2.1 Likuiditas
2.1.1 Pengertian Likuiditas
Likuiditas adalah kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka
pendeknya. Pengertian lain adalah kemampuan seseorang atau perusahaan untuk
memenuhi kewajiban atau utang yang segera harus dibayar dengan harta lancarnya.
Suatu perusahaan yang mempunyai “kekuatan membayar” belum tentu dapat
memenuhi segala kewajiban finansialnya. Likuiditas badan usaha dapat diketahui
dengan cara membandingkan jumlah Aktiva Lancar dengan Utang Lancar. Hasil
perbandingan tersebut disebut dengan “current ratio” atau “working capital ratio”.
Pengertian likuiditas ini mencakup:
Apa yang dimaksud dengan Neraca ? yaitu laporan keuangan berisi aktiva,
kewajiban ( hutang ) dan ekuitas pemilik ( modal ) pada suatu waktu tertentu.
Apa yang dimaksud Laporan Laba Rugi ? yaitu laporan keuangan berisi ringkasan
pendapatan dan biaya perusahaan pada suatu waktu tertentu
Jadi apa Rasio Keuangan itu ? Rasio keuangan merupakan alat yang digunakan
untuk menganalisis kondisi keuangan dan kinerja perusahaan itu sendiri dengan
berbagai laporan. Perhitungan Rasio keuangan dapat menggunakan Rasio
Likuiditas, Solvabilitas dan Rentabilitas. Perhitungan rasio-rasio tersebut untuk
memperoleh perbandingan yang lebih berguna untuk memberikan gambaran realitas
tentang kondisi keuangan dan kinerja perusahaan. Rasio-rasio keuangan tersebut
tidak dapat berdiri sendiri, rasio tersebut harus dianalisis menurut dasar
perbandingan. Perbandingan dapat dilakukan dengan perusahaan sejenis atau
standar. Perbandingan bisa bersifat historis ( masa lalu ) atau analisis masa depan
berdasarkan proyeksi laporan. Analisis dapat dilakukan dengan analisis persentase
maupun analisis indeks
1. Cash ratio : aktiva perusahaan yang paling likuid adalah kas dan surat
berharga. Cash ratio menunjukan perusahaan untuk membayar utang jangka
pendek dengan kas dan surat berharga yang dapat segera diuangkan. Tidak
terdapat standar likuiditas untuk cash ratio sehingga penilaiannya tergantung
pada kebijakan manajemen.
2. Quick ratio : adalah membandingkan antara aktiva lancar dikurangi
persediaan dengan kewajiban lancar. Persediaan terdiri dari alat-alat kantor,
bahan baku, persediaan barang dalam proses, dan persediaan barang jadi.
Tujuan manajemen persediaan adalah mengadakan persediaan yang
dibutuhkan untuk operasi yang berkelanjutan pada biaya yang minimum.
Suatu perusahaan yang mempunyai rasio cepat kurang dari 1:1 atau 100%
dianggap kurang baik tingkat likuiditasnya.
Jawab:
Aktiva Lancar = 25.000.000 + 75.000.000 + 200.000.000 = Rp 300.000.000
Persediaan adalah barang dagangan yang tersedia untuk dijual = Rp 200.000.000
Hutang Lancar = Rp 255.000.000
Quick Ratio = Aktiva Lancar – Persediaan
----------------------------------- x 100 %
Hutang Lancar
300.000.000 - 200.000.000
= ----------------------------------- x 100 %
255.000.000
= 39.22 %
= 0.39 x
( artinya Kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban lancar dengan aktiva
perusahaan adalah setiap Rp 1 hutang lancar dijamin dengan Rp 0.39 aktiva lancar
yang likuid atau dalam bentuk uang bukan persediaan barang dagangan )
Dengan utang lancar tertentu, diusahakan untuk menambah aktiva lancar. yaitu
dengan cara sebagai berikut:
Hasil dari penjualan aktiva tetap digunakan untuk melunasi atau membayar utang
lancar.
1. Adanya setoran modal pemilik berupa kas atau elemen aktiva lancar lainnya.
Hasil dari tambahan modal sendiri digunakan untuk mengurangi utang lancar.
Hasil dari tambahan utang jangka panjang digunakan untuk mengurangi utang
lancar.
Aktiva Passiva
Cadangan 16.350 Rekening Giro 94.000
Sekuritas 45.750 Deposit 15.000
Kredit (volatile) 25.000 Tabungan 154.000
Kredit (lain) 198.000 Pinjaman 10.000
Aktiva Lain 7.900 Modal 20.000
293.000 293.000
2.2 Solvabilitas
2.2.1 Pengertian Solvabilitas
Solvabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi segala
kewajiban finansialnya pada saat perusahaan tersebut dilikuidasi. Solvabilitas
menunjukan kemampuan perusahaan untuk melunasi seluruh utang yang ada
dengan menggunakan seluruh aset yang dimilikinya. Hal ini sesungguhnya jarang
terjadi kecuali perusahaan mengalami kepailitan. Kemampuan operasi perusahaan
dicerminkan dari aset-aset yang dimiliki oleh perusahaan. Solvabilitas perusahaan
dapat diukur dengan cara membandingkan jumlah aktiva (total asset) dengan jumlah
utang (baik jangka pendek maupun jangka panjang).
Suatu perusahaan yang solvable belum tentu likuid dan sebaliknya sebuah
perusahaan yang insolvable belum tentu likuid.
Dalam hubungan antara likuiditas dan solvabilitas ada empat kemungkinan yang
dapat dialami oleh perusahaan, yaitu:
Solvabilitas itu adalah angka perbandingan antara jumlah aktiva dengan jumlah
uang, maka setiap penambahan utang akan menurunkan tingkat solvabilitasnya.
Tingkat solvabilitas dapat dipertinggi sebagai berikut:
1. Menambah aktiva tanpa menambah utang atau menambah aktiva relatif lebih
besar daripada tambahan utang.
2. Mengurangi utang tanpa mengurangi aktiva atau mengurangi utang relatif
lebih besar daripada berkurangnya aktiva.
1. Total assets to total debt ratio, adalah rasio yang dihasilkan dengan
membandingkan jumlah aktiva (total asset) disatu pihak dengan jumlah utang
(total debt dilain pihak).
2. Net worth to total debt ratio, rasio ini membandingkan modal sendiri (net
worth) di satu pihak dengan total hutang (total debt) dilain pihak.
Manfaat Rasio Solvabilitas (leverage) :
1.untuk menganalisi kemampuan posisi perusahaan terhadap kewajiban
kepada pihak lainnya.
2.untuk menganalisis kemampuan perusahaan memenuhi kewajibanyang
bersifattetap.
3.untuk menganalisis keseimbangan antara lain aktiva khususnya aktiva
khususnyaaktiva tetapdengan modal.
4.untuk menganalisis seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh utang.
5.untuk menganalisis seberapa besar utang perusahaan berpengaruh
terhadap pengelolaan aktiva
6.untuk menganalisis atau mengukur berapa bagian dari setiap rupiah modal
sendiriyang dijadikan jaminan utang jangka panjang.
7.untuk menganalisis berapa dana pinjaman yang segera akan ditagih ada
terdapatsekian kalinya modal sendiri.
Intinya dengan analisis rasio solvabilitas, perusahaan akan mengetahui beberapa
hal berkaitan dengan penggunaan modal sendiri dan modal pinjaman serta
mengetahui rasiokemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya.
= 420.000.000 + 145.000.000
--------------------------------
= 565.000.000
---------------
1.000.000.000
= 80.71 %
= 0.81 x Artinya aktiva tetap dibiayai dengan 80.71 % modal sendiri,
700.000.000=
---------------
180.000.000
= 388.89 % Artinya
Kemampuan perusahaan untuk memperoleh pinjaman jangka panjang dengan
jaminan aktiva aktiva tetap sebesar 388.89%
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Masalah Likuiditas adalah berhubungan dengan masalah kemampuan suatu
perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansialnya yang segera harus dipenuhi.
Jumlah alat - alat pembayaran (alat-alat likuid) yang dimiliki oleh suatu perusahaan
pada saat tertentu merupakan kekuatan membayar dari perusahaan yang
bersangkutan.
Ada jalan dua cara untuk menjawab pertanyaan tentang likuiditas. Mengukur
Likuiditas pendekatan 1: pada pendekatan pertama membandingkan kas dan aktiva
– aktiva yang dapat diubah dalam bentuk kas pada tahun dimana kewajiban jatuh
tempo dan akan dibayar pada tahun itu juga. Dalam perhitungannya kita akan
menggunakan rasio seperti: quick ratio, current ratio, dan cash ratio.
Mengukur Likuiditas pendekatan 2: pada pandangan kedua terhadap likuiditas
adalah dengan mempelajari kemampuan perusahaan untuk mengubah piutang
usaha dan persediaan kas dalam suatu periode waktu tertentu. Pengubahan piutang
usaha menjadi kas dapat diukur dengan menghitung berapa lama waktu yang
dibutuhkan penagihan piutang perusahaan dengan menghitung periode penagihan
rata- rata (average collection period).
3.2 Saran
1. Untuk meningkatkan tingkat likuiditas, perusahaan sebaiknya mengurangi jumlah
hutang jangka panjang dan meningkatkan aktiva.
2. Rasio solvabilitas sudah cukup baik dan terus ditingkatkan dengan meningkatkan
laba yang dipeoleh dan menekan hutang.
3. Rasio solvabilitas dapat ditingkatkan dengan cara meningkatkan jumlah
penghasilkan tanpa diikuti kenaikan biaya-biaya. Karena jika perusahaan tidak dapat
menggunakan modalnya secara efisien maka perusahaan akan mengalami kesulitan
dalam melunasi hutang-hutangnya.
DAFTAR PUSTAKA