Anda di halaman 1dari 10

TUGAS ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

Kelompok 7:

Tiara Indah P. (192114101)

Emanuel Wahyu K. (192114108)

Fransisca Puteri Y. P. (192114115)

Maria Renantera (192114125)

Rasio keuangan merupakan alat untuk menganalisa serta mengukur kinerja perusahaan
menggunakan data keuangan perusahaan tersebut. Data keuangan tersebut diambil dari
laporan keuangan perusahaan, seperti neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas, dan
lainnya.

Secara umum, rasio keuangan dibagi menjadi 4, yaitu:

 Rasio Profitabilitas (Profitability Ratio)


 Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio)
 Rasio Solvabilitas (Solvency Ratio)
 Rasio Aktivitas (Activity Ratio)

Rasio Profitibilitas
Digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan bagi
perusahaan. Beberapa ukuran rasio profitabilitas yang digunakan:

1. Gross Profit Margin


Merupakan perbandingan antara laba kotor terhadap penjualan yang dilakukan
perusahaan.

Nilai gross profit margin yang semakin tinggi menandakan kondisi keuangan
perusahaan yang baik.

2. Operating Profit Margin


Kemampuan perusahaan untuk meningkatkan laba sebelum bunga dan pajak
dibandingkan dengan penjualan yang diperoleh perusahaan.
3. Net Profit Margin
Digunakan untuk mengukur rasio laba bersih setelah dikurangi bunga dan pajak yang
dihasilkan dari setiap penjualan. Semakin tinggi rasio, semakin baik pula perusahaan
dalam menghasilkan laba.

4. Return On Assets (ROA)


Kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dengan memanfaatkan semua
aktiva yang dimiliki. Laba yang dihasilkan dari perhitungan ini adalah laba sebelum
bunga dan pajak atau sering disebut EBT (Earning Before Tax). Semakin tinggi nilai
rasio, maka semakin baik kemampuan perusahaan untuk mendapatkan laba.

5. Return on Investment (ROI)


Digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba
terhadap investasi yang telah dikeluarkan. Laba yang digunakan adalah laba yang
telah dikurangi pajak atau (EAT) Earning After Tax.

6. Return On Equity (ROE)


Rasio profitabilitas untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba
dari investasi pemegang saham perusahaan. ROE dihitung dari penghasilan (income)
perusahaan terhadap modal yang diinvestasikan oleh para pemilik perusahaan.

7. Return On Sales (ROS)


Merupakan tingkat keuntungan perusahaan setelah pembayaran biaya-biaya
variabel produksi seperti upah pekerja, bahan baku, dan lainnya sebelum dikurangi
pajak dan bunga.
8. Return On Capital Employed (ROCE)
Rasio profitabilitas yang mengukur keuntungan perusahaan dari modal yang dipakai.
Modal yang dimaksud adalah ekuitas suatu perusahaan ditambah kewajiban tidak
lancar atau total aset dikurangi kewajiban lancar.

9. Earning Per Share (EPS)


Rasio profitabilitas yang menilai tingkat kemampuan per lembar saham dalam
menghasilkan laba untuk perusahaan.

Rasio Likuiditas
Kemampuan seseorang atau perusahaan untuk memenuhi kewajiban atau utang yang
segera harus dibayar dengan harta lancarnya. Manfaat dari Rasio Likuiditas:

 Dapat mengantisipasi dana yang diperlukan saat muncul kebutuhan yang mendesak.
 Dapat mempermudah para nasabah yang ingin melakukan penarikan dana.
 Menjadi poin penentu bagi sebuah perusahaan untuk mendapatkan persetujuan
investasi atau bisnis lain yang menjanjikan.

Jenis-Jenis Rasio Likuiditas

1. Rasio Lancar (Current Ratio)

Digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menutup atau


membayar kewajiban lancar dengan menggunakan aktiva lancarnya.

2. Rasio Cepat (Quick Ratio)

Digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menutup atau


membayar kewajiban lancar dengan menggunakan aktiva lancar tanpa memasukan
nilai persediaannya.
3. Rasio Kas (Cash Ratio)

Digunakan untuk membandingkan antara kas dan aktiva lancar setara kas dengan
kewajiban lancar. Yang dimaksud dengan aktiva lancar setara kas adalah aktiva yang
dapat dengan mudah dan segera diuangkan.

Rasio Solvabilitas
Solvabilitas merupakan kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi segala
kewajibannya. Kewajiban yang dimaksud adalah utang-utang yang harus dibayarkan.
Sedangkan rasio solvabilitas adalah perbandingan antara besarnya aktiva yang dimiliki
perusahaan dengan utang-utang yang ditanggung . Dari rasio solvabilitas ini, kita bisa
mengetahui sejauh mana perusahaan mampu melunasi utangnya jika perusahaan tersebut
dilikuidasi.

Tujuan dan manfaat solvabilitas:

 Menganalisis status perusahaan dan kemampuannya dalam memenuhi


kewajibannya pada pihak ketiga.
 Mengetahui status perusahaan dengan melihat keseimbangan antara jumlah modal
dan aktiva tetap yang dimiliki.
 Mencari tahu berapa besarnya rupiah dari modal sendiri yang akan digunakan
sebagai jaminan pembayaran utang jangka panjang.
 Untuk melihat sejauh mana pengaruh utang yang ditanggung perusahaan terhadap
pengelolaan aktiva yang ada.

Jenis-jenis Rasio Solvabilitas:

1. Debt to Asset Ratio

Debt to Asset Ratio digunakan untuk membandingkan berapa besarnya aktiva


perusahaan dengan jumlah utang secara total.

Debt to Asset Ratio = (Total Debt : Total Asset) x 100%


2. Debt to Equity Ratio

Debt to Equity Ratio adalah perbandingan yang menunjukkan total utang dengan
ekuitas atau modal bersih yang dimiliki perusahaan setelah membayarkan semua
kewajibannya.

Debt to Equity Ratio = (Total Debt : Equity) x 100%

3. Tangible Assets Debt Coverage

Rasio satu ini digunakan untuk mengetahui perbandingan antara utang jangka
panjang yang ditanggung perusahaan dengan aktiva tetap berwujud.

Jadi, jika nilainya semakin tinggi, maka akan semakin membuka peluang bagi
perusahaan untuk mencari pinjaman baru dan sebaliknya, semakin kecil angka
perbandingannya menunjukkan bahwa aktiva yang dimiliki perusahaan kurang bisa
menjamin utang jangka panjangnya. Hal ini akan menyulitkan perusahaan ketika
akan mencari pinjaman baru. Untuk menghitungnya, cukup membagi jumlah aktiva
tetap yang ada dengan utang jangka panjang yang harus dibayar. Rumus rasio
solvabilitasnya adalah sebagai berikut:

Tangible Asset Debt Coverage = Fixed Asset : Longterm Liabilities

Rasio Aktivitas
Rasio aktivitas digunakan untuk mengetahui efisiensi organisasi dalam memanfaatkan
asetnya untuk menghasilkan kas dan pendapatan. Rasio ini digunakan untuk memeriksa
tingkat investasi yang dilakukan pada aset dan pendapatan yang dihasilkannya. Karena
alasan ini, rasio aktivitas juga dikenal sebagai rasio operasi atau rasio perputaran.

Manfaat Rasio Aktivitas:

 Membantu membandingkan pengembangan bisnis di lini operasi yang sama.


 Identifikasi masalah dapat dilakukan dengan menggunakan rasio yang benar, dan
dapat melakukan koreksi yang diperlukan dalam menjalankan bisnis.
 Menyederhanakan analisis dengan menyediakan data keuangan dalam format
sederhana, yang pada akhirnya membantu dalam pengambilan keputusan.
 Investor dapat mengandalkan formasi yang diberikan oleh Rasio Aktivitas karena
didasarkan pada angka dan data yang akurat.

Jenis-jenis Rasio Aktivitas:

1. Rasio Perputaran Total Aset (Total Asset Turnover)

Rasio ini  mengukur aktivitas aset dan kemampuan perusahaan menghasilkan


penjualan melalui asetnya. 
Penjualan Bersih
Total Asset Turnover =
Total Aset Rata−rata

Catatan:

 Semakin tinggi rasio ini, semakin baik bagi perusahaan karena ini berarti
dapat menghasilkan lebih banyak penjualan dengan beberapa tingkat aset
tertentu.

 Rasio perputaran persediaan dapat dibandingkan dengan perusahaan


berukuran serupa lainnya dalam industri yang sama. Jika menggunakannya
untuk industri dan ukuran yang berbeda, hal itu tidak akan berguna.

2. Rasio Perputaran Aset Lancar (Current Asset Turnover)

Rasio ini  mengukur aktivitas aset dan kemampuan perusahaan menghasilkan


penjualan melalui asset lancar seperti kas, inventaris, piutang, dan lainnya.
Penjualan Bersih
Perputaran Aset Lancar=
Aset Lancar Rata−rata

Catatan: Nilai yang lebih besar untuk rasio ini lebih disukai karena ini berarti
kemampuan menghasilkan lebih banyak penjualan dari sejumlah aset lancar
tertentu.

3. Rasio Perputaran Modal Kerja (Working Capital Turnover)

Rasio ini mengukur jumlah uang tunai yang dibutuhkan untuk menghasilkan tingkat
penjualan tertentu.
Penjualan
Penjualan Modal Kerja=
Modal Kerja Rata−rata
Catatan: Modal kerja yang tinggi kemungkinan besar mengindikasikan penggunaan
modal kerja yang menguntungkan. Dengan kata lain, penjualan harus mencukupi
terkait dengan modal kerja yang tersedia.

4. Rasio Perputaran Piutang (Accounts Receivable Turnover)

Untuk mengukur berapa kali piutang dapat diubah oleh perusahaan menjadi uang
tunai, kita harus menghitung rasio perputaran piutang.

Penjualan Bersih
Perputaran Piutang Usaha=
Rata−rata Piutang Bersih

Catatan: Hasil perhitungan dapat disajikan dalam waktu per tahun atau dalam hari.
Jika diukur dalam hitungan kali per tahun, tren penurunan rasio ini akan berdampak
negatif bagi suatu perusahaan, artinya kemampuan mengubah piutang menjadi kas
menjadi lebih rendah.

Namun, jika diukur dalam hitungan hari, tren penurunan rasio ini direkomendasikan,
karena ini berarti lebih sedikit hari yang dibutuhkan untuk mengubah piutang
menjadi uang tunai.
Rata−rata Piutang Kotor
Perputaran Piutang Usaha( Hari )=
Penjualan Bersih
( )
360

Sering disebut sebagai periode penagihan rata-rata, perputaran piutang dalam


beberapa hari juga dapat dihitung sebagai berikut:
360
Periode Penagihan Rata−rata ( Perputaran Piutang dalam Hari )=
Perputaran Piutang

5. Rasio Perputaran Hutang (Accounts Payable Turnover)

Ini adalah rasio lain yang dapat digunakan untuk melakukan analisis aktivitas suatu
perusahaan. Berbeda dengan perputaran piutang, rasio ini mengukur berapa kali per
tahun perusahaan membayar hutangnya kepada pemasok (kreditor

Harga Pokok Penjualan


Rasio Perputaran Hutang=
Hutang Usaha

Rasio perputaran hutang yang lebih tinggi menunjukkan kemampuan perusahaan


untuk membayar hutangnya kepada kreditor secara sehat dan teratur. Rumus
alternatif untuk rasio ini adalah sebagai berikut:
Pembelian
Perputaran Hutang=
Rata−rata Hutang

6. Rasio Hutang Beredar (Days Payable Outstanding)

Untuk mengukur jumlah hari yang rata-rata dibutuhkan oleh perusahaan untuk
membayar hutang kepada krediturnya, memerlukan rasio hutang beredar dan dapat
dilakukan dengan menggunakan rumus berikut:
Hutang Usaha
Rasio Hutang Beredar=
Rata−rata Biaya Penjualan Harian

Catatan:

 Rendahnya nilai rasio ini berarti penggunaan modal kerja yang efisien.
Namun, rasio hutang hari yang lebih besar tidak selalu menunjukkan posisi
perusahaan yang buruk, karena menunda pembayaran kepada pemasok
hingga tanggal terakhir dapat dilakukan oleh perusahaan secara teratur untuk
mempersingkat siklus konversi kas.

 Oleh karena itu, analisis harus mencakup peninjauan rasio likuiditas juga,
karena rasio hutang hari yang tinggi dan, pada saat yang sama, posisi
likuiditas yang buruk suatu perusahaan akan menunjukkan bahwa ia memiliki
masalah dalam membayar hutangnya kepada kreditor.

7. Rasio Perputaran Persediaan (Inventory Turnover)

Rasio ini menunjukkan berapa hari yang biasanya dibutuhkan perusahaan untuk
mengubah persediaan menjadi penjualan. 
HPP
Perputaran Persediaan=
Persediaan Rata−rata

Catatan:

Rasio perputaran persediaan yang lebih rendah akan menunjukkan bahwa lebih
sedikit waktu yang dibutuhkan bagi perusahaan untuk mengubah persediaan
menjadi penjualan. Tren penurunan perputaran persediaan perusahaan umumnya
menunjukkan peningkatan modal kerja.

8. Rasio Perputaran Kas (Cash Turnover)

Efisiensi penggunaan kas perusahaan ditunjukkan oleh rasio perputaran kas. Ini
mengukur berapa kali kas perusahaan telah dibelanjakan selama beberapa periode.
Penjualan
Perputaran Kas=
Kas Rata−rata dan Setara Kas

Catatan:

 Biasanya nilai rasio yang tinggi ini dianggap lebih baik, karena hal ini berarti
perusahaan menggunakan kasnya secara efektif dan lebih sering melakukan
penyerahan.

 Namun, dalam beberapa kasus, nilai tinggi rasio rasio ini dapat menunjukkan
bahwa perusahaan memiliki dana yang tidak mencukupi dan mungkin segera
membutuhkan pembiayaan jangka pendek.

o Rumus Alternatif :

Penjualan
Perputaran Kas=
Kas Rata−rata+ Setara Kas+Saham yang dipasarkan

9. Rasio Siklus Operasi (Operating Cycle)

a. Siklus operasi adalah jumlah hari yang dibutuhkan oleh perusahaan untuk
mengubah persediaannya menjadi uang tunai. Dengan kata lain, ini adalah
periode antara tanggal perolehan barang dan tanggal realisasi kas dari penjualan.

b. Biasanya, siklus operasi bisnis berlangsung kurang dari satu tahun, namun ada
pengecualian. Rumus perhitungan siklus operasi adalah sebagai berikut:

Siklus Operasi = Perputaran Piutang dalam Hari + Perputaran Persediaan dalam


Hari

10. Rasio Siklus Konversi Kas (Cash Conversion Cycle)

Pengukuran lain dari efisiensi penggunaan modal kerja perusahaan adalah siklus
konversi kas. Ini didefinisikan sebagai jumlah hari yang dibutuhkan oleh perusahaan
untuk menghasilkan pendapatan dari asetnya.

Siklus Konversi Kas = Periode Konversi Persediaan + Periode Konversi Piutang –


Periode Konversi Hutang

Ini juga sering disebut sebagai rasio net operating cycle dan dapat dihitung dengan
menggunakan rumus berikut:

Dibagi menjadi tiga tahap, perhitungan siklus konversi kas meliputi:

 Mengukur waktu yang dibutuhkan oleh sebuah perusahaan untuk


mendapatkan bahan, memproduksi, dan menjual produk jadi;
 Mengukur waktu yang dibutuhkan oleh perusahaan untuk mengumpulkan
kas untuk barang yang dijual (piutang);
 Mengukur waktu yang dibutuhkan oleh perusahaan untuk membayar hutang
kepada pemasoknya.

Anda mungkin juga menyukai