cukup dana di tangan untuk membayar tagihan pada saat jatuh tempo dan berjaga-jaga
terhadap kebutuhan kas yang tidak terduga. Rasio ini terbagi menjadi Current Ratio,
Menurut Kasmir (2012:134-137) Ada beberapa jenis metode pengukuran rasio likuiditas,
sebagai berikut:
Current ratio atau rasio lancar merupakan ukuran yang paling umum digunakan untuk
menunjukkan apakah tuntutan dari kreditur jangka pendek dapat dipenuhi oleh aktiva yang
diperkirakan menjadi aktiva lancar dalam periode yang sama dengan jatuh temponya utang.
Current ratio yang rendah biasanya dianggap menunjukkan terjadi masalah dalam likuiditas.
Sebaliknya suatu perusahaan yang memiliki rasio lancar terlalu tinggi juga kurang bagus,
karena menunjukkan banyaknya dana menganggur yang pada akhirnya dapat mengurangi
Rasio Lancar merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar
kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara
keseluruhan. Dengan kata lain seberapa banyak aktiva lancar yang tersedia untuk menutupi
kewajiban jangka pendek yang segera jatuh temp. Rasio lancar dapat pula dikatakan sebagai
bentuk untuk mengukur tingkat keamanan (margin of safety) suatu perusahaan. Penghitungan
rasio lancar dilakukan dengan cara membandingkan antara total aktiva lancar dengan total
Menurut Van Horn and Watchowic (2012:206), Current ratio dapat dihitung dengan
menggunakan rumus :
Persediaan merupakan unsur aktiva lancar yang tingkat likuiditasnya paling rendah, sering
mengalami fluktuasi harga, dan sering menimbulkan kerugian jika terjadi likuidasi. Oleh
karena itu, dalam perhitungan rasio cair (quick ratio), nilai persediaan dikeluarkan dari
Quick ratio or acid test lebih baik dalam mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi
dikurangkan atau dianggap tidak digunakan untuk membayar utang jangka pendek (Mamduh
Menurut Kasmir (2012:136) menyatakan bahwa “Quick Ratio merupakan rasio uji cepat yang
Rasio kas adalah perbandingan antara aktiva lancar yang benar-benar likuid (yaitu dana kas)
dengan kawajiban jangka pendek( Kasmir, 2012:136). Menurut Kasmir (2012:136), Rasio kas
dikeluarkan dari aktiva lancar, sehingga pembayaran kewajiban jangka pendek hanya
Menurut Khasmir (2012 : 138) Rasio kas atau cash ratio merupakan alat yang digunakan
untuk mengukur seberapa besar uang kas yang tersedia untuk membayar utang. Ketersediaan
uang kas dapat ditunjukkan dari tersedianya dana kas atau yang setara dengan kas seperti
rekening giro atau tabungan di bank (yang dapat ditarik setiap saat). Dapat dikatakan rasio ini
Indikator yang dipakai adalah Rasio Lancar. Alasannya, Rasio Lancar dapat mengukur
seluruh total kekayaan perusahaan dan jumlah uang Liquid yang tersedia dalam perusahaan
jangka panjang. Rasio ini terbagi menjadi Debt to Asset Ratio, Debt to Equity Ratio,
Long Term Debt to Equity Ratio, Times Interest Earned, Fixed Charged Coverage.
Dalam praktiknya, terdapat beberapa jenis rasio solvabilitas yang sering digunakan
perusahaan. Adapun Metode Pengukuran yang ada dalam rasio solvabilitas menurut Van
a. Debt to Asset Ratio (DAR) merupakan rasio utang yang digunakan untuk
mengukur perbandingan antara total utang dengan total aktiva. Dengan kata
lain, seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh hutang atau seberapa besar
utang perusahaan berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva (Van horne,
dengan utang semakin banyak, maka semakin sulit bagi perusahaan untuk
pula apabila rasionya rendah, semakin kecil perusahaan dibiayai dengan utang.
Menurut Kasmir (2012:151), Rumusan untuk mencari debt to asset ratio dapat digunakan
sebagai berikut :
b. Debt to Equity Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk menilai utang
dengan ekuitas. Rasio ini dicari dengan cara membandingkan antara seluruh
utang, termasuk utang lancar dengan seluruh ekuitas. Rasio ini berguna untuk
Menurut Van horne (2012:234), Rumus untuk mencari debt to equity ratio dapat digunakan
c. Long Term Debt to Equity Ratio merupakan rasio antara utang jangka panjang
dengan modal sendiri. Tujuannya adalah untuk mengukur berapa bagian dari
setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan utang jangka panjang
dengan cara membandingkan antara utang jangka panjang dengan modal sendiri
Menurut Van horne (2012:237), Rumusan untuk mencari Long Term Debt to Equity Ratio
Earned merupakan rasio untuk mencari jumlah perolehan bunga. Rasio ini
diartikan oleh James C. Van Home juga sebagai kemampuan perusahaan untuk
membayar biaya bunga. Jumlah kali perolehan bunga atau Time InterestEarned
merupakan rasio untuk mengukur sejauh mana pendapatan dapat menurun tanpa
membuat perusahaan merasa malu karena tidak mampu membayar biaya bunga
perbandingan antara laba sebelum bunga dan pajak dibandingkan dengan biaya
Menurut Van horne (2012:238), Rumus untuk mencari Time InterestEarned dapat digunakan
e. Fixed Charged Coverage atau lingkup biaya tetap merupakan rasio yang
menyerupai Time InterestEarned Ratio. Hanya saja perbedaanya adalah rasio ini
aktiva berdasarkan kontrak sewa (lease contract). Biaya tetap merupakan biaya
horne,2012:238),.
Menurut Van horne (2012:238), Rumus untuk mencari Fixed Charged Coverage(FCC)
Ratio asset merupakan gambaran dari kekayaan perusahaan yang dibiayai oleh hutang.
Apabila nilainya kecil, Hal ini akan dijadikan acuan oleh investor maupun kreditor dalam
menanamkan modalnya dalam suatu perusahaan yang mereka anggap memiliki kinerja
3. Fleksibilitas Keuangan
Analisis ini dimulai dengan kas bersih yang disediakan oleh aktivitas operasi dan
berakhir pada arus kas bebas, yang dihitung sebagai kas bersih yang disediakan
oleh aktivitas operasi dikurangi pengeluaran modal dan dividen. Arus kas bebas
adalah jumlah arus kas perusahaan untuk membeli investsi tambahan, melunasi
Salah satu analisis keuangan dengan menggunakan informasi laporan arus kas
adalah analisis rasio laporan arus kas. Analisis laporan arus kas ini menggunakan
komponen dalam laporan arus kas dan komponen neraca dan laporan laba rugi
Menurut Darsono dan Ashari (2005:91), alat analisis rasio laporan arus kas yang
antara lain :
a. Rasio Likuiditas Arus Kas
i. Rasio Arus Kas Operasi (AKO)
ii. Rasio Cakupan Kas terhadap Bunga (CKB)
iii. Rasio Cakupan Kas terhadap Hutang Lancar (CKHL)
iv. Rasio Pengeluaran Modal (PM)
v. Rasio Total Hutang (TH)
vi. Rasio Cakupan Arus Dana (CAD)
Lababersih+bunga+depresiasi+Sewa+Leasing+Deviden+Peng.Modal
AKBB
= Biaya Bunga + Sewa + Hutang Jangka Panjang + Kewajiban Leasing
Untuk melihat aplikasi analisis terhadap laporan arus kas dalam bentuk rasio
pada perusahaan, penulis akan menerapkan aplikasi analisis tersebut pada laporan
arus kas PT. Makmur Sentosa dan juga disajikan neraca dan laporan laba ruginya
PT. Makmur Sentosa
Neraca
Untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2007 dan 31 Desember 2008
(dalam ribuan rupiah)
2007 2008
Aktiva
Aktiva Lancar
Kas dan setara kas 4.410.500 4.210.000
Investasi jangka panjang 3.000.000 2.750.000
Wesel tagih 650.000 600.000
Piutang usaha 278.000 10.560.000
(setelah dikurangi penyisian piutang ragu-ragu
sebesar RP.1.611.250.000 pada tahun 2008 Rp.
1.511.250.000 pada tahun 2007 )
Piutang lainnya 278.000 306.000
Persediaan barang 58.801.000 52.211.000
Pajak dibayar dimuka 5.236.500 1.585.000
Biaya dibayar dimuka 195.500 131.000
Jumlah Aktiva Lancar 85.033.850 72.353.000
Jumlah Ekuitas
Jumlah Kewajiban dan Ekuitas 94.898.000 70.1128.500
123.433.850 110.897.000
PT. Makmur Sentosa
Laporan Laba Rugi
Untuk tahun yang berakhir 31 desember 2007 dan 31 desember 2008
(dalam ribuan rupiah)
2008 2007
Pendapatan Usaha
Pendaptan garmen 195.244.700 167.671.100
Pendapatan tekstil 140.454.500 115.095.100
Jumlah pendapatan usaha 335.699.200 282.766.200
Biaya Usaha
Biaya pemsaran 1.540.000 1.460.000
Biaya umum dan administrasi 71.860.000 57.099.000
Jumlah Biaya usaha 73.400.000 58.559.000
Laba Usaha
Rasio ini digunakan untuk menghitung kecukupan arus kas operasi dalam
` 20.105.968.400
= 0,498
12.523.654.400
= 0.134
Dari hasil tersebut terlihat bahwa rasio arus kas opererasi untuk tahun 2007
adalah sebesar 0.948 yang berarti untuk seratus rupiah kewajiban lancar dijamin
dengan 49.8 rupiah arus kas operasi. Sedangkan untuk tahun 2007, rasio arus
kas operasi adalah 0.134 yang berarti untuk seraatus rupiah kewajiban lancar
dijamin dengan 13.4 rupiah kas dari operasi perusahaan. Rasio tersebut
menunjukan bahwa rasio arus kas operasi berada dibawah satu yang berarti
tanpa menggunakan arus kas dari aktivitas lain. Dalam perusahaan, aktivitas
Rasio ini diperoleh dengan arus kas dari operasi ditambah pembayaran bunga
234.000.000
= 50,23
523.000.000
= 14,23
Dari hasil perhitungan terlihat bahwa rasio cakupan bunga untuk tahun 2007
adalah sebesar 14,23 yang berarti bahawa kemampuan arus kas operasi dalam
menutup biaya bunga adalah 14 kali sedangkan pada tahun 2007 sebesar 50,23
kali. Rasio yang besar menunjukan bahwa arus kas operasi mempunyai
Rasio diperoleh dengan arus kas operasi ditambah deviden kas dibagi dengan
20.105.968.400
= 0,498
12.523.654.400
= 0.134
Dari hasil perhitungan terlihat bahwa nilai cakupan arus kas terhadap hutang
lancar adalah sebesar 0,134 untuk tahun 2007 yang berarti kemampuan arus kas
operasi untuk membayar hutang lancar sebesar 0,134 kali, sedangkan untuk
tahun 2007 sebesar 0,498. Rasio yang rendah menunjukan kemampuan yang
Rasio ini diperoleh dengan arus kas dari operasi dibagi dengan pengeluaran
PM 2007 = 10.010.000.000
5.600.000.000
= 1,787
PM 2008 = 1.680.900.000
5.700.000.000
= 0,259
Rasio ini diperoleh dari arus kas operasi dibagi dengan total hutang. Dengan
mengetahui rasio ini, kita bisa menganalisis dalam jangka waktu beberapa lama
perusahaan akan mampu membayar hutang dengan menggunakan arus kas dari
Total Hutang
TH 2007 = 10.010.000.000
40.769.477.880
= 2,2455
TH 2008 = 1.680.900.000
28.535.700.400
= 0,0589
Dari hasil perhitungan terlihat bahwa rasio total hutang untuk tahun 2007
adalah sebesar 0,0589 atau sebesar 5,89 % yang berarti total hutang
perusahaan yang dijamin dengan arus kas operasi bersih adalah sebesar 5,89%
sedangkan untuk tahun 2007 adalah 24,55%. Rasio yang cukup rendah pada
tahun 2007 menunjukan bahwa perusahaan mempunyai kemampuan yang
kurang baik dalam membayara semua kewajiban dari arus kas yang berasal
dari aktivitas normal perusahaan.
6) Rasio Cakupan Arus Dana (CAD)
Rasio ini digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan Kas gumna membayar komitmen-komitmennya (bunga, pajak,
dan deviden prefren). Rasio ini dirumuskan sebagai berikut:
Laba sebelum Pajak dan Bunga
CAD =
Bunga + Penyesuaian pajak + Deviden Preferen
CAD 2007 = 19.406.820.000
530.000.000 + 662.046.000
= 16,28
CAD 2008 = 9.075.031.600
234.000.000+1.212.509.480
= 6,27
Dari Perhitungan tersebut terlihat bahwa rasio cakupan arus dana untuk tahun
2008 adalah 16,28 sedangkan untuk tahun 2007 adalah sebesar 6,27. Nilai rasio
sebesar 16,28 berarti bahwa kemampuan laba dalam menutup komitmen yang
jatuh tempo adalah 16 kali sedangkan untuk tahun 2007 sebesar 6 kali. Rasio
yang besar menunjukan bahwa kemampuan yang lebih baik dari laba sebelum
pajak dalam menutup komitmen yang jatuh tempo dalam satu tahun. Dari dua
Dikapitalisasi ini diperoleh dari (laba bersih + beban bunga diakui dan
dikapitalisasi dan diakui + biaya sewa dan leasing operasi + proporsi hutang
AKBB 2007
= 6.228.522.120+234.4000.000+1.450.000.000+950.000.000+5600000
234.000.000+1.450.000.000+19.000.000+450.000
= 0,705
Dari hasil perhitungan terlihat bahawa nilai rasio arus kas bersih bebas tahun
2008 adalah 0,705 yang berarti dari semua jumlah arus kas yang dimiliki oleh
sedangkan yang 70,5% digunakan untuk membayar semua kewajiban yang akan
jatuh tempo. Sedangkan pada tahun 2007 kas beban yang dimiliki adalah 31,6%
dengan arus kas yang digunakan untuk membayar kewajiban adalah 68,4 %.
pajak – pengeluaran modal ) dibagi rata-rata hutang yang jatuh tempo setiapp