Anda di halaman 1dari 5

BUKU JAWABAN TUGAS MATA KULIAH

TUGAS 1

Nama Mahasiswa : A N DI W A S I S

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 042238289

Kode/Nama Mata Kuliah : EKSI4203/Teori Portofolio & Analisis Investasi

Kode/Nama UPBJJ : 76 / JEMBER

Masa Ujian : 2022/23.2(2023.1)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
1. A. Faktor-faktor yang mempengaruhi imvestasi

1. Tingkat risiko investasi

Melakukan investasi berbeda dengan menabung, di mana terdapat risiko kehilangan uang.
Suatu investasi yang mendatangkan keuntungan tinggi, tingkat risikonya akan tinggi pula. Oleh
karena itu, jika seorang investor ingin mendapatkan keuntungan besar dari investasi, harus siap
dengan risiko kehilangan uang apabila terjadi kerugian. Sebelum berinvestasi, ada baiknya
untuk mengetahui profil risiko terlebih dahulu. Tujuannya agar mengetahui seberapa toleransi
kamu terhadap penurunan hasil investasi.

2. Stabilitas investasi

Masih berhubungan dengan faktor pertama, stabilitas dari suatu produk investasi juga
dipertimbangkan oleh investor. Misalnya, investasi seperti saham sangat bergantung dari
fluktuasi pasar. Ketika kondisi pasar sedang baik, maka harga saham cenderung naik. Namun,
saat pasar sedang kacau, harga bisa turun drastis. Bagi investor yang tidak mau mengambil
risiko tinggi, mungkin akan lebih senang berinvestasi di instrumen yang keuntungannya sedang
tetapi stabil.

3. Kondisi negara

Faktor yang dipertimbangkan investor selanjutnya adalah situasi dan kondisi di suatu negara,
yang punya pengaruh besar terhadap pergerakan pasar serta iklim investasi. Negara yang
memiliki stabilitas ekonomi dan politik yang baik, serta memberi kemudahan bagi investor
asing akan lebih disenangi oleh investor. Sedangkan saat suatu negara mengalami krisis
ekonomi atau situasi politik memanas, akan sangat berdampak pada investasi seperti saham
dan mata uang yang bergantung dari pasar. Maka dari itu, pada situasi tersebut investor akan
beralih menanamkan modalnya ke produk investasi yang cenderung stabil walaupun sedang
krisis, contohnya adalah logam mulia.

4. Perubahan suku bunga

Suku bunga ditetapkan oleh bank sentral, dalam hal ini yakni Bank Indonesia (BI). BI mengatur
dan menetapkan suku bunga dengan tujuan menstabilkan nilai tukar rupiah. Saat suku bunga
sedang turun, investor akan terdorong untuk berinvestasi, terutama ke saham atau obligasi
yang imbal hasilnya tinggi. Sebaliknya, ketika suku bunga sedang naik, investor jadi ragu
menanamkan modal dan menyebabkan investasi lesu. Tingkat suku bunga yang rendah
menandakan bahwa perekenomian negara dalam kondisi yang stabil. Kebijakan suku bunga
yang diturunkan dapat mendorong lebih banyak investasi.

B. Bagaimana hubungan trade-off antar fakor-faktor tersebut terhadap keputusan


investasi

Trade off theory adalah teori struktur modal yang menyatakan bahwa perusahaan menukar manfaat
pajak dari pendanaan utang dengan masalah yang ditimbulkan oleh potensi kebangkrutan (Brigham
dan Houston, 2011). Dari model ini dapat dinyatakan bahwa perusahaan yang tidak menggunakan
pinjaman sama sekali dan perusahaan yang menggunakan pembiayaan investasinya dengan pinjaman
seluruhnya adalah buruk. Keputusan terbaik adalah keputusan yang moderat dengan
mempertimbangkan kedua instrumen pembiayaan.

Trade off theory berasumsi bahwa adanya manfaat pajak akibat penggunaan utang, sehingga
perusahaan akan menggunakan utang sampai tingkat tertentu untuk memaksimalkan nilai perusahaan.
Esensi trade off theory dalam struktur modal adalah menyeimbangkan manfaat dan pengorbanan yang
timbul sebagai akibat penggunaan utang. Sejauh manfaat lebih besar, tambahan utang masih
diperkenankan. Apabila pengorbanan karena penggunaan utang sudah lebih besar, maka tambahan
utang sudah tidak diperbolehkan. Penggunaan utang 100% sulit dijumpai dalam praktik dan hal
tersebut ditentang oleh trade off theory. Kenyataannya, semakin banyak utang, semakin tinggi beban
yang harus ditanggung perusahaan, seperti biaya kebangkrutan, biaya keagenan, beban bunga yang
semakin besar dan sebagainya. Trade off theory telah mempertimbangkan berbagai faktor seperti
corporate tax, biaya kebangkrutan, dan personal tax dalam menjelaskan mengapa suatu perusahaan
memilih suatu struktur modal tertentu (Husnan, 2000). Teori trade-off juga menjelaskan bahwa
peningkatan rasio utang pada struktur modal akan meningkatkan nilai total perusahaan sebesar tarif
pajak dikali dengan jumlah utang. Semakin besar akses ke sumber dana, semakin tersedia potensi
dana, maka semakin besar kemungkinan mengambil peluang investasi yang menguntungkan yang
diperoleh semakin besar dan kinerja perusahaan meningkat.

2. Jelaskan perbedaan OTC dan Stock Exchange!

OTC adalah alternatif perdagangan saham perusahaan kecil yang tidak bisa memenuhi persyaratan
bursa formal. Saham yang lolos dan bisa diperdagangkan pada bursa efek, biasanya dikenal sebagai
aset terdaftar. Sedangkan, saham yang dijual melalui over the counter disebut sebagai aset tidak
terdaftar. Secara historis, istilah trading OTC adalah mengacu pada sekuritas yang berpindah tangan
antara dua pihak tanpa keterlibatan bursa efek. Namun, di Amerika Serikat saat ini memberlakukan
OTC trading pada bursa yang terpisah. OTC Markets Group (OTC:OTCM) merupakan nama suatu
perusahaan yang akan mengoperasikan pasar publik untuk sekuritas tidak terdaftar di bursa saham
utama. Perusahaan tersebut juga menyediakan layanan real-time quotation untuk para pelaku pasar
yang disebut dengan OTC Link. Istilah market OTC adalah mengacu pada bursa saham yang
mencantumkan lebih dari 12.000 sekuritas over-the-counter.

Perbedaan Over the Counter dengan Stock Exchange

Ketika perdagangan dilakukan melalui sebuah Stock exchange atau bursa saham, maka perdagangan
tersebut berada di bawah pengawasan bursa untuk memastikan bahwa semua aturan dan peraturan
telah dipatuhi. Sebaliknya, Over the Counter (OTC) adalah pasar sekuritas yang berorientasi
pada dealer, merupakan sebuah pasar yang terdesentralisasi dan tidak terorganisir di mana proses
perdagangan terjadi melalui telepon, email, dan lain-lain. Secara umum, berikut adalah
perbedaan over the counter dengan exchange lainnya:

1. Perusahaan yang tidak mengikuti pedoman dan memenuhi persyaratan, biasanya akan
memperdagangkan sekuritas mereka melalui OTC. Sedangkan, perusahaan besar yang telah
memenuhi persyaratan biasanya mendaftar dan memperdagangkan saham yang mereka
miliki di exchange.
2. Exchange memiliki bentuk nyata secara fisik, di mana metode open output digunakan.
Sebaliknya, OTC tidak memiliki lokasi atau tempat fisik dan semuanya berbasis telepon serta
online.
3. Dalam exchange, perdagangan dilakukan selama jam perdagangan saja. Lain hal dengan OTC,
yang mana proses perdagangan dilakukan 24/7.
4. Selain itu dalam hal transparansi, OTC tidak transparan seperti exchange. Di mana peserta
memiliki informasi dan pengetahuan lengkap mengenai sekuritas yang diperdagangkan.

3. Apa itu IHSG dan bagaimana menghitung IHSG pada hari tertentu?

Apa itu IHSG? IHSG adalah singkatan dari Indeks Harga Saham Gabungan. Secara internasional
disebut juga dengan Indonesia Composite Index (ICI) dan ada juga yang menyebutnya
dengan IDX Composite. Dengan kata lain, IHSG adalah indeks pasar saham yang digunakan Bursa
Efek Indonesia. Indeks saham berisi daftar semua saham yang diperjualbelikan di Bursa Efek
Indonesia (BEI). Index saham ini biasanya digunakan sebagai gambaran untuk melihat kenaikan
atau penurunan pasar investasi secara global, dalam hal ini tentu saja pasar saham di Indonesia.
IHSG juga dikenal sebagai Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) atau dengan nama lain IHSG. Ini
memiliki banyak emiten yang terdaftar. Biasanya dalam sehari, setiap saham memiliki
pergerakan yang berbeda-beda. Ada yang bertambah, ada yang berkurang, ada yang berhenti.
Ketika semua saham ini digabungkan, semua rata-rata pergerakannya terlihat jelas di IHSG. Jadi
jika IHSG meningkat maka dapat disimpulkan bahwa rata-rata saham BEI akan meningkat dan
sebaliknya. IHSG pertama kali diperkenalkan ke publik pada 1 April 1983. IHSG merupakan
leading indicator Bursa Efek Jakarta pada saat itu.
Cara menghitung IHSG

Metodologi perhitungan IHSG adalah sama dengan cara menghitung indeks bursa saham lainnya di
seluruh dunia, yaitu menggunakan rata-rata berimbang berdasarkan jumlah saham di bursa
atau Market Value Weighted Average Index.

Rumus Indeks Harga Saham Gabungan yaitu:

Indeks = (Nilai Pasar / Nilai Dasar) x 100

• Nilai Dasar yaitu kumulatif jumlah saham pada hari dasar dikali dengan harga pada hari
dasar.
• Nilai Pasar yaitu kumulatif jumlah saham yang tercatat dikali dengan harga pasar.

Berikut ini cara mencari nilai pasar:

Rumus Nilai Pasar: Nilai Pasar = p₁q₁ + p₂q₂ + … + piqi + pnqn

Keterangan:

• p= harga yang terjadi untuk emiten ke-i.


• q= jumlah saham yang digunakan untuk penghitungan indeks untuk emiten ke-i
• n= jumlah emiten yang tercatat di bursa efek.

4. Rudi adalah seorang investor terkenal. Dia membeli saham PT Bank Central Asia
(BCA) Tbk. (BBCA) pada tanggal 19 Januari 2021 senilai Rp34.125. Investor ini
menjual sahamnya pada tanggal 19 Februari 2021 senilai Rp35.512. Berapa return
realisasian yang diperoleh?
Return realisasian yang diperoleh Rudi adalah 1.457
Penjelasan:
Saham PT Bank Central Asia (BCA) Tbk. (BBCA) pada tanggal 19 Januari 2021 yang dibeli Rudi
senilai 34.125 dikurangi penjualan sahamnya pada tanggal 19 Februari 2021 senilai 35512.

5. Risiko portofolio akan semakin terdiversifikasi jika jumlah comovement semakin


banyak.Semakin banyak aset di dalam portofolio, semakin banyak kovarian yang
muncul, sehingga akan semakin menurunkan risiko portofolionya. Gambarkan dan
berikan penjelasan mengenai proses diversifikasi tersebut!

Konsep diversifikasi adalah menyusun portofolio dengan menyertakan berbagai jenis investasi
dengan tujuan mengurangi risiko. Anggaplah, sebagai contoh, suatu investasi yang hanya
terdiri dari satu saham yang diterbitkan oleh satu perusahaan. Jika saham perusahaan itu
mengalami penurunan nilai yang serius, portofolio kita akan sepenuhnya menanggung beban
akibat penurunan tersebut. Dengan memecah investasi kita menjadi saham dari dua
perusahaan berbeda, kita dapat mengurangi risiko potensial terhadap portofolio. Cara lain
untuk mengurangi risiko portofolio adalah menyertakan obligasi dan uang tunai. Karena uang
tunai umumnya digunakan sebagai cadangan jangka pendek, banyak investor yang
mengembangkan strategi alokasi aset untuk portofolio mereka yang terutama didasarkan pada
penggunaan saham dan obligasi.
Uang tunai dapat digunakan dalam kasus darurat, dan sekuritas pasar uang jangka
pendek dapat segera dicairkan dalam kasus munculnya kesempatan investasi, atau pada saat
muncul kebutuhan uang tunai yang mendesak dan harus melakukan sejumlah pembayaran.
Perlu juga diingat bahwa alokasi dan diversifikasi aset juga terkait erat dengan konsep;
portofolio terdiversifikasi diciptakan melalui proses alokasi aset. Ketika menyusun portofolio
yang mengandung obligasi dan saham, investor agresif akan memilih campuran 80 persen
saham dan 20 persen obligasi, sedangkan investor konservatif akan lebih suka paduan 20
persen saham dan 80 persen obligasi. Tanpa memperdulikan apakah Anda investor agresif
atau konservatif, penggunaan alokasi aset - untuk mengurangi risiko dengan menyeleksi
keseimbangan antara saham dan obligasi - dalam portofolio membutuhkan deskripsi lebih
detil tentang bagaimana menciptakan diversifikasi portofolio.
Dengan pemahaman tersebut, Anda akan mencatat bahwa portofolio reksa dana (
mutual fund ) terdiri dari campuran investasi - termasuk saham dan obligasi - yang mengacu
pada konsep "keseimbangan" portofolio. Keseimbangan spesifik dari saham dan obligasi
dalam suatu portofolio dirancang untuk membentuk rasio risiko-hasil yang spesifik, yang
menawarkan peluang untuk memperoleh sejumlah hasil investasi sebagai imbalan atas
kemauan Anda untuk menerima sejumlah risiko. Secara umum, semakin besar risiko yang
bersedia Anda ambil, semakin besar potensi hasil investasi Anda.

Anda mungkin juga menyukai