Ringkasan BAB 2
Dosen Pengampu :
Oleh :
NIM. C1C020054
PRODI AKUNTANSI
Fred Weston menyebutkan bahwa rasio likuiditas (liquidity ratio) merupakan rasio yang
menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban (utang) jangka pendek.
Artinya apabila perusahaan ditagih, perusahaan akan mampu untuk memenuhi utang tersebut
terutama utang yang sudah jatuh tempo.
Dengan kata lain, rasio likuiditas berfungsi untuk menunjukan atau mengukur
kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya yang sudah jatuh tempo, baik kewajiban
kepada pihak luar perusahaan (likuiditas badan usaha) maupun di dalam perusahaan (likuiditas
perusahaan). Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa kegunaan rasio ini adalah untuk
kemampuan perusahaan dalam membiayai dan memenui kewajiban (utang) pada saat ditagih.
Tidak jauh berbeda dengan pendapat di atas, James O. G menyebutkan rasio likuiditas
mengukur jumlah kas atau jumlah investasi yang dapat dikonversikan atau diubah menjadi kas
untuk membayar pengeluaran, tagihan, dan seluruh kewajiban lainnya yang sudah jatuh tempo.
Rasio likuiditas atau sering juga disebut dengan nama rasio modal kerja merupakan rasio
yang digunakan untuk mengukur seberapa likuidnya suatu perusahaan. Caranya adalah dengan
membandingkan komponen yang ada di neraca, yaitu total aktiva lancar dengan total passiva
lancar (utang jangka pendek). Penilaian dapat dilakukan untuk beberapa periode sehingga terlihat
perkembangan likuiditas perusahaan dari waktu ke waktu.
Terdapat dua hasil penilaian terhadap pengukuran rasie likuiditas, yaitu apabila
perusahaan mampu memenuhi kewajibannya dikatakan perusahaan tersebut dalam keadaan
likuid. Sebaliknya, apabila perusahaan tidak mampu kewajiban tersebut, dikatakan perusahaan
dalam keadaan illikuid.
Perhitungan rasio likuiditas memberikan cukup banyak manfaat bagi berbagai pihak yang
berkepentingan terhadap perusahaan. Pihak yang paling berkepentingan adalah pemilik
perusahaan dan manajemen perusahaan guna menilai kemampuan mereka sendiri. Kemudian,
pihak luar perusahaan juga memiliki kepentingan, seperti pihak kreditor atau penyedia dana bagi
perusahaan, misalnya perbankan . Oleh karena itu, perhitungan rasio likuiditas tidak hanya
berguna bagi perusahaan, namun juga bagi pihak luar perusahaa .
Berikut ini adalah tujuan dan manfaat yang dapat dipetik d hasil rasio likuiditas:
1. Untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar ke jiban atau utang yang segera jatuh
tempo pada saat d Artinya, kemampuan untuk membayar kewajiban sudah waktunya dibayar
sesuai jadwal batas waktu y telah ditetapkan (tanggal dan bulan tertentu).
2. Untuk mengukur kemampuan perusahaan memba kewajiban jangka pendek dengan aktiva
lancar Artinya jumlah kewajiban yang berumur merm bawah satu tahun atau sama dengan satu
tahun, dibandingka pini dengan total aktiva lancar .
3. Untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka pendek dengan aktiva
lancar tanga memperhitungkan sediaan atau piutang. Dalam hal ini aktiva lancar dikurangi
sediaan dan utang yang dianggap likuiditasnya lebih rendah.
4. Untuk mengukur atau membandingkan antara jumla sediaan yang ada dengan modal kerja
perusahaan.
5. Untuk mengukur seberapa besar uang kas yang tersedia untuk membayar utang.
6. Sebagai alat perencanaan ke depan, terutama yang berkaitan dengan perencanaan kas dan
utang.
7. Untuk melihat kondisi dan posisi likuiditas perusahaan dan waktu ke waktu dengan
membandingkannya untuk beberap periode .
8. Untuk melihat kelemahan yang dimiliki perusahaan, dari masing-masing komponen yang ada
di aktiva lancar dan utang lancar.
9. Menjadi alat pemicu bagi pihak manajemen untuk memperbaiki kinerjanya, dengan melihat
rasio likuiditas yang ada pada saat ini .
Bagi pihak luar perusahaan, seperti pihak penyandang dana (kreditor), investor,
distributor, dan masyarakat luas, rasio likuiditas bermanfaat untuk menilai kemampuan
perusahaan dalam membayar kewajiban kepada pihak ketiga. Hal ini tergambar dari rasio yang
dimilikinya. Kemampuan membayar tersebut akan memberikan jaminan bagi pihak kreditor
untuk memberikan nding pinjaman selanjutnya . Artinya, ada jaminan bahwa pinjaman yang
diberikan akan mampu dibayar secara tepat waktu. Namun, rasio likuiditas bukanlah satu-
satunya cara atau syarat untuk menyetujui pinjaman atau penjualan barang secara kredit .
Secara umum tujuan utama rasio keuangan digunakan adalah untuk menilai kemampuan
perusahaan dalam memenuhi kewajibannya . Dalam praktiknya, untuk mengukur rasio keuangan
secara lengkap, dapat menggunakan jenis-jenis rasio likuiditas yang ada . Jenis-jenis rasio
likuiditas yang dapat digunakan peruntuk mengukur kemampuan, yaitu:
Rasio lancar atau (current ratio) merupakan ra mengukur kemampuan perusahaan dalam
membay kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempe perus pada saat ditagih
secara keseluruhan. Dengan kata lain, seben telah banyak aktiva lancar yang tersedia untuk
menutupi kewajib"rata jangka pendek yang segera jatuh tempo. Rasio lancar dapat pula
dikatakan sebagai bentuk untuk mengukur tingkat keamanan de (margin of safety) suatu
perusahaan. Penghitungan rasio lance uk dilakukan dengan cara membandingkan antara total
aktiva lanca Am dengan total utang lancar. Versi terbaru pengukuran rasio lancar be adalah
mengurangi sediaan dan piutang.
Aktiva lancar (current assets) merupakan harta perusahaan yang dapat dijadikan uang
dalam waktu singkat (maksimal sam tahun) Komponen aktiva lancar meliputi kas, bank, surat-
surat berharga, piutang, sediaan, biaya dibayar di muka, pendapatan yang masih harus diterima,
pinjaman yang diberikan, dan aktivi lancar lainnya .
Dari hasil pengukuran rasio, apabila rasio lancar rendah, dapat katakan bahwa perusahaan
kurang modal untuk membayar rang. Namun, apabila hasil pengukuran rasio tinggi, belum tentu
kondisi perusahaan sedang baik. Hal ini dapat saja terjadi karena las tidak digunakan sebaik
mungkin. Untuk mengatakan suatu londisi perusahaan baik atau tidaknya, ada suatu standar rasio
yang digunakan, misalnya rata-rata industri untuk usaha yang besejenis atau dapat pula
digunakan target yang telah ditetapkan e perusahaan sebelumnya, sekalipun kita tahu bahwa
target yang era telah ditetapkan perusahaan biasanya ditetapkan berdasarkan berata-rata industri
untuk usaha yang sejenis.
Rumus untuk mencari rasio lancar atau current rasio dapat ang digunakan sebagai berikut.
ᓀ׀羘̽ ׀羘 蘰
Current ratio= ׀ ׀ ׀羘 蘰
Rasio cepat (quick ratio) atau rasio sangat lancer merupakan rasio yang menunjukan kempuan
perusahan dalam memenuhi atau membayar ke wajiban atau utang lancer (utang jangka
pendek)dengan aktiva lancer tanpa memperhitungkan nilai sediaan (inventory).
Rumus mencari rasio cepat (quick ratio) dapat digunakan sebagai berikut ;
ᓀ 㘳⸸㌳ ׀ᓀ⸸㹂橔㹂ᓀ⸸‸羘 ׀ ׀
Quick ratio (acid test ratio)= 羘 蘰蘰㹂 ׀׀羘 ㌳羘 羘׀羘㹂㘳
SOLVABILITAS
Rasio solvabilitas atau leverage ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan utang. Artinya berapa besar beban utang yang
ditanggung perusahaan dibandingkan dengan aktivanya. Dalam arti luas dikatakan bahwa rasio
solvabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh
kewajibannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang apabila perusahaan dibubarkan
(dilikuidasi).
Penggunaan rasio solvabilitas bagi perusahaan memberikan banyak manfaat yang dapat
dipetik, baik rasio rendah maupun rasio tinggi. Menurut fred weston rasio solvabilitas memiliki
beberapa impikasi berikut.
1. Reditor mengharapkan ekuitas (dana yang disediakan pemilik) sebagai marjin keamanan.
Artinya jika pemilik memiliki dana yang kecil sebagai modal, risiko bisnis tersebut akan
ditanggung oleh kreditor.
2. Dengan pengadaan dana melalui utang, pemilik memperoleh manfat, berupa tetap
dipertahankannya penguasaan dan pengendalian perusahaan.
3. Bila perusahaan mendapat penghasilan lebih dari data yang dipinjamkannya
dibandingkan dengan bunga yang harus dibayarnya, pengembalian kepada pemilik
diperbesar.
Apabila dari siuatu perhitungan perusahaan ternyata memiliki rasio solvabilitas yang tinggi,
hal ini akan berdampak timbulnya resiko kerugian lebih besar, tetapi juga ada kesempatan
mendapat laba lebih besar begitu pula sebaliknya.
Oleh karna itu, manajer keuangan dituntut untuk mengelola rasio solvabilitas dengan baik
sehingga mampu menyeimbangkan pengembalian yang tinggi dengan tingkat resiko yang
dihadapi. Perlu dicermati pula bahwa besar kecilnya rasio ini sangat tergantung dari pinjaman
yang dimiliki perusahaan, disamping aktiva yang dimilikinya (ekuitas).
Pengukuran rasio solvabilitas atau rasio leverage, dilakukan melalui dua pendekatan, yaitu :
1. Mengukur rasio-rasio neraca dan sejauh mana pinjaman digunakan untuk permodalan
2. Melalui pendekatan rasio-rasio laba rugi.
Total debt
Debts to asset ratio =
Total assets
Contoh:
Komponen Laporan Keuangan 2005 2006
Total aktiva (total assets) 4.200 4.000
Total utang (total debt 2.050 1.900
Rasio ini menunjukan bahwa 49% pendanaan perusahaan dibiayai dengan utang untuk tahun
2005. Artinya, bahwa setiap Rp100,00 pendanaan perusahaan, Rp49,00 dibiayai dengan utang
dan Rp41,00 desediakan oleh pemegang saham.
Rp1.900
Debts to asset ratio = = 0,475 dibulatkan (48%)
Rp4.000
Rasio ini menunjukan bahwa sekitar 48% pendanaan perusahaan dibiayai dengan utang untuk
tahun 2005. Artinya, bahwa setiap Rp100,00 pendanaan perusahaan, Rp48,00 dibiayai dengan
utang dan Rp52,00 desediakan oleh pemegang saham.
Merupakan rasio yang digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas. Rasio ini dicari dengan
cara membandingkan antara seluruh utang, terutama utang lancar dengan seluruh ekuitas. Rasio
ini ini berguna untuk mengetahui jumlah data yang di sediakan pinjaman (kreditor) dengan
pemilik perusahaan.
Bagi bang (kreditor) semakin besar rasio ini, akan semakin tidak menguntungkan karena akan
semakin besar rasio yang ditanggung atas kegagalan yang mungkin terjadi di perusahaan. Namun,
namun bagi perusahaan justru semakin besar rasio akan semakin baik. Sebaliknya dengan rasio
yang rendah, semakin tinggi tingkat pendanaan yang disediakan pemilik dan semakin besar batas
pengamanan bagi pinjaman jika terjadi kerugian atau penyusutan terhadap nilai aktiva.
Rumus untuk mencari debit to Equity Ratio dapat digunakan pembandingan antara total uang
dengan total ekuitas sebagai berikut
Rasio ini menunjukkan bahwa kreditor menyediakan Rp 91,00 tahun 2005 untuk setiap 100,00
yang disediakan pemegang saham. Atau perusahaan dibiayai oleh utang sebanyak 91%.
Demikian pula untuk tahun 2006 tidak jauh berbeda dengan tahun 2005, yaitu sebesar 90,4%
dengan menyediakan 91%.
Merupakan rasio antara utang jangka panjang dengan modal sendiri. Tujuannya adalah untuk
mengukur berapa bagian dari setiap model rupiah sendiri yang disajikan jaminan utang jangka
panjang dengan cara membandingkan antara utang jangka panjang dengan modal sendiri yang
disediakan oleh perusahaan.
Rumusnya adalah dengan menggunakan perbandingan antara utang jangka panjang dengan
modal sendiri yaitu,
4. TimesInterestEarnet
Menurut J. Fred Weston adalah untuk mencari jumlah kali perolehan bunga. Ratio ini di
artikan oleh James C.vanHorne juga sebagai kemampuan perusahaan untuk membayar biaya
bunga, sama seperti coverageratio.
Jumlah kali perolehan bunga atau timesinterestearned merupakan rasio untuk mengukur
sejauh mana pendapatan dapat mengukur tanpa membuat perusahaan merasa malu karena tidak
mampu membayar bunga, di dalam jangka panjang menghilangkan kepercayaan dari para
kreditor.
Secara umum semakin tinggi rasio, semakin besar kemungkinan perusahaan dapat membayar
bunga penjualan dan dapat menjadi pengukuran untuk memperoleh tambahan pinjaman baru dari
kreditor.
Untuk mengukur rasio ini, digunakan perbandingan antara laba sebelum bunga dan pajak
dibandingkan dengan biaya bunga yang dikeluarkan. Dengan demikian, kemampuan perusahaan
untuk membayar bunga pinjaman tidak dipengaruhi oleh pajak.
th ⸸ t羘 ㌳ ׀ ⸸ 㹂 羘㌳ ׀㘳㹂 㹂 㘳㹂
羘m㹂u 羘 蘰 㹂 羘̽㹂蘰 㹂
t羘 ㌳ ׀ ⸸ 㹂 羘㌳ ׀㘳㹂 㹂 㘳㹂 Contoh :
Kewajiban sewa/lease 40 30
Ǥ ⸸ t ⸸
tt t 羘
t ⸸
Untuk tahun 2006 :
Seandainya rata-rata industri untuk fixed charge coverage adalah 10 kali, untuk tahun 2005,
hanya 8,5 kali dan ini dinilai kurang baik karena masih di bawah rata-rata industri dan tentu
menyulitkan perusahaan untuk memperoleh pinjaman. Sementara itu, untuk tahun 2006, dengan
rasio 12 kali dianggap cukup baik karena berada di atas rata-rata industri sehingga memudahkan
perusahaan untuk memperoleh pinjaman.
Ǥ ͳ ⸸ 쳌 ⸸ ͳ
tt 羘 D. Hasil Pengukuran
쳌 ⸸ ͳ
Debt to Asset Ratio tahun 2005 sebanyak 49% artinya dari aktiva perusahaan didanai utang
(modal pinjaman) sebesar 49% dan ini juga berarti sebanyak 41% dibiayai dengan modal da
pemegang saham. Kemudian tahun 2006 sebanyak 48% dari aktiva perusahaan didanai utang
(modal pinjaman) dan sebanyak 42% dibiayai dengan modal dari pemegang saham. Jika
dibanding dengan standar rata-rata industri 35%, kondisi perusahaan untuk tahun 2005 dan 2006
dinilai kurang baik. Artinya perusaha dibiayai dengan utang melebihi rata-rata industri.
Debt to equity ratio menunjukkan bahwa kreditor menyediakan Rp91,00 pada tahun 2005
untuk setiap Rp100,00 yang disediakan pemegang saham. Perusahaan dibiayai oleh utang
sebanyak 91% Demikian pula untuk tahun 2006 tidak jauh berbeda dengan tahun 2005, yaitu
sebesar 90,4% mendekati 90%.
Jika rasio rata-rata industri untuk debt to equity ratio sebesar 80%, perusahaan masih dianggap
kurang baik karena berada di atas rata-rata industri. Demikian pula untuk tahun 2006 dinila
kurang baik dan tidak jauh berbeda dengan tahun 2005.
Times interest earned pada tahun 2005 adalah 10 kali atau dengan kata lain, biaya bunga dapat
ditutup 10 kali laba sebelum bunga dan pajak. Kemudian, untuk tahun 2006, times interest
earned adalah 7,6 kali atau dengan kata lain, biaya bunga dapat ditutup 7,6 kali laba sebelum
bunga dan pajak.
E. Rangkuman
Rasio solvabilitas atau leverage ratio merupakan rasio yang gunakan untuk mengukur sejauh
mana aktiva perusahaan dibiayai dengan utang. Dalam arti luas dikatakan bahwa rasio
solvabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh
kewajibannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang apabila perusahaan dibubarkan.
2.Untuk menilai dan mengetahui kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban yang bersifat
tetap;
3. Untuk menilai dan mengetahui keseimbangan antara nilai aktiva khususnya aktiva tetap
dengan modal;
4. Untuk menilai dan mengetahui seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh utang;
RENTABILITAS
1. Profit Margin
Profit margin merupakan alat analisis yang dilakukan dengan membandingkan “net operating
income” dengan “net sales” dalam persen. Teknik ini bisa dirumuskan seperti di bawah ini:
2. Turnover of Operating Assets
Turnover of Operating Assets merupakan rasio untuk menilai tingkat perputaran aktiva. Teknik
ini berguna untuk melihat kecepatan berputarnya aktiva dalam satu periode tertentu dengan
membandingkan “net sales” dan “operating assets”. Rumusnya yaitu:
3. Persentase Earning Power
Sebagaimana disebutkan di atas, bahwa Earning Power atau Rentabilitas Ekonomi, dapat
dihitung dengan membandingkan antara laba usaha dengan modal usaha sendiri dan modal asing
dan dinyatakan dalam bentuk persen.
Dalam sebuah usaha, data-data dan informasi yang tersaji di dalam laporan keuangan sangat
penting untuk teknik analisis rentabilitas ekonomi. Dengan alasan tersebut, maka teknik
pembukuan dan laporan keuangan harus tepat dan cermat.