Anda di halaman 1dari 15

STUDI KASUS FIRST TRAVEL

A. Pengertian First Travel

First Travel adalah biro perjalanan wisata, di bawah bendera CV First Karya Utama yang
didirikan pada tanggal 1 Juli 2009. Biro perjalanan First Travel pada awalnya hanya menawarkan
layanan perjalanan wisata domestik dan internasional untuk klien perorangan maupun
perusahaan.

First Travel dimiliki oleh pasangan muda Andika Surachman dan Anniesa Desvitasari
Hasibuan. Andi dikenal sebagai pendiri sekaligus direktur utama PT. First Anugerah Karya
Wisata (First Travel). Sementara Anniesa Hasibuan adalah desainer pakaian muslim yang dikenal
sejak 2015. Nama keduanya melambung naik bersamaan dengan meningkatnya angka jamaah
dari biro perjalanan ibadah umrah yang didirikan.

Pada tahun 2011, First Travel akhirnya mengubah bisnis biasa menjadi bisnis religi:
melayani ibadah umrah di bawah bendera PT. First Anugerah Karya Wisata. Dua tahun
berikutnya, perusahaan mereka terdaftar sebagai Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umrah
(PPIU) di Kementerian Agama, dengan mengantongi Keputusan Dirjen PHU Nomor:
D/746.Tahun 2013 Kesuksesan menjadi kata baru bagi pasangan Andika Surachman & Anniesa
Hasibuan. First Travel meraih predikat jempolan sebagai perusahaan travel dengan pelayanan
terbaik. Tahun 2015, mereka menempati rumah super mewah di Sentul City. Tetapi, bisnis First
Travel diterpa perkara.

B. Kronologi Kasus Penipuan First Travel

Biro First Travel tersebut memulai penipuannya semenjak tanggal 28 Maret 2017 yang
ditandai dengan penyelenggara umrah tersebut gagal memberangkatkan jamaah.

Muasalnya adalah kabar penelantaran calon jemaah umrah First Travel. Kabar ini terus
bergulir dan korban-korban mulai buka suara di awal tahun 2017. Sejak saat itu, tudingan miring
makin santer terhadap First Travel, yang diduga melakukan penipuan lewat promosi biaya umrah
super murah. Isu penipuan ini terus membesar selama pertengahan Juli, beberapa pekan setelah
Lebaran. Polemik ini mendorong Otoritas Jasa Keuangan untuk turun tangan.

Pada 21 Juli, OJK akhirnya menghentikan penghimpunan dana dan investasi yang dilakukan
First Travel. OJK menilai praktik yang dijalankan First Travel berpotensi merugikan masyarakat.
Usai mendapatkan sanksi dari OJK, Kementerian Agama secara resmi mencabut izin
operasional First Travel sebagai Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umrah pada tanggal 1 Agustus
2017.

Pada tanggal 4 Agustus, 15 orang plus agen First Travel melaporkan Andika Surachman dan
Anniesa Hasibuan ke kepolisan. Enam hari usai polisi melakukan pemeriksaan maraton terhadap
sebelas saksi, pada Rabu siang, 9 Agustus 2017, pasangan itu digelandang penyidik Direktorat
Tindak Pidana Umum Badan Reserse Kriminal Markas Besar Polri untuk menjalani
pemeriksaan. Keduanya langsung ditetapkan sebagai tersangka dugaan melakukan penipuan dan
penggelapan serta pencucian uang.

C. Dampak Yang Ditimbulkan Akibat Penipuan First Travel

Biro perjalanan yang dimiliki oleh Andika Surachman & Anniesa Hasibuan ini telah menipu
sebanyak 72.682 orang dan telah menyebabkan kerugian yang banyak dengan sejumlah uang
Rp. 48.700.100.000. Jumlah hutang yang telah ditimbulkan oleh pihak First Travel tersebut
belum termasuk hutang yang mereka timbulkan ke tiga perusahaan. Selama menjalankan bisnis
travel tersebut, mereka sudah membuat hutang ke provider tiket, visa, dan hotel, dengan
perhitungan hutang pada provider tiket Rp85 miliyar, hutang provider visa Rp 9,7 miliyar. Lalu
hutang pada tiga hotel sebesar Rp 24 miliyar Di Makkah dan di Madinah.

Jamaah yang baru diberangkatkan oleh First Travel ini hanya sekitar 14 ribu jamaah, sisanya
berkisar yaitu 58.628 jamaah. Bukan hanya jamaah dan provider yang diajak kerjasama saja
yang terkena dampak yang merugikan ini, biro perjalanan yang menjalankan bisnisnya secara
benar kini sepi peminat karena takut terkena tipu seperti yang dilakukan oleh biro travel kejam
itu.

Biro perjalanan ini sempat menggeret Kementrian Agama karena dihubungkan dengan
kegiatan keagamaan. Namun pihak Kementrian Agama, Lukman Hakim Saifuddin, mengatakan
bahwa penyelenggaraan ibadah umrah menjadi kewenangan penuh biro perjalanan umrah.
Kewenangan pemerintah hanya mengeluarkan izin dan mencabut izin biro travel umrah jika
terjadi pelanggaran seperti dalam kasus PT. First Anugerah Karya Wisata (First Travel).

D. Hubungan Hukum pada kasus penipuan First Travel

Dilihat dari unsur-unsur hubungan hukum :

Adanya orang-orang yang hak/kewajibannya saling berhadapan.

Pihak First Travel

Wajib memberangkatkan atau memberikan pelayanan kepada calon Jamaah

Berhak meminta pembayaran kepada para calon Jemaah


Pihak Calon Jemaah

Wajib membayar kepada pihak First Travel

Berhak meminta pelayanan pihak First Travel setelah dibayar.

Adanya objek yang berlaku berdasarkan hak dan kewajiban tersebut di atas:

Dalam kasus tersebut yang menjadi objeknya adalah jasa pelayanan haji/umrah.

Tetapi dalam hal ini, pihak First Travel tidak melakukan kewajibannya sebagaimana mestinya
suatu hubungan hukum tersebut, yang dikatakan sebagai pelanggaran hukum.

Dilihat dari jenis-jenis hubungan hukum, pada kasus ini dapat diidentifikasikan sebagai
hubungan hukum bersegi dua atau tweezijdige rechtsbetrekkingen.

Dimana kedua belah pihak (perjanjian jual beli jasa) berwenang/berhak untuk meminta sesuatu
dari pihak lain. Seperti pihak First Travel dan para calon Jamaah yang sama-sama berhak
meminta sesuatu dari masing-masing pihak. Namun keduanya juga wajib untuk memberikan
sesuatu kepada pihak lain. Seperti pihak First Travel yang berhak memberikan jasa pelayanan
dan para calon Jemaah yang berhak memberikan bayaran

http://indahrofifah24.blogspot.com/2017/11/studi-kasus-first-travel.html?m=1

ANALISIS KASUS FIRST TRAVEL BERDASARKAN ETIKA BISNIS A.

KRONOLOGI

Pada beberapa bulan terakhir ini terdengar kasus First Travel yang menghebohkan public. Harga
paket umrah yang ditawarkan begitu murah berkisar Rp 14.000.000 – Rp 15.000.000 dari harga
normal berkisar Rp 19.000.000 – Rp 20.000.000. First Travel gagal untuk menaikkan jamaah
dari 72.682 jamaah yang terdaftar yang diberangkatkan baru 14.000 jamaah.

1. 1 Juli 2009 First travel mengawali bisnis dibidang biro perjalanan wisata CV First Karya
Utama didirikan.
2. 2011 Menambah bisnis perjalanan ibadah umrah PT First Anugrah Karya Wisata yang
berkembang dari tahun ke tahun.

3. 28 Maret 2011 First Travel telah gagal memberangkatkan jamaah dan mendapat perhatian
dari Kementrian Agama.

4. 18 April 2017 Kementrian Agama melakukan klarifikasi ,investigasi, advokasi, hingga


mediasi dengan jamaah. Kemenag menanyakan klarifikasi kepada manajemen namun
tidak ada jawaban.

5. 22 Mei 2017 Kemenag mengundang First Travel untuk mediasi namun mereka hanya
mengirim tim legal namun tanpa surat kuasa. 600 jamaah di Jawa Timur mengadu pada
DPR karena terlantar di Ibu Kota selama empat hari tanpa kejelasan.

6. 24 Mei 2017 Kemenag kembali memanggil First Travel namun manajemen tidak hadir.

7. 2 Juni 2017 Digelar mediasi dengan jamaah Bengkulu namun manajemen tidak hadir

8. 10 Juli 2017 Hari terakhir mediasi dilakukan namun tidak hadir.

9. 21 Juli 2017 OJK memerintahkan First Travel untuk berhenti menjual promonya karena
ada indikasi investasi illegal dan penghimpunan dana masyarakat tanpa izin.

10. 3 Agustus 2017 Pencabutan izin dari Kemenag.

11. 9 Agustus 2017 Bareskrim Polri menetapkan bahwa Direktur First Travel Andika
Surachman dan istrinya Annisa Hasibuan sebagai tersangka penipuan dan pelanggaran
UU ITE. B.

POKOK PERMASALAHAN 1.

Terdapat pencucian uang oleh pemilik. Ketua Pusat Pelaporan Transaksi Keuangan (PPATK) Ki
Agus Ahmad Baharudi mengungkapkan adanya dugaan tindak pidana pencucian uang yang
dilakukan oleh pemilik Andika beserta Anisa. Sebagian dana digunakan untuk keperluan bisnis
perjalanan umrah dan haji. Sebagian ada untuk investasi bisnis dan keperluan pribadi. 2.

Banyaknya jamaah yang belum diberangkatkan. Menurut polisi jumlah korban yang belum
diberangkatkan 58.682 orang. Calon jamaah membayar paket promo Rp 14,3 jt. Jika dihitung
kerugian mencapai Rp 839 M dan biaya curter pesawat Rp 2,5jt hingga penambahan Rp 9 M jadi
total Rp 848 M. Hutang terhadap pihak-pihak : a)
Tiket penerbangan sebesar Rp 85 M. b)

Tiga hotel di Mekah dan Madinah total Rp 24 M. c)

Provider Visa sebesar Rp 9,7 M. 3.

Aliran dana First Travel

Saldo rekening perusahaan berkisar Rp 1,3 juta - Rp 1,5 juta saat dibekukan. Sisa asset milik bos
First Travel sebesar Rp 7 M yang tersimpan kedalam 50 rekening dan ada yang berupa asuransi.
Adanya aliran dana untuk membeli saham restoran di London Ingris sebesar 40 persen. Adanya
aliran dana untuk New York Fasion Week Spring/ Summer 2017. C.

KESIMPULAN Adanya penipuan First Travel mengakibatkan banyak jamaah dirugikan, dan
vendor First Travel dirugikan, First Travel Pailit dan asetnya pun tidak bisa untuk membayarkan
pada jamaah. Ada tiga orang tersangka Andika dan Anisa Hasibuan sebagai owner First Travel
dan Kiki Hasibuan sebagai Direksi sekaligus Manajer Keuangan. PRINSIP-PRINSIP ETIKA
BISNIS APA SAJA YANG DILANGGAR OLEH FIRST TRAVEL

1. Utilitarianisme. Adanya ketidak pastian antara pertimbangan biaya dengan laba yang
diperoleh perusahaan dengan harga promo yang murah. Pihak manajemen keuangan
yang tidak bagus sehingga terlanjur banyak hutang dan pengeluaran dan beban.

2. Hak dan Kewajiban. First Travel mempunyai kewajiban untuk menyelesaikan


masalahnya. Dengan pembayaran ganti rugi atau memberangkatkan umrah semuanya.
Jamaah yang tertipu memiliki hak untuk diumrahkan atau diberikan ganti rugi.

3. Keadilan dan Kesamaan. Keadilan dan kesamaan, sangatlahtidak adil jika bos First
Travel memakai uang jamaah untuk keperluan bisnis dan pribadi, seperti jalan-jalan
keluar negeri, pembelian asset dll.

4. Etika memberikan perhatianTidak memperhatikan dan mempertimbangkan nilai-nilai


memakai uang masyarakat untuk pribadi, memberikan tanggapan negatifdan enggan
bertanggung jawab. Sampai akhirnya di tangkap Polresta.
PERAN PEMERINTAH TERHADAP KASUS FIRST TRAVEL Menteri Koordinator Bidang
Politik, Hukum dan Kemaan Wiranto mengelar rapat koordinasi terbatas dengan sejumlah
kementrian dan lembaga terkait kasus penipuan di Kemenko Polhukam, Jakarta Pusat.

1. Polres membuka pusat pengaduan jamaah , yang melapor baru sekiat 22.000 jamaah.

2. Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) berpendapat bahwa pemerintah tidak memiliki


kewajiban mengganti kerugian calon jamaah.

3. Ketua Pusat Pelaporan Transaksi Keuangan (PPATK) menyelidiki aliran uang dari
perusahaan maupun pemilik.

4. Kepolisian menyita asset-aset First travel seperti 5 rumah mewah dan mobil.

5. Kementrian Agama secara resmi menjatuhkan sanksi administrasi pencabutan izin


operasional sebagai Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umrah. Kemenag sedang mengkaji
kebijakan batas minimum biaya umrah.

6. OJK mengedukasi seluruh elemen masyarakat agar tidak lagi menjadi korban penipuan.
KOMODIFIKASI AGAMA MENGGUNAKAN NILAI-NILAI AGAMA SEBAGAI
ALAT KAPITALIS DALAM RANGKA MENDAPATKAN KEUNTUNGAN Memakai
uang jamaah untuk kepentingan pribadi merupakan sifat tercela salah karena merugikan
orang lain dan menguntungkan diri sendiri. Harus dihukum sesuai perundang-undangan.

7.

8. KEADILAN YANG SESUAI BERDASARKAN PRINSIP ETIKA BISNIS DALAM


KASUS FIRST TRAVEL

9. Menurut Keadilan Konpensatif. First Travel telah menipu jamaahnya dan diwajibkan
untuk memberikan konpensasi terhadap korban.

10. Menurut Keadilan Distributif. Harus adanya keadilan yang sama dan rata. Jamaah yang
tertipu First Travel mendapatkan uang ganti rugi atau uang tersebut bisa kembali sesuai
dengan besarnya kerugian yang dialami.

11. Menurut Keadilan Retributif. Adil jika tersangka dihukum sesuai dengan pelanggarannya,
dan diberikan hukuman yang sama dengan kesalahan yang sama. contoh Andika dihukum
5 tahun , istrinya juga demikian.

https://www.academia.edu/35185057/ETIKA_BISNIS_KASUS_PENIPUAN_FIRST_TRAVEL

JAKARTA, KOMPAS.com - Kasus yang menjerat PT First Anugerah Karya Wisata atau First
Travel terus bergulir, baik kasus perdata maupun pidananya. Saat ini, ribuan jemaah sudah
melapor ke crisis center di Bareskrim Polri, sembari menunggu pengembalian dananya.
Sebagian jemaah bahkan mendatangi DPR, meminta pemerintah memberangkatkan mereka
dengan dana haji. Sementara sebagian jemaah lain menempuh upaya di pengadilan.

Di sisi lain, pengacara First Travel bersikukuh bahwa pihaknya masih bisa memberangkatkan
umrah sejumlah jemaah yang membayar dengan harga paket premium, bukan yang promo.

Agar jemaah bisa berangkat, pengacara bersikeras agar dua bos First Travel, pasutri Andika
Surachman dan Anniesa Hasibuan, dibebaskan.

Si pengacara bahkan berencana menuntut Kementerian Agama ke Pengadilan Tata Usaha Negara
(PTUN) lantaran dinilai menghambat proses pemberangkatan jemaah dengan menahan duo
bosnya.

Sebelumnya, pengacara First Travel lain, yang akhirnya mengundurkan diri, meminta negara
bertanggungjawab memberangkatkan puluhan ribu jemaah umrah First Travel. Sebab,
pemerintah sudah membekukan izin perusahaan tersebut.

Bagaimana melihat persoalan First Travel dari kacamata hukum bisnis, apakah perusahaan ini
memang bisa menuntut negara? Bagaimana pula nasib jemaahnya? Serta pelajaran apa yang
dipetik dari kasus ini?

Erwin Kurnia Winenda, praktisi hukum korporasi yang juga menjabat sebagai Penasihat Hukum
dan Partner di kantor hukum Hanafiah Ponggawa & Partners memiliki pandangan tersendiri.

Menurut Erwin, diperlukan ketegasaan Pemerintah untuk menyelesaikan kasus ini. Terutama,
agar kejadian serupa tidak terulang dan masyarakat akan selalu mewaspadai dan kritis pada
setiap penawaran jasa umrah atau haji dengan model bisnis yang serupa
Dia menilai, pemerintah dalam melakukan tindakan terhadap manajemen PT First Anugerah
Karya Wisata (First Travel) tentunya bertujuan untuk melindungi masyarakat yang lebih luas.

Nah, bagi konsumen First Travel yang menuntut Pemerintah untuk melepaskan para tersangka
sehingga calon jamaah dapat diberangkatkan umrah, secara hukum korporasi tidak memiliki
alasan yang kuat, berdasarkan hal-hal sebagai berikut:

1. Tindakan penahanan para tersangka dan/atau pencabutan izin usaha penyelenggara perjalanan
ibadah umroh (PPIU) yang dilakukan oleh Pemerintah bukan menjadi penyebab tidak
diberangkatkannya para konsumen First Travel.

Penyalahgunaan dana para calon jamaah yang diduga dilakukan oleh para tersangka-lah yang
menjadi penyebab tidak dapat diberangkatkannya para calon jemaah umrah.

2. Manajemen First Travel dalam anggaran dasarnya tentu memiliki mekanisme pendelegasian
apabila berhalangan karena sebab apapun termasuk karena dilakukannya penahanan.

Sehingga apabila usaha First Travel dijalankan sesuai dengan izin Penyelenggara Perjalanan
Ibadah umrah (PPIU)-nya dan dana para calon jemaah digunakan sesuai dengan peruntukan dan
amanahnya, para calon jemaah tetap dapat diberangkatkan.

Namun karena diduga dana para calon jemaah disalahgunakan oleh manajemen sehingga First
Travel tidak memiliki dana yang cukup untuk memberangkatkan para calon jamaah umrah maka
pelepasan penahanan oleh Pemerintah sebagaimana diminta oleh sebagian calon jemaah umrah
dari First Travel tidak menyelesaikan masalah dan tidak menjamin bahwa calon jamaah tersebut
dapat diberangkatkan.

Paket umrah yang ditawarkan oleh First Travel memang sangat menggiurkan karena bisa
menawarkan paket dengan harga yang lebih murah dari penyelenggara umrah lainnya.

Berdasarkan informasi yang beredar di media massa, hal tersebut dilakukan dengan cara
menginvestasikan dana-dana para calon jemaah umrah yang terkumpul sebelum dana tersebut
digunakan untuk pembayaran biaya umrah.

Sehingga keuntungan dari investasi tersebut diharapkan dapat digunakan untuk menutupi biaya
perjalanan umrah.
Pemerintah melalui Peraturan Menteri Agama No. 18 tahun 2015 tentang Penyelenggaraan
Perjalanan Ibadah Umrah sebenarnya telah mengatur mengenai pelaksanaan ibadah umrah
sehingga jasa yang diberikan sesuai dengan standar yang ditentukan oleh Pemerintah dan
mengatur mengenai pengawasan Pemerintah atas jasa yang diberikan oleh penyelenggara
perjalanan ibadah umrah.

"Namun menurut kami, berkembangnya model bisnis atas pendanaan atau pengelolaan dana
perjalanan umrah, pemerintah perlu mengatur lebih lanjut," kata Erwin kepada Kompas.com.

Menurut dia, terkait dengan pengelolaan dana umrah, maka Pemerintah perlu mengatur lebih
jauh mengenai hal-hal sebagai berikut:

1. Apakah penyelenggara perjalanan ibadah umrah dapat melakukan pengelolaan atau investasi
atas dana perjalanan umrah yang telah diperoleh dari calon jamaah umrah;

2. Apabila penyelenggara perjalanan ibadah umrah tidak diperbolehkan untuk mengelola atau
menginvestasikan, apakah dana disetorkan pada suatu rekening yang dapat diawasi oleh
Pemerintah atau Pemerintah mewajibkan pihak penyelenggara perjalanan ibadah umrah untuk
melaporkan setiap aktivitas atas rekening dana tersebut kepada Pemerintah secara berkala;

3. Apabila penyelenggara perjalanan ibadah umrah diperbolehkan untuk mengelola atau


menginvestasikan dana perjalanan umrah yang diserahkan oleh calon jamaah umrah, maka perlu
diatur mengenai:

a. apakah diperlukan izin tambahan sebagai lembaga keuangan karena dapat bertindak sebagai
pengelola dana dari masyarakat dalam hal ini para calon jamaah;

b. jenis pengelolaan dan/atau investasi yang diperbolehkan (apakah instrument bersifat syariah
dan yang memiliki rating tertentu dan jangka waktu tertentu);

c. rasio atau jumlah dana perjalanan umrah yang dapat dikelola dan/atau diinvestasikan
dibandingkan dengan jumlah dana perjalanan umrah yang tetap harus disimpan.

UU Umrah

Sebelumnya, Menteri Agama (Menag) Lukman Hakim Saifuddin mengatakan, pihaknya akan
meningkatkan pengawasan penyelenggaraan umrah. Pengawasan ini dilakukan karena
banyaknya biro travel yang menyediakan layanan umrah di Indonesia.
Ia mengatakan, saat ini pemerintah memang lebih fokus pada penyelenggaraan ibadah haji
sehingga menyerahkan penyelenggaraan umrah melalui biro travel.

Sementara, Kementerian Agama (Kemenag) hanya berwenang memberikan izin usaha. Akan
tetapi, belajar dari kasus First Travel, Kementerian Agama berencana mengkaji penetapan batas
minimal biaya umrah.

Menurut Lukman beberapa hal yang akan dikaji adalah biaya standar hotel, pesawat, dan lainnya
sehingga ditemukan biaya minimal umrah yang rasional. "Sehingga di bawah (yang harganya
ekstrem) harus dicurigai," lanjut Lukman.

Sebelumnya, Kementerian Agama (Kemenag) mencabut izin penyelenggaraan perjalanan ibadah


umrah PT First Anugerah Karya Wisata (First Travel).

Pencabutan izin First Travel tercantum dalam Keputusan Menteri Agama Nomor 589 Tahun
2017 tentang Penjatuhan Sanksi Administrasi Pencabutan Izin Penyelenggaraan PT First
Anugerah Karya Wisata sebagai Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umrah Keputusan Menteri
tersebut telah berlaku sejak 1 Agustus 2017.

DPR juga sedang menggodok UU Umrah, seperti disebutkan oleh Wakil Ketua Komisi VIII DPR
Sodik Mudjahid.

Menurut Sodik, undang-undang yang baru ini akan memperketat pengawasan bagi agen travel
yang ingin menyediakan paket umrah.

"Kami segera selesaikan undang-undang yang baru menangani umrah, mengenai yang dulu
belum terakomodasi secara sempurna," ujar Sodik saat menjadi narasumber dalam diskusi
Polemik di Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (12/8/2017).
Menurut Sodik, undang-undang yang baru nantinya akan lebih tegas mengatur tindakan bagi
perusahaan travel yang bermasalah.

Undang-undang ini juga akan mengatur proses pemantauan yang lebih ketat, termasuk soal
mekanisme pemberian sanksi.

https://today.line.me/id/article/Melihat+Kasus+First+Travel+dari+Kacamata+Hukum+Bisnis+da
n+Memetik+Pelajaran+Darinya-zO1r6k

Kementerian Agama lantas memerintahkan First Travel untuk mengembalikan seluruh biaya
jemaah umrah yang telah mendaftar atau melimpahkan seluruh jemaah tersebut kepada
Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umrah (PPIU) lain tanpa menambah biaya apapun. Andika dan
istrinya beserta Kiki Hasibuan yang merupakan adik Anniesa Hasibuan disebut menipu mentah-
mentah sekitar 58.682 calon jemaah umrah, periode Dessember 2016 hingga Mei 2017. Dari
puluhan ribu calon jemaah yang tidak jelas keberangkatannya itu, First Travel mengantongi Rp
848.700.100.000. Menurut data kepolisian, jumlah calon jemaah dalam kurun waktu tersebut
berjumlah 72.682, namun baru 14.000 orang yang diberangkatkan ke Tanah Suci. Ketiga bos
First Travel tersebut membuat promo perjalanan umroh yang terbilang cukup miring. Harga
murah meriah itulah yang menarik calon jemaah untuk mengikuti promo. Calon jemaah pun
sudah melunasi pembayaran.

Dalam kasus First Travel ini semakin membuat heboh. Usai nama penyanyi Syahrini, Vicky Shu
hingga pemain film Ade Irawan terseret dalam kasus ini. Mereka juga sempat dipanggil polisi
lantaran lewat akun media sosial instagram First Travel, ketiga artis tersebut pernah
menggunakan jasa biro perjalanan haji dan umroh itu.

Fakta data dari Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK). Institusi ini
membeberkan secara gamblang aliran uang jemaah dan aset bos First Travel. Kepala PPATK
Kiagus Badaruddin menyebut ada aliran dana jemaah diperuntukkan kegiatan fashion show
Anniesa dan Andika di Amerika Serikat Tidak hanya itu, PPATK memastikan aset restoran di
London, Inggris milik bos First Travel merupakan uang setoran calon jemaah umrah yang batal
diberangkatkan.Karopenmas Divhumas Mabes Polri pada saat itu, Brigjen Rikwanto
menambahkan, bos First Travel juga menggunakan keuntungan dari dana jemaah untuk berfoya-
foya. Itu diketahui setelah polisi tidak menemukan adanya keuntungan yang didapat oleh First
Travel. "Padahal dari hitung-hitungan dalam penyidikan, First Travel tidak ada keuntungan sama
sekali. Yang ada adalah pemakaian anggaran yang disetorkan oleh para jemaahnya," ujar
Rikwanto. PPATK juga menemukan sisa dana Rp 7 miliar dari rekening First Travel. Dana
tersebut ditemukan dari 50 rekening yang telah ditutup PPATK. Berkas perkara bos perusahaan
yang sudah menipu ribuan jemaah itu sudah dinyatakan lengkap oleh Kejaksaan Negeri Depok
pada awal Desember. Praktis, Andhika Surachman, Anniesa Desvitasari Hasibuan dan Kiki
Hasibuan akan segera menghadapi meja hijau

Pada Sidang perdana tanggal 2 Pebruari 2018 di Pengadilan Negeri Depok adalah pembacaan
dakwaan oleh Jaksa Penuntut Umum (JPU). Dalam dakwaannya, JPU menerangkan bahwa
ketiga terdakwa yaitu Direktur Utama First Travel Andika Surachman, Direktur First Travel
Anniesa Hasibuan, dan Direktur Keuangan First Travel Siti Nuraidah Hasibuan melakukan
praktik penipuan terkait promo umrah. Sementara itu, 60.000 lebih calon jemaah menjadi korban
penipuan umrah murah tersebut, dengan kerugian mencapai Rp900 miliar.Akibat perbuatannya,
terdakwa dijerat Pasal 378 dan 372 KUHP, Pasal 3 dan Pasal 5 UU Nomor 8 tahun 2010 tentang
Tindak Pidana Pencucian Uang. Jaksa dari Kejaksaan Negeri Depok, Jawa Barat, membekukan
sejumlah rekening, menyita belasan mobil, tanah dan bangunan, serta barang berharga lain dari
tangan tiga pimpinan agen perjalanan First Travel. Pada tanggal 19 Maret 2018, Andika
Surachman,Anniesa Hasibuan,dan Kiki Hasibuan menjalani sidang lanjutan dengan agenda
sidang pemeriksaan saksi dari pegawai First Travel atau anak buah Anniesa sebanyak 13 orang
saksi. Heri menyatakan saksi tersebut bertugas bersama ketiga terdakwa. Salah satu saksi yang
akan dihadirkan bekerja sebagai petugas manifest penumpang pesawat untuk umrah. Dalam
persidangan 3 orang saksi yang bertindak sebagai agen perjalanan umrah First Travel
memberikan kesaksiannya. Mereka di antaraya Dewi Gustiana, Tri Suheni, dan Martono.
1. Analisis berdasarkan teori Teologi Utilitarianisme
Utilitarianisme berpendapat bahwa alternatif etika terbaik adalah salah satu yang akan
menghasilkan jumlah kesenangan bersih terbesar kepada khalayak luas sebagai pemangku
kepentingan yang relevan. Dalam hal ini kesenangan dapat di ukur dalam bentuk kepuasan
pelanggan. Di duga para jamaah umrah yang telah diberangkatkan pada tahun 2012-2016 puas
dengan produk jasa yang ditawarkan sehingga tidak ada komplain ketidak puasan. Sedangkan
ketidakpuasan dan kemarahan pelanggan terjadi karena di duga dana umrah yang seharusnya
digunakan untuk biaya operasional kegiatan ibadah umrah justru digunakan untuk memperkaya
diri dan untuk membiayai kebutuhan pribadi pemilik perusahaan dalam hal ini First Tavel.
2. Analisis berdasarkan teori Deontologi
Deontologi melihat motivasi pembuat keputusan dan bukan konsekwensi dari keputusan
tersebut. Beberapa sumber menyebutkan bahwa biaya ibadah Umrah sewajarnya sekitar 19
belas juta rupiah per orang, namun pihak First Travel menawarkan harga hanya 14 juta rupiah
saja, hal ini menarik minat banyak pelanggan untuk mendaftarkan diri pada First Travel. Dari
prespektif Deontologi, hal yang penting adalah bahwa keputusan dibuat untuk alasan yang tepat,
pelanggan tetap harus menerima haknya sebagaimana pelanggan-pelanggan sebelumnya yang
telah diberangkatkan oleh perusahaan.
3. Analisis berdasarkan teori keadilan dan kewajaran
Keadilan distributif berpendapat bahwa yang setara harus diperlakukan sama dan yang tidak
setara harus diperlakukan tidak sama sesuai dengan keidaksetaar dan perbedaan yang relevan.
Jika bisnis bertujuan untuk membentuk hubungan yang berkelanjutan dengan pelanggan, yang
akan membeli produk selama jangka waktu yang panjang, maka semua pelanggan adalah sama.
Orang-orang atau jamaah umrah yang telah ditelantarkan dan gagal diberangkatkan mereka
seharusnya menerima haknya secara adil yaitu diberangkatkan dan menerima pelayanan
selayaknya pelanggan-pelanggan sebelumnya.

4. Analisis berdasarkan teori Etika Kebajikan


Etika kebajikan berfokus pada karakter moral pembuat keputusan. Pada mulanya perusahaan
First Travel memiliki tujuan mulia yaitu memberangkatkan jamaah umrah dengan biaya
seminimal mungkin. Perusahaan seharusnya membuat analisis harga yang wajar untuk biaya
umrah dan tidak menjadikan pelanggan awal sebagai alat untuk menarik lebih banyak pelanggan.
Sampai pada sidang ketiga pihak perusahaan masih berpikir tidak masih mampu untuk
memberangkatkan jamaah sementara dana pelanggan sudah disalahgunakan untuk kepentingan
pribadi. Seharusnya pihak First Travel mengakui terus terang atas kesalahan dan selanjutnya
bertanggung jawab atas kesalahan tersebut.
5. Analisis berdasarkan etika moral
Etika moral berarti datang dengan sebuah solusi konservatif dan inovatif untuk suatu dilema
etika. First travel menawarkan harga yang wajar untuk biaya perjalanan umrah dan
melaksanakan kewajiban memberangkatkan jamaah sesuai dengan harga yang dibayarkan
pelanggan.
REFERENSI

https://finance.detik.com/moneter/d-3750260/total-kerugian-akibat-investasi-bodong-tembus-rp-
1058-triliun?_ga=2.63958765.374622339.1512460008-1082163874.1511669366.

http://www.tribunnews.com/nasional/2017/10/12/komisi-viii-dpr-kasus-first-travel-penipuan-
terjahat-berkedok-agama.

https://www.cnnindonesia.com/nasional/20170810130234-12-233701/kronologi-kisruh-
penipuan-umrah-first-travel/.

https://www.cnnindonesia.com/nasional/20170810130234-12-233701/kronologi-kisruh
penipuan-umrah-first-travel./
https://tirto.id/cara-first-travel-menipu-jemaah-umrah-cumq
http://www.ihram.co.id/berita/jurnal-haji/berita-jurnal-haji/17/04/22/oot34f396-penyelesaian-
kasus-first-travel-bagai-buah-simalakama
https://id.wikipedia.org/wiki/Etika
https://www.slideshare.net/AtyantaHenggar/implementasi-etika-bisnis-pada-pt-rajawali-citra-
televisi-indonesia-rcti
http://abcd.unsiq.ac.id/source/LP3MPB/Jurnal/Jurnal%20Ekonomi/2015/Ratna%20Wijayanti
%20-%20Etika%20Bisnis%20Islami.pdf
https://www.slideshare.net/UnangTHandiman/begg-unang-toto-handiman-hapzi-ali-decision-
making-employer-responsibility-and-employer-right-penerapan-di-indonesia-universitas-
mercubuana-2017-a

https://indonesiana.tempo.co/read/118744/2017/11/04/Aminatuz.zuhriya090398/baik-buruk-
teori-utilitarianisme-dalam-berbisnis.

A. Landasan Teori
B. Etika bisnis dapat dilihat sebagai salah satu bidang peminatan dari etika terapan. Etika
bisnis dapat dijalankan pada tiga taraf, yaitu makro, meso dan mikro. Taraf makro, etika
bisnis mempelajari aspek-aspek moral dari sistem ekonomi sebagai keseluruhan. Taraf
meso, etika bisnis menyelidiki masalahmasalah etis di bidang organisasi. Organisasi di
sini terutama berarti perusahaan, tapi bisa juga serikat buruh, lembaga konsumen,
perhimpunan profesi dan lainlain. Taraf mikro, yang difokuskan ialah individu dalam
hubungan dengan ekonomi atau bisnis. Di sini dipelajari tanggungjawab etis dari
karyawan dan majikan, bawahan dan manajer, produsen dan konsumen, pemasok dan
investor(Bertens, 2006:35).
C. Richard T.de George menyebutkan bahwa etika bisnis menyangkut empat kegiatan
sebagai berikut (Keraf, 1993:67-68). Pertama, penerapan prinsip-prinsip etika umum dan
praktik bisnis. Berdasarkan penerapan prinsipprinsip etika umum itu pada akhirnya kita
akan menemukan prinsip-prinsip etika khusus untuk dunia bisnis. Berdasarkan prinsip-
prinsip etika bisnis itu dapat menyoroti dan menilai apakah suatu keputusan atau tindakan
yang diambil dalam dunia bisnis secara moral dapat dibenarkan atau tidak. Etika bisnis
membantu para pelaku bisnis untuk mencari cara guna mencegah tindakan yang dinilai
tidak etis.
D. Kedua, etika bisnis tidak hanya menyangkut penerapan prinsipprinsip etika pada dunia
bisnis, tetapi juga metaetika. Hubungan menunjukkan bahwa etika bisnis mengkaji
apakah perilaku yang dinilai etis pada individu juga dapat berlaku pada oganisasi atau
perusahaan bisnis. Selanjutnya, etika bisnis menyoroti apakah perusahaan mempunyai
tanggungjawab sosial atau tidak. Ketiga, bidang telaah etika bisnis menyangkut
pandangan-pandangan mengenai bisnis. Dalam hal ini etika bisnis mengkaji moralitas
sistem ekonomi pada umumnya sistem ekonomi milik dan persaingan. Keempat, etika
bisnis juga menyentuh bidang yang sangat makro, seperti operasi perusahaan
multinasional dan jaringan konglomerat internasional (Keraf, 1993:67-68).
E. Etika bisnis membantu para pelaku bisnis mendekati masalah-masalah bisnis dengan
sentuhan moral dalam aktivitas ekonomi. Tujuan etika bisnis adalah menggugah
kesadaran moral para pelaku bisnis untuk menjalankan good business dan tidak
melakukan monkey business atau dirty business. Etika bisnis mengajak para pelaku bisnis
mewujudkan citra dan manajemen bisnis yang baik (etis) agar bisnis itu pantas dimasuki
oleh semua orang yang mempercayai adanya dimensi etis dalam dunia bisnis. Hal ini
sekaligus menghalau citra buruk dunia bisnis sebagai kegiatan yang kotor, licik dan
penuh tipu muslihat. Kegiatan bisnis mempunyai implikasi etis dan oleh karena itu
membawa serta tanggungjawab etis bagi para pelakunya. Etika bisnis tidak menyediakan
resep yang siap pakai untuk mengatasi masalah-masalah moral dalam dunia bisnis. Etika
bisnis hanya mengajak para pelaku bisnis untuk melakukan refleksi tentang dunia bisnis
dari sudut etis. Keberhasilan suatu bisnis tidak terutama dari sudut keuntungan yang
diraihnya, tetapi dari nilai-nilai luhur yang diletakkan oleh pelakunya (Rindjin, 2004:70-
71).
F. Prinsip-prinsip etika yang berlaku dalam kegiatan bisnis ada lima yang pertama, prinsip
otonomi. Otonomi adalah sikap dan kemampuan manusia untuk bertindak menurut
keputusan itu. Otonomi juga mengandaikan adanya tanggungjawab. Itulah sebabnya
seseorang bisa diminta pertanggungjawaban atas tindakan yang telah dilakukannya.
Kedua, prinsip kejujuran. Kejujuran mewujudkan dalam (1) pemenuhan syarat-syarat
perjanjian atau kontrak; (2) mutu barang atau jasa yang ditawarkan; (3) hubungan kerja
dalam perusahaan. Ketiga, prinsip tidak berbuat jahat (non-maleficence) dan prinsip
berbuat baik (beneficence). Prinsip ini mengarahkan kita agar secara aktif dan maksimal
berbuat baik atau menguntungkan orang lain dan kalau hal itu tidak bisa kita lakukan,
kita minimal tidak melakukan sesuatu yang merugikan orang lain atau mitra bisnis.
Keempat, prinsip keadilan. Prinsip ini menuntut agar kita memberikan apa yang menjadi
hak seseorang dimana prestasi dibalas dengan kontra prestasi yang dianggap sama
nilainya. Ini berarti tidak dikehendaki adanya perlakuan yang diskriminatif . Keadilan
seperti ini disebut justitia commutativa. Kelima, prinsip hormat terhadap diri sendiri.
Prinsip ini bukan bersifat egois, melainkan didasarkan pada rasa hormat kepada manusia
sebagai pribadi yang bernilai bagi dirinya sendiri. Oleh karena itu, ia pantas diperlakukan
dan memperlakukan diri sendiri sebagai pribadi yang mempunyai nilai yang sama dengan
pribadi lainnya. Hormat pada manusia sebagai persona dapat disejajarkan dengan aturan
emas (golden rule). Ini berarti saya akan memperlakukan orang lain sebagaimana saya
ingin diperlakukan dan tidak akan memperlakukan orang lain apa yang saya tidak ingin
diperlakukan pada diri saya(Keraf, 1994:71-75).
G. Etika bisnis memiliki kendala dalam implementasinya, diantaranya adalah standar moral
pelaku bisnis yang masih lemah, adanya konflik kepentingan, situasi politik dan ekonomi
yang belum stabil, lemahnya penegakan hukum dan belum adanya organisasi profesi
bisnis dan manajemen yang mapan dan terpercaya (Rindjin, 2004:97).

Anda mungkin juga menyukai