Anda di halaman 1dari 5

Kasus Indosat Ooredoo - Ernst Young Public Company Accounting Oversight Board

(PCAOB) atau Dewan Pengawas Perusahaan Akuntan Publik Amerika Serikat (AS)
menjatuhkan hukuman kepada Kantor Akuntan Publik (KAP) Purwanto, Suherman dan Surja
beserta partner Ernst and Young (EY) Indonesia karena terbukti berperan dalam kegagalan
audit laporan keuangan PT Indosat Tbk pada tahun 2011. Hukuman yang diberikan PCAOB
yaitu berupa denda US$ 1 juta kepada Ernst and Young Indonesia. Kemudian hukuman
denda juga diberikan kepada akuntan public yang merupakan partner EY Indonesia yaitu Roy
Iman Wirahardja sebesar US$ 20.000 ditambah larangan berpraktek selama lima tahun,
kemudian denda sebesar US$ 10.000 diberikan kepada mantan Direktur EY Asia-Pasific,
Randall Leali dengan larangan berpraktek selama satu tahun. Hukuman ini dijatuhkan karena
KAP Purwanto, Suherman dan Surja karena telah gagal menyajikan bukti yang mendukung
perhitungan atas sewa 4.000 menara seluler yang terdapat dalam laporan keuangan Indosat.
Mereka malah memberikan label Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) terhadap laporan
keuangan tersebut, padahal perhitungan dan analisisnya belum selesai. PCAOB merupakan
lembaga yang mengawasi praktik audit terhadap perusahaan publik guna melindungi
investor. Selain itu, lembaga ini juga mengawasi laporan audit perusahaan broker dan
manajer investasi di bursa. Tujuan lembaga ini tentunya selain melindungi investor juga
mempromosikan laporan audit yang informatif, akurat dan independen. CEO Indosat
Ooredoo, Alexander Rusli menyampaikan terkait dengan transaksi tower di 2011 dan 2012
dalam buku Indosat tahun 2012 sudah di disesuaikan. Jadi masalah EY Indonesia kena
periksa dan akhirnya kena denda kami sudah tidak tahu lagi. "Setelah itu juga sudah ganti
auditor," ujar Alexander kepada KONTAN, Senin (13/2). Sementara Group Head Corporate
Communications Indosat Ooredoo, Deva Rachman menyampaikan selama tahun yang
berakhir 31 Desember 2012, mereeevaluasi kebijakan akuntansi yang relevan dan sebagai
hasilnya, seperti yang tercantum dalam pelaporan US Securities and Exchange Commission
(SEC) pada 2012 dan 2013 di formulir 20-F, laporan keuangan 2011 kami telah sajikan
kembali. Selain itu, lanjut Deva, manajemen juga telah merevaluasi dan memperbaiki internal
controls over financial reporting yang relevan. “Sebagai best practice, kami mengevaluasi
secara berkala kebijakan akuntansi dan internal controls kami untuk memastikan kepatuhan
dengan standar yang berlaku,” ujar Deva.

Disebutkan KAP Purwantono, Suherman & Surja telah merilis hasil audit sebuahperusahaan
telekomunikasi Indonesia pada 2011, yang menampilkan opini berdasarkan bukti-bukti yang
tidak memadai. Sebuah perusahaan mitra EY yang mengkaji kembali hasil audittersebut
menemukan kejanggalan bahwa hasil audit perusahan telekomunikasi itu tidakmenyajikan
dukungan yang memadai, mengenai pencatatan sewa 4.000 ruang di menara
telponselular.PCAOB mengungkapkan, hasil audit perusahaan akuntan publik afiliasi E&Y itu
malahmemberi opini wajar tanpa pengecualian. PCAOB juga mengungkapkan bahwa tak
lamasebelum memeriksa hasil audit tahun 2012, KAP Purwantono, Suherman & Surja
membuatlusinan audit baru “yang tidak semestinya”, yang menghambat
penyelidikan.Berlandaskan temuan-temuan tersebut, PCAOB menindaklanjuti dengan
mengenakan dendaUS$1 juta kepada KAP Purwantono, Suherman & Surja, dan memberi
sanksi kepada duamitranya. Hasil audit perusahaan telekomunikasi tahn 2011 itu melibatkan
Roy Iman Wirahardjadan James Randall Leali, bekas direktur praktik profesional ET untuk
Asia Pasifik. dengan status wajar tanpa pengecualian.PCAOB juga menyatakan tak lama
sebelum dilakukan pemeriksaan atas audit laporan pada2012, afiliasi EY di Indonesia
menciptakan belasan pekerjaan audit baru yang “tidak benar”sehingga menghambat proses
pemeriksaan.
06:51 PM
Essay Kasus PT. Indosat Ooredob. ObjektivitasSebuah kualitas audit didasarkan pada proses
auditor dalam mendeteksi danmelaporkan salah saji material, proses pelaporan yang
dilaporkan oleh auditortergantung kepada dorongan auditor untuk menggungkapan
pelanggaran tersebut.Sehingga dorongan untuk menggungkapkan ini tergantung pada
independensi auditor.Integritas dan objektivitas merupakan hal yang sangat penting bagi
auditor dimanakepercayaan pengguna laporan hasil audit sangat tergantung kepada kedua
kode etiktersebut. Pada kasus ini ternyata KAP Ernst & Young gagal dalam
menemukankejanggalan bahwa hasil audit perusahan telekomunikasi itu tidak
menyajikandukungan yang memadai, mengenai pencatatan sewa 4.000 ruang di menara
telponselular. Sehingga, karena tidak tepat dalam mencatatkan akuntansi penjualan
2.500menara kepada PT Tower Bersama Infrastructure Tbk yang diikuti dengan sewakembali
(leaseback), PT Indosat harus merevisi laporan keuangan 2010, 2011 serta 9bulan pertama
tahun 2012. Menurut manajemen Indosat, penyajian kembali laporankeuangan tersebut
terkait dengan pencatatan akuntansi yang tepat untuk penjualanmenara dimana pada 7
Februari 2012, Indosat setuju untuk menjual 2.500 menaratelekomunikasi dan aset lainnya
kepada TBIG dan anak perusahaannya, PT SolusiMenara Indonesia.c. Kompetensi dan
Kehati - hatian profesional Demi menjaga kualitas dari hasil audit yang dikeluarkan oleh
auditor, makaauditor harus memastikan bahwa setiap hasil yang dikeluarkan sudah
berdasarkanstandar profesional dan standar teknis terkini serta ketentuan
peraturanperundangundangan yang berlaku dan bertindak sungguh-sungguh dan sesuai
denganstandar profesional dan standar teknis yang berlaku. Kehati - hatian sangat
diperlukandalam memeriksa laporan keuangan supaya terdapat keakuratan dan kebenaran
bukti-bukti maupun informasi yang diperoleh dari klien, agar tidak tercipta suatu
kegagalandalam proses audit. Tetapi, sangat disayangkan bahwa PT. Ernst & Young
malahtergesa - gesa dalam memberikan opini kepada laporan keuangan dari PT.
IndosatOoredo padahal belum adanya bukti - bukti yang memadai. Seharusnya KAP Ernst
&Young bertanggung jawab dalam memeriksa dan memastikan bahwa pekerjaan
yangdilakukan oleh auditornya sesuai dengan rencana kerja yang telah ditetapka
sehinggakegagalan dalam penyajian bukti pendukung perhitungan sewa 4000 menara
selulerdalam laporan keuangan PT Indosat dapat terhindari.

Berdasarkan Analisis di atas ini tidak sesuai dengan Standar Audit (SA) 500 : Bukti Audit,
Para 6 yaitu “Auditor harus merancang dan melaksanakan prosedur audit yang tepat sesuai
dengan kondisi untuk memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat”. Dan A14 yaitu
“Inspeksi mencakup pemeriksaan atas catatan atau dokumen, baik internal maupun eksternal,
dalam bentuk kertas, elektronik, atau media lain, atau pemeriksaan fisik atas suatu aset.
Inspeksi atas catatan dan dokumen memberikan bukti audit dengan beragam tingkat
keandalan, bergantung pada sifat dan sumbernya, serta, dalam kasus catatan dan dokumen
internal, efektivitas pengendalian atas penyusunan catatan atau dokumen tersebut. Contoh
inspeksi yang digunakan sebagai pengujian pengendalian adalah inspeksi atas catatan bukti
otorisasi”. Dalam kasus ini, terdapat dua kemungkinan, yaitu :
 Pemantauan tidak dilaksanakan oleh Kantor Akuntan Publik Pusat
 Pemantauan telah dilaksakan namun tidak sesuai dengan kebijakan dan prosedur untuk
mengimplementasikan tindakan pemantauan Sehingga hasil auditnya terhadap laporan
keuangan klien tidak akurat dan sangat tidak bisa dipertanggungjawabkan.

Setiap KAP harus mendokumentasikan kebijakan dan prosedur pengedalian mutunya. Sistem
pengendalian mutu harus mencakup kebijakn prosedur sebagai berikut :
1. Tanggung Jawab Kepemimpinan demi kualitas perusahaan Perusahaan harus membiasakan
bahwa kualitas adalah hal yang esensial dalam melaksanakan penugasan dan harus
menetapkan kebijakan serta prosedur yang mendukung budaya tersebut Berdasarkan kasus ini,
pemimpin seharusnya bertanggung jawab dalam memeriksa kualitas serta memastikan bahwa
pekerjaan yang dilakukan oleh bawahannya sudah sesuai dengan rencana yang telah
ditetapkan. Selain itu pemimpin semestinya memastikan bawahan telah mengerti terhadap
pekerjaan audit yang akan dilakukan. Dengan kegagalan penyajian bukti pendukung tentang
sewa 4000 menara seluler dalam laporan keuangan PT Indosat Tbk tahun 2011, Pemimpin
telah gagal memenuhi kualitas dalam melaksanakan penugasan.
2. Persyaratan etis yang relevan Seluruh personel yang bertugas sudah semestinya
mempertahankan independensi dalam fakta dan penampilan, melaksanakan semua tanggung
jawab profesional dengan penuh integitas , dan juga mempertahankan objektivitas dalam
melaksanakan tanggung jawab profesionalnya. Dalam kasus ini, KAP sudah melaksanakan
unsur independensi dan tidak memiliki hubungan kepentingan dengan klien. Namun
kurangnya keahlian teknis dari tim audit KAP yang bersangkutan.
3. Penerimaan dan kelanjutan klien serta penugasan Kebijakan dan prosedur harus ditetapkan
untuk memutuskan apakah akan menerima atau melanjutkan hubungan dengan PT Indosat
Tbk. Kebijakan dan prosedur ini harus meminimalkan resiko yang akan berkaitan dengan
klien yang manajemennya tidak memiliki integritas. KAP harus hanya menerima penugasan
yang dapat diselesaikan dengan kompetensi profesional Berdasarkan kasus ini, seharusnya
KAP tidak harus memutuskan kontrak dengan klien dikarenakan permalahan yang terjadi
tidak ada kaitannya dengan klien karna murni pelanggaran yang dilakukan oleh KAP. Justru
KAP EY yang harus mengevaluasi kinerja personel serta meningkatkan kembali reputasi guna
mendapatkan kembali kepercayaan klien.
4. SDM Kebijakan dan prosedur harus ditetapkan untuk memberi KAP kepastian yang wajar
bahwa semua personel memiliki kualifikasi untuk melakukan pekerjaan secara kompeten dan
memiliki kualifikasi yang diperlukan untuk memenuhi tanggung jawab yang diberikan
Berdasarkan kasus ini, untuk perusahaan KAP besar seperti EY sudah semestinya para
personelnya memiliki kemampuan dan keahlian yang memadai. Oleh karena itu KAP harus
memberikan pendidikan serta pelatihan guna meningkatkan pengetahuan, kompetensi serta
tanggung jawab personelnya untuk kemajuan karir mereka di KAP tsb.
5. Kinerja Penugasan Kebijakan dan prosedur harus memastikan bahwa pekerjaan yang
dilaksanakan oleh karyawan harus memenuhi standar yang berlaku, peraturan, dan standar
mutu KAP itu sendiri. Di kasus ini,
kemungkinan karywan yang sudah ditugaskan kurang memiliki keahlian mapun kemampuan
yang memadai dalam melakukan pekerjaan audit terhadap sewa 4000 menara seluler dalam
laporan keuangan klien tahun 2011. Sehingga bukti-bukti yang sudah dikumpulkan dan sudah
dievaluasi tidak dapat mempertanggungjawabkan opini yang telah dikeluarkan oleh tim audit.
6. Pemantauan Harus ada kebijakan dan prosedur untuk memastikan bahwa unsur
pengendalian mutu lainnya diterapkan secara efektif.

Anda mungkin juga menyukai