Anda di halaman 1dari 15

BAB II

ANALISIS RASIO

Analisis rasio dilakukan dengan menghubungkan angka (pos) dalam laporan


keuangan. Analisis laporan keuangan penting dilakukan karena untuk mengetahui
kekuatan dan kelemahan suatu perusahaan. Informasi ini penting karena untunk
mengevaluasi kinerja yang di capai perusahaan dimasa lalu, dan juga digunakan untuk
bahan pertimbangan dalam menyususn rencana perusahaan kedepan. Minimal ada lima
jenis analisis rasio yang biasanya digunakan, yaitu rasio likuiditas (Liquidity Ratio),
Rasio Leverage (Leverage Ratio), Rasio Aktivitas (Activity Ratio) dan Rasio
Profitabilitas (Profitability Ratio) dan Market Value Ratio.

A. Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio)


Rasio ini berguna untuk mengetahui ketersediaan aktiva yang mudah dicairkan
jika usaha perusahaan bangkrut. Atau dikatakan bahwa rasio liquiditas adalah rasio yang
mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya.
Ketersediaan aktiva lancar diketahui dengan membandingkan antara nilai aktiva lancar
atau unsurnya dengan hutang lancar atau antara pos laporan keuangan dengan pos
laporan keuangan yang lain. Ada 4 jenis rasio likuiditas, yaitu Rasio Lancar (Current
Ratio), Rasio Kas (Cash Ratio), Rasio Cepat (Quick Ratio/Acid Test Ratio) dan
Perbandingan modal kerja dengan total aktiva (Working Capital to Total Assets).
 Rasio Lancar (Current Ratio).
Rumusnya adalah sebagai berikut:

Aktiva Lancar
Current Ratio = X 100%
Hutang Lancar

Rasio ini berguna untuk mengetahui kemampuan suatu perusahaan dalam


melunasi hutang jangka pendeknya atau hutang lancarnya dengan menggunakan aktiva
lancar. Aktiva lancar meliputi kas dan setara kas, piutang usaha, persediaan barang
dagangan, dan lain-lain, sedangkan hutang lancar meliputi hutang dagang, hutang pajak,
hutang bagi hasil dan lain-lain. Idealnya besarnya rasio ini adalah lebih dari 140% atau
2,5 kali.
 Rasio Kas (Cash Ratio).
Rasio kas dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Kas + Setara Kas
Cash Ratio = (Marketable Securities) X 100%
Hutang Lancar

Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan suatu perusahaan dalam melunasi
hutang jangka pendeknya dengan aktiva kas dan setara kas.

8
 Rasio Cepat (Quick Ratio).
Rasio cepat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Aktiva Lancar – Persediaan Barang


Quick Ratio = X 100%
Hutang Lancar

Rasio ini berguna untuk mengetahui kemampuan suatu perusahaan dalam


melunasi hutang jangka pendeknya dengan aktiva lancar selain persediaan barang
dagangan. Persediaan barang dagangan mempunyai waktu perputaran yang paling lama
dibandingkan dengan aktiva lancar lainnya sehingga dalam rasio ini, persediaan barang
dagangan tidak dimasukan. Idealnya besarnya rasio ini adalah lebih dari 35% atau 1 kali.
 Perbandingan modal kerja dengan total aktiva (Working Capital to Total Assets).
Rumus perbandingan modal kerja dengan total aktiva ada sebagai berikut:

Working Capital Aktiva Lancar – Hutang Lancar


to = X 100%
Total Assets Total Assets

Rasio ini digunakan untuk mengetahui nilai modal kerja bersih dari total asetnya.
Idealnya besarnya rasio ini adalah 0,5 kali (50%).

B. Rasio Leverage (Leverage Ratio)


 Rasio ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar aset usaha dibiayai dengan
hutang. Rasio ini digunakan juga untuk mengukur berapa besar penggunaan utang
dalam belanja perusahaan.
Jenis rasio leverage yang umumnya digunakan analisis antara lain rasio
perbandingan total hutang dengan modal pemilik (total debt to equity ratio/DER) dan
rasio perbandingan laba sebelum pajak & bunga pinjaman dengan bunga hutang jangka
panjang (time interest earned ratio),Cash Coverage Ratio, dan Long Term Debt to
Equity Ratio .
 Rasio perbandingan total hutang dengan modal pemilik (total debt to
equity ratio/DER). Rumus Rasio perbandingan total hutang dengan modal pemilik
adalah sebagai berikut:

Total Hutang
DER = X 100%
Total Modal

Rasio ini menggambarkan jumlah rupiah modal pemilik yang dijadikan jaminan untuk
melunasi total hutangnya. Idealnya perbandingan jumlah modal pemilik dengan total
hutang adalah 1 : 2, yaitu modal pemilik 1/3 dan total hutangnya 2/3.

9
 Rasio perbandingan laba sebelum pajak dan bunga pinjaman (earning before
interest & tax (EBIT)) dengan bunga hutang jangka panjang atau rasio ini dikenal
dengan istilah time interest earned ratio.
Rumus rasio perbandingan laba sebelum pajak dan bunga pinjaman dengan
bunga hutang jangka panjang adalah sebagai berikut:

Time Interest EBIT


Earned Ratio = X 100%
Bunga

Rasio ini menggambarkan jumlah keuntungan yang digunakan untuk menjamin


pembayaran bunga atas hutang jangka panjang yang dimiliki. Idealnya besarnya 8 x dari
bunga utang jangka panjang (> 150%).
 Cash Coverage Ratio (CCR) adalah rasio yang dipergunakan untuk mengukur
kemampuan perusahaan dengan menggunakan EBIT ditambah dana dari depresiasi
untuk membayar bunga.
Cash Coverage Ratio EBIT + Depresiasi
=
Bunga / Interest

Semakin besar rasio CCR ini menunjukan kemampuan perusahaan untuk membayar
bunga semakin tinggi, dengan peluang untuk mendapatkan pinjaman baru yang semakin
besar.
 Long term Debt to Equity Ratio, rasio ini mengukur besar kecilnya penggunaan
utang jangka panjang dibandingakan dengan modal sendiri perusahaan.
Long term Debt to Equity Long term Debt 100%
Ratio = x
Equity

Semakin tinggi rasio ini mencerminkan risiko keuangn perusahan semakin besar, dan
sebaliknya.

C. Rasio Aktivitas (Activity Ratio)


Rasio aktivitas menggambarkan seberapa efektif suatu perusahaan mampu
mengelola dana dari sumber pembiayaan yang dimiliki. Jenis rasio aktivitas yang
umumya digunakan antara lain rata-rata hari persediaan (Average Day's Inventory),
perputaran persediaan (Inventory Turn Over), rata-rata periode pengumpulan piutang
(Average Collection Period), perputaran piutang (Receivable Turn Over), perputaran
modal kerja (Working Capital Turn Over), rata-rata jumlah hari hutang (Days of
Payable), Perputaran Aktiva tetap ( Fixed Asset Turn Over), dan Perputaran Aktiva
(Asset Turn Over).
 Rata-Rata Hari Persediaan (Average Day's Inventory),

10
Rasio rata-rata hari persediaan dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Persediaan Rata-Rata
Average Day's Inventory = X 360
HPP

Rasio ini menggambarkan lamanya persediaan barang berada di gudang. Jangka waktu
yang ideal suatu barang mengendap di gudang sangat tergantung pada jenis barang
tersebut. Untuk barang makanan mungkin tidak boleh disimpan lebih dari 2 hari. Untuk
barang-barang pertanian mungkin maksimal 1 hari, sedangkan untuk barang-barang-
barang furnitur mungkin mingguan atau bulanan dan maksimal 60 hari (2 bulan).
Semakin cepat barang tersebut keluar dari gudang semakin baik kinerja perusahaan
tersebut. Hal ini karena berarti barang tersebut cepat laku di pasaran.
 Perputaran Persediaan (Inventory Turn Over).
Rasio perputaran persediaan dihitung dengan rumus sebagai berikut:

HPP
Inventory Turn Over =
Persediaan Rata-Rata

Rasio ini menggambarkan berapa kali perputaran persediaan barang dalam 1 periode.
Semakin lambat perputaran suatu persediaan akan semakin lama dana perusahaan
mengendap di persediaan barang dagangan. Hal ini dapat mengakibatkan perusahaan
mengalami kesulitan modal kerja, terutama kas. Untuk barang-barang yang cepat rusak
ideal perputarannya 3 x seminggu, sedangkan barang-barang tahan lama idealnya adalah
setahun.

 Rata-Rata Periode Pengumpulan Piutang (Average Collection Period).


Rasio rata-rata periode pengumpulan piutang dihitung dengan rumus sebagai
berikut:

Piutang Dagang Rata-Rata


Average Collection Period = X 360
Penjualan Kredit

Rasio ini menggambarkan lamanya piutang dagang tercatat di perusahaan yang dimulai
dari timbulnya piutang dagang sampai piutang dagang tersebut ditagih. Piutang dagang
yang terlalu lama mengendap di perusahaan, apalagi yang tidak pernah mengalami
perubahan sama sekali, perlu dicurigai. Bisa jadi piutang dagang tersebut tidak dapat
ditagih (macet). Idealnya lamanya piutang dagang mengendap di perusahaan mulai dari
timbul piutang sampai penagihan tidak lebih dari 6 x dalam setahun atau 60 hari (2
bulan).
 Perputaran Piutang (Receivable Turn Over).
Perputaran Piutang dihitung dengan rumusnya sebagai berikut:

11
Penjualan Kredit
Receivable Turn Over =
Piutang Dagang Rata-Rata

Rasio ini menggambarkan berapa kali perputaran piutang dagang perusahaan dalam 1
periode. Semakin cepat perputaran piutang dagang berarti semakin cepat perusahaan
mendapatkan uang tunai. Uang tunai tersebut nantinya dapat digunakan untuk kegiatan
operasional keseharian. Idealnya perputaran piutang dagang suatu perusahaan minimal 6
x dalam setahun.
 Perputaran Modal Kerja (Working Capital Turn Over)
Perputaran modal kerja merupakan penjumlahan antara perputaran persediaan
barang dan perputaran piutang dagang. Perputaran modal kerja yang terlalu lambat dapat
mengakibatkan kesulitan dalam pembiayaan operasional sehari-hari.
 Rata-Rata Jumlah Hari Hutang (Day of Payable)
Rata-Rata Jumlah Hari Hutang dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Hutang Dagang Rata-Rata


Day of Payable = X 360
HPP

Rasio ini digunakan untuk mengetahui berapa lama hutang dagang perusahaan
mengendap, yaitu dari timbulnya hutang dagang tersebut sampai pelunasannya.
Lamanya hutang dagang mengendap di perusahaan sangat tergantung pada kesepakatan
antara perusahaan dengan pemasok. Lamanya dapat 1 bulan, 2 bulan atau selama jangka
waktu yang lebih lama lagi.
 Perputaran Aset / Aktiva Tetap (Fixed assets Turn Over).
Penjualan ( Sales)
Fixed assets =
Turn Over Total Aktiva Tetap ( Total Fixed
Assets )

Fixed assets Turn Over merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa
kali dana yang ditanamkan dalam aktiva tetap berputar dalam satu periode. Semakin
rendah tingkat perputaran aktiva tetap menyebabkan kondisi perusahaan semakin
tidak menggembirakan.
 Perputaran Aset/ Aktiva ( Total Assets Turn Over)
Penjualan ( Sales)
Total Assets Turn = X 360
Over Total Aktiva ( Total Assets )

Total Assets Turn Over merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur perputaran
semua aktiva yang dimiliki perusahaan dan mengukur berapa jumlah penjualan yang
diperoleh dari tiap rupiah aktiva. Semakin rendah tingkat perputaran aktiva
menyebabkan kondisi perusahaan semakin tidak menggembirakan.

12
D. Rasio Profitabilitas (Profitability Ratio)
Rasio profitabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Beberapa jenis rasio profitabilitas
yang digunakan meliputi margin laba bersih (net profit margin/NPM), tingkat
pengembalian asset (Return on Assets)/ROA) dan tingkat pengembalian modal pemilik
(Return on Equity/ROE) Basic Earning Power dan Laba Per lembar Saham Biasa (
Earning Per Share of Common Stock ).
 Margin Laba (Net Profit Margin/NPM).
Margin Laba dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Laba Setelah Pajak


Net Profit Margin = X 100%
Penjualan

Rasio ini menggambarkan kemampuan menghasilkan laba dari omset penjualan yang
dihasilkan selama 1 periode. Idealnya terjadi kenaikan lebih dari 100% dari net profit
margin periode sebelumnya.
 Tingkat Pengembalian Assets (Return on Assets).
Rasio Tingkat Pengembalian Assets dapat dihitung dengan rumus sebagai
berikut:

Return Laba Setelah Pajak


on = X 100%
Assets Total Assets

Rasio ini berguna untuk mengetahui kemampuan aktiva perusahaan dalam menghasilkan
laba. Apabila terjadi kenaikan dalam angka rasio ini berarti perusahaan tersebut semakin
efisien dalam mengelola assetnya.
 Tingkat Pengembalian Modal Pemilik (Return on Equity).
Rasio Tingkat Pengembalian Modal Pemilik dihitung dengan rumus sebagai
berikut:
Laba Setelah Pajak
Return on Equity = X 100%
Total Modal

Rasio ini berguna untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba
dengan menggunakan modal pemilik. Dari rasio ini dapat diketahui seberapa jauh
kemampuan modal pemilik dalam menghasilkan laba. Idealnya rasio ini mengalami
peningkatan dari periode ke periode.
 Basic Earning Power
Laba Sebelum Bunga dan
Basic Earning Power = Pajak
Total Aktiva/ asset

13
Basic Earning Power adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan
perusahaan untuk menghasilkanlaba sebelum bunga dan pajak dengan
menggunakan total aktiva yang dimiliki perusahaan.
 Laba Per lembar Saham Biasa ( Earning Per Share of Common Stock ).
Laba Saham Biasa
Earning Per Share of =
Common Stock Saham Biasa yang Beredar

Laba Per lembar Saham Biasa ( Earning Per Share of Common Stock ).
Disebut pula sebagai rasio nilai buku yaitu rasio untuk mengukur keberhasilan
manajemen dalam mencapai keuntungan bagi pemegang saham. Keuntungan bagi
pemegang saham adalah jumlah keuntungan setelah dipotong dengan pajak.dalam hal ini
keuntungan dikurangi pajak, deviden, dan dikurangi hak – hak lain untuk para pemegang
saham prioritas. Semakin tinggi nilai rasio ini berarti semakin tinggi pula tingkat
kesejahteraan para pemegang saham.

E. Contoh Komprehensif
Contoh penerapan jenis-jenis rasio tersebut di atas dapat dijelaskan dengan
menggunakan laporan keuangan neraca dan laporan laba rugi P.D. ANTERO pada
gambar 2.1 dan 2.2. di bawah ini.

P.D. ANTERO
Neraca
Per 31 Desember 2016 dan 2015 (dalam Rp. 000)
Keterangan 31/12/2016 31/12/2015
Aktiva:
Aktiva Lancar:
Kas dan Setara Kas 19.460 4.860
Piutang Dagang 14.000 4.900
Persediaan Barang 50.400 24.800
Total Aktiva Lancar 83.860 34.560
Aktiva Tidak Lancar:
Bangunan 75.000 75.000
Kendaraan 28.000 28.000
Peralatan 19.610 8.100
Akumulasi Penyusutan -11.400 -10.900
Total Aktiva Tidak Lancar 111.210 100.200
Total Aktiva 195.070 134.760

Kewajiban:

14
Hutang Lancar:
Hutang Dagang 2.900 2.000
Hutang Pajak 160 150
Total Hutang Lancar 3.060 2.150
Kewajiban Jangka Panjang:
Hutang Bank 27.000
Total Hutang Jangka Panjang 27.000
Total Kewajiban 30.060 2.150
Modal ( Ekuitas):
Modal Sendiri 132.610 97.710
Laba Tahun Berjalan 32.400 34.900
Total Modal 165.010 132.610
Total Kewajiban dan Modal 195.070 134.760

Gambar 2.1. Neraca Komparatif

P.D. ANTERO
Laporan Laba Rugi
Periode Berakhir 31 Desember 2016 (dalam Rp. 000)
Penjualan bersih 630.000
Harga (Beban) Pokok Penjualan 462.000 -
Laba Kotor (EBIT) 168.000
Biaya Usaha :
Biaya penjualan:
Biaya Komisi 40.000
Biaya brosur dan iklan 55.000 +
Total biaya penjualan 95.000
Biaya Administrasi & Umum:
Biaya Gaji 14.000
Biaya Listrik, Air dan Telepon 7.500
Biaya Keperluan Kantor 5.000
Biaya Penyusutan Aktiva Tetap 500 +
Total Biaya Administrasi & Umum 27.000 +
Total Biaya Usaha 122.000 -
Laba Usaha (EBT) 46.000
Bunga Bank 10.000 -
Laba Setelah Bunga Bank 36.000
Pajak 3.600 -
Laba Bersih (EAT) 32.400

Gambar 2.2. Laporan Laba Rugi

15
Berdasarkan laporan keuangan tersebut dapat dipahami lebih mendalam kondisi
keuangan P.D. ANTERO tahun 2016 dengan rasio-rasio berikut ini:
1. Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio)
Jenis Rasio Perhitungan (Rp. 000) Penjelasan

Aktiva Lancar
a. Current Ratio = x 100 Kemampuan melunasi hutang lancar dengan
menggunakan aktiva lancar
Hutang Lancar

83.860
= x 100% Setiap Rp.1 hutang lancar dijamin akan dilunasi
dengan Rp. 27,41 aktiva lancar
3.060
Simpulan:
= 27,41atau 2741% P.D. ANTERO cukup likuid karena karena
rasionya (2741%) melebihi angka ideal (140%)
Kas dan Setara Kas Kemampuan melunasi hutang lancar dengan
b. Cash Ratio = x 100% menggunakan kas dan surat berharga yang
disetarakan dengan kas
Hutang Lancar

= 19.460 Setiap Rp1 hutang lancar dijamin akan dilunasi


x 100% dengan dengan Rp. 6,36 kas dan setara kas

3.060
Simpulan:

6,36 atau 636% P.D. ANTERO cukup likuid (636%)

Jenis Rasio Perhitungan (Rp. 000) Penjelasan


Aktiva Lancar- Persediaan
c. Quick Ratio = x 100% Kemampuan membayar hutang lancar
dengan menggunakan aktiva lancar yang
Hutang Lancar likuid

83.860 – 50.400 Setiap Rp1 Hutang lancar dijamin akan


= x 100% dilunasi dengan Rp. 10,93 aktiva lancar
yang likuid
3.060
Simpulan:
= 10,93:1 atau 1093% P.D. ANTERO cukup likuid karena
1093% melebihi angka ideal (35%)
Aktiva Lancar - Hutang Lancar Posisi modal kerja netto
d. Working Capital x 100% dibandingkan dengan total aktiva
to
Assets Ratio = Total Assets

83.860 – 3.060 Posisi modal kerja netto


= x 100% dibandingkan dengan total aktiva
adalah 41,42%
195.070

Simpulan:
Masih kurang bagus posisi modal
= 0.4142:1 atau 41,42% kerja nettonya karena masih
kurang sedikit dari angka ideal
(50%)

16
2. Rasio Leverage (Leverage Ratio)

Total Hutang Jumlah modal yang dijadikan


a. Debt Equity Rasio = x 100% jaminan untuk pelunasan total
hutang
Total Modal

Setiap Rp. 1 modal sendiri dapat


30.060 digunakan untuk menjamin
= x 100% pelunasan Rp. 0,1822 hutang
perusahaan.
165.010

= 0,1822:1 atau 18,22% Simpulan:


Kemampuan P.D. ANTERO
dalam melunasi hutangnya masih
cukup bagus karena struktur
utangnya (Rp. 0,1822) masih lebih
rendah dari angka ideal (2/3 =
0,67)

EBIT Besarnya jumlah laba untuk


b. Time interest earned x 100% menjamin pelunasan bunga
= pinjaman

Bunga Hutang J. Panjang

46.000 Setiap Rp. 1 bunga pinjaman


= x 100% dijamin akan dibayar dengan Rp.
10.000 4,6 laba perusahaan.

Jenis Rasio Perhitungan (Rp. 000) Penjelasan


= 4,6 : 1 atau 460% Simpulan:
P.D. ANTERO mempunyai
kemampuan yang cukup dalam
membayar bunga pinjaman karena
jumlah laba untuk melunasi bunga
(460%) masih lebih tinggi dari
angka ideal (150%).

Cash Coverage EBIT + Depresiasi Setiap Rp. 1,- hutang perusahaan,


Ratio Bunga / Interest perusahaan dapat membayar
dengan pembayaran bunga 17,94
kali ( 18x)
= 168.000 + 11.400 Simpulan :
10.000
= 17,94 atau 18 kali P.D. ANTERO mempunyai
kemampuan untuk membayar
bunga yang cukup tinggi yaitu
17,94 kali atau 18 kali dengan
demikian peluang untuk
mendapatkan pinjaman juga
semakin besar pula.
Long term Debt to Long term Debt x 100% Setiap Rp. 1,- hutang perusahaan,
Equity Ratio Equity/ ekuitas akan dijamin dengan besarnya
modal perusahan sebesar 20,36%
Simpulan :
= 27.000
132.610

17
= 0,2036 atau 20,36% P.D. ANTERO mempunyai
kemampuan dalam penggunaan
utang jangka panjangnya sebesar
20,36% dibandingkan dengan
modal sendiri rasio ini masih
cukup aman karena modal sendiri
masih cukup bagus untuk mecover
penggunaan utang jangka panjang.
3. Rasio Aktivitas (Activity Ratio)
Persediaan barang rata-rata Lamanya (berapa hari) persediaan
a. Average Day's x 360 barang berada di gudang.
Inventory =

HPP

(50.400+24.800)/2
= x 360 Persediaan barang berada di
gudang selama 29 hari
462.000
= 29 hari Simpulan:
Lamanya dana yang mengendap di
persediaan barang masih cukup
baik karena masih belum melebihi
60 hari (jangka waktu ideal)

b. Inventory HPP Berapa kali terjadi perputaran


Turn Over = persediaan barang dalam 1
periode.
Persediaan barang rata-rata

462.000 Dalam 1 tahun (periode) terjadi


= perputaran persediaan barang
sebanyak 12 kali
(50.400+24.800)/2

= 12 x Simpulan:
Dana P.D. ANTERO yang
tertanam di persediaan barang
rata-rata berputar 12 kali setahun.
Hal ini masih cukup baik karena
masih lebih besar dari angka ideal
(6x).

c. Average Collection Piutang Dagang Rata-Rata Lamanya piutang dagang tercatat


Period = x 360 mulai dari timbul piutang sampai
dengan penagihannya.
Penjualan Kredit

Lamanya piutang dagang tercatat


(14.000+4.900)/2 mulai dari timbulnya s/d
= x 360 penagihannya adalah 5 hari.

630.000

= 5 hari Simpulan:
Dana P.D. ANTERO yang
mengendap pada piuutang dagang
masih cukup bagus karena waktu
dana mengendap di piutang
dagang (5 hari) belum melebihi
angka maksimal (60 hari)

18
Jenis Rasio Perhitungan (Rp. 000) Penjelasan

d. Receivable Penjualan Kredit Berapa kali terjadi perputaran


Turn Over = piutang dalam 1 periode

Piutang Dagang Rata-Rata

630.000 Dalam 1 tahun rata-rata dana


= yang tertanam dalam piutang
dagang berputar 67 x
(14.000+4.900)/2

= 67 x Simpulan:
Perputaran dana P.D.
ANTERO Yang tertanam di
piutang dagang masih cukup
bagus karena perputarannya
masih jauh lebih tinggi dari
angka ideal (6x)
e. Working Capital Inventory Turn Over Berapa kali terjadi perputaran
Turn Over = + modal kerja dalam 1 periode.
Receivable Turn over

Dana yang tertanam pada


12 + 67 modal kerja P.D. ANTERO
= rata-rata berputar 79 kali
dalam 1 tahun atau lamanya
dana mengendap di modal
kerja adalah 4,6 hari (360:79)
79 x Simpulan:
Perputaran modal kerja P.D.
ANTERO masih cukup bagus
karena masih melebihi angk
ideal (6x atau < 60 hari)

Lamanya hutang ada di


Hutang Dagang Rata-Rata perusahaan mulai timbulnya
f. Day of Payable = x 360 s/d pembayarannya.

HPP

Lamanya perusahaan
(2.900+2000)/2 mempunyai hutang s/d
= x 360 pembayaran adalah 2 hari.

462.000

= 2 hari (dibulatkan) Simpulan:


P.D. ANTERO cukup taat
dalam pembayaran hutang
dagang, terbukti mampu
membayar hutangnya dalam
waktu 2 hari.
Fixed assets Turn Penjualan ( Sales) Efektivitas penggunaan aktiva
Over = tetap dalam menghasilkan
penjualan bagi perusahaan
Total Aktiva Tetap ( Total
Fixed Assets )

19
= 630.000 P.D. ANTERO setiap Rp. 1
penjualan , akan dijamin
dengan asset tetap sebesar
5,66 x
111.210 Simpulan :
= 5, 66x P.D. ANTERO setiap Rp. 1, -
penjualan akan dijamin
dengan aktiva tetap sebesar
5,66 x. dalam hal ini P.D.
ANTARO dalam efektivitas
penjualan yang dapat di
dukung dari aktiva tetap masih
cukup bagus.
Total Assets Turn Penjualan ( Sales) Mengukur efektivitas
Over = penggunaan seluruh aktiva
dalam menghasilkan
penjualan.
Total Aktiva ( Total Assets )
= 630.000 P.D. ANTERO menjaminkan
setiap Rp. 1,- penjualan akan
dijamin dengan total aktivanya
sebesar 3,23 x.
195.070 Simpulan :
= 3,23 x P.D. ANTERO dalam hal ini
masih cukup bagus karena
masih mampu menjaminkan
Rp. 1, - penjualan dapat
dijamin dengan 3,23x total
aktiva nya

4. Rasio Profitabilitas (Profitability Ratio)


Kemampuan menghasilkan
Laba setelah Pajak laba dari omset penjualan yang
a. Net Profit Margin = x 100% dihasilkan selama 1 periode

Penjualan

Setiap Rp. 1 penjualan mampu


menghasilkan Rp. 0,05 laba
= 32.400 x 100% bersih

630.000

= 0,05:1 atau 5% Simpulan:


P.D. ANTERO mampu
menghasilkan laba sebesar 5%
dari penjualan yang
dihasilkan.

Laba setelah Pajak Kemampuan menghasilkan


b. Return on Assets = x 100% laba dari penggunaan seluruh
aktiva perusahaan
Total Assets
Setiap Rp. 1 pengelolaan
aktiva mampu menghasilkan

20
32.400 Rp. 0,1664 laba bersih
= x 100%

194.670
= 0,1664 : 1 atau 16,64% Simpulan:
P.D. ANTERO mampu
menghasilkan laba sebesar
16,64% dari investasi yang
dikeluarkan untuk aktiva.

Kemampuan setiap modal yang


Laba setelah Pajak dimiliki dalam menghasilkan
c Return on Equity = x 100% laba
.

Total Modal

Setiap Rp. 1 modal pemilik


yang diinvestasikan mampu
32.400 menghasilkan Rp. 0.1968 laba
= x 100% bersih.

164.610

= 0,1968 : 1 atau 19,68% Simpulan:


P.D. ANTERO mampu
menghasilkan laba sebesar
19,68% dari total dana pemilik
yang disetorkan ke perusahaan.
Basic Earning Power = Laba Sebelum Bunga dan Kemampuan perusahaan untuk
Pajak X 100% menghasilkan laba sebelum
bunga dan pajak dengan
menggunakan total aktiva / aset
yang dimiliki perusahaan.
Total Aktiva/ asset
= 46.000 X 100% Setiap Rp. 1 modal yang
diinvestasikan memperoleh laba
sebelum bunga dan pajak
sebesar Rp. 0,236 laba sebelum
bunga dan pajak atau 23,6% dari
seluruh total aset perusahaan..
195.070 Simpulan :
= 0,2358 atau 23,6 % P.D. ANTERO mampu
menghasilkan laba sebelum
bunga dan pajak sebesar 23,6%
dari total aktiva / aset yang
dimiliki perusahaan. Sehingga
dapat dikatakan P.D. ANTARO
dalam kondisi cukup sehat
Earning Per Share of Laba Saham Biasa
Common Stock =
Saham Biasa yang Beredar Laba yang di peroleh perusahan
dari pemegang saham biasa
dengan adanya jumlah saham
yang beredar dalam perusahaan .
Bila diketahui dalam neraca
laba dari saham biasa
adalah 1.296.000 juta
Jumlah saham yang beredar
1.600 lmbr
= 1.296.000
1.600 Setiap Rp. 1 modal saham biasa
akan mempunyai laba perlembar
saham sebesar Rp. 810,-

21
= Rp. 810,- Simpulan :
Laba yang dihasilkan
perusahaan dari jumlah saham
yang beredar adalah Rp. 810,-

22

Anda mungkin juga menyukai