Rasio ini memiliki fungsi untuk mengukur seberapa kemampuan sebuah perusahaan
untuk dapat memenuhi dan melunasi hutangnya saat jatuh tempo yang berupa hutang jangka
pendek. Apabila perusahaan dapat memenuhi kewajibannya maka perusahaan tersebut dikatakan
dalam keadaan likuid, namun jika perusahaan tidak bisa memenuhi kewajibannya maka
dikatakan perusahaan tersebut dalam keadaan ilikuid. Jika perusahaan tidak dapat memenuhinya
maka likuiditas harus di tangani.
Rasio lancar mengukur kemampuan dari sebuah perusahaan untuk memenuhi kewajiban
lancarnya ketika jatuh tempo dengan menggunakan total dari aset lancar. Rasio likuiditas
menggambarkan rasio aset lancar yang tersedia terhadap kewajiban lancar.Berikut adalah rumus
yang digunakan untuk menghitung rasio lancar:
Aktivalancar
Rasio Lancar :
Hutanglancar
Contohnya :
10.000.000
Current ratio perusahaan adalah = 2,0
5.000.000
Artinya jumlah aktiva lancar sebanyak 2,0 kali utang lancar, atau setiap 1 rupiah utang
lancar dijamin oleh Rp2,0 harta lancar atau 2,0: 1 antara aktiva lancar dengan utang lancar
Aktiva lancar−Persediaan
Quick ratio :
Kewajiban lancar
Contohnya :
Perusahaan A memiliki transaksi berikut dalam Laporan Keuangannya untuk periode yang
berakhir 1 Januari 2020 sampai dengan 31 Desember 2020.
Aset lancar:
Kewajiban Lancar:
Rasio Cepat pada tahun sebelumnya adalah 1,5 dan rata-rata industri untuk tahun ini adalah 1,6.
Evaluasi Rasio Cepat Perusahaan A :
Jawaban:
Persediaan = 70.000.000
Merupakan perbandingan kas yang terdapat diperusahaan dan di bank dengan total hutang
lancar. Menunjukan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya
dengan uang kas dan sekuritas yang dijual dengan harga murah yang tersedia di perusahaan.
Rumus untuk menghitung rasio kas:
Jawaban :
Cash Ratio = (130.000.000 + 200.000.000) / 100.000.000
Cash Ratio = 230.000.000 / 100.000.0000
Cash Ratio = 2.3