Anda di halaman 1dari 51

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT yang telah mamberikan rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini pada mata kuliah Audit dan
Asurans di Universitas Riau.

Tak lupa sholawat beriring salam tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi besar
Muhammad SAW, yang telah mengarahkan kepada kita satu-satunya agama yang diridhoi
Allah SWT, yakni agama Islam. Alhamdulillah penulisan makalah ini bisa diselesaikan,
walaupun kemungkinan dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan-kekuragan
baik dalam penggunaan bahasa maupun pengambilan data-data yang bisa dibilang kurang
komplit dan detail.

Mengingat keterbatasan kami yang mash belum bisa maksimal dalam mengumpulkan
data-data yang diperlukan. Kami berharap semoga makalah yang singkat ini dapat bermanfaat
bagi kami maupun orang yang membacanya.

Akhir kata kami menyadari bahwasanya bila segala urusan telah selesai maka akan
tampak kekurangannya. Oleh karena itu kritik dan saran selalu kami tunggu demi
peningkatan kualitas dan mutu dari makalah yang kami susun ini. Dan semoga makalah ini
dapat bermanfaat.

Pekanbaru, 19 Oktober 2023

Kelompok 3
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................
1.1 Latar Belakang......................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................................3
1.3 Tujuan Penulisan...................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................4
2.1. Audit Siklus Persediaan dan Pergudangan...................................................................4
2.1.1 Fungsi Bisnis dalam Siklus serta Dokumen dan Catatan Terkait.........................4
2.1.2 Bagian Audit Persediaan.......................................................................................6
2.1.3 Audit Akuntansi Biaya..........................................................................................8
2.1.4 Prosedur Analitis.......................................................................................................11
2.1.5 Observasi Fisik Persediaan.................................................................................12
2.1.6 Audit Penetapan Harga dan Kompilasi...............................................................16
2.2 Substantive Audit Testing : Financing And Investing Process.......................18
2.2.1 Mengaudit Proses Pembiayaan/Investasi: Biaya Dibayar di Muka, Aset Tak
Berwujud, dan Properti, Pabrik, dan Peralatan...................................................18
2.2.2 Mengaudit Siklus Akuisisi Modal Dan Pembayaran Kembali..............26
2.2.3 Mengaudit Akun Laporan Laba Rugi.................................................................35
2.2.4 Mengaudit Kas Dan Instrumen Keuangan......................................................1135
2.3 Ringkasan Kasus......................................................................................................3838
BAB III PENUTUP.........................................................................................................46
3.1 Kesimpulan..................................................................................................................46
3.2 Saran............................................................................................................................46
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................47
1.1 Latar Belakang BAB 1
2 Laporan sangat
penting dalam PENDAHULUAN
perikatan audit
dan jaminan
karena laporan
mengkomunikas
ikan temuan
auditor.
Pengguna
laporan
keuangan
mengandalkan
laporan auditor
untuk
memberikan
keyakinan atas
laporan
keuangan
perusahaan.
Seperti yang
diilustrasikan
oleh cerita di
awal bab ini,
auditor
kemungkinan
besar akan
bertanggung
jawab jika
laporan audit
yang diterbitkan
tidak benar.

1
2.1 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, berikut rumusan masalah yang akan dibahas dalam
makalah ini:
1. Bagaimana audit siklus persediaan dan pergudangan?
2. Bagaimana audit siklus financing and investing process?

2.2 Tujuan Penulisan


Adapun tujuan penulisan makalah ini, yaitu:
1. Untuk dapat memahami bagian audit siklus persediaan dan pergudangan.
2. Untuk dapat memahami bagian audit siklus financing and investing process.

2
BAB II
PEMBAHASA
N

2.1. SUBSTANTIVE AUDIT TESTING: INVENTORY MANAGEMENT PROCESS

2.1.1 Fungsi Bisnis dalam Siklus serta Dokumen dan Catatan Terkait
Gambar 2.1 Arus Persediaan dan Biaya

Produksi
Gambar diatas menunjukkan bahwa arus fisik barang serta arus biaya dalam
siklus persediaan dan pergudangan bagi perusahaan manufaktur, sejak pembelian bahan
baku hingga pengiriman barang jadi. Ikhtisar itu juga mencakup dokumen dan catatan
paling umum yang digunakan untuk mendukung fungsi bisnis dan arus listrik.
Enam fungsi akan membentuk siklus persediaan dan pergudangan, yaitu:
1. Memproses pesanan pembelian.
Siklus persediaan dan pergudangan dimulai dengan akuisisi bahan baku untuk
produksi. Pengendalian yang memadai terhadap pembelian harus diselenggarakan
apakah pembelian persediaan berupa bahan baku bagi perusahaan manufaktur atau
barang jadi bagi perusahaan ritel. Permintaan pembelian adalah formulir yang
digunakan untuk meminta departemen pembelian agar memesan persediaan.
Permintaan tersebut dapat dilakukan oleh personil ruang penyimpanan bahan baku
yang diperlukan, dengan perangkat lunak komputer yang terotomatisasi ketika bahan
baku mencapai tingkat yang telah ditentukan terlebih dahulu, melalui pesanan yang

3
dilakukan atas bahan baku yang diminta untuk memenuhi pesanan pelanggan, atau
melalui pesanan yang dilakukan atas dasar perhitungan bahan baku secara periodik.
2. Menerima bahan baku.
Penerimaan bahan yang dipesan, yang juga merupakan bagian dari siklus akuisisi
dan pembayaran, melibatkan inspeksi atas bahan yang diterima menyangkut
kuantitas dan kualitasnya. Departemen penerimaan akan membuat laporan
penerimaan yang menjadi bagian dari dokumentasi sebelum pembayaran dilakukan.
Setelah diinspeksi, bahan itu dikirim ke ruang penyimpanan dan salinan dokumen
penerimaan, atau pemberitahuan atau notifikasi elektronik mengenai penerimaan
barang, biasanya diserahkan ke bagian pembelian, ruang penyimpanan, dan utang
usaha. Pengendalian dan akuntabilitas merupakan hal yang penting untuk semua
transfer tersebut.
3. Menyimpan bahan baku.
Setelah diterima, bahan itu biasanya disimpan di ruang penyimpanan. Ketika
departemen lainnya memerlukan bahan untuk produksi, personil ruang penyimpanan
menyerahkan permintaan bahan yang telah disetujui secara layak, mengerjakan
pesanan, atau dokumen serupa atau pemberitahuan elektronik yang mengindikasikan
jenis dan kuantitas bahan yang diperlukan. Dokumen permintaan ini digunakan
untuk memperbarui file induk persediaan perpetual dan mencatat transfer dari akun
bahan baku ke akun barang dalam proses. Pembaruan tersebut dilakukan secara
otomatis dalam organisasi yang memiliki sistem perangkat lunak akuntansi dan
manajemen persediaan yang terintegrasi.
4. Memproses barang.
Pemrosesan persediaan sangat bervariasi dari perusahaan ke perusahaan.
Perusahaan menentukan item dan kuantitas barang jadi yang akan dibuat
berdasarkan pesanan khusus dari pelanggan, peramalan penjualan, tingkat
persediaan barang jadi yang telah ditentukan sebelumnya, dan operasi produksi yang
ekonomis. Departemen pengendalian produksi yang terpisah sering kali bertanggung
jawab untuk menentukan jenis dan kuantitas yang akan diproduksi.
Sistem akuntansi biaya yang memadai merupakan bagian penting dari
pemrosesan fungsi barang bagi semua perusahaan manufaktur. Sistem tersebut
menunjukkan profitabilitas relatif produk bagi perencanaan dan pengendalian
manajemen serta menilai persediaan untuk menyusun laporan keuangan.
Terdapat dua jenis sistem biaya utama:
a. Sistem biaya pekerjaan

4
Dalam sistem biaya pekerjaan (job cost system), biaya diakumulasikan oleh
setiap pekerjaan ketika bahan dikeluarkan dan biaya tenaga kerja terjadi.
b. Sistem biaya proses
Dalam sistem biaya proses (process cost system), biaya diakumulasikan
berdasarkan proses, dengan biaya per unit untuk setiap proses dibebankan ke
produk yang melalui proses tersebut.
Catatan akuntansi biaya (cost accounting records) terdiri dari file induk,
spreadsheet, dan laporan yang mengakumulasikan biaya bahan, tenaga kerja, serta
overhead berdasarkan pekerjaan atau proses ketika biaya tersebut dikeluarkan.
Ketika pekerjaan atau produk telah selesai, biaya yang terkait ditransfer dari barang
dalam proses ke barang jadi pada laporan departemen produksi
5. Menyimpan barang jadi.
Ketika barang jadi telah selesai, barang itu ditempatkan di ruang penyimpanan
menunggu dikirim. Dalam perusahaan yang memiliki pengendalian internal yang
baik, barang jadi disimpan dengan pengendalian fisik yang terpisah di suatu area
dengan akses terbatas. Pengendalian barang jadi sering kali dianggap sebagai bagian
dari siklus penjualan dan penagihan.
6. Mengirimkan barang jadi.
Pengiriman barang jadi merupakan bagian dari siklus penjualan dan penagihan.
Pengiriman aktual barang kepada pelanggan dalam pertukaran dengan kas atau aset
lainnya, seperti piutang usaha, menciptakan pertukaran aset yang diperlukan untuk
memenuhi kriteria pengakuan pendapatan. Bagi sebagian besar transaksi penjualan,
pengiriman aktual merupakan pemicu untuk mengakui piutang usaha dan penjualan
terkait dalam sistem akuntansi. Jadi, pengiriman barang jadi harus diotorisasi oleh
dokumen pengiriman yang disetujui secara layak.
2.1.2 Bagian Audit Persediaan
Tujuan keseluruhan dari audit siklus persediaan dan pergudangan adalah
menyediakan assurance bahwa laporan keuangan memperhitungkan secara wajar bahan
baku, barang dalam proses, persediaan barang jadi, dan harga pokok penjualan.
Audit siklus persediaan dan pergudangan dapat dibagi menjadi lima aktivitas
yang berbeda dalam siklus:
1. Mengakuisisi dan mencatat bahan baku, tenaga kerja, dan overhead.
Bagian audit ini meliputi tiga fungsi yaitu pemrosesan pesanan pembelian,

5
penerimaan bahan baku, dan penyimpanan bahan baku.
Auditor akan memahami pengendalian internal terhadap ketiga fungsi tersebut
dan kemudian melaksanakan pengujian pengendalian serta pengujian substantif atas
transaksi baik dalam siklus akuisisi dan pembayaran maupun siklus penggajian dan
personalia. Pengujian tersebut harus memenuhi tujuan auditor bahwa pengendalian
yang memengaruhi akuisisi bahan baku dan biaya manufaktur telah beroperasi
secara efektif, serta transaksi akuisisi telah dinyatakan secara benar. Jika tenaga
kerja langsung merupakan bagian yang signifikan dari persediaan yang dibuat,
auditor harus memverifikasi akuntansi yang layak untuk biaya-biaya tersebut dalam
siklus penggajian dan personalia.
2. Mentransfer secara internal aset dan biaya.
Transfer internal persediaan meliputi fungsi memproses barang dan menyimpan
barang jadi. Klien memperhitungkan aktivitas tersebut dalam catatan akuntansi
biaya, yang independen dengan siklus lainnya dan diuji sebagai bagian dari audit
siklus persediaan dan pergudangan.
3. Mengirimkan barang dan mencatat pendapatan serta biaya.
Fungsi pencatatan pengiriman dan biaya terkait merupakan bagian dari siklus
penjualan dan penagihan, auditor harus memahami dan menguji pengendalian
internal terhadap pencatatan pengiriman sebagai bagian dari audit siklus tersebut,
termasuk prosedur untuk memverifikasi keakuratan pengkreditan ke persediaan
yang dicatat dalam file induk persediaan perpetual.
4. Mengamati persediaan secara fisik.
Auditor harus mengamati klien yang melakukan perhitungan fisik persediaan
untuk menentukan apakah persediaan yang tercatat benar-benar ada pada tanggal
neraca dan dihitung secara benar oleh klien. Pemeriksaan fisik merupakan jenis
bukti yang penting yang digunakan untuk memverifikasi keberadaan dan
perhitungan persediaan apalagi jika persediaan tersebut bersifat material dalam
laporan keuangan.
5. Menetapkan harga dan mengkompilasi persediaan.
Biaya yang digunakan untuk menilai persediaan harus diuji guna menentukan
apakah klien telah mengikuti secara benar metode persediaan yang sesuai baik
dengan standar akuntansi maupun konsisten dengan tahun sebelumnya. Prosedur
audit yang digunakan untuk memverifikasi biaya-biaya tersebut disebut sebagai
pengujian harga. Selain itu, auditor juga harus melaksanakan pengujian kompilasi
persediaan (inventory compilation tests), yang merupakan pengujian untuk
memverifikasi apakah

6
perhitungan fisik telah diikhtisarkan secara benar, kuantitas dan harga persediaan
telah dikalikan dengan benar, dan persediaan yang dikalikan difooting secara benar
pada saldo persediaan buku besar umum yang sama.
2.1.3 Audit Akuntansi Biaya
Audit akuntansi biaya dimulai dengan transfer internal aset dari bahan baku ke
barang dalam proses ke persediaan barang jadi. Sistem dan pengendalian yang
berhubungan dengan transfer biaya persediaan juga diperhitungkan dalam catatan
akuntansi biaya.
1. Pengendalian Akuntansi Biaya.
Pengendalian akuntansi biaya (cost accounting records) adalah pengendalian
yang berhubungan dengan pemrosesan yang mempengaruhi persediaan fisik dan
penelusuran biaya terkait dari saat bahan baku diminta hingga produk selesai dibuat
dan ditransfer ke penyimpanan. Pengendalian tersebut dapat dibagi ke dalam dua
kategori luas:
a. Pengendalian fisik terhadap bahan baku, barang dalam proses, dan persediaan
barang jadi.
b. Pengendalian terhadap biaya terkait.
Untuk melindungi aset, sebagian besar perusahaan memisahkan secara fisik dan
membatasi akses ke area penyimpanan bahan baku, barang dalam proses, serta
barang jadi untuk mengendalikan pergerakan persediaan. Dalam beberapa contoh,
manajer menugaskan penjagaan persediaan kepada individu yang bertanggung jawab
melindungi persediaan. Klien dapat menggunakan dokumen yang telah dipranomori
untuk mengotorisasi pergerakan persediaan guna melindungi aset dari penggunaan
yang tidak tepat. Salinan dokumen tersebut harus diserahkan langsung ke bagian
akuntansi oleh orang yang mengeluarkannya tanpa melalui orang yang bertanggung
jawab menjaga aset. Contoh dokumen jenis ini yang efektif adalah permintaan bahan
yang disetujui untuk memperoleh bahan baku dari ruang penyimpanan.
Pengendalian internal yang memadai yang mengintegrasikan catatan produksi dan
akuntansi guna menyajikan biaya yang akurat bagi semua produk juga merupakan
hal yang penting untuk membantu manajemen dalam menetapkan harga barang jadi,
mengendalikan biaya, serta menghitung biaya persediaan.
2. Pengujian Akuntansi Biaya.
Konsep untuk mengaudit akuntansi biaya persediaan yaitu dengan memahami

7
pengendalian internal dalam sistem akuntansi biaya, menilai risiko pengendalian
yang direncanakan, menentukan luas pengujian pengendalian, serta merancang
pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi untuk memenuhi
tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi. Auditor sangat memperhatikan empat
aspek akuntansi biaya berikut:
a. Pengendalian fisik terhadap persediaan.
Auditor menguji pengendalian fisik terhadap bahan baku, barang dalam
proses, dan barang jadi yang umumnya terbatas pada observasi serta pengajuan
pertanyaan. Auditor dapat memeriksa area penyimpanan bahan baku untuk
menentukan apakah persediaan sudah dilindungi dari pencurian dan
penyalahgunaan dengan menggunakan kunci atau ukuran keamanan lainnya,
termasuk custodian persediaan.
Jika auditor menyimpulkan bahwa pengendalian fisik sangat tidak memadai
sehingga persediaan akan sulit dihitung secara akurat, auditor harus memperluas
observasi pengujian persediaan fisik untuk memastikan bahwa perhitungan yang
memadai telah dilakukan.
b. Dokumen dan catatan untuk mentransfer persediaan.
Fokus auditor pada memverifikasi transfer persediaan dari satu lokasi ke
lokasi lainnya yang dicatat memang ada, semua transfer aktual sudah dicatat,
dan kuantitas, deskripsi, serta tanggal semua transfer yang dicatat sudah akurat.
Ketika mengaudit transfer persediaan, pertama auditor harus memahami
pengendalian internal klien untuk mencatat transfer sebelum dapat
melaksanakan pengujian yang relevan. Setelah memahami pengendalian
internal, auditor dapat dengan mudah melaksanakan pengujian pengendalian
atau pengujian substantif atas transaksi dengan memeriksa dokumen serta
catatan untuk menguji tujuan keterjadian dan keakuratan bagi transfer barang
dari ruang penyimpanan bahan baku ke lini perakitan manufaktur. Sebagai
contoh, auditor memperhitungkan urutan permintaan bahan baku, memeriksa
permintaan apakah telah disetujui secara layak, dan membandingkan kuantitas,
deskripsi, serta tanggal dengan informasi yang dicatat dalam file induk
persediaan perpetual bahan baku untuk memverifikasi bahwa pengendalian
terkait dioperasikan secara efektif dan jumlahnya telah dicatat dengan benar.
Demikian juga, auditor dapat membandingkan catatan produksi yang telah
lengkap dengan file induk persediaan perpetual untuk memastikan bahwa
semua barang yang diproduksi

8
telah dikirim secara fisik ke mang penyimpanan barang jadi.
c. File induk persediaan perpetual.
Reliabilitas file induk persediaan perpetual memengaruhi penetapan waktu
dan luas pemeriksaan fisik persediaan oleh auditor. Jika file induk persediaan
perpetual sudah akurat, auditor dapat menguji persediaan fisik sebelum tanggal
neraca. Persediaan fisik interim dapat menghasilkan penghematan biaya yang
signifikan baik bagi klien maupun auditor, dan memungkinkan audit
diselesaikan lebih awal. Auditor juga dapat mengurangi pengujian atas
perhitungan persediaan fisik apabila klien memiliki catatan persediaan perpetual
yang dapat diandalkan dan menilai rendah risiko pengendalian yang terkait
dengan observasi fisik persediaan.
Auditor menguji file induk persediaan perpetual dengan memeriksa
dokumentasi yang mendukung penambahan dan pengurangan jumlah persediaan
dalam file induk. Sebagai contoh, sebagai bagian dari pengujian atas catatan
perpetual, auditor dapat memeriksa dokumen pendukung aktivitas persediaan
yang mencakup penambahan persediaan bahan baku yang diperlukan,
pengurangan persediaan bahan baku yang akan digunakan dalam produksi,
kenaikan persediaan barang jadi ketika barang telah selesai diproduksi, dan
penurunannya ketika barang jadi telah terjual. Biasanya, relatif mudah menguji
keakuratan file induk persediaan perpetual setelah auditor menentukan
kememadaian rancangan dan implementasi pengendalian internal
persediaanserta tingkat penilaian risiko pengendalian terkait. Auditor menguji
catatan perpetual untuk akuisisi bahan baku dalam siklus akuisisi dan
pembayaran, sementara pengurangan barang jadi untuk penjualan diuji dalam
siklus penjualan dan penagihan.
Bagi banyak perusahaan, satu-satunya dokumen tradisional yang ada adalah
dalam bentuk elektronik dan sistem persediaan perpetualnya terintegrasi dengan
siklus akuntansi lainnya. Akibatnya, auditor dapat menguji pengendalian
komputer.
d. Catatan biaya per unit.
Keakuratan data biaya bahan baku, tenaga kerja langsung, dan overhead
manufaktur sangatlah penting untuk menyatakan secara wajar persediaan bahan
baku, barang dalam proses, dan barang jadi. Agar data biayanya akurat, klien
harus mengintegrasikan catatan akuntansi biayanya dengan catatan produksi dan

9
akuntansi lainnya. Ketika menguji catatan biaya persediaan, pertama auditor
harus memahami pengendalian internal dalam sistem akuntansi biaya.
Pemahaman ini dapat menghabiskan banyak waktu karena arus biaya
diintegrasikan dengan catatan akuntansi dalam tiga siklus lainnya: akuisisi dan
pembayaran, penggajian dan personalia, serta penjualan dan penagihan.
Setelah auditor memahami pengendalian internal yang mempengaruhi catatan
akuntansi biaya, biasanya auditor menguji catatan akuntansi biaya sebagai
bagian dari pengujian akuisisi, penggajian, dan penjualan untuk menghindari
menguji catatan lebih dari satu kali dan untuk meningkatkan efisiensi audit.
Ketikamenguji transaksi akuisisi, auditor harus menelusuri unit dan biaya per
unit bahanbaku ke penambahan yang dicatat dalam file induk persediaan
perpetual serta total biaya ke catatan akuntansi biaya. Menentukan kewajaran
biaya overhead manufaktur yang dibebankan ke barang dalam proses sangatlah
menantang bagi auditor karena manajemen harus membuat asumsi yang
memengaruhi alokasi overhead yang dapat memengaruhi secara signifikan biaya
per unit persediaan, sehingga penilaian persediaan menjadi wajar. Dalam
mengevaluasi alokasi biayaoverhead tersebut, auditor harus mempertimbangkan
kelayakan metode alokasi, dengan mengasumsikan metode tersebut sesuai
dengan standar akuntansi, dan apakah diterapkan secara konsisten. Biasanya
manajemen mengalokasikan overhead dengan menggunakan total nilai uang
tenaga kerja langsung sebagai dasar alokasi. Auditor harus merancang pengujian
yang sesuai berdasarkan pemahamannya atas catatan akuntansi biaya dan sejauh
mana mereka akan bergantung pada hal tersebut untuk mengurangi pengujian
substantif.
2.1.4 Prosedur Analitis
Prosedur analitis merupakan hal yang penting dalam mengaudit siklus persediaan
dan pergudangan, seperti pada semua siklus lainnya. Beberapa dari prosedur analitis
tersebut, seperti persentase margin kotor, dalam hubungannya dengan siklus lainnya.
Selain melaksanakan prosedur analitis yang memeriksa hubungan saldo akun
persediaan dengan akun laporan keuangan lainnya, auditor sering kali juga menggunakan
informasi non-keuangan untuk menilai kelayakan saldo yang berkaitan dengan
persediaan. Sebagai contoh, auditor mungkin perlu mengetahui ukuran dan bobot produk
persediaan, metode penyimpanannya (tumpukan, tangki, dan lainnya), dan kapasitas
fasilitas penyimpanan (meter persegi yang tersedia) untuk menentukan apakah
persediaan yang

10
tercatat konsisten dengan tempat penyimpanan persediaan yang tersedia. Setelah
melaksanakan pengujian yang tepat atas catatan akuntansi biaya dan prosedur analitis,
auditor memiliki dasar untuk merancang serta melaksanakan pengujian atas rincian saldo
persediaan akhir.
2.1.5 Observasi Fisik Persediaan
Karena persediaan sangat bervariasi untuk perusahaan yang berbeda, maka
memahami industri dan bisnis klien merupakan hal yang lebih penting bagi observasi
fisik persediaan maupun penetapan harga dan kompilasi persediaan ketimbang sebagian
besar bidang audit lainnya. Contoh pertimbangan kunci yang harus dipertimbangkan
auditor termasuk metode penelitian persediaan yang dipilih oleh manajemen, potensi
keusangan persediaan, dan risiko bahwa persediaan konsinyasi akan tercampur dengan
persediaan sendiri.
Setelah menilai risiko bisnis klien, auditor menentukan materialitas kinerja dan
menilai risiko inheren untuk persediaan, yang biasanya sangat material bagi perusahaan
manufaktur, grosir, dan ritel. Auditor sering menilai risiko inheren yang tinggi untuk
perusahaan yang memiliki persediaan yang signifikan, tergantung pada situasinya.
Auditor sering kali memberikan perhatian yang lebih besar pada salah saji jika
persediaan disimpan di lokasi yang berbeda, metode kalkulasi biayanya adalah
kompleks, dan potensi keusangan persediaan sangat besar.
Ketika menilai risiko pengendalian, auditor terutama memperhatikan
pengendalian internal terhadap catatan perpetual, pengendalian fisik, perhitungan
persediaan, serta penetapan harga dan kompilasi persediaan. Sifat dan luas pengendalian
tersebut sangat bervariasi dari perusahaan ke perusahaan.
Tabel 2.1 Prosedur Analitis untuk Siklus Persediaan dan Pergudangan
Prosedur Analitis Kemungkinan Salah Saji
Membandingkan persentase marjin kotor dengan Lebih saji atau kurang saji persediaan dan harga
tahun sebelumnya pokok penjualan
Membandingkan perputaran persediaan (harga Persediaan yang using, yang mempengaruhi
pokok penjualan dibagi dengan persediaan rata-persediaan dan harga pokok penjualan. Lebih saji
rata) dengan tahun sebelumnya atau kurang saji persediaan.
Membandingkan biaya per unit persediaan Lebih saji atau kurang saji biaya per unit,
dengan tahun sebelumnya yangmempengaruhi persediaan dan harga pokok
penjualan.
Membandingkan nilai persediaan yang Salah saji dalam kompilasi, biaya per unit, atau
ditambahkan dengan tahun sebelumnya perkalian, yang mempengaruhi persediaan dan
harga pokok penjualan.

11
Membandingkan biaya manufaktur tahun Salah saji biaya per unit persediaan, terutama
berjalan dengan tahun sebelumnya (biaya tenaga kerja langsung dan overhead manufaktur,
variable harus disesuaikan dengan perubahan yang mempengaruhi persediaan dan harga pokok
volume) penjualan.
a. Persyaratan Observasi Persediaan
Auditor diharuskan untuk melakukan pengujian observasi fisik atas persediaan
sejak sebuah kecurangan besar yang melibatkan pencatatan persediaan yang tidak ada
diungkapkan pada tahun 1938 di McKesson & Robbins Company. Kecurangan tersebut
tidak ditemukan karena auditor tidak mengamati secara fisik persediaan, yang pada saat
itu tidak diharuskan.
Standar auditing mengharuskan auditor untuk menerima efektivitas metode
penghitungan persediaan klien dan ketergantungan yang dapat mereka tempatkan pada
representasi klien mengenai kuantitas serta kondisi fisik persediaan. Untuk memenuhi
persyaratan tersebut, auditor harus:
• Hadir pada saat klien menghitung persediaannya untuk menentukan saldo akhir
tahun
• Mengamati prosedur perhitungan klien.
• Mengajukan pertanyaan kepada personil klien mengenai prosedur perhitungannya
• Melakukan pengujian atas perhitungan fisik independen mereka sendiri.
b. Pengendalian terhadap Perhitungan Fisik
Tanpa memandang metode penyimpanan catatan persediaan, klien harus
melakukan perhitungan fisik persediaan secara periodik, tetapi tidak perlu setiap tahun.
Perhitungan fisik dapat dilakukan pada atau mendekati tanggal neraca, pada tanggal
interim, atau atas dasar siklus sepanjang tahun. Dua pendekatan terakhir hanya akan
efektif jika pengendalian terhadap file induk persediaan perpetual sudah memadai.
Pengendalian yang memadai terhadap perhitungan fisik persediaan klien meliputi
instruksi klien yang benar untuk melakukan perhitungan fisik, supervisi oleh personil
perusahaan yang bertanggung jawab, verifikasi internal yang independen atas
perhitungan yang dilakukan oleh personel klien lainnya, rekonsiliasi independen antara
perhitungan fisik dengan file induk persediaan perpetual, dan pengendalian klien yang
memadai terhadap lembar perhitungan atau tag yang digunakan untuk mencatat
perhitungan persediaan.
Auditor harus memahami pengendalian atas perhitungan persediaan fisik klien
sebelum perhitungan persediaan dimulai. Meskipun pemahaman ini memang
diperlukan untuk mengevaluasi keefektifan prosedur klien, hal tersebut juga
memungkinkan auditor

12
untuk memberikan saran konstruktif sebelumnya. Jadi, jika pengendalian atas
perhitungan persediaan fisik klien tidak memadai, auditor akan menghabiskan lebih
banyak waktu untuk memastikan bahwa perhitungan fisik sudah akurat.
c. Keputusan Audit
1. Penetapan Waktu
Auditor memutuskan apakah perhitungan fisik dapat dilakukan sebelum akhir
tahun terutama atas dasar keakuratan file induk persediaan perpetual. Jika klien
melakukan perhitungan fisik interim, yang hanya akan disetujui auditor apabila
pengendalian internalnya efektif, auditor akan mengamati perhitungan persediaan
pada saat itu, dan juga menguji transaksi yang dicatat dalam catatan persediaan
perpetual dari tanggal perhitungan hingga akhir tahun.
2. Ukuran Sampel
Jumlah item persediaan yang harus dihitung auditor sulit dirinci karena auditor
berfokus pada mengamati prosedur klien dan bukan pada memilih item yang akan
diuji. Demi kemudahan, ukuran sampel pada observasi fisik dapat
dipertimbangkan dalam istilah total jam yang dihabiskan dan bukan jumlah item
persediaan yang dihitung. Determinan kunci atas jumlah waktu yang diperlukan
untuk menguji persediaan adalah kememadaian pengendalian internal terhadap
perhitungan fisik, keakuratan file induk persediaan perpetual, total nilai uang dan
nilai yang ditemukan pada tahun sebelumnya, serta risiko inheren lainnya.
3. Pemilihan Item
Ketika mengamati klien yang menghitung persediaan, auditor harus berhati-hati
untuk :
- Mengamati perhitungan item-item yang paling signifikan dan sampel
representatif dari item persediaan yang umum.
- Menyelidiki item yang mungkin telah usang atau rusak
- Membahas dengan manajemen menyangkut alasan mengeluarkan setiap item
yang material.

Tabel 2.2 menyajikan daftar prosedur audit pengujian atas rincian saldo yang
umum untuk observasi persediaan fisik.

14
Tujuan Audit Prosedur Observasi
Komentar
yang Berkaitan Persediaan
dengan Saldo yang Umum
Persediaan yang dicatat padatag Memilih sampel acak nomor tag Tujuannya adalah
memang ada (eksistensi) dan mengidentifikasi tag mengungkapkan pencantuman
dengan nomor yang item yang tidak ada sebagai
dilampirkan pada persediaan persediaan.
actual.
Mengamati apakah terjadi
pergerakan persediaan
selama perhitungan.
Persediaan yang ada dihitung Memeriksa persediaan untuk Perhatian khusus harusdiarahkan
dan diberi tag, dan tag memastikan bahwa pada penghilangan bagian
diperhitungkan untuk persediaan telah diberi tag. persediaan yang besar.
memastikan tidak ada yang Mengamati apakah terjadi
hilang (kelengkapan) pergerakan persediaan
selama perhitungan.
Menyelidiki persediaan di lokasi
lainnya.
Pengujian ini harus dilakukan
Memperhitungkan semua tag
pada penyelesaian
yang digunakan dan tidak
perhitungan fisik.
digunakan untuk memastikan
tidak ada yang hilang atau
dihilangkan secara sengaja. Pengujian ini harus dilakukan
Mencatat nomor tag yang pada penyelesaian
digunakan dan tidak perhitungan fisik.
digunakan untuk tindak lanjut
berikutnya.
Persediaan dihitung secara Menghitung ulang perhitungan Pencatatan perhitungan klien
akurat (keakuratan) klien untuk memastikan dalam file audit pada lembar
perhitungan yang dicatat pada perhitungan persediaan
tag sudah akurat (juga dilakukan karena dua alasan:
mengecek deskripsi dan unit untuk memperoleh
perhitungan, seperti lusin atau dokumentasi bahwa
gross). pemeriksaan fisik yang
Membandingkan perhitungan memadai telah dilakukan, dan
fisik dengan file induk untuk menguji kemungkinan
persediaan perpetual. bahwa klien mengubah
Mencatat perhitungan perhitungan yang tercatat
klienuntuk pengujian setelah auditor meninggalkan
selanjutnya. premis.

Persediaan diklasifikasikan Memeriksa deskripsi persediaan Pengujian tersebut akan

14
dengan benar pada tag pada tag dan dilakukan sebagai bagian dari
(klasifikasi) membandingkannya dengan prosedur pertama dalma
persediaan actual bahan baku, tujuan keakuratan.
barang dalam proses, dan
barang jadi.
Mengevaluasi apakah
persentase penyelesaian yang
dicatat pda tag untuk barang
dalam proses sudah layak.
Informasi diperoleh untuk Mencatat dalam file audit untuk Memperoleh informasi pisah
memastikan penjualan dan tindak lanjut berikutnya atas batas yang tepat untuk
pembelian persediaan dicatat nomor dokumen pengiriman penjualan dan akuisisi
pada periode yang benar (pisah terakhir yang digunakan pada merupakan bagian yangpenting
batas). akhir tahun. dari observasi persediaan.
Memastikan persediaan untuk
item-item di atas dikecualikan
dari perhitungan fisik.
Mereview area pengiriman
untuk persediaan yang
dipisahkan dari pengiriman
tetapi belum diperhitungkan.
Mencatat dalam file audit untuk
tindak lanjut berikutnya atas
nomor laporan pengiriman
terakhir yang digunakan pada
akhir tahun.
Memastikan persediaan untuk
item-item di atas dilibatkan
dalam perhitungan fisik.
Item persediaan yang usang dan Menguji persediaan yang usang
tidak dapat digunakan dengan menanyakan
dikecualikan atau dicatat (nilai karyawan pabrik dan
realisasi) manajemen serta
mewaspadai item yang rusak,
berkarat atau ditutupi debu,
atau berlokasi di tempat yang
tidak layak.
Klien memiliki hak atas Menanyakan tentang konsinyasi
persediaan yang dicatat pada atau persediaan pelanggan
tag (hak) yang dicantumkan dalam
premis klien.
Mewaspadai persediaan yang
dipisahkan atau diberi tanda
khusus sebagai indikasi
kepemilikan.

15
2.1.6 Audit Penetapan Harga dan Kompilasi
Auditor harus memverifikasi bahwa perhitungan fisik atau kuantitas
catatan perpetual adalah diberi harga dan dikompilasi dengan benar.
Pengujian harga persediaan (inventory price test) mencakup semua pengujian
atas harga per unit klien untuk menentukan apakah hal itu sudah benar.
Pengujian kompilasi persediaan termasuk mengujiikhtisar perhitungan
persediaan klien, menghitung kembali harga dikalikan dengan kuantitas,
memfooting ikhtisar persediaan, dan menelusuri total ke buku besar umum.
a. Pengendalian Penetapan Harga dan Kompilasi.
Klien memerlukan pengendalian internal atas kompilasi persediaan
untukmemastikan bahwa perhitungan fisik telah diikhtisarkan dengan benar,
diberi harga padajumlah yang sama seperti catatan per unit, dikalikan dan
ditotalkan dengan benar, serta dicantumkan dalam file induk persediaan
perpetual dan akun persediaan di buku besar umum terkait pada jumlah yang
tepat. Pengendalian internal yang paling penting bagi biaya per unit yang
akurat, perkalian, dan footing adalah verifikasi internal oleh orang yang
independen dan kompeten, yang mengandalkan dokumen serta catatan yang
memadai yang akan digunakan untuk melakukan perhitungan fisik. Jika
perhitungan fisik persediaan dicatat oleh klien pada tag yang telah di
pranomori dan direview secara hati-hati sebelum personil yang menghitung
persediaan dibebaskan dari pemeriksaan fisik persediaan, risiko salah saji
dalam mengikhtisarkan tag perhitungan persediaan akan rendah.
b. Prosedur Penetapan Harga dan Kompilasi.

Tabel 2.3 Tujuan Audit yang Berkaitan dengan Saldo dan Pengujian atas Rincian
Saldo untukPenetapan Harga dan Kompilasi Persediaan
Tujuan Audit yang Prosedur Penetapan Harga dan Komentar
Berkaitan dengan Kompilasi Persediaan yang
Saldo Umum
Persediaan dalam skedul Melaksanakan pengujian kompilasi Kecuali pengendaliannya lemah,
listing persediaan sama (lihat tujuan eksistensi, kelengkapan, pengujian footing dan perkalian
dengan perhitungan dan keakuratan). harus dibatasi (yang sering kali
persediaan Memfooting skedul listing persediaan dilakukan dengan menggunakan
fisik, bahan baku, barang dalam proses, dan perangkat lunak audit).
perkaliannya sudah benar barang jadi.
dan totalnya ditambahkan Menelusuri total ke buku besar umum.
dengan benar serta sama Mengalikan kuantitas dengan harga
dengan buku besar umum item terpilih.
(detail tie-in)

16
Item persediaan yangdicatat Menelusuri persediaan yang tercantum Kelima tujuan berikutnya
pada skedul listing dalam skedul ke tag persediaan dan dipengaruhi oleh hasil observasi
persediaan memang ada perhitungan yang dicatat auditor persediaan fisik. Nomor tag dan
(eksistensi) untuk eksistensi dan deskripsi. perhitungan yang diverifikasi
Memperhitungkan nomor tag yang sebagai bagian dari observasi
tidak digunakan dalam dokumentasi persediaan fisik ditelusuri ke
auditor untuk memastikan tidak ada skedul listing persediaan sebagai
tag yang ditambahkan. bagian dari pengujian tersebut.

Item persediaan yang ada Menelusuri dari tag persediaan ke


telah dicantumkan dalam skedul listing persediaan dan
skedul listing persediaan memastikan persediaan pada tag
(kelengkapan) telah dicantumkan.
Memperhitungkan nomor tag untuk
memastikan tidak ada yang
dihapus.
Item persediaan dalamskedul Menelusuri persediaan yang ada dalam
listing persediaan sudah skedul ke tag persediaan dan
akurat (keakuratan) perhitungan yang dicatat auditor
berkenaan dengan kuantitas dan
deskripsi.
Melakukan pengujian harga persediaan.
Item persediaan dalam Memverifikasi klasifikasi ke dalam
skedul listing persediaan bahan baku, barang dalam proses, dan
diklasifikasikan dengan barang jadi dengan membandingkan
benar (klasifikasi) deskripsi pada tag persediaan dan
perhitungan pengujian yang dicatat
auditor
dengan skedul listing persediaan.
Item persediaan dalam Melaksanakan pengujian mana yang
listing persediaan terendah antara harga pokok dan
dinyatakan pada nilai harga pasar, harga jual, dan
realisasi (nilai realisasi) keusangan.
Klien memiliki hak atas Menelusuri tag persediaan yang
item persediaan dalam diidentifikasi sebagai tidak dimiliki
skedul listing persediaan selama observasi fisik ke skedul
(hak) listing persediaan untuk memastikan
item tersebut tidka dicantumkan.
Mereview kontrak dengan vendor dan
pelanggan serta mengajukan
pertanyaan kepada manajemententang
kemungkinan pencantuman
persediaan yang dikonsinyasi atau
tidak dimiliki lainnya, atau
penghilangan persediaan yang
dimiliki.

17
2.2 SUBSTANTIVE AUDIT TESTING: FINANCING AND
INVESTING PROCESS

2.2.1. Mengaudit Proses Pembiayaan/Investasi: Biaya Dibayar di Muka,


Aset Tak Berwujud, dan Properti, Pabrik, dan Peralatan

A. Mengaudit Biaya Dibayar di Muka

Bagi banyak entitas, piutang dan inventaris mewakili aset lancar utama yang
disertakan dalam laporan keuangan. Juga termasuk dalam sebagian besar
laporan keuangan adalah akun-akun yang disebut sebagai aset lain-lain. Apabila
aset tersebut memberikan manfaat ekonomi kurang dari satu tahun, maka aset
tersebut diklasifikasikan sebagai aset lancar. Salah satu perbedaan utama antara
akun aset seperti piutang atau inventaris dan biaya dibayar di muka adalah
materialitas saldo akun. Dalam banyak perikatan, biaya yang dibayar di muka,
biaya yang ditangguhkan, dan aset tidak berwujud tidak terlalu material.
Akibatnya, prosedur analitis substantif dapat digunakan secara luas untuk
memverifikasi saldo akun tersebut. Jenis aset lainnya yang umum adalah biaya
dibayar di muka. Contoh biaya dibayar di muka meliputi

1. Asuransi dibayar di muka..


2. Sewa dibayar di muka.
3. Bunga dibayar dimuka.
Penilaian Risiko Inheren-Biaya Dibayar di Muka

Risiko inheren untuk biaya dibayar di muka seperti asuransi dibayar di muka
umumnya dinilai rendah karena akun-akun ini tidak melibatkan masalah
akuntansi yang rumit atau kontroversial. Selain itu, salah saji yang mungkin
terdeteksi dalam audit sebelumnya umumnya berjumlah tidak material.

Pengendalian Penilaian Risiko-Biaya Dibayar di Muka

Biaya dibayar di muka biasanya diproses melalui proses pembelian.


Pembahasan selanjutnya berfokus pada rekening asuransi dibayar di muka
karena akun ini ditemukan pada hampir semua perjanjian. Bagian dari penilaian
auditor atas risiko pengendalian untuk transaksi asuransi dibayar di muka
didasarkan pada efektivitas aktivitas pengendalian dalam proses pembelian.
Misalnya, aktivitas pengendalian dalam proses pembelian harus memastikan
bahwa polis asuransi baru telah disahkan dan dicatat dengan benar.

Aktivitas pengendalian tambahan dapat digunakan untuk mengendalikan


transaksi dan informasi asuransi. Misalnya, daftar asuransi dapat disimpan
sebagai catatan terpisah dari semua polis asuransi yang berlaku. Daftar asuransi
berisi informasi penting seperti cakupan dan tanggal kedaluwarsa setiap polis.
Daftar ini harus ditinjau secara berkala oleh pihak independen untuk

18
memverifikasi bahwa entitas mempunyai cakupan asuransi yang sesuai dengan
kebutuhannya.

Entitas juga perlu mempertahankan pengendalian atas alokasi sistematis


asuransi dibayar dimuka ke beban asuransi. Pada akhir setiap bulan, personel
klien harus menyiapkan entri jurnal untuk mengakui bagian asuransi dibayar di
muka yang telah habis masa berlakunya. Dalam beberapa kasus, entitas
menggunakan jumlah estimasi ketika mencatat entri jurnal selama tahun
berjalan. Pada akhir tahun, akun asuransi dibayar di muka disesuaikan untuk
mencerminkan jumlah sebenarnya dari asuransi yang belum habis masa
berlakunya.

Prosedur Substantif-Asuransi Dibayar di Muka

Pada banyak audit, auditor dapat mengumpulkan bukti yang cukup dan tepat
mengenai asuransi dibayar dimuka dengan melakukan prosedur analitis
substantif. Pengujian rincian transaksi, jika dilakukan, dilakukan sebagai bagian
dari pengujian proses pembelian. Pengujian rinci atas saldo saldo asuransi
dibayar di muka biasanya diperlukan hanya jika diperkirakan terdapat salah
saji. Karena umumnya terdapat sedikit transaksi dalam akun asuransi dibayar di
muka dan karena jumlah yang dilaporkan dalam laporan keuangan untuk
asuransi dibayar di muka biasanya tidak material, prosedur analitis substantif
efektif untuk memverifikasi saldo akun. Prosedur analitis substantif berikut ini
biasanya digunakan untuk menguji asuransi dibayar di muka:

1. Membandingkan saldo asuransi dibayar dimuka dan biaya asuransi tahun


berjalan dengan saldo tahun sebelumnya setelah mempertimbangkan
perubahan operasi.
2. Menghitung rasio beban asuransi terhadap aset atau penjualan dan
membandingkannya dengan rasio tahun-tahun sebelumnya.

Tes Detail- Asuransi Dibayar di Muka

Pengujian rincian saldo untuk asuransi dibayar di muka dan biaya asuransi
mungkin diperlukan ketika auditor mencurigai adanya kesalahan penyajian
berdasarkan audit tahun-tahun sebelumnya atau ketika prosedur analitis
substantif menunjukkan bahwa saldo akun mungkin mengandung kesalahan
penyajian. Auditor mulai menguji saldo akun asuransi dibayar di muka dengan
memperoleh jadwal dari klien yang berisi analisis rinci tentang polis yang
termasuk dalam akun asuransi dibayar di muka

Keberadaan dan Kelengkapan

Auditor dapat menguji keberadaan dan kelengkapan polis asuransi yang


termasuk dalam analisis akun dengan mengirimkan konfirmasi kepada pialang
19
asuransi entitas, meminta informasi mengenai nomor, cakupan, tanggal
kedaluwarsa, dan premi setiap polis. Ini adalah cara yang efektif dan efisien
untuk memperoleh bukti atas dua pernyataan tersebut. Pendekatan alternatif
adalah pemeriksaan dokumen pendukung yang mendasarinya seperti tagihan
dan polis asuransi. Hal ini dapat dilakukan berdasarkan pengujian terhadap
kebijakan yang tercantum dalam jadwal. Auditor juga dapat menguji
kelengkapannya dengan membandingkan rincian polis dalam daftar asuransi
tahun berjalan dengan polis-polis yang terdapat dalam daftar asuransi tahun
sebelumnya.

Hak dan kewajiban

Penerima manfaat polis dapat diuji dengan meminta informasi tersebut pada
konfirmasi yang dikirimkan kepada pialang asuransi atau dengan memeriksa
polis asuransi. Jika penerima manfaat adalah orang lain selain chent, auditor
mungkin mempunyai bukti adanya habilitas yang tidak tercatat atau bukti
bahwa pihak lain mempunyai klaim terhadap aset yang tidak dicatatkan
tersebut.

Penilaian

Auditor prihatin dengan apakah bagian asuransi yang dibayar di muka yang
belum habis masa berlakunya dan dengan demikian beban asuransi merupakan
properti yang dinilai. Hal ini mudah diuji dengan menghitung ulang bagian
asuransi yang belum habis masa berlakunya setelah mempertimbangkan
preminya. dibayar dan ketentuan polis. Dengan memverifikasi bagian asuransi
dibayar di muka yang belum habis masa berlakunya.

Klasifikasi

Perhatian auditor terhadap klasifikasi adalah bahwa jenis-jenis asuransi yang


berbeda dialokasikan secara tepat ke berbagai akun beban asuransi. Biasanya,
pemeriksaan terhadap cakupan polis asuransi menunjukkan sifat asuransinya.
Misalnya polis asuransi kebakaran pada fasilitas manufaktur dan administrasi
utama harus dibebankan ke akun biaya asuransi overhead pabrik dan ke akun
biaya asuransi umum dan administrasi. Salah satu prosedur terakhir yang harus
dilakukan auditor adalah menanyakan klien atau pialang asuransi tentang
kecukupan cakupan asuransi entitas.

B. Mengaudit Aset Tak Berwujud

Aset tidak berwujud adalah aset yang memberikan manfaat ekonomi lebih dari
satu tahun, tetapi tidak memiliki substansi fisik. Daftar berikut mencakup
contoh lima kategori umum aset tidak berwujud:

20
1. Merek dagang pemasaran, nama merek, dan nama domain Internet,
2. Daftar pelanggan-pelanggan, simpanan pesanan, dan hubungan

21
pelanggan.
3. Benda-benda seni yang dilindungi hak cipta.
4. Kontrak-lisensi, waralaba dan hak siar.
5. Teknologi yang dipatenkan dan teknologi yang tidak dipatenkan,
Standar akuntansi tidak mengizinkan perusahaan untuk mencatat aset tak
berwujud yang dihasilkan secara internal sebagai aset di neraca. Sebaliknya,
aset tak berwujud dicatat pada saat aset diperoleh melalui pembelian atau
akuisisi. Goodwill, aset tidak berwujud umum lainnya, mewakili perbedaan
antara harga akuisisi suatu perusahaan dan nilai wajar aset berwujud dan tidak
berwujud yang dapat diidentifikasi.

Beberapa aset tidak berwujud diamortisasi seiring berjalannya waktu,


sementara aset lainnya seperti lisensi penyiaran, merek dagang, dan goodwill
dianggap mempunyai umur yang tidak terbatas dan tidak diamortisasi. Namun
semua aset tidak berwujud harus diuji untuk dipasangkan setidaknya setiap
tahun, serta secara interim jika terjadi peristiwa atau perubahan. dalam keadaan
yang tidak terduga sehingga aset tersebut mungkin tidak berpasangan

Penilaian Risiko Inheren-Aset Tak Berwujud

Sifat pertimbangan yang terlibat dalam akuntansi aset tak berwujud


menimbulkan pertimbangan risiko inheren yang serius. Aturan akuntansinya
rumit dan transaksinya sulit diaudit. Pertimbangan diperlukan untuk menilai
aset pada awalnya seperti merek dagang, hubungan pelanggan, hak cipta,
simpanan pesanan, dan goodwill ketika satu perusahaan mengakuisisi
perusahaan lain. Baik klien maupun auditor sering menggunakan spesialis
penilaian untuk membantu menentukan nilai wajar. Pertimbangan yang matang
juga diperlukan untuk menentukan masa manfaat paten, hak cipta, dan
simpanan pesanan. Terakhir, pengujian penurunan nilai aset dan penentuan
jumlah kerugian penurunan nilai merupakan prosedur kompleks yang
melibatkan estimasi. Standar akuntansi mensyaratkan pengujian penurunan
nilai aset yang berbeda untuk kelas aset tidak berwujud yang berbeda (FAS
142). Mengingat pertimbangan dan kompleksitas yang terkait dengan penilaian
dan estimasi aset tidak berwujud, auditor kemungkinan besar akan menilai
risiko bawaan sebagai risiko yang tinggi.

Pengendalian Penilaian Risiko-Aset Tak Berwujud

Manajemen bertanggung jawab untuk melakukan pengukuran dan


pengungkapan nilai wajar dan oleh karena itu harus menetapkan proses
akuntansi dan pelaporan untuk menentukan pengukuran nilai wajar, memilih
metode penilaian yang tepat, mengidentifikasi dan mendukung asumsi
signifikan yang digunakan, dan menyiapkan penilaian dan pengungkapan
sesuai dengan GAAP.

22
Transaksi aset tidak berwujud dan penilaian awal biasanya diproses melalui
proses akuisisi bisnis klien. Untuk mengandalkan pengendalian dalam proses
ini, auditor perlu memahami, mendokumentasikan, dan menguji desain dan
efektivitas pengoperasian pengendalian utama. Bagi perusahaan publik yang
secara aktif mengakuisisi perusahaan lain atau terlibat dalam akuisisi skala
besar, proses akuisisi bisnis akan dianggap sebagai proses yang signifikan
dalam audit pengendalian internal atas pelaporan keuangan (lihat Bab 7).
Misalnya, aktivitas pengendalian dalam proses akuisisi bisnis harus
memastikan bahwa semua dapat diidentifikasi kategori aset dinilai secara
terpisah dan bahwa setiap spesialis penilaian yang digunakan memenuhi syarat
dan obyektif.

Aktivitas pengendalian tambahan diperlukan untuk pengujian penurunan nilai.


Misalnya, kebijakan dan prosedur klien harus mempertimbangkan dengan baik
kejadian potensial yang dapat memicu penurunan nilai (misalnya perubahan
signifikan pada harga pasar atau cara penggunaan aset), memastikan bahwa
semua aset tidak berwujud diuji penurunan nilainya setidaknya setiap tahun. ,
dan memverifikasi bahwa kebijakan dan prosedur pengujian penurunan nilai
telah mematuhi GAAP. Dalam menilai risiko pengendalian, auditor
mempertimbangkan faktor-faktor seperti:

1. Keahlian dan pengalaman pihak yang menentukan nilai wajar aset.


2. Pengendalian atas proses yang digunakan untuk menentukan pengukuran
nilai wajar, termasuk pengendalian atas data dan pemisahan tugas antara
pihak yang mengikat klien untuk melakukan pembelian dan pihak yang
melakukan penilaian.
3. Sejauh mana entitas mempekerjakan atau mempekerjakan spesialis
penilai.
4. Asumsi signifikan manajemen yang digunakan dalam menentukan nilai
wajar.
5. Integritas pengendalian perubahan dan prosedur keamanan untuk model
penilaian dan sistem informasi yang relevan, termasuk proses
persetujuan. (AU 328)

Prosedur Substantif-Aset Tak Berwujud

Meskipun prosedur analitis membantu mengarahkan perhatian auditor pada


situasi yang memerlukan penyelidikan tambahan (misalnya potensi penurunan
nilai aset), bukti substantif utama mengenai bukti tidak berwujud diperoleh
melalui pengujian rinci. Prosedur analitis substantif umumnya tidak berguna
dalam mengumpulkan bukti yang cukup dan tepat mengenai asersi kepentingan
utama atas aset tak berwujud (penilaian, keberadaan, kelengkapan, hak dan

23
kewajiban, dan klasifikasi). Oleh karena itu, pembahasan di bawah ini terbatas
pada pengujian substantif terhadap rinciannya.

Pengujian rinci yang terkait dengan penilaian dan penurunan nilai aset
takberwujud sering kali diperlukan karena kompleksitas dan tingkat
pertimbangan meningkatkan risiko salah saji material. Lebih lanjut, beberapa
bukti substantif diperlukan untuk semua akun signifikan, dan, seperti
disebutkan di atas, prosedur analitis substantif kemungkinan besar tidak akan
memberikan bukti yang cukup dan tepat untuk transaksi signifikan yang
melibatkan aset tidak berwujud.

Keberadaan dan Kelengkapan Auditor biasanya menguji keberadaannya aset


tidak berwujud pada saat perolehannya. Untuk aset seperti paten, hak cipta,
lisensi, hak siar, dan merek dagang, auditor akan memeriksa dokumentasi
hukum yang mendukung validitas aset tersebut. Demikian pula, simpanan
pelanggan dapat divalidasi dengan memeriksa informasi pesanan pelanggan
atau dengan mengirimkan konfirmasi kepada pelanggan yang meminta
informasi mengenai status pesanan mereka.

Perhatian utama auditor sehubungan dengan asersi kelengkapan aset tidak


berwujud adalah untuk memastikan bahwa prosedur pengujian penurunan nilai
yang dilakukan klien mencakup seluruh aset tidak berwujud. Untuk menguji
asersi ini, auditor akan memperoleh salinan daftar rinci aset tidak berwujud
klien, yang harus sesuai dengan jumlah total aset tidak berwujud yang
dilaporkan dalam neraca klien. Auditor juga akan memeriksa dokumentasi
penurunan nilai klien untuk memastikan bahwa setiap aset telah menjalani
pengujian penurunan nilai yang sesuai sesuai dengan GAAP.

Penilaian Tidak mengherankan jika penilaian adalah bagian terpenting yang


terkait dengan aset tak berwujud. Penilaian aset yang tidak wajar biasanya
melibatkan alokasi harga pembelian sebanding dengan nilai wajar. Ketika aset
tidak berwujud ditentukan mengalami penurunan nilai, nilai wajar kini harus
ditentukan untuk menghitung kerugian penurunan nilai. Ketika terdapat harga
pasar untuk aset tidak berwujud, permasalahan penilaian relatif mudah. Namun
pada sebagian besar situasi yang melibatkan penilaian aset tidak berwujud,
harga pasar yang dapat ditentukan dengan mudah tidak tersedia

Standar akuntansi menjelaskan berbagai metode penilaian yang dapat diterima,


namun jika harga pasar tidak tersedia, semua metode lainnya sangat bergantung
pada asumsi, penilaian kemungkinan, dan estimasi. Dengan adanya pergerakan
ke arah akuntansi nilai wajar, auditor memerlukan pemahaman yang lebih baik
mengenai masalah penilaian. Namun untuk memperoleh bukti yang cukup dan
tepat mengenai penilaian aset tidak berwujud (baik untuk penilaian awal atau

24
setelah penurunan nilai), auditor tidak diharuskan menjadi seorang ahli. dalam
penilaian. Sebaliknya, auditor biasanya akan mengandalkan bantuan seorang
spesialis. Ketika spesialis digunakan untuk memperoleh bukti audit, auditor
diharuskan mengevaluasi kualifikasi dan objektivitas spesialis tersebut. Auditor
juga harus menentukan apakah model penilaian yang digunakan oleh spesialis
sudah tepat dan konsisten dengan GAAP dan auditor harus memahami dan
menyetujui kewajaran asumsi yang mendasarinya.

Selain penilaian awal dan pengujian penurunan nilai, auditor juga akan menguji
kewajaran masa manfaat yang digunakan untuk mengamortisasi aset tidak
berwujud yang mempunyai umur pasti. Misalnya, meskipun suatu paten
mempunyai umur hukum selama 20 tahun, jika keunggulan kompetitif yang
terkait dengan paten tersebut diharapkan hanya bertahan selama lima tahun,
maka biaya paten harus diamortisasi dalam periode yang lebih pendek.

Litigasi Hak dan Kewajiban mengenai hak-hak yang berkaitan dengan aset
tidak berwujud seperti merek dagang, paten, hak cipta, lisensi, dan domain
Imernet relatif umum. Auditor biasanya memeriksa dokumentasi hukum dan
kontrak pendukung untuk memverifikasi malam hukum klien atas aset-aset ini,
Auditor juga membaca risalah rapat dewan direksi dan berkomunikasi dengan
penasihat hukum chent untuk menentukan apakah ada litigasi yang tertunda
mengenai hak-hak hukum. Seperti disebutkan di atas, auditor perlu memahami
dan menguji proses akuisisi bisnis klien serta kecurangan alokasi harga
pembelian ke berbagai aset tidak berwujud.

Klasifikasi Kekhawatiran auditor terhadap klasifikasi adalah bahwa berbagai


jenis aset tidak berwujud diidentifikasi dengan tepat dan dicatat secara terpisah.

C. Mengaudit Proses Manajemen Properti

Bagi sebagian besar entitas, aset tetap mewakili jumlah yang material dalam laporan
keuangan. Jika audit merupakan perikatan berkelanjutan, auditor dapat
memfokuskan upayanya pada aktivitas tahun berjalan karena aset yang diperoleh
pada tahun-tahun sebelumnya harus melalui prosedur audit pada saat akuisisi. Di sisi
lain, untuk penugasan baru, auditor harus memverifikasi aset yang membentuk saldo
awal akun properti, pabrik, dan peralatan klien.

Ukuran entitas juga dapat mempengaruhi pendekatan auditor. Jika jumlah klien
relatif kecil dan hanya sedikit pembelian aset selama periode tersebut, umumnya
akan lebih hemat biaya bagi auditor untuk mengikuti strategi substantif. Mengikuti
strategi ini, auditor melakukan prosedur analitis substantif dan pengujian langsung
atas saldo akun. Sebaliknya, entitas besar cenderung memiliki prosedur formal untuk
menganggarkan dan membeli aset modal. Meskipun pembelian rutin mungkin
diproses melalui proses pembelian, Akuisisi atau konstruksi aset khusus mungkin
memerlukan prosedur permintaan dan otorisasi yang berbeda. Ketika entitas swasta

25
memiliki sistem pengendalian formal atas proses manajemen properti, auditor dapat
mengikuti strategi ketergantungan dan menguji pengendalian. Jika entitas tersebut
adalah perusahaan publik, klien harus memiliki sistem pengendalian formal dan
auditor akan menguji desain dan efektivitas operasi pengendalian utama.

Empat jenis transaksi properti, rencana dan peralatan dapat terjadi

1. Akuisisi aset modal untuk uang tunai atau pertimbangan non-moneter


lainnya.
2. Disposisi aset modal melalui penjualan, penukaran, penghentian, atau
pengabaian
3. Penyusutan aset modal selama manfaat ekonomisnya
4. Penyewaan aset modal
Penilaian Risiko Inheren-Proses Manajemen Properti

Penilaian risiko bawaan pada proses pembelian memberikan titik awal untuk menilai
risiko bawaan pada properti, pabrik, dan peralatan. Tiga faktor risiko inheren berikut
yang diklasifikasikan sebagai karakteristik operasi memerlukan pertimbangan
auditor:

1. Masalah akuntansi yang kompleks.


2. Transaksi yang sulit diaudit.
3. Salah saji terdeteksi dalam audit sebelumnya
Pengendalian Penilaian Risiko-Proses Manajemen Properti

Meskipun auditor biasanya mengikuti strategi substantif ketika mengaudit proses


manajemen properti, pemahaman tentang pengendalian internal masih diperlukan
dalam semua audit, dan tentu saja AS5 juga memerlukan evaluasi desain dan
pengujian efektivitas operasi pengendalian utama untuk perusahaan publik.
Presentasi berikut berfokus pada pernyataan utama, aktivitas pengendalian utama,
dan pengujian pengendalian yang berhubungan langsung dengan proses manajemen
properti. Aktivitas pengendalian lainnya yang terkait dengan proses pengelolaan
properti dibahas sebagai bagian dari proses pembelian. Contoh penting pemisahan
tugas juga disajikan.

Prosedur Analitis Properti, Pabrik, dan Peralatan

Seperti disebutkan sebelumnya, ketika jumlah transaksi terbatas, auditor sering kali
mengikuti strategi substantif ketika mengaudit properti, pabrik, dan peralatan. Oleh
karena itu, pembahasan rinci mengenai prosedur substantif atas aset tetap akan
disajikan selanjutnya. Pembahasannya berfokus pada prosedur analitis substantif dan
pengujian rincian transaksi, saldo akun, dan pengungkapan. Daftar berikut
memberikan contoh prosedur analitis substantif yang dapat digunakan dalam audit
aset tetap:

26
Mengevaluasi Temuan Audit-Properti, Pabrik, dan Peralatan

Proses evaluasi temuan audit aset tetap sama seperti yang telah dibahas pada
bab sebelumnya. Auditor mengumpulkan kemungkinan salah saji dan
membandingkan jumlah tersebut dengan kesalahan penyajian yang dapat
ditoleransi. Jika kemungkinan salah saji lebih kecil dari salah saji yang dapat
ditoleransi, maka bukti menunjukkan bahwa akun aset tetap tidak mengandung
salah saji material. Hal ini terjadi pada EarthWear.

2.2.2 Mengaudit Siklus Akuisisi Modal Dan Pembayaran Kembali

Ada empat kaarakteristik siklus akuisisi modal dan pembayaran kembali yang akan
mempengaruhi audit atas akun-akun adalah sebagai berikut:

1. Secara relatif hanya ada segelintir transaksi yang mempegaruhi saldo akun, tetapi
setiap transaksi itu sering kali sangat material. Sebagai contoh, obligasi jarang
diterbitkan oleh perusahaan, tetapi jumlah penerbitan obligasi itu biasanya besar.
Karena ukuran itu, sudaj umum auditor, sebagai bagian dari verifikasi aku neraca,

27
untuk menverifikasi setiap transaksi yang dilakukan dalam siklus tersebut selama
setahun penuh.
2. Pengecualian atau salah saji transaksi dapat bersikap material. Akhibatnya sering
kali
auditor lebih menekankan pada tujuan audit yang berkaitan dengan saldo ketika
mengaudit akun – akun tersebut.
3. Ada hubungan legal antara entitas klien dan pemegang saham, obligasi atau dokumen
kepemilikan yang serupa. Ketika melakukan audit atas transaksi dan jumlah dalam
siklus, auditor harus ekstra hati–hati memastikan bahwa persayaratan hukum yang
signifikan yang mempengaruhi laporan keuangan telah dipenuhi dan disajikan serta
diungkapkan secara memadai dalam laporan keuangan.
4. Ada hubungan langsung antara akun deviden dan bunga serta utang dan ekuitas.
Dalam audit atas utang berbunga, auditor harus memverifikasi secara simultan beban
bunga dan utang bunga terkait.
Akun-akun dalam siklus

Akun-akun dalam siklus modal dan pembayaran kembali tergantung pada jenis
bisnis yang dioperasikan perusahaan dan bagaimana operasi tersebut dibiayai. Semua
perusahaan memiliki modal saham dan laba ditahan, tetapi beberapa mungkin juga
memiliki saham preferen, modal disetor tambahan, dan saham treasuri. Kas merupakan
akun penting dalam siklus ini karena baik akuisisi maupun pembayaran kembali modal
mempengaruhi akun kas. Siklus ini sering kali melibatkan akun –akun berikut ini, wesel
bayar, uang kontrak, utang hipotek, utang obligasi, beban bunga, bunga accrual, appropriasi
laba ditahan, kas di bank, modal saham biasa, modal saham preferen, saham treasuri,
deviden yang diumumkan, agio saham, modal sumbangan, laba ditahan, utang deviden,
perusahaan perseorangan, persekutuan-akun modal.
Dalam menentukan pengujian atas rincian saldo wesel bayar, auditor
mempertimbangkan risiko bisnis, salah saji yang dapat ditoleransi, risiko inheren, risiko
pengendalian, hasil pengujian pengendalian dan pengujian subtantif atas transaksi, serta
hasil prosedur analitis.

Auditor sering kali menetapkan salah saji yang dapat ditoleransi pada tingkat yang
rendah karena biasanya saldo akun dan transaksi yang mempengaruhi saldo akun wesel
bayar dapat diaudit sepenuhmya.

Untuk memahami dengan baik prosedur audit atas banyak akun dalam siklus akuisisi
modal dan pembayaran kembali, akun reprensentatif yang merupakan bagian signifikan
dari siklus bagian bisnis yang signifikan dari siklus bagi bisnis yang tipikan maka kita akan
membahas tentang antara laian:

1. Audit atas wesel bayar dan beban bunga terkait untuk mengilustrasikan modal
berbunga.

2. Audit atas saham biasa, agio saham, deviden, serta laba ditahan untuk

28
mengilustrasikan akun ekuitas.

A. Wesel Bayar

Wesel bayar adalah kewajiban hukum kepada kreditur, yang mugkin dijamin atau tidak
diljamin oleh aktiva, dan mengenakan bunga. Pada umumnya wesel diterbitkan selama satu
periode antara satu bulan dan satu tahun, tetapi ada juga yang lebih lama. Wesel diterbitkan
dengan tujuan yang berbeda, dan property yang diberikan sebagai jaminan mencakup
barbagai aktiva, seperti sekuritas, piutang usaha, persedian, dan aktiva tetap.

Tujuan dari audit wesel bayar adalah untuk menentukan;


a. Pengendalian internal terhadap wesel bayar sudah memadai.
b. Transaksi pembayaran pokok dan bunga yang melibatkan wesel bayar diotorisasi
secara layak serta dicatat sesuai dengan enam tujuan audit yang berkaitan dengan
transaksi.
c. Kewwajiban untuk wesel bayar dan beban bunga terkait serta kewajiban akrual
telah dinyatakan secara layak seperti yang didefinisikan oleh tujuan audit yang
berkaitan dengan saldo.
Dalam wesel bayar terdapat empat pengendalian antara lain;

1) Pengendalian internal

Dalam pengendalian internal dibagi empat antara lain;

➢ Otorisasi yang tepat atas penerbitan wesel bayar. Tanggung jawab atas
penerbitan wesel baru harus diberikan kepada dewan direksi atau personil
manajemen tingkat tinggi. Pada umumnya, diperlukan dua tanda tangan dari
pejabat yang berwenang untuk semua perjanjian pinjaman, yang biasanya

29
menetapkan jumlah pinjaman, suku bunga, syarat pembayaran kembali dan
aktiva yang dijaminkan.

➢ Pengendalian yang memadai terhadap pembayaran kembali pokok dan


bunga. Pembayaran bunga dan pokok secara periodic harus menjadi subjek
pengendalian dalam siklus akuisisi dan pembayaran. Pada saat wesel
diterbitkan, depertemen akuntansi harus menerima salinan wesel itu, seperti
saat menerima faktur vendol dan laporan penerimaan.

➢ Dokumen dan catatan yang memadai. Hal tersebut mencakup catatan


pembantu dan pengendalian terhadap wesel kosong serta wesel yang telah
dibayar oleh orang yang berwenang. Wesel yang telah dibayar harus
dibatalkan dan ditahan dibawah pengawasan pejabat yang berwenang.

➢ Verifikasi independen periodic. Secara periodic, catatan wesel yang terinci


harus rekonsiliasi dengan buku besar umum dibandingkan dengan catatan
pemegang wesel oleh karyawan yang tidak bertanggung jawab menyimpan
catatan yang terinci.

2) Pengujian pengendalian dan pengujian subtantif atas transaksi.

Pengujian atas transaksi wesel yang melibatkan penerbitan wesel dan pembayaran kembali
pokok serta bunganya. Pengajuan audit tersebut merupakan bagian dari pengujian
pengendalian dan pengujian subtantif atas transaksi untuk penerimaan kas. Pengujian
pengendalian dan pengujian subtantif atas transaksi tambahan juga sering dilakukan sebagai
bagian dari pengujian atas rincian saldo karena materialitas dari setiap transaksi.

3) Prosedur analitis

Prosedur analitis merupakan hal yang penting bagi wesel karena pengujian atas rincian saldo
untuk beban bunga dan bunga accrual sering kali dapat dieliminasi apabila hasilnya kurang
menguntungkan. Prediksi independen auditor mengenai beban bunga dengan menggunakan
rata-rata wesel bayar yang beredar dan rata-rata suku bunga, akan membantu auditor
mengevaluasi kelayakan beban bunga dan juga menguji wesel bayar yang dihilangkan.

30
4) Pengujian atas rincian saldo
Jika ada sejumlah besar transaksi yang melibatkan wesel selama tahun tersebut, mungkin
tidak praktis bagi auditor untuk memperoleh skedul semacam itu. Dalam situasi tersebut,
auditor harus lebih baik meminta klien untuk hanya menyiapkan skedul wesel dengan saldo
yang belum dibayar pada akhir tahun, yang menunjukan deskripsi dari setiap wesel, saldo
akhirnya, dan utang bunga pada akhir tahun, termasuk jaminan dan suku bunga.
Dua tujuan audit yang berkaitan dengan saldo yang paling penting dalam wesel bayar adalah;
a. Wesel bayar yang ada telah dicantumkan ( kelengkapan )
b. Wesel bayar dalam skedul talah dicatat secara akurat ( keakuratannya )
Tujuan tersbut sangat vital karena salah saji dapat menjadi material meskipun salah satu
wesel dihilangkan atau tidak benar. Selain tujuan yang berkaitan dengan saldo, empat
tujuan yang berkaitan dengan penyajian dan pengungkapan juga merupakan hal yang
penting bagi wesel bayar Karena prinsip-prinsip akuntansi yang diterima umum
mengharuskan agar catatan kaki menggabarkan secara memadai syarat wesel bayar yang
beredar dan aktiva yang dijaminkan atas penjaman tersebut.

31
B. Ekuitas Pemilik

Terdapat perbedaan yan penting dalam audit atas ekuitas pemilik antara perusahaan terbuka
dan perusahaan tertutup. Dalam sebagian besar perusahaan tertutup, yang umumnya
memiliki sedikit pemegang saham, sering kali terjadi transaksi, jiak ada, berkenaan dengan
modal saham selama tahun berjalan. Satu-satunya transaksi yang dimasukan dalam bagian
ekuitas pemilik kemungkinan adalah perubahaan ekuitas pemilik akhibat laba atau rugi
tahunan dan pengumuman deviden.

Akan tetapi, perusahaan terbuka verifikasi atas ekuitas pemilik jauh lebih kompleks karena
banyaknya jumlah pemegang saham dan individu yang memiiliki saham sering berubah.

Verifikasi akun ekuitas pemilik yang utama dalam satu perusahaan terbuka mencakup;
 Modal dan saham biasa
 Agio saham
 Laba ditahan dan deviden yang terkait.

Akun ekuitas pemilik lainnya diverifikasi antara lain;

1. Pengendalian internal

Pengendalian intenal sangat penting bagi aktifitas ekuitas pemilik. Ada beberapa
pengendalian yang pengendalian internal.

Otorisasi Transaksi Yang Tepat. Karena setiap transaksi ekuitas pemilik umumnya
bersifat material, banyak dari transaksi tersebut harus disetujui oleh dewan direksi. Jenis
transaksi ekuitas pemilik berikut biasanya memerlukan otorisasi khusus;

32
➢ Penerbitan modal saham. Otorisasi iti termasuk jenis ekuitas yang akan diterbitkan (
seperti saham preferen atau saham biasa ), jumlah saham yang akan diterbitkan, nili pari
saham, kondisi privilege bagi setiap saham selain saham biasa, dan tanggal penerbitan.

➢ Pembelian kembali modal saham. Pembelian kembali modal saham biasa atau saham
preferen, penetapan waktu pembelian kembali, dan jumlah yang akan di bayar atas
saham semuanya harus disetujui oleh dewan direksi.

➢ Pengumuman deviden. Dewan direksi harus mengotorisasi bentuk deviden ( seperti tunai
atau saham ), junlah deviden per saham, dan catatan serta tanggal pembayaran deviden.

Penyimpanan catatan dan pemisahan tugas yang tepat. Jika suatu perusahaan menyimpan
catatan miliknya sendiri mengenai transaksi saham dan yang beredar, pengendalian
internal harus memadai untuk memastikan bahwa;

➢ Pemilik actual saham diakui dalam catatan perusahaan

➢ Jumlah deviden yang benar dibayar ke pemegang saham yang memiliki saham
pada tanggal pencatatan deviden

➢ Potensi misapropriasi aktiva telah diminimalisasi

Penitera independen dan agen Transfer saham setiap perusahaan yang sahamnya
terdaftar dibursa saham diwajibkan memiliki panitera independen sebagai pengendali
untuk mencegah penerbitan sertifikat saham yang tidak tepat. Tanggung jawab
independen adalah memastikan bahwa saham
diterbitkan oleh perusahaan sesuai dengan provisi modal saham dalam akta perusahaan
dan otorisasi dewan direksi.

Kebanyakan perusahaaan berukuran besar juga menggunakan jasa agen transfer saham
untuk menyimpan catatan pemegang saham, termasuk mendokumentasikan transfer
kepemilikan saham.

2. Audit modal saham dan modal disetor.

Auditor memperhatikan empat hal berikut ketika mengaudit modal saham dan agio
saham antara lain;

✓ Transaksi modal saham yang telah dicatat ( tujuan yang berkaitan dengan transaksi –
kelengkapan )

✓ Transaksi modal saham yang dicatat memang terjadi dan dicatat secara akurat ( tujuan
yang berkaitan dengan transaksi – keterjadian dan keakuratan )

✓ Modal saham telah dicatat secara akurat ( tujuan yang berkaitan dengan saldo- keakuratan
)

33
✓ Modal saham telah disajikan dan diungkapkan secara layak ( keempat tujuan penyajian
dan pengungkapan )

Transaksi modal saham yang ada telah dicatat tujuan ini dapat dengan mudah
dipenuhi apabila panitera atau agen transfer digunakan. Auditor dapat mengkofirmasikan
apabila setiap transaksi modal saham memang terjadi serta keakuratan transaksi yang
ada dengan mereka dan kemudian menentukan apakah setiap transaksi telah dicatat.

Transaksi modal saham yang dicatat memang terjadi dan dicatat secara akurat
akan diperlukan audit yang ekstensif atas transaksi yang melibatkan penerbitan modal
saham seperti penerbitan modal saham baru secara tunai, merger dengan perusahaan lain
melalui pertukaran saham, saham sumbangan, dan pembelian saham treasuri.

❖ Modal saham dicatat secara akurat Auditor memverifikasi saldo akhir akun modal
saham dengan menentukan terlebih dahulu jumlah saham yang beredar pada tanggal
neraca. Setelah auditor yakin bahwa jumla saham yang beredar sudah benar, nilai pari
yang tercatat dalam akun modal dapat diverifikasi dengan mengalikan jumlah saham
dengan nilai pari saham. Saldo akhir akun agio saham merupakan suatu jumlah residu.
Saldo ini diaudit dengan memverifikasi jumlah
transaksi yang tercatat selama tahun tersebut dan menambahkannya dengan atau
menguranginya dari saldo awal akun.

Modal saham disajikan dan diungkapkan secara layak sumber informasi paling
penting untuk menentukan apakah keempat tujuan yang berkaitan dengan penyajian dan
pengungkapan bagi aktivitas modal saham telah dipenuhi adalah akta perusahaan,
notulen rapat dewan direksi, dan analisis auditor menganai transaksi modal saham.

3. Audit deviden

Tujuan yang penting, termasuk yang berkenan dengan utang deviden adalah;

❖ Deviden yang dicatat memang terjadi ( keterjadian )

❖ Deviden yang ada telah dicatat ( kelengkapan )

❖ Deviden telah dicatat secara akurat ( keakuratan )

❖ Deviden dibayar kepada pemegang saham yang ada (keterjadian )

❖ Utang deviden telah dicatat ( kelengkapan )

❖ Utang deviden telah dicatat secara akurat ( keakuratan )

Auditor dapat memverifikasikan keterjadian bagi deviden yang tercatat dengan


memeriksa notulen rapat dewan direksi menyangkut otorisasi jumlah deviden per saham
dan tanggal deviden. Ketika melakukan hal tersebut, auditor harus waspada terhadap

34
kemungkinan belum tercatatnya deviden yang diumumkan, terutama segera sebelum
tanggal neraca.

Keakuratan pengumuman deviden dapat diaudit dengan menghitung kembali jumlah atas
dasar deviden per saham dikalikan dengan jumlah saham yang beredar. Jika klien
menggunakan agen transfer untuk membagikan deviden, totalnya dapat ditelusuri ke
ayat jurnal pengeluaran kas milik agen dan juga dikonfirmasi.

Keakuratan pengumuman deviden dapat diaudit dengan menghitung kembali jumlah atas
dasar deviden per saham dikalikan dengan jumlah saham yang beredar. Jika klien
menggunakan agen transfer untuk membagikan deviden, totalnya dapat ditelusuri ke ayat
jurnal pengeluaran kas milik agen dan juga dikonfirmasi.
Jika klien menyimpan catatan deviden miliknya dan membayar devidennya sendiri,
auditor dapat memverifikasi total jumlah deviden dengan menghitung kembali dan
merujuk ke kas yang dikeluarkan.

4. Audit laba ditahan

Untuk memulai audit laba ditahan, pertama auditor menganalisis laba ditahan sepanjang
tahun berjalan. Skedul audit yang menunjukan analisis, yang biasanya merupakan bagian
dari file permanen, berisi desktripsi setiap transaksi yang mempengaruhi akun tersebut.

Untuk menyelesaikan audit atas pengkreditan ke laba ditahan bagi laba bersih selama
tahun tersebut, auditor hanya perlu menelusuri ayat jurnal laba ditahan ke angka laba
bersih pada laporan laba rugi. Dalam mengaudit pendebetan dan pengkreditan ke laba
ditahan, selain laba bersih dan deviden, aditor juga harus menentukan apakah transaksi
itu telah dicantumkan.

Setelah auditor yakin bahwa transaksi yang dicatat telah diklasifikasikan secara benar
sebagai transaksi laba ditahan, langka selanjutnya adalah memutuskan apakah hal itu
telah dicatat secara akurat. Bukti audit yang diperlukan untuk menentukan keakuratan itu
tergantung pada sifat transaksinya.

Auditor juga mengevaluasi apakah ada transaksi yang sebenarnya harus dimasukan
tetapi belun dilakukan. Sebagai contoh, jika klien mengumumkan deviden saham, nilai
pasar sekuritas yang diterbitkan harus dikapitalisasi dengan mendebet laba ditahan dan
mengkredit modal saham.

Standar akuntansi mewajibkan penyajian dan pengungkapan informasi yang berkaitan


dengan laba ditahan. Auditor sangat sibuk menentukan apakah tujuan penyajian dan
pengungkapan laba ditahan telah dipenuhi, terutama yang berkaitan dengan
pengungkapan setiap restriksi terhadap pembayaran deviden.

35
2.2.3 Mengaudit Akun Laporan Laba Rugi

Dalam mengaudit akun laporan laba rugi, auditor harus yakin bahwa akun pendapatan dan
beban tidak mengandung salah saji material dan dicatat sesuai dengan GAAP. Laporan laba
rugi dipandang sebagai sumber informasi penting oleh berbagai pengguna laporan
keuangan. Misalnya, kreditor atau calon kreditor memandang profitabilitas suatu entitas
sebagai salah satu indikator kemampuan entitas untuk membayar utangnya. Calon investor
melihat laporan laba rugi ketika memutuskan apakah akan membeli saham entitas. Terakhir,
vendor dapat memeriksa potensi pendapatan entitas untuk menilai apakah entitas akan
mampu membayar barang atau jasa yang dibeli secara kredit.

Audit atas akun pendapatan dan beban bergantung pada sejauh mana pekerjaan yang
dilakukan oleh auditor terhadap sistem pengendalian dan akun neraca entitas. Misalnya,
kemungkinan terjadinya salah saji material dalam berbagai akun pendapatan dan beban
merupakan fungsi pengendalian entitas. Tingkat risiko pengendalian yang ditetapkan untuk
berbagai proses bisnis secara langsung mempengaruhi luasnya pengujian yang diperlukan
auditor untuk mengaudit akun laporan laba rugi,

Audit laporan laba rugi mencakup pertimbangan atas hasil pekerjaan audit yang dilakukan
pada bagian lain dari audit dan penyelesaian substantif tambahan prosedur pada akun
laporan laba rugi tertentu, termasuk yang berikut:
1. Hasil pengujian pengendalian untuk berbagai proses bisnis.
2. Hasil pengujian rinci atas akun-akun neraca dan akun-akun laporan laba rugi
yang terkait.
3. Kinerja prosedur analitis substantif pada laporan laba rugi akun
4. Pengujian terperinci atas akun laporan laba rugi yang dipilih

2.2.4 Mengaudit Kas Dan Instrumen Keuangan

Kas merupakan satu-satunya akun yang tidak dimasukkan dalam setiap siklus kecuali
persediaan dan pergudangan. Kas merupakan hal yang penting bagi auditor terutama karena
besarnya potensi kecurangan, atau karena kemungkinan terjadinya kesalahan yang tidak
disengaja. Instrumen keuangan yang meliputi investasi dalam sekuritas utang dan ekuitas
serta instrumen derivatif, bervariasi secara signifikan pada masing-masing klien, mulai dari
persentase aset yang kecil untuk perusahaan manufaktur hingga persentase aset yang besar
untuk institusi keuangan. Penilaian instrumen keuangan dapat menjadi kompleks akibat
adanya standar akuntansi dan mungkin memerlukan jasa spesialis.

36
Jenis Akun Kas Dan Instrumen Keuangan

Terdapat beberapa jenis akun kas yang umumnya digunakan oleh sebagian
perusahaan besar. Auditor akan mengetahui lebih banyak jenis saldo kas setelah memahami
bisnis klien. Berikut jenis akun kas yang utama:

1. Akun Kas Umum: Merupakan bagian kas yang penting bagi sebagian besar
organisasi karena sebagain besar penerimaan dan pengeluaran kas mengalir melalui
akun ini.
2. Akun Impres: Perusahaan membuat akun penggajian impres yang terpisah untuk
meningkatkan pengendalian internal pengeluaran penggajian.
3. Akun Bank Cabang: Berguna untuk membangun hubungan dengan perbankan di
komunitas lokal dan memungkinkan sentralisasi operasi pada tingkat cabang. Dengan
kata lain untuk perusahaan yang beroperasi di lokasi yang berbeda akan lebih mudah
jika perusahaan memiliki saldo bank yang terpisah di setiap lokasi.
4. Dana Kas Kecil Impres: Ini bukan merupakan rekening bank, tetapi hampir sama
dengan kas pada bank. Akun ini digunakan untuk pengeluaran kas berjumlah kecil
yang lebih mudah dibayarkan jika menggunakan uang tunai dibandingkan dengan cek
5. Ekuivalen Kas: Perusahaan seringkali menginvestasikan kelebihan kas yang
diakumulasikan selama bagian tertentu dari siklus operasi, yang akan diperlukan
dalam waktu dekat dan bisa disebut Ekuivalen kas yang bersifat jangka pendek dan
sangat likuid.
6. Instrumen Keuangan: Mencakup investasi dalam sekuritas yang dapat
diperdagangkan seperti sekuritas utang dan ekuitas, instrumen derivatif, dan aktifitas
lindung nilai (hedging).

Kas Di Bank Dan Siklus Transaksi

Dalam audit atas kas, auditor harus membedakan antara verifikasi rekonsiliasi saldo
laporan bank oleh klien dengan saldo buku besar, dan verifikasi bahwa pencatatan kas dalam
buku besar merefleksikan dengan benar seluruh transaksi kas yang terjadi sepanjang tahun.
Verifikasi rekonsiliasi klien ke akun saldo bank dan buku besar lebih mudah, tetapi bagian
terpenting dalam total audit dalam perusahaan adalah adanya verifikasi bahwa
pencatatan transaksi kas dilakukan dengan benar

salah saji berikut ini menghasilkan kesalahan dalam pembayaran atau menyebabkan
kesalahan dalam penerimaan kas, tetapi tak satupun dapat ditemukan dalam audit atas
rekonsiliasi bank :

 Kesalahan dalam menagih konsumen


 Pencurian kas dengan menghambat pembayaran kas dari konsumen sebelumnya
dicatat, dengan akun dianggap sebagai piutang tak tertagih
 Duplikasi pembayaran faktur vendor
 Pembayaran tidak benar atas biaya pribadi pejabat perusahaan
 Pembayaran atas bahan baku yang tidak pernah diterima
37
 Pembayaran atas karyawan lebih besar daripada jam kerja aktualnya
 Pembayaran atas bunga pada pihak luar jumlahnya lebih besar dibandingkan tingkat
bunga sebenarnya

Seluruh jenis salah saji biasanya ditemukan sebagai bagian dari pengujian atas rekonsiliasi
bank. Hal ini meliputi :

 Kesalahan dalam memasukkan cek yang tidak dicairkan didalam daftar cek beredar,
meskipun telah dicatat dalam jurnal pengeluaran kas
 Kas yang diterima dari klien masih dalam perjalanan pada tanggal neraca, tetapi
sudah dicatat dalam penerimaan kas pada tahun berjalan
 Setoran dicatat sebagai penerimaan kas mendekati akhir tahun, disetorkan pada bank
dibulan yang sama, dan dimasukan dalam rekonsiliasi bank sebagai setoran dalam
perjalanan
 Pembayaran atas weswl bayar didebet langsung dari saldo bank oleh bank, tetapi tidak
dimasukkan dalam catatan klien.

Prosedur Yang Berorientasi Kecurangan

Pertimbangan utama dalam audit saldo kas umum adalah kemungkinan terjadinya
kecurangan. Auditor harus memperluas prosedur audit kas akhir tahun untuk menentukan
kemungkinan adanya kecurangan yang material apabila pengendalian internal tidak memadai.
Prosedur yang dapat mengungkapkan kecurangan dalam bidang penerimaan kas termasuk:

 Konfirmasi piutang
 Pengujian yang dilaksanakan untuk mendeteksi lapping
 Mereview ayat jurnal buku besar umum dalam akun kas untuk pos-pos tidak biasa
 Membandingkan pesanan pelanggan dengan penjualan dan penerimaan kas selanjutnya
 Memeriksa persetujuan dan dokumen pendukung piutang tak tertagih serta retur
penjualan dan pengurangan
Untuk mengungkapkan kecurangan yang berhubungan secara langsung dengan saldo
kas akhir tahun prosedurnya adalah memperluas pengujian rekonsiliasi bank, bukti kas dan
pengujian transfer antar bank.

a. Memperluas Pengujian Rekonsiliasi Bank

Jika auditor yakin bahwa rekonsiliasi bank akhir tahun disalahsajikan dengan sengaja, maka
tepat untuk melaksanakan pengujian lebih lanjut atas rekonsiliasi bank akhir tahun.

Bukti Kas

Auditor menggunakan bukti kas untuk menentukan apakah hal-hal berikut telah dilakukan:

 Semua penerimaan kas yang tercatat telah disetorkan

38
Semua setoran di bank dicatat dalam catatan akuntansi
Semua pengeluaran kas yang tercatat telah dibayarkan oleh bank
Semua jumlah yang telah dibayar oleh bank dicatat
Penerimaan bukti kas adalah pengujian atas transaksi yang tercatat, sementara
rekonsiliasi bank adalah pengujian atas saldo kas pada suatu waktu tertentu. Bukti kas
merupakan metode jitu untuk membandingkan penerimaan dan pengeluaran kas yang tercatat
dengan rekening bank dan dengan rekonsiliasi bank.

Pengujian Transfer Antarbank

Untuk menguji kiting, serta kesalahan tidak sengaja dalam mencatat transfer
antarbank auditor dapat mendata semua transfer antarbank yang dilakukan beberapa hari
sebelum dan setelah tanggal neraca dan menelusuri masing-masing ke catatan akuntansi agar
pencatatannya benar. Terdapat beberapa hal yang sebaiknya diaudit dalam skedul transfer
bank, yaitu:

 Ketepatan informasi di skedul transfer antarbank harus diverifikasi


 Transfer antarbank harus dicatat baik dalam laporan bank yang menerima maupun
bank yang mengeluarkan
 Tanggal pencatatan pengeluaran dan penerimaan dari setiap transfer harus
berada dalam tahun fiskal yang sama
 Pengeluaran dalam skedul transfer antarbank harus dimasukkan dalam atau
dikeluarkan dari rekonsiliasi bank akhir tahun dengan benar sebagai cek yang beredar
 Penerimaan dalam skedul transfer antarbank harus dimasukkan dalam atau
dikeluarkan dari rekonsiliasi bank akhir tahun dengan benar sebagai setoran dalam
perjalanan

2.3 RINGKASAN KASUS


Apa yang seharusnya menjadi tanggung jawab auditor dalam mendeteksi fraud
yang dilakukan oleh crazy eddie?
Tanggung jawab auditor sesuai paragraf 02 standar audit nomor AU Section 110
tentang Responsibilities and Functions of the Independent Auditor adalah
merencanakan dan melaksanakan audit untuk memberikan keyakinan yang memadai
bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material yang disebabkan oleh error
dan/atau fraud. Sedangkan tanggung jawab utama untuk pencegahan dan pendeteksian
kecurangan berada pada pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola dan pihak
manajemen (SA
240 Tanggung Jawab Auditor Terkait Dengan Kecurangan Dalam Suatu Audit Atas
Laporan Keuangan).
Dalam memperoleh keyakinan yang memadai, auditor bertanggung jawab untuk
menjaga profesional skeptisisme selama pelaksanaan audit, mempertimbangkan potensi
terjadinya pengabaian pengendalian oleh manajemen, dan menyadari adanya fakta
bahwa prosedur audit yang efektif untuk mendeteksi error mungkin tidak akan efektif

39
dalam mendeteksi fraud.
Untuk mendeteksi terjadinya fraud, auditor hendaknya:
1. Terus mempertahankan profesional skepticism pada seluruh rangkaian audit,
menyadari bahwa kemungkinan terjadinya salah saji material karena adanya fraud
tersebut selalu ada.
2. Memahami bisnis klien dan mencari informasi berkaitan dengan penilaian risiko
tentang kemungkinan terjadinya fraud termasuk fraud berkaitan dengan nature
risiko bisnis organisasi.
3. Memahami dan mengevaluasi pengendalian internal, bagaimana pihak yang
bertanggung jawab terhadap tata kelola melakukan pengawasan terhadap proses
yang diterapkan oleh manajemen dalam mengidentifikasi dan merespons risiko
kecurangandalam entitas.
4. Mencari informasi tentang sejauh mana manajemen atau pihak lain yang terkait
mengetahui tentang aktual terjadinya fraud dan kemungkinan terjadinya fraud.
5. Mengevaluasi hubungan tidak biasa atau tidak terduga yang telah diidentifikasi,
terutama terkait dengan akun pendapatan, yang dapat mengindikasikan adanya
risiko kesalahan penyajian material yang diakibatkan oleh kecurangan.
6. Meminta informasi tentang prosedur audit yang telah dijalankan oleh auditor
internal dalam mengidentifikasi dan mendeteksi adanya fraud, serta tanggapan
manajemen atas hasil prosedur audit yang telah dijalankan (jika crazy eddie
memiliki internal audit).
7. Merancang dan melaksanakan pengujian pengendalian, prosedur analitis,
melaksanakan substantif test, dan pengujian atas rincian saldo terkait dengan
persediaan, utang dan penjualan.
2.3.1 KASUS CRAZY EDDIE
Crazy eddie adalah perusahaan yang bergerak dibidang penjualan barang elektronik
dan telah memiliki sebanyak 42 toko di bagian timur USA. Crazy eddie selalu melaporkan
laba penjualan dan pendapatan sejak perusahaan tersebut go public pada tahun 1984. Pada
suatu saat, crazy eddie mengeluarkan obligasi tanpa jaminan (subordinate debenture bond)
sebesar 124 juta dollar. Yang menjadi underwriter dalam penerbitan obligasi ini adalah
Bear, Stearns & Co. Dan Salomon Brothers Inc.
Menurut pendiri dan CEO crazy Eddie, Eddie Antar, crazy eddie sukses dalam
ekspansi toko elektronik, salesman yang mahir, dan iklan penuh. Namun, hasil investigasi
dari SEC dan pihak penegak hukum mengungkapkan bahwa peningkatan penjualan dan
pendapatan crazy eddie adalah hasil manipulasi. Profit yang dilaporkan sejak 1984-1987
sebanyak 33 juta dollar dari gabungan beberapa tahun yang berakhir pada 28 februari,
diikuti dengan kerugian sebesar 109 juta dollar pada tahun 1988. Kerugian tersebut
termasuk di dalamnya adalah kerugian yang seharusnya terlaporkan pada tahun
sebelumnya. Namun baik management maupun auditor dapat menetapkan tahun mana yang
sebenarnya dibebankan kerugian tersebut.
Fraud yang dilakukan yaitu dengan cara meningkatkan nilai persediaan sebesar
65 juta dollar dan mencatat utang lebih rendah sebesar 10 juta dollar. Untuk
penggelembungan nilai persediaan, crazy eddie memanipulasi kartu perhitungan persediaan

40
yaitu dengan tetap memasukkan nilai persediaan barang yang akan dikembalikan ke vendor
dan barang yang sedang menunggu pengiriman kembali ke vendor, dan termasuk
persediaan yang belum tercatat di toko sebelum inventarisasi fisik dan observasi auditor.
Oleh karena itu, pembelian belum dicatat, namun persediaan telah termasuk dalam
persediaan akhir. Penjualan meningkat dengan cara mengakui pengiriman barang dari toko
satu ke toko lainnya sebagai penjualan. Oleh karena itu, peningkatan penjualan pada toko
baru tersebut digunakan sebagai iklan pada saat crazy eddie mengeluarkan saham atau
obligasi.
Apa yang seharusnya auditor laksanakan untuk dapat mendeteksi fraud tersebut?
Pada kasus ini fraud dilakukan dengan cara meningkatkan nilai persediaan
sebesar 65 juta dollar dan mencatat utang lebih rendah sebesar 10 juta dollar, serta
meningkatkan penjualan dengan cara mengakui pengiriman barang dari toko satu ke
toko lainnya sebagai penjualan.
Untuk penggelembungan nilai persediaan, crazy eddie memanipulasi kartu
perhitungan persediaan yaitu dengan tetap memasukkan nilai persediaan barang yang
akan dikembalikan ke vendor dan barang yang sedang menunggu pengiriman kembali
ke vendor, dan termasuk persediaan yang belum tercatat di toko sebelum inventarisasi
fisik dan observasi auditor. Oleh karena itu, pembelian belum dicatat, namun
persediaan telah termasuk dalam persediaan akhir.
Prosedur Audit dalam rangka pemahaman pengendalian dan uji efektivitas
pengendalian :
(1) Melakukan inquiry baik secara lisan (wawancara) maupun tertulis dengan
manajemen terkait sistem pengendalian internal yang dijalankan. Prosedur ini
dilaksanakan untuk mendapatkan pemahaman atas pengendalian internal
untuk menggali informasi terkait risiko yang dihadapi organisasi (risk
assessment)dan efektivitas pengendalian yang sudah dijalankan.
(2) Melakukan uji efektivitas pengendalian (test of control).
a. Melakukan observasi (observation) untuk memperoleh gambaran tentang
pelaksanaan pengendalian atas pencatatan persediaan dan pencatatan utang.
Pastikan bahwa pengendalian telah dilaksanakan sebagaimana mestinya, dan
dijalankan secara konsisten. Apabila terdapat kelemahan dalam
pengendalian internal, maka auditor dapat memperluas audit pada saat
substantif test
b. Auditor melakukan pelaksanaan ulang (reperformance) atas suatu proses
pengendalian yang selama ini dijalankan oleh personel, untuk menguji
efektivitas dari suatu pengendalian atas pencatatan persediaan dan
pencatatan utang.
1. Substantive test untuk AKUN PERSEDIAAN.
Tujuan audit atas persediaan adalah memastikan bahwa:
1) Persediaan yang dicatat benar-benar ada (existence);
2) Persediaan yang dicatat dan yang ada di gudang/toko merupakan milik
perusahaan yang sah (rights); dan
3) Persediaan yang ada telah dihitung secara tepat (accuracy).

41
Untuk mencapai tujuan audit tersebut, auditor dapat melakukan prosedur
auditsebagai berikut:

42
Prosedur pengujian detail transaksi
1. Melakukan inspeksi (inspection) dan stock opname atas persediaan yang ada di gudang
dan di toko.
1) Mencocokkan jumlah persediaan yang ada secara fisik dengan jumlah yang
tercatat dalam kartu persediaan untuk memastikan bahwa semua persediaan yang
tercatat ada di toko/gudang (existence)
2) Menguji kebenaran perhitungan matematika atas perhitungan persediaan
(penjumlahan dan perkalian) untuk memastikan persediaan telah dihitung secara
tepat (accuracy)
3) Menguji hasil pemeriksaan fisik dengan klasifikasi persediaan yangada pada
kartu persediaan untuk memastikan semua persediaan telahdiklasifikasikan sesuai
dengan kebijakan perusahaan
4) Melakukan pemeriksaan fisik atas kondisi persediaan, untuk memastikan
bahwa persediaan telah dilaporkan berdasarkan nilai perolehan atau net realizable
value mana yang lebih rendah.
2. Melakukan pengujian atas bukti pendukung (tracing) untuk memastikan bahwa
persediaan yang dilaporkan merupakan milik perusahaan dan perusahaan telah
mengungkapkan persediaan yang merupakan persediaan titipan.
1) Mencocokkan persediaan yang ada dengan purchase order. Lakukan konfirmasi
kepada suplier secara acak (sample).
2) Apabila terdapat persediaan yang merupakan persediaan titipan, maka lakukan
konfirmasi kepada pihak pemilik persediaan berkaitan dengan kebenaran dan
jumlahnya.
3. Melakukan vouching atas mutasi keluar persediaan untuk memastikan bahwatidak ada
persediaan yang telah berpindah kepemilikan namun masih dilaporkan milik
perusahaan.
1) Lakukan pemeriksaan atas kelengkapan dokumen sales dan purchase return.
2) Pastikan bahwa sales dan purchase return merupakan dokumen yangmendasari
mutasi keluar persediaan.
3) Pastikan pula bahwa semua sales dan purchase return telah mengurangi saldo
persediaan. (right)
4. Melakukan konfirmasi ke pihak ke tiga untuk memastikan kebenaran pencatatan
persediaan perusahaan yang berada di pihak lain.
1) Melakukan konfirmasi atas kebenaran dan perhitungan persediaan perusahaan
yang ada pada pihak lain seperti tempat penyimpanan atau persediaan sebagai
konsinyasi di perusahaan lain.
2) Melakukan konfirmasi atas kebenaran dan perhitungan kepada suplier atas
purchase return yang dilakukan oleh perusahaan. (right and completeness)
Prosedur Analitis (Analytical Procedures).
Auditor dapat melakukan prosedur analitis dengan membandingkan data perusahan
dengan data yang lain untuk menguji hubungan yang rasional yang ada.
1. Membandingkan persentase marjin kotor dengan tahun sebelumnya untuk
43
mengidentifikasi adanya salah saji atau kurang saji persediaan dan harga pokok
penjualan.
2. Membandingkan perputaran persediaan (Harga pokok penjualan dibagi dengan
persediaan rata-rata) dengan perputaran persediaan tahun sebelumnya untuk
mengidentifikasi adanya keusangan persediaan yang mempengaruhi persediaan dan
harga pokok penjualan yang menyebabkan salah saji ataukurang saji persediaan.
3. Membandingkan persediaan biaya per-unit dengan tahun sebelumnya untuk
mengidentifikasi adanya perubahan pencatatan harga perolehan persediaanyang tidak
normal sehingga menyebabkan salah saji biaya per-unit yang mempengaruhi persediaan
dan harga pokok penjualan.
4. Membandingkan perputaran persediaan dengan laba yang diperolehperusahaan dari
tahun ke tahun dengan perputaran persediaan dan laba perusahaan lain yang bergerak
dalam bidang yang sama.

2.3.2 KASUS LARIBEE WIRE

Laribee Wire adalah perusahaan yang memproduksi batang tembaga dan kabel tembaga.
Perusahaan ini dimiliki oleh seorang investor dari New York bernama Martin Wright dan
Jordan Wright yang juga seorang pengusaha real estate.

Laribee Wire adalah perusahaan kabel yang pada tahun itu mengalami kerugian usaha sebesar
6,5 juta dollar. Kemudian untuk menyelamatkan perusahaan, mereka berinisiatif untuk
melakukan pinjaman kepada bank sebesar 130 juta dollar. Tentu saja bank akan keberatan
memberikan pinjaman kepada perusahaan yang bermasalah. Untuk menghindari penolakan
dari bank, maka Laribee Wire pun melakukan kecurangan untuk mempercantik laporan
keuangannya, yaitu dengan cara menggelembungkan nilai persediaan. Dengan begitu mereka
berharap dapat mengelabui bank terkait dengan kerugian yg mereka alami dan nilai jaminan
yang akan mereka jaminkan kepada bank.

Audit atas laporan keuangan laribee wire dilaksanakan oleh Delloite and Touche,
mengeluarkan pendapat Unqualified opinion. Laporan tersebut digunakan oleh bank sebagai
dasar pemberian utang kepada Laribee Wire. Selang 6 bulan setelah penerimaan utang,
laribee wire mengumumkan gagal bayar utang dan 4 bulan berselang mengumumkan
kebangkrutan.

Atas kejadian tersebut, bank menuntut Delloite and Touche telah melakukan gross negligance
(kelalaian besar) sehingga laporan audit mereka telah menyesatkan para pengguna laporan
keuangan laribee wire.

Investigasi atas kasus tersebut dilakukan, dan pada akhirnya menemukan beberapa kondisi
sebagaimana berikut ini:

1. Sebagian persediaan yang dilaporkan tidak pernah ada, dan sebagian lainnya dicatat
melebihi nilai yang sebenarnya. Nilai buku persediaan dicatat sebesar $2.20/pound
padahal harga jualnya sebesar $1.70/pound.
44
2. Persediaan yang sedang dalam pengiriman antar pabrik, dicatat pada kedua pabrik
pengirim dan penerima.
3. Sejumlah 5 juta dollar pesediaan dicatat pada 2 gudang di bagian utara New Yorks.
Bahkan investigasi selanjutnya menunjukkan bahwa nilai persediaan yang ditampung
dalam gudang tersebut melebihi kapasitas gudang sebesar 3x lipatnya.
4. Dugaan bahwa Wright menggunakan dana pinjaman Laribee Wire untuk membiayai
operasi perusahaan real estate miliknya yang sedang mengalami masalah.

Kemudian dalam pembelaannya, pengacara Laribee Wire menyatakan bahwa:

1. Beberapa auditor yang melakukan observasi persediaan di gudang adalah anak yang
baru lulus dari perguruan tinggi.
2. Auditor yang melakukan pemeriksaan persediaan gudang di bagian utara New York
adalah auditor dengan pengalaman kurang dari 3 tahun.
3. Auditor yang melakukan pemeriksaan berubah-ubah.
4. In-charge partner auditor tidak pernah terlihat di pabrik selama perhitungan
persediaan tahunan.
5. Auditor mempersilahkan pegawai Laribee Wire untuk mengikuti mereka dan
mencatat pada bagian mana saja auditor melakukan pengujian.
Dari kasus di atas, Apakah temuan-temuan ini merupakan bukti adanya kelalaian yg
dilakukan oleh Auditor?

1. Beberapa auditor yang melakukan observasi persediaan di gudang adalah anak yang baru
lulus dari perguruan tinggi.
Pertanggungjawaban seorang Auditor terhadap kepercayaan publik
yang diberikan kepadanya, menjadi dasar keharusan adanya kebenaran dari
setiap hasil audit yang dilakukannya. Keharusan dalam memenuhi standar
kualitas kebenaran tersebut, akan sangat berhubungan dengan kemampuan yang
dimilikinya sebagai seorang professional yang mandiri. Professionalime secara
umum dapat diukur melalui hal sebagai berikut:
a) mempunyai keahlian untuk melaksanakan tugas sesuai dengan
bidangnya,
b) melaksanakan suatu tugas atau profesi dengan menetapkan standar baku
di bidang profesi yang bersangkutan, dan
c) menjalankan tugas profesinya dengan mematuhi Etika Profesi yang
telah ditetapkan.
Dalam pelaksanaan audit, tuntutan profesional juga ada pada seorang
Auditor. Seorang Audior harus memenuhi standar umum yaitu:
a) Auditor harus dilakukan oleh orang yang sudah mengikuti pelatihan dan
memiliki kecakapan teknis yang memadai sebagai seorang auditor.

45
b) Auditor harus mempertahankan sikap mental yang independen dalam semua
hal yang berhubungan dengan audit.
c) Auditor harus menerapkan kemahiran profesional dalam melaksanakan audit
dan menyusun laporan.

Jika kita berasumsi bahwa auditor yang melakukan audit atas


persediaan Laribee Wire adalah auditor yang belum mengikuti pelatihan dan
memiliki kecakapan teknis yang memadai sebagai seorang auditor (karena
baru saja lulus), maka temuan 1 ini dapat dijadikan bukti bahwa Delloite and
Touche melakukan gross negligance dalam penugasan audit Laribee Wire.

2. Observer inventory memiliki pengalaman kerja dibawah 3 tahun.


Pengalaman kerja seorang auditor tidak menjadi syarat dalam suatu
pelaksanaan audit. Yang wajib dipenuhi adalah sebagaimana yang tercantum
dalam standar umum audit. Apabila seorang auditor memiliki pengalaman
kerja di bawah 3 tahun, namun dapat memenuhi standar umum audit, maka
penugasan tersebut telah dijalankan sebagaimana mestinya. Oleh karena itu
durasi pengalaman kerja tidak dapat dijadikan alasan terjadinya gross
negligance dalam suatu penugasan audit.

3. Auditor yang melakukan audit seringkali berubah-ubah


Selain standard umum audit yang harus dipenuhi, kegitan audit juga
harus memenuhi standar pekerjaan lapangan. Standard Pekerjaan Lapangan
adalah standard yang menyangkut pengumpulan bukti dan aktivitas lain
selama pelaksanaan audit. Dalam standard pekerjaan lapangan di syaratkan
bahwa auditor harus merencanakan pekerjaan secara memadai dan
mengawasi semua asisten sebagaimana mestinya. Dengan berganti-gantinya
auditor yang melakukan prosedur audit, maka dapat katakan bahwa
pelaksanaan audit ini tidak direncanakan sebagaimana mestinya. Dengan
demikian, hal ini bisa dijadikan bukti bahwa Delloite and Touche telah
melakukan gross negligance yaitu audit tidak direncanakan dengan baik.

4. Partner in charge tidak pernah hadir di gudang selama observasi persediaan.


Tidak ada kewajiban bagi seorang parter in-charge untuk terlihat secara
fisik dalam suatu penugasan. Tugas utama seorang parner adalah menyetujui
perikatan audit; mengepalai tim yang melakukan perikatan audit;
pengambilan keputusan selama audit berlangsung; menandatangani surat
penugasan audit; mereview program audit, draft laporan audit independen,
dan draft laporan keuangan; melakukan diskusi dan pembahasan dengan klien
mengenai draft laporan keuangan; menandatangani laporan auditor
independen, dan mereview serta menandatangani management letter.
Oleh sebab itu, ketidakhadiran seorang partner in-charge di gudang
selama observasi persediaan berlangsung tidak dapat dijadikan bukti bahwa

46
Delloute and Touche melakukan gross negligance.

5. Auditor mempersilahkan pegawai untuk mengikutinya, dan mencatat area mana yg ditest.
Pelaksanaan audit tidak mengharuskan absennya pihak management.
Justru dengan adanya pihak management dalam proses audit maka proses
permintaan informasi dapat segera dilakukan. Namun demikian, auditor tidak
boleh memberikan informasi kepada management tentang object mana saja
yang akan dilakukan pengujian. Dengan begitu, tidak ada kesempatan bagi
management untuk mempersiapkan hal-hal yang tidak sesuai untuk
mengelabuhi auditor.

6. Apa tanda-tanda yang bisa ditemui? Jika ada, haruskah menambah kecurigaan auditor?
Penempatan persediaan yang disimpan di gudang sebelah utara negara
bagian New York dapat dijadikan sebagai salah satu tanda adanya hal yang
tidak sesuai. Auditor seharusnya melakukan pengecekan tentang lokasi dan
kapasitas gudang Laribee Wire yang ada di New York dan melakukan
konfirmasi alasan penempatan persediaan jauh dari New York. Adanya
pemindahan persediaan dari gudang ke gudang lainnya, akan meningkatkan
potensi kesalahan pencatatan persediaan yaitu terjadinya double counting
persediaan. Berdasarkan potensi tersebut, seharusnya auditor sudah menaruh
kecurigaan bahwa ada upaya dari perusahaan untuk melakukan kecurangan
terkait dengan saldo persediaan.

47
BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Siklus persediaan dan pergudangan (inventory and warehousing cycle) merupakan
siklus yang unik karena hubungannya yang erat dengan siklus transaksi lainnya. Bagi
perusahaan manufaktur, bahan baku memasuki siklus persediaan dan pergudangan dari
siklus akuisisi dan pembayaran, sementara tenaga kerja langsung memasukinya dari
siklus penggajian dan personalia. Siklus persediaan dan pergudangan diakhiri dengan
penjualan barang dalam siklus penjualan dan penagihan.
Siklus akuisisi modal dan pembayaran kembali (capital acquisition and repayment
cycle), yang berkenaan dengan akuisisi sumber daya modal melalui utang berbunga dan
ekuitas pemilik serta pembayaran kembali modal. Siklus ini juga mencakup pembayaran
bunga dan dividen.
3.2 Saran
Dalam melakukan proses audit pada siklus persediaan dan pergudangan, serta
siklus akuisisi modal dan pembayaran kembali, auditor harus menekankan tujuan audit
yang berfokus pada akun-akun yang bersifat material dalam laporan keuangan.
Pemahaman atas bisnis klien juga diperlukan untuk menentukan pengujian yang akan
digunakan auditor dalam melakukan proses audit guna memberikan assurance atas
siklus-siklus dan akun- akun yang telah diaudit.

48
DAFTAR PUSTAKA
Arens, Alvin A., dkk. 2015. Auditing dan Jasa Asurance, Edisi Kelimabelas Jilid 2.
Jakarta:Erlangga.
Ikatan Akuntan Indonesia. (2001). SA Seksi 290 Independensi dalam
Perikatan Assurance. Jakarta: Ikatan Akuntan Indonesia.
Ikatan Akuntan Indonesia. (2001). SA Seksi 334 Pihak yang Memiliki
Hubungan Istimewa. Jakarta: Ikatan Akuntan Indonesia.
Ikatan Akuntan Indonesia. (2001). SA Seksi 336 Penggunaan Pekerjaan
Spesialis. Jakarta: Ikatan Akuntan Indonesia.

49

Anda mungkin juga menyukai