Nim : 18430100022
Prodi : S1 Manajemen
Mata Kuliah : Analisa Laporan Keuangan
Waktu : Rabu, 19 Januari 2022 11:00:00
Semakin tinggi nilai GPM maka semakin baik indikator keuntungannya di mata investor.
Semakin tinggi rasio ROE maka semakin tinggi pula nilai perusahaan, hal ini tentunya
merupakan daya tarik bagi investor untuk menanamkan modalnya diperusahaan tersebut.
2. Rasio Likuiditas.
A. Rasio Kas (cash ratio)
Current ratio merupakan cara menghitung rasio likuiditas yang paling sederhana
dibanding cara lainnya. Penghitungan ini dimaksudkan untuk mengetahui tingkat
kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan aktiva
perusahaan yang likuid pada saat ini atau aktiva lancar (current asset). Jenis aktiva ini
adalah aktiva yang dapat ditukarkan dengan kas dalam jangka waktu satu tahun. Rumus
perhitungan current ratio adalah sebagai berikut:
Jika angka rasio lancar suatu perusahaan lebih dari 1,0 kali, maka perusahaan tersebut
punya kemampuan yang baik dalam melunasi kewajibannya.
Hasil penghitungan quick ratio jika lebih dari 1,0 maka menunjukkan kemampuan
perusahaan yang baik dalam memenuhi kewajibannya.
Rasio kas jarang digunakan oleh perusahaan karena kurang realistis dan tidak mudah
dipertahankan nilainya.
Semakin tinggi DER maka diasumsikan perusahaan memiliki resiko yang semakin tinggi
terhadap likuiditas perusahaannya.
4. Rasio Aktivitas
A. Rasio Nilai Pasar
PER (Price Earning Ratio)
Adalah tools untuk mengitung rasio harga saham suatu perusahaan
dibandingkan dengan pendapatan perusahaan. Formula untuk menghitung
PER adalah :
PER = Harga Saham / Earning Per Share
Devidend Yield
Dividen yield adalah metode yang digunakan untuk mengukur jumlah arus kas
yang Anda peroleh untuk setiap uang yang Anda investasikan dalam posisi
ekuitas. Dengan kata lain, ini adalah ukuran berapa banyak keuntungan yang
Anda peroleh dari dividen. Dividen yield pada dasarnya adalah pengembalian
investasi untuk saham tanpa capital gain. Misalkan saham perusahaan ABC
diperdagangkan pada $ 20 dan membayar dividen tahunan sebesar $ 1 per
saham kepada pemegang sahamnya.
Devideng Payout Ratio
DPR atau Dividend Payout Ratio adalah persentase pendapatan yang
diberikan oleh perusahaan kepada para pemilik atau pemegang saham. Setiap
uang yang tidak dibayarkan kepada pemegang saham biasanya akan
digunakan untuk membayar utang atau berinvestasi kembali dalam beberapa
operasional penting perusahaan. Jadi, DPR saja tidak bisa digunakan sebagai
patokan seberapa baik kesehatan suatu perusahaan. Meski demikian, DPR bisa
menjadi indikasi seberapa banyak perusahaan memberikan keuntungan
kepada pemegang saham. Begitu juga, seberapa banyak pendapatan disimpan
untuk diinvestasikan kembali untuk pertumbuhan perusahaan, pelunasan
hutang, atau sebagai simpanan kas.
PBV (Price to Book Value)
Adalah perbandingan nilai pasar suatu saham terhadap nilai bukunya sendiri
(perusahaan) sehingga kita dapat mengukur tingkat harga saham apakah
overvalued atau undervalued.
PBV = kapitalisasi pasar / nilai buku.
B. Rasio Efesiensi/ Perputaran
Rasio Perputaran Persediaan
Inventory turnover ratio atau rasio perputaran persediaan adalah salah satu
cara untuk mengukur berapa kali persediaan terjual dalam satu periode. Hal
ini nantinya akan memberikan hasil seberapa efektif persediaan barang yang
dikelola. Rasio turnover yang rendah umumnya menyiratkan penjualan yang
lemah sehingga terjadi overstocking. Sebaliknya, rasio turnover yang tinggi
menandakan terjadinya penjualan yang kuat.
Perputaran Aktiva Tetap
Rasio perputaran aktiva tetap digunakan oleh manajemen perusahaan untuk
mengukur efisiensi penggunaan aktiva tetap dalam menunjang kegiatan
penjualan perusahaan. Perputaran aktiva tetap merupakan ukuran tentang
sampai seberapa jauh aktiva tetap ini telah dipergunakan didalam kegiatan
perusahaan atau menunjukan berapa kali Operating Assets berputar dalam
suatu periode tertentu.
Total Asset Turnover.
Total Asset Turn Over adalah rasio yang menggambarkan perputaran aktiva
diukur dari volume penjualan. Jadi semakin besar rasio ini semakin baik yang
berarti bahwa aktiva dapat lebih cepat berputar dan meraih laba dan
menunjukkan semakin efisien penggunaan keseluruhan aktiva dalam
menghasilkan penjualan. Dengan kata lain jumlah asset yang sama dapat
memperbesar volume penjualan apabila assets turnover-nya ditingkatkan atau
diperbesar.
Semakin tinggi nilai PBV, suatu saham mengindikasikan persepsi pasar yang
berlebihan terhadap nilai perusahaan
Semakin rendah PBV, suatu saham maka diartikan sebagai sinyal good
investment opportunity dalam jangka panjang.
Untuk beberapa sektor, rasio PBV ini menjadi kurang tepat karena kendala
mendasar terkait akuntansi tradisional untuk perusahaan berbasis teknologi
tinggi. Aset utama perusahaan jenis ini adalah ”intellectual property” yang
merupakan ”great value” yang sulit dicatatkan dalam akuntansi keuangan
biasa.