif perusahaan dalam mengelola
aktiva tetapnya.
 Perputaran Aktiva Total (Total Asset Turnover)
Rasio ini juga melibatkan aktiva lancar dan aktiva tetap. Dimana semakin besar rasionya,
maka semakin efektif perusahaan bisa memanfaatkan seluruh aktivanya terhadap konversi
penjualan.
 Perputaran Modal Kerja (Working Capital Turnover)
Mengukur tingkat perputaran modal kerja bersih yaitu perbandingan antara aktiva
lancar dengan hutang lancar terhadap penjualan dalam satu periode. Rumus rasio
keuangan untuk perputaran modal kerja (working capital turnover) adalah sebagai berikut

PGN juga bisa menggunakan Analisis rasio keuangan lainnya untuk menilai kinerjanya,
karena pada dasarnya kebanyakan rasio menggunakan aktiva sebagai dasar perhitungannya,
berikut ini rasio rasio yang dapat digunakan

Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio)


Jenis rasio keuangan yang mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban finansial
(likuiditas perusahaan) dalam jangka pendek. Rasio likuiditas dapat dibagi lagi menjadi tiga
jenis yaitu adalah sebagai berikut.
 Rasio Lancar (Current Ratio)
Rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka
pendek atau utang yang segera jatuh tempo dengan aktiva lancar yang tersedia.
 Rasio Cepat (Quick Ratio/Acid Test Ratio)
Menunjukkan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban atau utang lancar
dengan aktiva lancar tanpa memperhitungkan nilai persediaan.
 Rasio Kas  (Cash Ratio)
Jenis analisis rasio keuangan yang membandingkan antara kas dan aktiva lancar yang bisa
segera menjadi uang kas dengan hutang lancar.

Rasio Profitabilitas (Profitability Ratio)


Rasio profitabilitas menunjukan kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan (laba).
Dengan menggunakan rasio ini Anda dapat mengetahui kelangsungan hidup
perusahaan (going concern).
 Margin Laba Kotor (Gross Profit Margin)
Merupakan ukuran persentase dari setiap hasil sisa penjualan sesudah perusahaan
membayar harga pokok penjualan.
 Margin Laba Bersih (Net Profit Margin)
Berbeda dengan gross profit margin, rasio menghitung persentase dari setiap hasil sisa
penjualan sesudah dikurangi semua biaya dan pengeluaran, termasuk bunga dan pajak.
 Operating Income Ratio
Perhitungan ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam mendapatkan
laba operasi sebelum bunga dan pajak dari penjualan
 Earning Power of Total Investment
Mengukur kemampuan perusahaan dalam mengelola modal yang dimiliki dan
diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva.
 Return on Investment (ROI)
Menghitung kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan yang digunakan
untuk menutup investasi yang dikeluarkan
 Return on Equity
Kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba bersih berdasarkan ekuitas.
 Return on Net Worth
Financial analysis ratio ini mengukur kemampuan modal sendiri yang diinvestasikan
untuk menghasilkan pendapatan bagi pemegang saham.

Rasio Solvabilitas (Solvability Ratio)


Rasio ini bertujuan untuk mengukur tingkat pengelolaan sumber dana dan kemampuan
perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka panjangnya. Ada dua jenis rasio solvabilitas
yaitu:
 Rasio Utang terhadap Aktiva (Total Debt to Asset Ratio)
Mengukur seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh hutang atau seberapa besar
hutang perusahaan berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva. Rasio ini menunjukkan
sejauh mana utang dapat ditutupi oleh aktiva. Semakin kecil rasionya semakin aman
(solvable). Porsi utang terhadap aktiva harus lebih kecil.
 Rasio Utang terhadap Ekuitas (Total Debt to Equity Ratio)
Menunjukkan hubungan antara jumlah utang jangka panjang dengan jumlah modal
sendiri yang diberikan oleh pemilik perusahaan yang berguna untuk mengetahui jumlah
dana yang disediakan kreditur dengan pemilik perusahaan. Bagi perusahaan,  besarnya
utang tidak boleh melebihi modal sendiri agar beban tetapnya tidak terlalu tinggi.
Semakin kecil porsi utang terhadap modal, semakin aman

SUMBER :
 https://www.jurnal.id/id/blog/rumus-rasio-keuangan-untuk-analisis-rasio-keuangan-
perusahaan/

Diskusi Minggu Ke 6
Matkul : Teori Portofolio dan Analisis Investasi
Dosen : David Syam Budi Bakroh

1. Deskirpsikan Portofolio optimal berdasarkan model Markowitz dan gambarkanlah dan


berikan penjelasan atas grafiknya?
Markowitz memperkenalkan model pemilihan portofoliopadaa tahun 1952 dan mendapat
hadiah Nobel di bidang ekonomi di tahun 1990 untuk karyanya ini. Model dari
Markowitz ini mengidentifikasikan portofolio-potofolio yang berada di efficiet set.
Model Markowitz menggunakan asumsi-asumsi sebagai berikut ini.
1. Waktu yang digunakan hanya satu periode.
2. Tidak ada biaya transaksi.
3. Preferensi investor hanya didasarkan pada return ekspetasian dan risiko dari
portofolio.
4. Tidak ada pinjaman dan simpanan bebas risiko.

Untuk memilih portofolio optimal metode Markowitz dapat dilakukan dengan dua
langkah.
1. Membentuk set efisien yang berisi dengan portofolio-portofolio efisien.
2. Pilih saalah satu dari portofolio efisien sebagai portofolio optimal sesuai dengan
preferensi risiko investor.

Preferensi risiko investor menunjukkan seberapa besar risikoyang investor berani


mengambil. Mereka yang mempunyai preferensi risiko rendah adalah mereka yang
cenderung menghindari risiko (risk averse). Sebaliknya, mereka yang mempunyai
preferensi risiko tinggi adalah mereka yang cenderung menyukai risiko (risk taker).

Sesuai dengan preferensi risikonya masing-masing, investor akan memilih portofolio


yang akan mengoptimalkan utilitinya. Fungsi utiliti investor tergantung juga dari
preferensi risikonya. Mereka yang mempunyai preferensi risiko rendah (risk averse) akan
memilih portofolio optimal di titik C1 sedang mereka yang mempunyai preferensi risiko
tinggi (risk taker) akan memilih portofolio optimal di titil C2 di gambar berikut ini.

Portofolio Optimal Berdasarkan Preferensi Masing-masing Investor

Portofolio yang akan dipilih oleh investor tergantung dari fungsi utilitinya masing-
masing. Portofolio yang optimal untuk tiap-tiap investor terletak pada titik persinggungan
antara fungsi utiliti investor dengan efficient set. Titik ini menunjukkan portofolio efisien
yang tersedia yang dapat dipilih (karena terletak di efficient set) yang menyediakan
kepuasan tertinggi yang dapat dinikmati oleh investor (karena terletak di fungsi
utilitinya).

Untuk investor ke-1, portofolio optimal berada di titik C1 yang memberikan kepuasan
kepada investor ini sebesar U2. Jika investor ini rasional, dia tidak akan memilih
portofolio D1 karena walaupun portofolio ini tersedia dan dapat dipilih yang berada di
attainable set, tetapi bukan portofolio yang efisien karena akan memberikan kepuasan
sebesar U1 yang lebih rendah dibandingkan dengan kepuasan U2. Idealnya, investor ini
akan memilih portofolio yang memberikan kepuasan tertinggi. Investor ke-1 jika
dihadapkan kepada pilihan untuk memilih portofolio C1 atau EI maka dia akan memilih
portofolio E1 karena portofolio E1 memberikan kepuasan sebesar U3 yang lebih tinggi
daripada portofolio C1 yang hanya memberikan kepuasan sebesar U2. Akan tetapi,
investor ini tidak dapat memilih portofolio E1 karena portofolio ini tidak tersedia di pasar
(portofolio ini tidak berada di attainable set).
Dengan argumentasi yang sama, investor ke dua akan memilih portofolio optimal yang
berada di efficient set yang juga menyinggung fungsi utilitinya, yaitu di titik C2. Investor
tidak akan memilih portofolio D2 karena memberikan utiliti yang lebih rendah. Investor
ini juga tidak akan memilih portofolio E2 karena portofolio ini tidak tersedia di luar
attainable set.

2. APT yaitu Teori Penilaian Arbritase (Arbitrage Pricing Theory) dan Capital Asset
Pricing Model (CAPM) telah mendapat banyak perhatian dari praktisi dan akademisi
untuk digunakan dalam penetapan harga dan penilaian aset. Jelaskan perbedaan antara
APT dan CPAM sehubungan dengan:

1) Fungsi utilitas investor


CAPM mengasumsikan bentuk tertentu dari fungsi utilitas (di mana hanya momen
pertama dan kedua yang penting, yaitu risiko diukur dengan varians, misalnya utilitas
kuadrat) atau sebagai alternatif pengembalian aset yang distribusi probabilitasnya
sepenuhnya dijelaskan oleh dua momen pertama (misalnya , distribusi normal) dan
nol biaya transaksi (diperlukan untuk diversifikasi untuk menghilangkan semua risiko
istimewa).

Sedangkan APT mengasumsikan tidak mempunyai fungsi utilitas tertentu

2) Distribusi return
CPAM mengasumsikan Semua investor mempunyai distribusi probabilitas tingkat
return di masa depan yang sama. Asumsi- asumsi tersebut tidak akan eksis di dunia
nyata. Jika semua asumsi tersebut dipenuhi maka akan terbentuk pasar yang
seimbang. Dalam kondisi pasar yang seimbang, investor tidak akan dapat memperoleh
return abnormal (return ekstra) dari tingkat harga yang terbentuk.

Sedangkan APT mengasumsikan bahwa distribusi return dipengaruhi oleh beberapa


sumber risiko lainnya (tidak hanya diukur dengan beta). Investor percaya bahwa
return sekuritas akan ditentukan oleh sebuah model faktorial dengan faktor risiko

3) Portofolio pasar
CAPM mendasarkan diri pada risiko yang berkaitan dengan portofolio pasar adalah
risiko sistematis dalam mengestimasikan tingkat pengembalian yang diharapkan dan
satu-satunya risiko yang dihadapi investor. Persamaan CAPM menyatakan bahwa
expected return atas aset berisiko merupakan fungsi linear dari beta (β) yang
mengukur besarnya kecenderungan asset berisiko tersebut untuk co-vary dengan
portofolio pasar. Dengan kata lain, CAPM ini menunjukkan bahwa variasi lintas
sektor dalam tingkat pengembalian yang diharapkan dapat dijelaskan hanya dengan
beta pasar. Market atau beta pasar merupakan ukuran dari risiko sistematis, yaitu
risiko yang tidak dapat dikurangi melalui diversifikasi. Semakin stabil return saham
maka semakin tinggi pula return yang diharapkan investor.
Sedangkan APT mengasumsikan bahwa portofolio pasar tidak terlalu
berpengaruh pada estimasi return yang diharapkan seperti dalam CAPM.

3. Jelaskan perbedaan konseptual antara APT dan CAPM selain yang dijelaskan pada nomor
2?

Salah satu perbedaan metode APT dari metode CAPM yang juga menjadi kelebihan
yaitu, metode APT memperhitungkan variabel makro untuk memprediksi return saham.
Menurut Murhadi (2009), dalam APT ada beberapa variabel/ faktor makroekonomi yang
mempengaruhi pergerakan saham seperti inflasi, tingkat suku bunga dan nilai tukar. Hal
ini didukung oleh pernyataan Ardina dan Imron (2019), apabila suatu negara mengalami
perubahan kondisi makroekonomi baik positif maupun negatif, seorang investor akan
mempertimbangkan hal tersebut dalam pengambilan keputusan investasi. Sehingga
keputusan investasi yang diambil sesuai dengan kondisi ekonomi yang ada. Dalam
penelitian Laia (2015) juga disebutkan bahwa APT dengan 3 faktor makroekonomi lebih
akurat dalam memprediksi expected retun saham dibandingkan metode CAPM. Namun,
tentu APT juga memiliki kekurangan. Salah satunya adalah adanya kesulitan untuk
menentukan faktor-faktor risiko yang relevan. Karena hasilnya akan berbeda atau kurang
mendukung jika menggunakan faktor-faktor yang kurang relevan.

Perbedaan antara APT dan CPAM dapat dilihat dari Asumsi-Asumsi kedua teori tersebut

Asumsi – Asumsi CPAM


CPAM merupakan model yang banyak digunakan baik oleh akademisi maupun oleh
praktisi untuk menilai return ekspetasian dari aset beresiko yang mereka pegang. Model
ini banyaj digunakan karena model ini merupakan model yang sederhana. Beberapa
asumsi diperlukan untuk mengembangkan model ini supaya menjadi model sederhana
yang tidak rumit. Asumsi-asumsi tersebut sebagai berikut (Jones,2014).
a. Semua investor mempunyai satu pandangan yang sama.
b. Semua investor memiliki ekspetasi yang homogen (homogeneous expectation)
terhadap faktor-faktot input (return ekspetasian, varian dan kovarian) aset-aset yang
digunakan untuk keputusan portofolio. Dengan return bebas-risiko (risk-free rate),
investor menggunakan informasi ini untuk menghasilkan set efisien (efficient set)
yang sama.
c. Semua investor dapat meminjamkan dan meminjam sejumlah dana dengan jumlah
yang tidak terbatas pada tingkat return bebas-risiko (risk-free rate).
d. Tidak ada biaya transaksi.
e. Tidak ada inflasi.
f. Tidak terdapat pajak pendapatan pribadi, investor tidak berbeda mendapatkan capital
gain atau dividen.
g. Banyak investor dan investor-investor adalah penerima harga (price-takers).
Individual investor tidak dapat memengaruhi harga aset.
h. Pasar Modal dalam kondisi ekuilibrium.
Asumsi- asumsi APT
Menurut Jones (2014), APT mempunyai asumsi-asumsi yang lebih longgar dibandingkan
drngan yang digunakan di CPAM. Beberapa asumsi yang digunakan di CPAM. Beberapa
asumsi yang digunakan di CPAM tidak digunakan di APT. Asumsi-asumsi yang tidak
digunakan di APT, tetapi digunakan di CPAM sebagai berikut ini.
a. Investasi mempunyai horison satu periode.
b. Tidak ada pajak-pajak.
c. Pinjaman (borrowing) dan meminjam (lending) nilainya sama yaitu pada tingkat
return bebas portofolio.
d. Investor-investor memilih portofolio berdasarkan return ekspetasian dan risiko
portofolio.

Asumsi-asumsi yang digunakan di APT yang juga digunakan di CPAM sebagai berikut
ini.
a. Investor-investor mempunyai kepercayaan-kepercayaan yang homogen
(homogeneous beliefs).
b. Investor-investor adalah pemaksimum utiliti penghindar-risiko (risk-averse).
c. Pasar adalah sempurna.
d. Return-return dihasilkan oleh suatu model faktor.

4. Anda berharap tingkat bebas risiko 10% dan return pasar 14%.


Hitunglah returnekspektasian untuk saham berikut ini.
Saham Beta     E(Ri)
A         0,85     ?
B         1,25     ?
C         -0,20    ?

Jawaban
Saham A
Ki = 10% + (0,85 × (14% - 10%))
Ki = 10% + (0,85 × 0,04)
Ki = 10% + 0,34
Ki = 0,134 atau 13,4%

Saham B
Ki = 10% + (1,25 × (14% - 10%))
Ki = 10% + (1,25 × 0,04)
Ki = 10% + 0,05
Ki = 0,15 atau 15%

Saham C
Ki = 10% + ((-0,20) × (14% - 10%))
Ki = 10% + (-0,20 × 0,04)
Ki = 10% - 0,008
Ki = 0,092 atau 9,2%

SUMBER :
 BMP EKSI4203 (Teori Portofolio dam Analisis Investasi edisi 3) Modul 6 dan 7
Halaman 6.3 - 7.21
 https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://
eprints.walisongo.ac.id/
5495/1/112411052.pdf&ved=2ahUKEwjHgc_E6Pr3AhUK7HMBHWz1C1oQFnoEC
CMQAQ&usg=AOvVaw3wwWicInt6A4x30NqC1HIg
 https://en-m-wikipedia-org.translate.goog/wiki/Capital_asset_pricing_model?
_x_tr_sl=en&_x_tr_tl=id&_x_tr_hl=id&_x_tr_pto=tc,sc
 https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://spada.uns.ac.id/
mod/resource/view.php%3Fid
%3D8185&ved=2ahUKEwiEwpjt_Pr3AhWSTmwGHTFcDscQFnoECAYQAQ&usg
=AOvVaw2XTiO2yKX4tpMSQh-8ve4l
 https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://
mahasiswa.yai.ac.id/v5/data_mhs/tugas/1966390042/04PER%25204%2520MS
%2520WORD%2520FINANCIAL
%2520THEORY.doc&ved=2ahUKEwiq4vSV_fr3AhUgR2wGHQP6DsgQFnoECA8
QAQ&usg=AOvVaw08dLKcRpgiThOLDmDS0099

Diskusi Minggu Ke 6
Matkul : Teori Akuntansi
Dosen : Ramadanis, S.E.Sy

Setujukah anda dengan pernyataan bahwa “standar akuntansi ditetapkan melalui proses
politik”? Berikan analisisnya dari perspektif teori-teori dalam akuntansi!

Saya setuju dengan pernyataan diatas.

Penetapan standar dipandang sebagai proses politik karena secara signifikan berpotensi
mempengaruhi kesejahteraan berbagai kelompok kepentingan. Oleh karena itu kelompok-
kelompok ini berusaha untuk mempengaruhi diberlakukannya regulasi. Model perilaku
politik adalah ringkasan teori regulasi 'pilihan publik'. Model ini digunakan oleh Watts dan
Zimmerman bahwa proses politik hanyalah sarana untuk mengejar kepentingan individu atau
kelompok. Kelompok yang berbeda dipengaruhi secara berbeda oleh regulasi akuntansi.
Misalnya, suatu standar tidak mengakui beban piutang ragu-ragu- standar ini mungkin akan
disambut gembira oleh perusahaan yang meminjam dana dalam jumlah besar dan para pihak
yang menghadapi kendala dengan perjanjian pinjaman. Sebaliknya bank-bank besar dengan
profil publik yang baik menilai rendah risiko mereka, dan meningkatkan eksploitasi atas
pelanggan. Dengan adanya kepentingan yang bertentangan, badan pembuat keputusan, yakni
kelompok penyusun regulasi, harus dapat menyeimbangkan berbagai kepentingan dengan
cara memberikan pilihan-pilihan politik. Jika keputusan akan diterima oleh pihak-pihak yang
terlibat, badan pembuat keputusan membutuhkan mandat untuk memberikan pilihan-pilihan
sosial yakni berupa legitimasi politik sebagaimana pandangan Gerboth bahwa “politisasi dari
pembuatan aturan akuntansi tidak dapat terelakkan. Dalam masyarakat yang berkomitmen
pada otoritas legitimasi demokrasi, hanya institusi yang secara politis bertanggungjawablah
yang mempunyai hak memerintah agar aturan ditaati. Menanggapi ketidakpuasan terhadap
penetapan standar yang sudah ditetapkan oleh badan profesi akuntansi, pemerintah di
berbagai negara telah mendirikan badan pembuat standar yang independen dalam upaya
menghasilkan standar yang berkualitas tinggi yang dapat memenuhi kebutuhan para
pengguna laporan keuangan akan kebutuhan untuk pengambilan keputusan. Proses penetapan
standar ini idealnya harus menyertakan kontribusi stakeholders dalam penetapan suatu
standar dan mencegah proses penetapan standar ini didominasi oleh salah satu pihak saja,
seperti asosiasi profesi.
a. Kerangka regulasi pelaporan keuangan
b. Struktur institusional untuk menetapkan standar akuntansi dan audit

Standar akuntansi telah mengalami perkembangan yang pesat, standar dibentuk untuk
mengurangi moral hazard yaitu manajemen berusaha untuk overstated (aktiva dan revenues)
dan understated (liability dan cost) walaupun pada akhirnya juga muncul moral hazard yang
lain yaitu proses politik. pembentukan standar sebagai proses politik mempengaruhi
pemerintah, sektor publik, dan sektor privat. Standar yang dibentuk digunakan sebagai
disclosure, uniformity, regulation, and measurement (Mardiyah, 2002:97).

Menurut Baldwin dan Cave (1999), menyatakan bahwa banyak pihak yang melihat regulasi
sebagai sebuah kontrol berkelanjutan dan terfokus hanya pada lembaga publik atas kegiatan
yang dinilai oleh komunitas. Dalam Undang-undang Korporasi, regulasi dapat dilihat sebagai
serangkaian perintah khusus, seperti penunjukan direktur perusahaan. Ada sejumlah alasan
diberlakukannya regulasi/pengaturan (Baldwin dan Cave, 1999).

Negara-negara ekonomi di seluruh dunia memberikan banyak variasi dalam pengaturan,


penegakan, dan aktivitas ekonomi dan politik untuk membantu mengidentifikasi hubungan
antara kedua hal tersebut. Memahami motivasi teori regulasi ekonomi dan politik dalam
penetapan standar akuntansi membantu pemahaman terhadap teori regulasi itu sendiri.
Terutama di Amerika Serikat yang merupakan negara penganut sistem pasar bebas. Menurut
Zeff (1972), dalam dekade 1970-an masyarakat Amerika cukup tertarik melalui intitusi-
institusi dalam menyoroti aspek sosial, lingkungan, dan konsekuensi ekonomi yang
dikristalisasikan dalam opini publik dalam penyusunan standar akuntansi.

Salah satu bentuk regulasi adalah yang dilakukan oleh pemerintah AS atas potensi
pertumbuhan monopoli pada pergantian abad ke-20. Monopoli dianggap sebuah kegagalan
pasar jika persaingan tidak ada. Dari sini dapat disimpulkan bahwa peraturan dikaitkan
dengan pelestarian adanya persaingan dan dikaitkan dengan ideologi keberhasilan pasar dan
persaingan. Peraturan diperlukan untuk bergerak menuju keseimbangan atas beberapa
ketidaksetaraan. Peraturan seperti itu berfungsi untuk melindungi kepentingan umum atau
kolektif modal dan persyaratan proses akumulasi modal.

Pada mulanya akuntansi dipandang sebagai subjek non politik. Keterlibatan politik lebih
banyak di bidang matematik atau astronomi, psikologi, survei, tehnologi komputer, atau
statistik (Solomons, 1978). Perkembangan selanjutnya, pada saat penetapan standar akuntansi
dianggap mempengaruhi perilaku ekonomi. Dengan demikian akuntansi dapat mempengaruhi
perilaku manusia dan proses yang disebut dengan proses politik (Solomons, 1978).

Dimulai dengan Watts (1977) dan Watts and Zimmerman (1978), Study telah berusaha
mengembangkan dan menguji teori-teori berbasis ekonomi dari pengaturan standar yang
menggunakan kekuatan politik. Study ini menjelaskan Pengaruh politik atas penetapan
standar sebagai intervensi yang disengaja dalam proses penetapan standar oleh entitas
ekonomi dengan tujuan memengaruhi hasil proses tersebut untuk meningkatkan nilai atau
kekayaan ekonomi entitas atau mencapai beberapa tujuan yang mementingkan diri sendiri.
SUMBER :
 BMP EKSI4415 (Teori Akuntansi edisi 2) Modul 6 Halaman 6.18 – 6.19
 https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://
journal.feb.unmul.ac.id/index.php/AKUNTABEL/article/download/
4645/404&ved=2ahUKEwjW4d6a4fr3AhWYSWwGHbq2AP8QFnoECAsQAQ&usg
=AOvVaw0zN0EOWxKxKSNG6Oo2EKTI

Diskusi Minggu Ke 6
Matkul : Manajemen Operasi
Dosen : Mik Wanul Khosiin, M.M.

Berikan penjelasan terkait penjelasan pada Modul 7 dari BMP halaman 7.30, terkait tiga
metode yang dapat digunakan dalam menjadwal permintaan pelanggan. Sampaikan
argumentasi terbaik Anda dan berikan contoh nyatanya.

1. Metode Janji Temu (Appointment)


Metode janji temu biasanya digunakan oleh perusahaan jasa yang mana sifat
pelayanannya lebih spesifik dan personal. seperti dokter, dokter gigi, ahli hukum, layanan
psikiater, kantor pengacara, jasa arsitek, jasa konsultan dan lain-lain.
Dengan penggunaan metode janji temu, pemberi jasa bisa mengalokasikan waktu dan
kompetensi pelayanan dengan maksimal. Pelanggan pun bisa mendapatkan ketepatan
pelayanan dan kepuasan sesuai dengan jenis layanan yang diinginkan. Namun apabila
terjadi ketidaksesuaian layanan secara kualitas maupun tidak tepat waktu, maka akan
menyebabkan menurunnya tingkat kepuasan pelanggan dan mempengaruhi kelanjutan
dari pemberian jasa itu sendiri.

Contoh Nyata : Pasien yang melakukan janji temu dengan dokter spesialis atau layanan
psikiater, seseorang yang terjerat kasus membuat janji temu dengan ahli hukum atau
kantor pengacara, akuntan yang membuat janji temu dengan auditor publik, seseorang
yang membuat janji temu dengan jasa arsitek, dan contoh-contoh yang lain.

2. Metode Pemesanan (Reservasi)


Metode reservasi atau pemesanan memiliki kemiripan dengan metode appointment
namun penggunaannya lebih kepada pemesanan kamar hotel, restoran, penerbangan,
pemesanan tiket konser, film, dan lain-lain. Dengan adanya pemesanan terlebih dahulu,
maka perusahaan bisa memperkirakan penggunaan sumber daya sehingga lebih efisien.
Namun, beberapa perusahaan membutuhkan pembayaran dimuka untuk metode ini
sebagai jaminan pemesanan konsumen.

Contoh Nyata : Seorang traveler memesan tiket penerbangan dari Jakarta menuju Bali,
seseorang yang memesan Tiket konser Prambanan Jazz Festival, seorang remaja yang
memesan 2 tiket bioskop, pengantin baru yang sedang bulan madu memesan kamar hotel
dan restoran, dan contoh-contoh yang lain.

3. Metode Penundaan Pekerjaan (Backlog)


Metode penundaan pekerjaan paling tepat digunakan pada jasa perbaikan handphone atau
peralatan elektronik yang membutuhkan waktu tunggu untuk partisi peralatan yang akan
diperbaiki atau diganti. Pada pelayanan tersebut, waktu perkiraan penyelesaian pekerjaan
ditentukan lebih dahulu, kemudian penyedia jasa akan memesankan komponen-
komponen yang diperlukan (penjadwalan mundur). Dengan demikian, konsumen harus
menunggu proses pemesanan barang

Contoh Nyata : Seseorang yang ingin ke tukang service laptop untuk memperbaiki laptop
karena LCD nya pecah, sehingga proses perbaikan tidak langsung hari itu dan ditunda
dahulu karena tukang service memesankan dahulu LCD yang sesuai dengan spesifikasi
laptopnya.

SUMBER :
 BMP EKMA4215 (Manajemen Operasi edisi 3) Modul 7 Halaman 7.30.
 http://nazyajunaidi.blogspot.com/2018/12/manajemen-operasi-ekma4215-tiga-
metode.html?m=1

Diskusi Minggu Ke 6
Matkul : Sistem Informasi Akuntansi
Dosen : Dri Asmawanti S, S.E., M.S.Ak

Apakah perusahaan dagang memiliki siklus produksi? Jelaskan alasanmu

Siklus Produksi adalah rangkaian aktivitas bisnis dan operasi pemrosesan data terkait yang
terus terjadi yang berkaitan dengan pembuatan produk dan terjadi secara terus-menerus.

Menurut saya perusahaan dagang tidak memiliki siklus produksi karena perusahaan dagang
merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang perdagangan barang dan kegiatan utama
adalah menjual barang. 

Perusahaan dagang (trade company) tidak menjalankan proses produksi, dalam arti mengolah


bahan baku menjadi produk jadi. Perusahaan terlebih dahulu membeli barang, kemudian
memelihara persediaannya, lalu menjual kembali produk tersebut ke konsumen. Oleh karena
itu, perusahaan ini hanya membeli barang, kemudian menjualnya kembali barang tersebut
dengan harga yang lebih tinggi dari harga pembelian. 

Dari mana perusahaan dagang mendapatkan keuntungan? Profit atau keuntungan diperoleh


dari selisih harga antara harga jual dan harga beli dari produk yang berhasil dijual ke
pelanggan.

Perusahaan dagang mempunyai ciri-ciri atau karakteristik yang membedakannya dengan


perusahaan non dagang. Berikut ini ciri perusahaan dagang :
 Mempunyai kegiatan utama, antara lain membeli, menjual dan menyimpannya, kemudian
menjualnya kembali.
 Tidak menjalankan proses produksi terhadap barang-barang yang dijual.
 Barang yang dibeli, langsung dijual kembali tanpa melalui proses pengolahan atau
perubahan sedikit pun. 
 Perhitungan keuntungan didapatkan dari total hasil penjualan dikurangi biaya pembelian
dan biaya operasional. 

Sebutkan aktivitas yang terjadi dalam siklus produksi dan aktornya!

Secara khusus aktivitas dalam siklus produksi, biasanya sangat spesifik dan pasti akan
ditemukan perbedaan antara satu perusahaan dengan lainnya. Namun, secara umum fungsi
dan tahapan yang dilakukan pada dasarnya memiliki urut-urutan tujuan yang sama. Dari
penggambaran ketiga diagram di atas dapat dijelaskan bahwa urut-urutan fungsi yang
dilakukan adalah sebagai berikut.
1. Aktivitas dalam siklus produksi dimulai dari mendesain produk yang nantinya akan
diproduksi. Mendesain produk diperlukan untuk memastikan proses produksi dilakukan
dengan tujuan menghasilkan sebuah produk yang benar-benar sesuai spesifikasi teknis
yang diinginkan dari berbagai aspek, seperti kualitas, bahan baku yang digunakan,
efektivitas proses produksi, dan aspek-aspek lainnya. Pada beberapa perusahaan unit
desain produk ditugaskan pada bagian penelitian dan pengembangan (research and
development).
2. Setelah spesifikasi teknis sudah jelas ditentukan, tahapan selanjutnya adalah mengecek
ketersediaan bahan baku yang diperlukan untuk proses produksi. Apabila bahan baku
belum tersedia maka departemen pembelian akan diminta untuk mendatangkan barang
yang diinginkan. Namun, apabila bahan baku yang diinginkan sudah tersedia, maka
departemen produksi dapat langsung meneruskan ke tahapan selanjutnya.
3. Tahapan selanjutnya adalah memperhitungkan anggaran produksi. Anggaran produksi
diperlukan untuk memperkirakan besar biaya produksi yang mungkin akan dikeluarkan
selama proses produksi. Departemen keuangan dan anggaran, sangat berkepentingan
dengan adanya anggaran produksi ini, untuk upaya pengendalian awal agar proses
produksi dapat berjalan seefisien mungkin. Anggaran produksi juga digunakan untuk
membandingkan besar anggaran yang diestimasikan dengan total biaya produksi
sebenarnya pada saat proses produksi selesai dilakukan.
4. Tahap selanjutnya adalah persiapan produksi. Pada tahapan ini biasanya sudah
membicarakan aspek teknis yang akan dilakukan dalam proses produksi. Beberapa hal
yang dibicarakan misalnya menyangkut siapa saja yang akan terlibat dalam proses
produksi, tahapan proses produksi yang akan dilakukan, dan bagaimana kerja sama yang
akan dilakukan antarsetiap subunit produksi.
5. Setelah tahapan proses produksi sudah terbayang, hal berikutnya yang dilakukan adalah
penjadwalan proses produksi. Beberapa hal yang dibahas dalam tahap penjadwalan proses
produksi ini menyangkut kapan produksi akan dimulai, kapan proses produksi akan
berakhir, apakah diperlukan jam kerja tambahan (jam kerja lembur), dan beberapa aspek
lainnya yang berhubungan dengan waktu pengerjaan sebuah produk.
6. Setelah perencanaan produksi sudah direncanakan dengan matang, barulah kemudian
bahan baku dipindahkan dari gudang ke tempat produksi, dengan sebelumnya sistem
komputer akan membuatkan spesifikasi bahan baku apa saja yang dibutuhkan dalam
proses produksi.
7. Selama proses produksi, semua pengeluaran produksi dihitung, dan setelah proses
produksi selesai dilakukan, semua komponen biaya itu dikalkulasikan. Komponen biaya
produksi mencakup biaya tenaga kerja langsung, biaya jam kerja mesin, dan biaya
overhead lainnya.
8. Setelah proses produksi selesai dilakukan dan besar biaya produksi sudah selesai
dihitung, tahapan selanjutnya adalah menyerahkan barang hasil produksi ke departemen
penjualan. Biasanya harga jual produksi ditentukan oleh departemen penjualan dengan
mempertimbangkan seluruh aspek biaya yang telah dikeluarkan, termasuk total biaya
produksi.

Aktor-aktor yang terlibat dalam siklus produksi adalah sebagai berikut.


a. Departemen produksi.
b. Departemen pembelian.
c. Pegawai gudang.
d. Departemen penjualan.
e. Sistem terkomputerisasi.

SUMBER :
 BMP EKSI4312 (Sistem Informasi Akuntansi edisi 3) Modul 3 Halaman 7.6 – 7.9
 https://softwareaccuratejkt.com/2020/07/04/siklus-produksi/
 https://greenpermit.id/2022/02/02/perusahaan-dagang-adalah/#:~:text=Perusahaan
dagang adalah perusahaan yang,bahan baku menjadi produk jadi.

Anda mungkin juga menyukai