Dari kelima rasio yang dapat dijadikan sebagai indikator dari besarnya
Leverage. Penulis memilih menggunakan Debt to Asset Ratio (DAR) sebagai
indikator dari penelitian terhadap Leverage.
2.1.2 Likuidity
2.1.2.1 Definisi Likuidity
Likuidity merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan
perusahaan memenuhi kewajiban (hutang) jangka pendek. (Kasmir, 2012:110)
artinya apabila perusahaan ditagih atas kewajibannya maka akan mampu
membayar kewajiban tersebut terutama kewajiban yang sudah jatuh tempo.
Menurut (Van Horne dan Wachowicz, 2012:205) menyatakan bahwa
Likuidity adalah Rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan
untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Rasio ini membandingkan
kewajiban jangka pendek dengan sumber daya jangka pendek (aktiva lancar) yang
tersedia untuk memenuhi kewajiban jangka pendek tersebut.
Berdasarkan definisi-definisi diatas maka likuidity adalah seberapa
besar kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya.
2. Quick Ratio
Quick ratio atau rasio cepat merupakan rasio yang dihitung dengan
mengurangkan persediaan yang ada dalam perusahaan dengan aset lancar lalu
dibagi dengan kewajiban lancar (Brigham dan Houston, 2014). Brigham dan
Houston (2014) menghitung quick ratio dengan menggunakan rumus:
(𝐀𝐬𝐞𝐭 𝐥𝐚𝐧𝐜𝐚𝐫 – 𝐏𝐞𝐫𝐬𝐞𝐝𝐢𝐚𝐚𝐧)
Quick Ratio =
𝐊𝐞𝐰𝐚𝐣𝐢𝐛𝐚𝐧
3. Cash Ratio
Cash ratio adalah rasio yang membandingkan antara kas dan aktiva lancar
yang bisa segera menjad uang kas dengan hutang lancar. Aktiva lancar yang
bisa segera menjadi uang kas adalah efek atau surat berharga (Dr. Sutrisno,
2012:215-216). Dengan demikian rumus untuk menghitung cash ratio adalah
sebagai berikut :
(𝐤𝐚𝐬 + 𝐒𝐞𝐭𝐚𝐫𝐚 𝐤𝐚𝐬)
Cash Ratio =
𝐊𝐞𝐰𝐚𝐣𝐢𝐛𝐚𝐧 𝐋𝐚𝐧𝐜𝐚𝐫
Dimana:
X1 = Rasio Modal Kerja terhadap Total Aktiva
X2 = Rasio Laba Ditahan terhadap Total Aktiva
X3 = Rasio EBIT terhadap Total Aktiva
X4 = Nilai Pasar Ekuitas terhadap Nilai Buku Hutang
Jika nilai Z > 2,675 maka perusahaan dinyatakan sedang dalam keadaan
sehat, jika Z < 1,1 maka perusahaan sedang dalam keadaan tidak sehat dan
berpotensi untuk bangkrut, namun jika Z-Score berada diantara 1,1 – 2,675 maka
perusahaan berada dalam kondisi abu-abu (grey area). Kondisi abu-abu ini
merupakan kondisi dimana perusahaan sedang berada diantara kondisi sehat dan
kondisi tidak sehat (distress).
Gambar 2.1
Bagan Kerangka Pikir
Leverage (X1)
Financial Distress
(Y)
Likuidity (X2)