Anda di halaman 1dari 13

BUKU JAWABAN TUGAS MATA KULIAH

TUGAS 2

Nama Mahasiswa = Fara Dina Rob’atul A’ida

Nomor Induk Mahasiswa / NIM = 041814985

Kode/Nama Mata Kuliah = EKSI4500 / Tugas Akhir Program

Kode/Nama UPBJJ = 74 / Malang

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
Bapak Andi merupakan auditor yang sedang melakukan pemeriksaan mengenai beban
operasional dari PT. Angkasa Jaya selama tahun 2016. PT. Angkasa Jaya memiliki
mobil dengan harga perolehan senilai Rp 300.000.000 yang dibeli pada tanggal 1
Januari 2012. PT Angkasa Jaya melakukan penyusutan aset tetap dengan
menggunakan metode garis lurus. Masa manfaat mobil adalah 5 tahun dan mobil
tersebut dijual pada tanggal 13 Maret 2016 dengan harga Rp 75.000.00,00 Bapak Andi
menemukan beberapa temuan pemeriksaan yang belum dicatat dan kesalahan
pencatatan pada jurnal perusahaan antaralain sebagai berikut:
 Pencatatan penjualan mobil dengan membuat jurnal dengan mendebet akun kas
dan mengkredit akun kendaraan sebesar masing-masing Rp 75.000.000
 5 Juli 2010 membeli peralatan sebesar Rp 4.000.000,- tunai. Tetapi dalam jurnal
dicatat ke akun perlengkapan.
 Belum melakukan penyesuaian atas beberapa transaksi berikut:
o Pendapatan jasa yang diterima di muka per 31 Agustus 2016 sebesar Rp.
8.500.000,-.
o Pendapatan jasa yang masih harus diterima atas jasa yang diberikan tetapi
belum dicatat sebesar Rp. 500.000,-.
o Perusahaan membayar asuransi sebesar Rp 3.500.000. Premi asuransi yang
tersisa sampai dengan tanggal 31 Agustus  2016 sebesar Rp. 3.000.000,-.

Pertanyaan :
1. Buatlah jurnal koreksi atas temuan yang didapatkan oleh Napak Amdi !

Jurnal Penjualan Kendaraan

Beban Penyusutan
Nilai perolehan – Nilai Residu = Rp. 300.000.000
Umur Ekonomis 5

= Rp. 60.000.000/12 bln


= Rp. 5.000.000/bln

1 Jan 2012 – 13 Maret 2016 = 4 tahun 3 bulan atau 51 bulan


Jadi perhitungannya yaitu, 51 × Rp. 5.000.000 = Rp. 255.000.000

Nilai Buku = Rp. 300.000.000 – Rp. 255.000.000 = Rp. 45.000.000

Keuntungan Penjualan = Rp. 75.000.000 – Rp. 45.000.000 = Rp. 30.000.000

Membuat Jurnal yang sebenarnya :


Tanggal Akun Ref Debet Kredit
Kas Rp. 75.000.000
Akumulasi Penyusutan Rp. 225.000.000
Kendaraan Rp. 300.000.000
Laba Penjualan Rp. 30.000.000

Membuat Jurnal Penghapusan


Tanggal Akun Ref Debet Kredit
Kendaraan Rp. 75.000.000
Kas Rp. 75.000.000
Jurnal Koreksi
Tanggal Akun Ref Debet Kredit
Akumulasi Penyusutan Rp. 250.000.000
Kendaraan Rp. 220.000.000
Laba Penjualan Rp. 30.000.000

Jurnal Aset Tetap Peralatan

Jurnal penghapusan
Tanggal Akun Ref Debet Kredit
Kas Rp. 4.000.000
Perlengkapan Rp. 4.000.000

Jurnal yang sebenarnya


Tanggal Akun Ref Debet Kredit
Peralatan Rp. 4.000.000
Kas Rp. 4.000.000

Jurnal Koreksi
Tanggal Akun Ref Debet Kredit
Peralatan Rp. 4.000.000
Perlengkapan Rp. 4.000.000

a. Jurnal jasa yang diterima

Pendapatan diterima dimuka


Tanggal Akun Ref Debet Kredit
Kas Rp. 8.500.000
Pendapatan Jasa Rp. 8.500.000

Jurnal Koreksi
Tanggal Akun Ref Debet Kredit
Pendapatan Jasa Rp. 8.500.000
Pendapatan Jasa Rp. 8.500.000
Diterima dimuka

b. Jurnal Pendapatan Jasa


Tanggal Akun Ref Debet Kredit
Piutang usaha Rp. 500.000
Pendapatan Jasa Rp. 500.000

c. Premi Asuransi
Tanggal Akun Ref Debet Kredit
Asuransi dibayar Rp. 3.000.000
dimuka
Biaya Asuransi Rp. 3.000.000

Tanggal Akun Ref Debet Kredit


Biaya Asuransi Rp. 3.500.000
Asuransi dibayar Rp. 3.500.000
dimuka

Jurnal Koreksi
Tanggal Akun Ref Debet Kredit
Biaya Asuransi Rp. 500.000
Asuransi Dibayar Rp. 500.000
dimuka

SUMBER : BMP EKSI4414 (Laboratorium Auditing edisi 3) Modul 4 dan 5

2. Jelaskanlah mengapa PT Angkasa Jaya perlu melakukan audit atas laporan


keuangan jika dilihat dari sudut pandang teori agensi !

Teori Keagenan (Agency Theory) merupakan basis teori yang mendasari praktik bisnis
perusahaan yang dipakai selama ini. Dalam teori agensi, auditor independen berperan
sebagai penengah kedua belah pihak (agent dan principle) yang berbeda kepentingan.
Auditor independen juga berfungsi untuk mengurangi biaya agensi yang timbuk dari
perilaku mementingkan diri sendiri oleh agen (manajer)

Apabila dilihat dari sudut pandang teori agensi, PT. Angkasa Jaya perlu melakukan audit
atas Laporan Keuangan dengan tujuan :
1) Untuk menilai kewajaran penyajian Laporan Keuangan yang dibuat oleh manajemen
Perusahaan
2) Untuk menilai apakah laporan keuangan yang dibuat oleh manajemen perusahaan
telah mengacu/sesuai dengan prinsip akuntansi yang diterima secara umum. Dimana
hasil penilaian ini diwujudkan atau tercermin dalam opini audit.

SUMBER : BMP EKSI4415 (Teori Akuntansi edisi 2) Modul 6 Halaman 6.3 – 6.19

3. Jelaskanlah perlunya pembuatan standar akuntansi jika dilihat dari teori regulasi

Profesi akuntansi perlu melegitimasi standar akuntansi (sehingga sesuai dengan standar)
yang hanya bisa dicapai jika standar memiliki kekuatan hukum dengan cara melegitimasi
suatu standar. Namun demikian profesi akuntansi memiliki kepentingan ekonomi dalam
mempertahankan proses penetapan standar dimana mereka tidak ingin menyerahkannya
kepada pemerintah.

Dengan demikian satu-satunya cara profesi dapat mempertahankan baik melegitimasi


standar maupun menjaga kepentingan ekonomi ialah dengan memotret ASRB, badan
yang memiliki kekuasaan untuk mewajibkan suatu standar dipatuhi oleh entitas bisnis.
Menurut pandangan ini intervensi regulasi dalam proses penetapan standar akuntansi
dirancang sebagaimana kerangka teori kepentingan publik yakni untuk melindungi
kepentingan publik.

Sehingga dilihat dari sudut pandang teori regulasi, pembuatan Standar Akuntansi
diperlukan :
1) Untuk menetapkan dasar-dasar penyajian Laporan Keuangan untuk tujuan umum
(general purpose finance statements). Sehingga laporan keuangan tersebut dapat
dibandingkan baik dengan Laporan Keuangan Perusahaan periode sebelumnya
maupun dengan Laporan Keuangan perusahaan lain.
2) Untuk mengatur mengenai Standarisasi dalam hal pengakuan, pengukuran dan
pengungkapan transaksi atas Laporan Keuangan.

SUMBER : BMP EKSI4415 (Teori Akuntansi edisi 2) Modul 6 Halaman 6.3 – 6.19

Diskusi Minggu Ke 1
Matkul : Analisis Informasi Keuangan

Setelah Bapak Ibu mempelajari konsep pengakuan pendapatan baik secara basis kas
maupun basis akrual,  Bagaimana pendapat bapak ibu terhadap kebijakan pengakuan
pendapatan Garuda? Apakah kebijakan perusahaan tersebut Berpengaruh terhadap
kinerja keuangan Garuda, Apa dampaknya terhadap pengambilan keputusan para
stakeholders?

Pendapatan atas penerbangan berjadwal dan tidak berjadwal diakui pada saat penerbangan
telah dilakukan. Pendapatan dari penerbangan berjadwal terdiri dari pendapatan dari
pengangkutan penumpang, kargo dan dokumen. Pendapatan dari penerbangan tidak
berjadwal terdiri dari pendapatan dari penerbangan haji dan charter.

Pendapatan dari penerbangan berjadwal dan tidak berjadwal diukur dengan nilai wajar atas
imbalan yang diterima atau dapat diterima, dikurangi pajak pertambahan nilai, biaya jasa
penerbangan dan asuransi. Pendapatan dari penerbangan ini termasuk pemulihan dari fuel
surcharges selama periode berjalan

Uang yang diterima sehubungan dengan tiket yang belum digunakan dicatat sebagai
pendapatan diterima di muka dan disajikan sebagai pendapatan diterima di muka. Nilai dari
tiket yang belum digunakan diakui sebagai pendapatan ketika tiket tersebut kedaluwarsa
berdasarkan syarat dan ketentuan dari tiket.

Pendapatan jasa perbaikan dan overhaul pesawat, dan jasa pemeliharaan yang dapat
diestimasi dengan andal, diakui ketika kewajiban pelaksanaan telah terpenuhi dengan
mengalihkan barang atau jasa yang dijanjikan kepada pelanggan. Jika pengalihan
pengendalian barang atau jasa dilakukan sepanjang waktu maka pendapatan diakui sepanjang
waktu dengan acuan pada tingkat penyelesaian dari kontrak pada tanggal pelaporan. Jika
kewajiban pelaksanaan tidak dipenuhi sepanjang waktu maka pendapatan diakui pada waktu
tertentu.

Pada akhir periode pelaporan, kelebihan pendapatan atas penagihan dari jasa pemeliharaan
dan perbaikan pesawat, dan jasa engineering lainnya disajikan sebagai aset lancar pada
“tagihan bruto kepada pelanggan”, sedangkan kelebihan penagihan atas pendapatan disajikan
sebagai liabilitas lancar pada “utang bruto kepada pelanggan”.

Pendapatan atas jasa perhotelan, jasa boga, biro perjalanan dan jasa sistem komputerisasi
reservasi serta jasa lain yang berhubungan dengan penerbangan diakui sebagai pendapatan
pada saat jasa diserahkan, serta pendapatan diukur dengan nilai wajar atas imbalan yang
diterima atau dapat diterima dikurangi retur, diskon dan pajak pertambahan nilai.

Pendapatan bunga dari aset keuangan diakui jika kemungkinan besar manfaat ekonomis akan
mengalir ke Grup dan jumlah pendapatan dapat diukur secara andal. Penghasilan bunga
diakui pada basis waktu, dengan acuan pada pokok pinjaman dan suku bunga efektif yang
berlaku, yang merupakan suku bunga yang secara tepat mendiskontokan estimasi penerimaan
kas masa depan selama perkiraan umur aset keuangan untuk memperoleh nilai tercatat aset
bersih pada awal pengakuan.

Diskusi Minggu Ke 1
Matkul : Teori Portofolio dan Analisis Investasi
Dosen : David Syam Budi Bakroh

1. PT Harun merupakan perusahaan rokok yang sahamnya bernilai sebesar Rp


1.000/lembarnya. Kemudian, PT Muhsyi berniat untuk membeli saham PT Harun
sebanyak 500 lembar saham. Namun, karena kurangnya modal untuk membeli
saham tersebut, PT Muhsyi meminjam uang sebesar Rp 200.000 dari brokernya. PT
Muhsyi dan brokernya sepakat bahwa tingkat suku bunga pinjamannya sebesar
8%. Berapa nilai margin yang diperoleh PT Muhsyi pada saat membeli saham
tersebut?

Diketahui :
Harga saham PT. Harun = 1.000/lembarnya
Jumlah saham yang ingin dibeli PT. Mushyi ke PT. Harun = 500 Lembar
Jumlah pinjaman uang PT. Mushyi ke Broker = RP. 200.000
Bunga pinjaman = 8%

Ditanya :
Nilai margin yang diperoleh PT. Mushyi pada saat membeli saham ?

Jawab :
Margin awal = Nilai Pasar Sekuritas – Jumlah Pinjaman / Nilai Pasar Sekuritas
Margin awal = (Rp. 1.000 × 500 lembar) – (Rp. 200.000 + (Rp. 200.000 × 8%)) / (Rp.
1.000 × 500 lembar)
Margin awal = Rp. 500.000 – (Rp. 200.000 + Rp. 16.000) / Rp. 500.000
Margin awal = Rp. 500.000 – Rp. 216.000 / Rp. 500.000
Margin awal = Rp. 284.000 / Rp. 500.000
Margin awal = 0,568 atau 56,8%

Jadi Nilai margin yang diperoleh PT. Mushyi pada saat membeli saham adalah
0,568 atau 56,8%

2. Berdasarkan soal nomor 1, jika pada akhir tahun harga saham PT Harun turun
menjadi Rp 750/lembarnya dan persyaratan pemeliharaan marginya sebesar Rp
30%, berapa sisa margin pada rekening tersebut?

Diketahui :
Harga saham = Rp. 750/lembarnya
Persyaratan pemeliharaan saham = 30% = 0,3

Ditanya :
Berapa sisa margin pada rekening tersebut

Jawab :

Marjin Aktual = (Nilai pasar sekuritas – Jumlah pinjaman) / Nilai pasar sekuritas
Marjin Aktual = (Rp. 375.000 – Rp. 216.000) / Rp. 375.000
Marjin Aktual = Rp. 159.000 / Rp. 375.000
Marjin Aktual = 0,424 atau 42,4%

Marjin Pemeliharaan = Nilai pasar sekuritas – Jumlah Pinjaman / Nilai pasar sekuritas
30% = Nilai pasar sekuritas – Rp. 216.000 / Nilai pasar sekuritas
30% × Nilai pasar sekuritas = Nilai pasar sekuritas – Rp. 216.000
0,7 × Nilai pasar sekuritas = Rp. 216.000
Nilai pasar sekuritas = Rp. 216.000 / 0,7
Nilai pasar sekuritas = Rp. 308.571,428 untuk 500 lembar

Nilai pasar saham jika margin sampai mencapai margin pemeliharaan 30% adalah sebesar
Rp. 308.571,428 untuk 500 lembar saham atau Rp. 617,14 per lembar saham.

Harga saham sampai mencapai margin pemeliharaan disebut dengan harga panggilan
margin (margin call price). Nilai harga panggilan margin (margin call price) dapat
dihitung lebih sederhana dengan rumus sebagai berikut :

Margin call price = Jumlah Pinjaman / Jumlah lembar (1 – Marjin pemeliharaan)


Margin call price = Rp. 216.000 / 500 lembar (1- 0,3)
Margin call price = Rp. 216.000 / 500 lembar (0,7)
Margin call price = Rp. 216.000 / 350
Margin call price = Rp. 617,14 per lembar
3. Berdasarkan Soal nomor 2, Hitunglah nilai rate of return selama satu tahun pada
investasi PT Muhsyi?

Diketahui :
Harga saham turun = Rp. 750/lembar × 500 lembar = Rp. 375.000

Ditanya :
Rate of Return ?

Jawab :
Rate of return = (Nilai awal – Nilai saat ini) / Nilai awal
Rate of return = (Rp. 500.000 – Rp. 375.000) / Rp. 500.000
Rate of return = Rp. 125.000 / Rp. 500.000
Rate of return = 0,25 atau 25%

Jadi rate of return dari saham tersebut adalah 0,25 atau 25%

SUMBER :
1. BMP EKSI4203 (Teori Portofolio dan Analisis Investasi edisi 3) Modul 2 Halaman
2.9 – 2.12
2. PPT inisiasi 2
Diskusi Minggu Ke 1
Matkul : Teori Akuntansi

Andi adalah seorang peneliti di bidang akuntansi. Dia bercita-cita untuk membuat teori
akuntansi baru. Dia melakukan pengamatan terhadap praktik akuntansi di perusahaan
dan perilaku dari akuntan perusahaan tersebut selama dua tahun untuk kemudian
membuat formulasi teori akuntansi baru.

Menurut pendapat anda, Andi membuat teori menggunakan pendekatan apa? Jelaskan
alasannya dan apa kritik anda terhadap pendekatan yang digunakan oleh Andi ketika
membuat teori akuntansi tersebut!

Pendekatan yang digunakan Andi

Menurut saya, setelah melihat cara yang dilakukan Andi dalam bercita-cita untuk membuat
teori akuntansi baru maka pendekatan yang digunakan adalah pendekatan Pragmatik karena
pendekatan pragmatik ke dalam teori akuntansi termasuk kedalam pendekatan induktif –
yakni pendekatan yang didasari pada pengamatan secara terus menerus terhadap perilaku
akuntan dalam rangka untuk mengadopsi prosedur-prosedur dan prinsip-prinsip akuntansi.
Dengan kata lain, sebuah teori dapat dikembangkan dari pengamatan kita terhadap perilaku
para akuntan bagaimana mereka bertindak dalam berbagai situasi. Hal ini sama dengan apa
yang dilakukan Andi dalam soal diatas.

Teori-teori pragmatik dibagi menjadi 2 kelompok yakni, pendekatan pragmatik deskriptif dan
pendekatan pragmatik psikologis.

Teori ini dapat diuji dengan cara mengamati apakah para akuntan berbuat dan bertindak
sesuai dengan teori. Sterling menggunakan pendekatan ini dengan sebutan pendekatan
antropologi.
Pendekatan pragmatik deskriptif bisa jadi merupakan pendekatan yang paling tua dan paling
universal digunakan dalam membangun teori akuntansi. Sampai saat ini pendekatan ini cukup
populer digunakan untuk mempelajari ketrampilan akuntansi, bagaimana seorang akuntan
dilatih untuk menjadi akuntan yang trampil dan handal.

Kritik terhadap pendekatan yang digunakan oleh andi

Namun demikian, pendekatan ini tidak terlepas dari kritik. Kekurangan pendekatan pragmatis
deskriptif antara lain:
1. Pendekatan pragmatis deskriptif tidak memasukkan judgement analitis atas kualitas dari
tindakan para akuntan. Tidak ada suatu penilaian atau assesment apakah para akuntan
sudah bertindak yang benar dan semestinya
2. Pendekatan pragmatis deskriptif tidak memberikan teknik-teknik akuntansi untuk di uji
lebih lanjut sehingga teknik-teknik yang dihasilkan cenderung tidak berubah. Sebagai
contoh, kita hanya mengamati metode yang digunakan para akuntan dalam praktik
akuntansi dan kemudian mengajarkannya pada para siswa. Kemudian para siswa ini di
kemudian hari menjadi akuntan, dan kita akan mengamati perilaku mereka untuk
diajarkan kepada siswa generasi berikutnya, dan seterusnya.
3. Pendekatan pragmatis deskriptif hanya berfokus pada perilaku para akuntan – tidak
mengukur unsur-unsur yang dimiliki perusahaan seperti aset, kewajiban dan keuntungan.
Dalam pendekatan pragmatis deskriptif kita tidak memperhatikan fenomena akuntansi
yang bersifat semantik.

Sterling berpendapat bahwa teori akuntansi seharusnya memperhatikan fenomena atau gejala-
gejala akuntansi, bukan praktik-praktik yang dilakukan oleh para akuntan. Sama halnya
ketika teori fisika memperhatikan fenomena atau peristiwa yang terjadi, bukan
memperhatikan praktik-praktik yang dilakukan fisikawan. Sterling menyimpulkan bahwa
pendekatan pragmatis kurang sesuai diterapkan pada konstruksi teori akuntansi. Menurutnya,
teori normatif lebih cocok, yakni bagaimana seharusnya akuntansi dilakukan bukan sekedar
menjelaskan praktik-praktik dunia nyata.

Jika pendekatan pragmatik deskriptif menitikberatkan pada pengamatan terhadap perilaku


para akuntan, maka pendekatan pragmatik psikologis berusaha untuk mengamati respons para
pengguna output yang dihasilkan oleh para akuntan seperti informasi keuangan. Reaksi yang
diambil para pengguna dijadikan alat bukti bahwa suatu informasi keuangan bermanfaat dan
mengandung informasi yang relevan. Permasalahan dari pendekatan pragmatik psikologis
adalah bahwa para pengguna informasi keuangan ini tidak sama reaksinya, terkadang reaksi
mereka tidak logis, terkadang mereka bahkan tidak bereaksi sebagaimana mestinya.
Kekuarangan ini dapat diatasi dengan cara lebih memfokuskan pada teori-teori keputusan dan
menguji teori pada sampel yang lebih besar daripada memfokuskan diri pada respons
individual.

SUMBER : BMP EKSI4415 (Teori Akuntansi Edisi 2) Modul 2 Halaman 2.3 – 2.5
Diskusi Minggu Ke 2
Matkul : Manajemen Operasi
Dosen : Mik Wanul Khosiin, M.M.

Apabila anda adalah seorang manajer operasional dari sebuah perusahaan


jasa/layanan, faktor apakah yang akan menjadi prioritas paling utama, di antara
faktor: kedekatan dengan pelanggan, biaya transportasi dan kedekatan dengan pasar,
lokasi pesaing, dan faktor-faktor khusus lokasi. Pelajari halaman 3.6 dari Modul 3
BMP.
Diskusi Minggu Ke 2
Matkul : Sistem Informasi Akuntansi

CV ABA adalah perusahaan yang baru berdiri. Perusahaan ini tidak memiliki divisi TI,
sehingga untuk urusan sistem informasi dan teknologi informasi, perusahaan
berencana untuk menyewa jasa konsultan. Jika anda sebagai manajer CV ABA, faktor-
faktor apa saja yang harus dipertimbangkan ketika memilih konsultan untuk
pengembangan sistem informasi perusahaan dan jelaskan alasannya! (sebut minimal 2
faktor)

Sri Mulyani NS (2007) menambahkan bahwa ada sebuah komponen sistem informasi yang
turut mendukung dan mempengaruhi kelancaran pengembangan atau pembangunan sistem
informasi di sebuah organisasi atau perusahaan, komponen tersebut adalah kinerja
pengembang sistem informasi. Komponen ini turut mempengaruhi apabila organisasi atau
perusahaan tersebut mengembangkan atau membangun sistem informasi menggunakan pihak
ketiga atau konsultan. Kinerja pengembang sistem informasi ini (konsultan) dapat dilihat dari
2 (dua) faktor, yaitu sebagai berikut.

1. Kualitas dan Pengalaman Pengembang dalam Mengembangkan Sistem Informasi

Faktor ini sangat mendukung dan mempengaruhi keberhasilan sistem yang dibangun.
Umumnya semakin banyak pengalaman pengembang, maka persentase keberhasilan
sistem yang dikembangkan akan tinggi dan sebaliknya jika pengalaman pengembang
terbatas, maka persentase keberhasilan dari sistem yang dikembangkan pun ikut rendah.
Sebagai contoh, “PT. Abdi Sistematika adalah sebuah konsultan teknologi informasi yang
melayani jasa pengembangan sistem informasi. Selama perjalanannya, perusahaan ini
sudah mengembangkan 471 sistem informasi di berbagai perusahaan skala kecil,
menengah ataupun besar baik swasta maupun pemerintah. Dari 471 sistem yang
dikembangkan tersebut 91% mencapai tingkat keberhasilan dan kualitas sistem yang baik
sedangkan 9% terdapat kekurangan dan bug-bug program yang diakibatkan adanya
perubahan sistem secara mendesak oleh pemilik atau pengguna sistem informasi.” Dari
contoh ini dapat ditarik kesimpulan bahwa jika suatu perusahaan mengembangkan sistem
informasi menggunakan jasa dari perusahaan yang berpengalaman, maka persentase
kelancaran dan keberhasilan sistem sangat tinggi.

2. Tanggung Jawab Pengembang dalam Melakukan Pengembangan Sistem Informasi


Selain pengalaman, tanggung jawab pengembang sistem informasi juga turut
mempengaruhi keberhasilan pengembangan sistem. Tanggung jawab ini digambarkan
dengan adanya response (tanggapan) yang baik oleh pengembang ketika terjadinya
kesalahan sistem atau program aplikasi (error), misalnya dengan memberikan garansi atau
sumber daya manusia yang menangani kesalahan sistem ketika terjadinya kesalahan
sistem, sehingga dapat diperbaiki dengan cepat. Sebagai contoh misalnya, Perusahaan
MWN adalah sebuah perusahaan penyedia jasa hosting yang melayani jasa web
maintenance, web mail, dan data server, perusahaan ini menyediakan customer service
yang online selama 24 jam baik melalui telepon, internet (messenger) ataupun via e-mail,
sehingga salah satu konsumen mengalami kerusakan pada data server nya, konsumen
dapat dengan cepat memberikan pengaduan sehingga pihak MWN dapat dengan cepat
pula menangani kerusakan tersebut.
SUMBER : BMP EKSI4312 (Sistem Informasi Akuntansi edisi 3) Modul 2 Halaman 3.12 –
3.13

Anda mungkin juga menyukai