RASIO
KEUANGAN
Kelompok 4 :
Hasil akhir dari proses pencatatan keuangan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan
merupakan cerminan dari prestasi manajemen pada satu periode tertentu. Dengan laporan
keuangan suatu perusahaan kita bisa melihat bagaimana prestasi menajemen dalam periode
tersebut. Kalau hanya melihat angka absolut, tidak bisa menentukan apakah suatu perusahaan
baik atau buruk kinerjanya. Untuk itu perlu dibandingkan dengan elemen lain seperti, laba
dibandingkan dengan investasinyaJika perusahaan di atas mempunyai investasi sebesar Rp
500.000.000,-, maka perbandingan antara laba dengan investasi (sering disebut sebagai return
on investment) sebesar 20%Dengan angka return on investment 20% bisa dinilai bahwa
perusahaan ini mempunyai kinerja yang baik. Laporan keuangan yang utama terdiri dari dua
laporan, neraca dan laporan LABA-RUGI. Neraca adalah laporan yang menunjukkan posisi
keuangan perusahaan pada saat tertentu tetap. Sedangkan Laporan LABA- RUGI merupakan
laporan yang menunjukkan hasil kegiatan perusahaan pada suatu periode tertentu
Berikut contoh Neraca PT.ANISA 31 Desember 2013 dan 2014,
serta Laporan LABA-RUGI selama tahun 2014
2014 2013
Rasio keuangan diperoleh dengan cara menghubungkan elemen-elemen laporan keuangan. Ada dua
pengelompokan jenis-jenis rasio keuangan,
1. Rasio menurut sumber darimana rasio dibuat dan dapat dikelompokkan menjadi:
• Rasio-rasio Neraca (Balance Sheet Ratios) Merupakan rasio yang menghubungkan elemen-elemen yang
ada pada neraca Seperti current ratio, Cash Ratio, Debt to equity ratio, dan sebagainya.
• Rasio-rasio Laporan LABA-RUGI (Income Statement Ratios) Yaitu rasio yang menghubungkan elemen-
elemen yang ada pada laporan LABA-RUGI saja, seperti profit margin, operating ratio, dan lain-lain.
• Rasio-rasio antar laporan (Inter Statement Ratios) Rasio yang menghubungkan elemen-elemen yang ada
pada dua laporan, neraca dan laporan LABA-RUGI, seperti Return on Investment, Return on Equity, Asset
turnover dan lainnya.
Jenis-Jenis Rasio Keuangan
1. Rasio menurut tujuan penggunaan rasio yang bersangkutan dan dapat dikelompokkan menjadi:
• Rasio likuiditas atau luquidity ratios Rasio-rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan
dalam membayar hutang-hutang jangka pendeknya.
• Rasio leverage atau Leverage ratios Rasio-rasio yang digunakan untuk mengukur sampai seberapa jauh
aktiva perusahaan dibiayai dengan hutang.
• Rasio Aktivitas atau Aktivity ratios Yajtu rasio-rasio untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam
memanfaatkan sumber dananya.
• Rasio Keuntungan atau Profitability ratios Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur efektivitas
perusahaan dalam mendapatkan keuntungan.
• Rasio penilaian atau Valuation ratios Rasio-rasio untuk mengukur kemampuan manajemen untuk
menciptakan nilai pasar agar melebihi biaya modalnya
• Current Ratio> Rasio yang
membandingkan antara aktiva lancar
Rasio Likuiditas yang dimiliki perusahaan dengan
hutang jangka pendek
Likuiditas adalah kemampuan
perusahaan untuk membayar
• Quick Ratio atau Acid Test Ratio>
kewajiban-kewajibannya yang
Rasio antara aktiva lancar sesudah
segera harus dipenuhi.Ukuran rasio
dikurangi persediaan dengan hutang
likuiditas terdiri dari tiga alat ukur.
lancar
Current Ratio = Aktiva Lancar Quick Ratio = Aktiva Lancar-Persediaan Cash Ratio = Kas+Efek
Hutang Lancar Hutang Lancar Hutang Lancar
Dari perhitungan tersebut bisa disimpulkan Dari perhitungan tersebut bisa disimpulkan bahwa Dari perhitungan tersebut bisa disimpulkan bahwa
bahwa setiap Rp 1,- hutang lancar dijamin setiap Rp 1,- hutang lancar dijamin dengan Rp 1,30 setiap Rp 1,- hutang lancar dijamin dengan Rp 0,67
dengan Rp 2,30 aktiva lancar. Semakin aktiva lancar yang paling lancar. uang kas dan yang segera menjadi kas.
tinggi current ratio semakin besar
kemampuan perusahaan untuk melunasi
hutang-hutangnya.
Rasio Leverage
• Debt to Equity Ratio> Rasio hutang
dengan modal sendiri (debt to equity
menunjukkan seberapa besar kebutuhan dana
ratio) merupakan imbangan antara
perusahaan dibelanjai dengan hutang. Ada lima
hutang yang dimiliki perusahaan dengan
rasio leverage yang bisa dimanfaatkan oleh
modal sendiri.
perusahaan yakni sebagai berikut
• Total Debt to Total Asset Ratio> Rasio total • Time Interest Earned Ratio> Time
hutang dengan total aktiva yang biasa disebut interest earned ratio yang sering disebut
rasio hutang (debt ratio)mengukur prosentase sebagai coverage ratio merupakan rasio
besarnya dana yang berasal dari hutang antara laba sebelum bunga dan pajak
dengan beban bunga
Rasio Leverage
• Fixed Charge Coverage Ratio> Rasio ini • Debt Service Ratio> kemampuan
mengukur kemampuan perusahaan untuk perusahaan dalam memenuhi beban
menutup beban tetapnya termasuk tetapnya termasuk angsuran pokok
pembayaran dividen saham preferen, bunga, pinjaman
angsuran pinjaman, dan sewa.
Contoh Soal
Total Debt to Total Debt to Equity Time Interest
Asset Ratio Ratio Earned Ratio
Debt Ratio = Total Hutang X 100% Debt to Equity Ratio = Total HutangX 100% Time Interest Earned Ratio
Total Aktiva Modal = Laba sebelum bunga & Pajak
Beban Bunga
Debt Ratio = 200.000.000 X 100% Debt to Equity Ratio Time Interest Earned Ratio
400.000.000 = 200.000.000 X 100% = 51.000.000 = 4,6 kali
= 50% 200.000.000 11.000.000
= 100%
Aktiva perusahaan 50% dibelanjai dengan
Perhitungan ini diperoleh angka debt to equity Dengan time interest earned ratio sebesar 3,6 kali,
hutang. Semakin tinggi debt ratio ini
100%, berarti perusahaan mempunyai sumber dana berarti keuntungan perusahaan hanya bisa menutup
menunjukkan perusahaan semakin berisiko.
yang sebanding antara hutang dengan modal sendiri beban bunga 3,6 kalinya. Oleh karena itu kondisi
Semakin berisiko, kreditor meminta imbalan
perusahaan kurang baik.
semakin tinggi
Contoh Soal
Fixed Charge Debt Service
Coverage Ratio Ratio
Misalnya perusahaan harus menanggung beban pembayaran pokok pinjaman
Fixed Charge Coverage Ratio = EBIT + Bunga + Angsuran Lease sebesar Rp 8.400.000 dan tarif pajaknya sebesar 40%, maka debt service ratio
Bunga + Angsuran Lease bisa di hitung sebagai berikut:
Rata-rata persediaan = 71.000.000 + 60.000.000 = 65.500.000 Rata-rata piutang = 50.000.000 + 40.000.000 = 45.000.000
2 2
Perputaran persediaan = 511.000.000 = 7,8 dibulatkan jadi 8 kali Dengan demikian besarnya perputaran piutang adalah sebagai berikut :
65.500.000
persediaan dalam setahun berputar sebanyak 8 kali. Sedangkan untuk mengetahui
Perputaran piutang = 600.000.000 = 13,3 kali
berapa lama rata-rata persediaan tersimpan di gudang sebelum dijual atau masuk
45.000.000
proses produksi
Untuk mengetahui lamanya piutang tertagih :
besar rata-rata persediaan tersimpan digudang :
Receivable collection period = Rata-rata piutang X 360
Average day’s inventory = Rata-rata persediaan X 360
Penjualan kredit
Harga pokok penjualan
Receivable collection period = 45.000.000 X 360 = 27 hari
Average day’s inventory = 65.500.000 X 360 = 46 hari 600.000.000
511.000.000
Dari hasil perhitungan di atas, dapat disimpulkan bahwa periode pengumpulan
Artinya barang atau bahan baku disimpan digudang selama 46 hari sebelum
piutang rata- rata selama 27 hari.
terjual.
Contoh Soal
Perputaran Aktiva Perputaran Aktiva
Tetap
Perputaran aktiva tetap = 600.000.000 = 2,3 kali Perputaran aktiva = 600.000.000 = 1,5 kali
260.000.000 400.000.000
• Return on Assets> sering disebut sebagai
rentabilitas ekonomis merupakan ukuran
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan
Rasio Keuntungan laba dengan semua aktiva yang dimiliki oleh
perusahaan.
Keuntungan merupakan hasil dari kebijaksanaan
yang diambil oleh manajemen Rasio keuntungan
• Return on Equity ini sering disebut dengan
untuk mengukur seberapa besar tingkat
rate of return on Net Worth yaitu kemampuan
keuntungan yang dapat diperoleh oleh
perusahaan dalam menghasilkan keuntungan
perusahaan
dengan modal sendiri yang dimiliki, sehingga
ROE ini ada yang menyebut sebagai
• Profit margin> merupakan kemampuan rentabilitas modal sendiriLaba yang
perusahaan untuk menghasilkan keuntungan diperhitungkan adalah laba bersih setelah
dibandingkan dengan penjualan yang dicapai dipotong pajak atau EAT.
Rasio Keuntungan
Gross Profit Margin = Laba kotor X 100% Return on Assets = EBIT X 100%
Penjualan Total aktiva
Gross Prifit Margin = 89.000.000 X 100% = 14,83% Perusahaan mampu menghasilkan tingkat keuntungan sebesar 12,75% dari aktiva
600.000.000 yang digunakan.
Return on Equity = EAT X 100% Return on Investment = EAT X 100% EPS = EAT X 100%
Modal Sendiri Investasi Jumlah Lembar Saham
Return on Equity = 24.000.000 X 100% Return on Investment EPS = 24.000.000 X 100% = Rp 1.200
200.000.000 = 24.000.000 X 100% = 6% 20.000
= 12% 400.000.000
• Market to Book Value Ratio> Rasio ini untuk
Rasio Penilaian mengetahui seberapa besar harga saham yang
ada di pasar dibandingkan dengan nilai buku
Rasio penilaian merupakan suatu rasio untuk sahamnya.
mengukur kemampuan perusahaan dalam
menciptakan nilai pada masyarakat (investor) MBV Ratio = Harga pasar saham
atau pada para pemegang saham Nilai buku saham
Formula Du Pont ini digunakan untuk mengontrol perubahan dalam rasio aktivitas dan
net profit margin, dan seberapa besar pengaruhnya terhadap return on investment
Analisis COMMON SIZE
Untuk menafsirkan atau menginterpretasikan laporan
keuangan yang dimiliki perusahaan, bisa digunakan
analisis rasio seperti telah diuraikan di atas, dan juga
bisa dianalisis dengan analisis common size. Analisis
common size ini mengubah angka-angka yang ada
dalam laporan keuangan menjadi prosentase dengan
dasar tertentu
Penyajian dengan common size ini mempermudah pembaca laporan keuangan yakni cukup
membaca perubahan-perubahan yang terjadi di neraca. Pada neraca common size di atas bisa dibaca
bahwa ada penurunan pada sisi aktiva lancar atau modal kerja yang semula 40% lebih menjadi
hanya 35%, dan di sisi pasiva hutang juga menurun sekitar 3%.
Analisis COMMON SIZE
Sedangkan laporan rugi laba, bisa diubah dengan
penjualan sebagai common basenyasehingga dari
contoh PT. ANISA bisa dibuat laporan LABA-RUGI
common base sebagai berikut:
Analisis INDEKS
Pada analisis indeks, semua angka dalam suatu
laporan pada tahun dasar diberi angka 100. Tahun
dasar ini dipilih dari tahun awal atau tahun dimana
pada saat itu kondisinya normal, sehingga bisa
menunjukkan perkembangan usahanya dari waktu ke
waktu.
Dari angka indeks bisa dengan mudah dilihat perkembangan perusahaan. Seperti nampak pada PT.
ANISA, bahwa pada tahun 2014 semua elemen aktiva lancarnya mengalami penurunan, sedangkan
aktiva tetap mengalami kenaikan. Hutang juga mengalami sedikit penurunan.
Kesimpulan
Menghubungkan elemen-elemen yang ada di dalam laporan
keuangan disebut analisis rasio keuangan. Elemen-elemen
tersebut merupakan gabungan dari berbagai elemen-elemen
aktiva, elemen-elemen pasiva, elemen-elemen aktiva dengan
pasiva serta elemen-elemen neraca dengan elemen-elemen
laporan laba/rugi.
TERIMA KASIH