Anda di halaman 1dari 4

(a) Current Ratio.

Rasio lancer adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan

perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek. Rasio ini

membandingkan kewajiban jangka pendek (aktiva lancer) yang tersedia untuk

memenuhi kewajiban jangka pendek tersebut. Horne & Wachowicz

(2012:205). Current ratio yang tinggi akan memberikan indikasi jaminan

yang baik bagi kreditor jangka pendek. Dalam artian setiaap saat perusahaan

memliki kemampuan untuk bisa melunasi kewajiban-kewajiban jangka

pendek mereka. Semakin besar rasio ini maka semakin likuid suatu

perusahaan dan berlaku sebaliknya.

Menurut Horne & wachowicz (2012;206), current ratio dapat dihitung

dengan menggunkan rumus

Current Asset
Current Ratio= x 100
current Liabilities

(b) Quick Ratio

Kasmir (2012:135) menyatakan bahwa quick ratio merupakan rasio uji cepat

yang menunjukkan kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka

pendek dengan aktiva lancer tanpa melihat perhitungan nilai persediaan.

Menurut Kasmir (2012:135), rumus untuk mencari Quick Ratio sebagai

berikut :

Current Asset−Inventory
Current Ratio=
current Liabilities

(c) Cash Ratio

Menurut Kasmir (2012:138) Rasio Kas merupakan alat yang digunakan untuk

dapat mengukur seberapa besar uang kas yang tersedia untuk membayar
utang. Ketersediaan uang kas dapat ditunjukkan dari tersedianya dana kas

atau yang setara dengan kas seperti reking giro maupun tabungan di bank.

Menurut Kasmir (2012:136) rumus untuk mencari rasio kas sebagai berikut :

Cash∨Cash equivalent
Current Ratio=
current Liabilities

(a) Debt to assets ratio

Menurut Horne (2012;234) menyatakan bahwa debt to assets ratio merupakan

rasio utang yang digunkan untuk mengukur perbandingan antara total dan total

aktiva. Dengan kata lain, seberapa besar aktiva perusahaan bisa dibiayai oleh

hutang atau seberapa besar utang perusahaan berpengaruh terhadap pengelolaan

aktiva.

Menurut Kasmir (2012;151), rumus untuk mencari debt to assets ratio sebagai

berikut :

Total Debt
Debt ¿ Assets Ratio= x 100
Total Aset

(b) Debt to Equity Ratio

Menurut Horne (2012:235) debt to equity ratio merupakan rasio yang digunakan

untuk dapat menulai utang dengan ekuitas. Rasio ini dicari dengan

membandingkan antara seluruh utang dan termasuk utang lancer seluruh ekuitas.

Rasio ini sangat berguna untuk bisa mengetahui jumlah dana yang tekah

disediakan peminjam kepada pemilik perusahaan.

Rumus untuk mencari debt to equity ratio sebagai berikut :

Long Term Debt


Debt ¿ Equity Ratio= x 100
Equity

Menurut Agus Sartono (2011:122-128) terdapat beebrapa jenis metode pengukuran

rasio profitabilitas adalah sebagai berikut :


(a) Net Profit Margin

Rasio ini dihitung terhadap laba setelah pajak dengan total aktiva. Rasio ini

menunjukkan kemampuan manajemen untuk bisa menyishkan margin tertentu

sebagai kompensasi yang wajar bagi pemilik perusahaan yang tetap akan

menyediakannya modalnya dengan suatu risiko.

Menurut Agus Sartono (2011:122) net profit margin dihitung dengan cara

sebagai berikut :

Laba Bersih Setelah Pajak ( EAT )


Net Profit Margin=
Penjualan Bersih

(b) Return on Asset

Return on Asset merupakan rasio yang mampu mengukur kemampuan perusahaan

dalam memanfaatkan asetnya untuk bisa memperoleh laba. Return on Asset

dipengaruhi oleh 2 faktor, yaitu laba bersih dan total aktiva.

Menurut Agus Sartono (2011:122) ROA dihitung dengan rumus sebagai

berikut :

Laba Bersih Setelah Pajak


Return on Assets= x 100
Total Aktiva

(a) Perputaran Piutang Usaha (Accounts Receivable Turn Over)

Perputaran piutang usaha merupakan rasio yang biasanya digunakan untuk

mengukur berapa kali dana yang tertanam dalam piutang usaha akan berputar

dalam jangka satu periode atau berapa lama rata-rata penagihan piutang usaha,

Rumus untuk mencari Accounts receivable turn over sebagai berikut :

Turn Penjualan
Accounts Receivale
¿ Total aktiva
(b) Perputaran Persediaan (Inventory Turn Over)

Perputaran persediaan merupakan rasio yang biasanya digunakan untuk

mengukur berapa kali dana yang tertanam dalam persediaan akan berputar dalam

jangka satu periode atau berapa lama rata-rata persediaan tersimpan dalam

Gudang hingga akhirnya terjual.

Rumusan untuk mencari perputaran persediaan dihitung dengan du acara, yaitu :

Menurut James C Van Horna dalam Kasmir (2017:180)

Turn Harga Pokok Penjualan


Inventory
¿ Rata−Rata Persediaan

Menurut J Fred Weston dalam Kasmir (2017:180)

Turn Penjualan
Inventory
¿ Persediaan

Anda mungkin juga menyukai