Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

PROGRAM AUDIT ATAS SIKLUS PERSEDIAAN DAN PERGUDANGAN

Mata kuliah Auditing lanjutan

Dosen: Robertus Ary Novianto,SE,MM,Ak.

Disusun Oleh:

Salma Nabillah N.F 40121100060


Dang Niar Hasanah 40121100064
Yessika Rizki A 40121100063
Iqbal Dwi Julianto 40121100026
Tri Noviandi 40121180005
Hafizh Dzulfiqar Setiadi 40121100003

Kelas: E
Prodi Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Widyatama
2023
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah yang kami susun diberi judul “Program Audit
Atas Siklus Persediaan Dan Pergudangan”.

Tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Auditing Lanjutan dari dosen pengampu. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
pengetahuan bagi kami sebagai penulis dan bagi para pembaca.

Tidak lupa, kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Robertus Ary Novianto, S.E., M.M.,
Ak. selaku dosen pengampu mata kuliah Auditing Lanjutan. Kami juga mengucapkan terima kasih
kepada rekan-rekan mahasiswa lain yang telah membantu dan mendukung penyusunan makalah ini.

Akhir kata, kami menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna karena keterbatasan
pengetahuan. Maka dari itu kami sangat membutuhkan kritik dan saran yang membangun dari para
pembaca, agar pada tugas berikutnya kami bisa menulis makalah dengan lebih baik lagi
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Siklus persediaan dan pergudangan adalah serangkaian kegiatan dan proses yang terkait
dengan pengelolaan barang dan bahan baku di suatu perusahaan. Secara umum, siklus ini
meliputi pengadaan bahan baku, penyimpanan barang dalam gudang, pengelolaan persediaan,
dan distribusi barang ke pelanggan. Proses pengadaan bahan baku dimulai dari perencanaan
kebutuhan, pemilihan vendor, pembelian, hingga penerimaan barang oleh perusahaan.

Setelah barang diterima, barang tersebut akan disimpan dalam gudang dan dikelola oleh staf
pergudangan untuk memastikan ketersediaan dan kualitas barang tetap terjaga. Selanjutnya,
perusahaan akan melakukan pengelolaan persediaan, termasuk menghitung stok barang,
melakukan pembaruan inventaris, dan mengoptimalkan penggunaan persediaan. Akhirnya,
barang tersebut akan didistribusikan ke pelanggan atau departemen yang membutuhkan.

Siklus persediaan dan pergudangan sangat penting dalam bisnis karena dapat
mempengaruhi keuntungan dan efisiensi operasional. Jika pengelolaan persediaan dan
pergudangan dilakukan dengan baik, perusahaan dapat menghemat biaya, meningkatkan
produktivitas, dan memenuhi permintaan pelanggan dengan tepat waktu. Namun, jika
pengelolaan persediaan dan pergudangan kurang efektif, perusahaan dapat mengalami kerugian,
penurunan produktivitas, dan kekurangan stok barang. Oleh karena itu, audit siklus persediaan
dan pergudangan diperlukan untuk memastikan bahwa sistem pengelolaan yang ada berjalan
dengan baik dan dapat memberikan manfaat yang optimal bagi perusahaan.

Audit siklus persediaan dan pergudangan adalah proses pengecekan dan evaluasi
terhadap sistem pengelolaan persediaan dan pergudangan yang ada di perusahaan. Tujuannya
adalah untuk menilai keefektifan dan efisiensi sistem tersebut serta memberikan rekomendasi
perbaikan yang dapat meningkatkan manajemen persediaan dan pergudangan. Selain itu, audit
persediaan dan pergudangan juga bertujuan untuk menilai kecukupan persediaan bahan baku
yang ada di perusahaan guna mendukung kegiatan produksi perusahaan
1.2 Rumusan masalah

Rumusan masalah yang menjadi fokus pada penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut:

1.Apa saja Fungsi bisnis dalam siklus serta dokumen dan catatan terkait siklus persediaan dan
pergudangan.

2.Apa saja Bagian dari audit persediaan dan pergudangan.

3.Bagaimana merancang pengujian dari audit akuntansi biaya.

4.Bagaimana merancang pengujian observasi fisik persediaan

1.3 Tujuan Makalah

Tujuan dalam penyusunan makalah ini yaitu:

1.Mahasiswa mampu mengungkapkan fungsi bisnis dalam siklus persediaan dan pergudangan.

2.Mahasiswa mampu mengungkapkan Bagian- bagian audit persediaan.

3.Mahasiswa mampu merancang pengujian atas audit akuntansi biaya.

4.Mahasiswa mampu merancang pengujian atas observasi fisik persediaan.


BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 . Fungsi bisnis dalam siklus serta dokumen dan catatan terkait.

Persediaan memiliki banyak bentuk yang berbeda, tergantung pada sifat bisnisnya.Untuk bisnis
eceran atau grosir, akun terbesar dalam laporan keuangan sering kali persediaan barang
dagangan yang tersedia untuk dijual. Untuk mempelajari siklus persediaan dan pergudangan,
akan menggunakan contoh perusahaan manufaktur, yang persediaannya mungkin meliputi bahan
baku, suku cadang yang dibeli dan persediaan untuk digunakan dalam produksi, barang dalam
proses produksi, dan barang jadi yang tersedia untuk dijual.

Gambar diatas menunjukkan aliran fisik barang dan aliran biaya dalam siklus persediaan dan
warchousing untuk sebuah perusahaan manufaktur pada umumnya. Periksa debit bahan baku,
tenaga kerja langsung, dan T-account overhead pabrik untuk melihat bagaimana siklus
persediaan dan pergudangan terkait dengan siklus akuisisi dan pembayaran serta siklus
penggajian dan personalia. Hubungan langsung dengan siklus penjualan dan penagihan terjadi
pada saat barang jadi dikeluarkan (dikreditkan) dan dibebankan ke harga pokok penjualan.

Siklus persediaan dan pergudangan dapat dianggap terdiri dari dua sistem yang berbeda tetapi
terkait erat, satu melibatkan aliran barang dan yang lainnya biaya yang terkait. Enam fungsi yang
membentuk siklus persediaan dan pergudangan yaitu:

● Proses Pesanan Pembelian


Siklus inventaris dan pergudangan dimulai dengan akuisisi bahan bakuuntuk produksi. Kontrol
yang memadai atas pembelian harus dipertahankan, baik pembelian persediaan adalah untuk
bahan baku untuk produsen atau barang jadi untuk pengecer. Permintaan pembelian adalah
formulir yang digunakan untuk meminta departemen pembelian untuk memesan persediaan.
Permintaan ini dapat dimulai oleh personel ruang penyimpanan saat bahan baku dibutuhkan, oleh
perangkat lunak komputer otomatis ketika bahan baku mencapai mencapai tingkat yang telah
ditentukan, dengan pesanan yang dibuat untuk bahan yang diperlukan untuk memproduksi
pesanan yang lebih besar, atau dengan pesanan yang dimulai berdasarkan penghitungan bahan
baku secara berkala.

● Menerima Bahan Baku

Penerimaan bahan yang dipesan yang juga merupakan bagian dari siklus akuisisi dan
pembayaran siklus akuisisi dan pembayaran, melibatkan pemeriksaan material yang diterima
untuk kuantitas dan kualitas. Bagian penerimaan menyiapkan laporan penerimaan yang menjadi
bagian dari dokumentasi sebelum pembayaran dilakukan. Setelah pemeriksaan, material dikirim
ke gudang dan salinan dokumen penerimaan, atau pemberitahuan elektronik tentang penerimaan
barang,biasanya dikirim ke bagian pembelian, gudang, dan utang usaha.

● Menyimpan Bahan Baku

Setelah diterima, bahan biasanya disimpan di ruang penyimpanan. Ketika departemen lain
membutuhkan bahan untuk produksi, personel menyerahkan permintaan bahan yang telah
disetujui dengan benar, perintah kerja, atau dokumen serupa atau pemberitahuan elektronik yang
menunjukkan jenis dan jumlah bahan yang dibutuhkan. Dokumen permintaan ini digunakan
untuk memperbarui file master inventaris abadi dan mencatat transfer dari bahan baku ke akun
barang dalam proses. Pembaruan ini terjadi secara otomatis dalam organisasi dengan sistem
manajemen inventaris dan perangkat lunak akuntansi yang terintegrasi.
● Memproses Barang Memproses persediaan sangat bervariasi dari satu perusahaan ke
perusahaan lainnya. Perusahaan menentukan item dan jumlah barang jadi yang akan
mereka produksi berdasarkan pesanan khusus dari pelanggan, perkiraan penjualan,
tingkat persediaan barang jadi yang telah ditentukan sebelumnya, dan proses produksi
yang ekonomis. Departemen kontrol produksi yang terpisah sering kali bertanggung
jawab untuk menentukan jenis dan jumlah yang akan diproduksi.

Sistem akuntansi biaya yang memadai merupakan bagian penting dari fungsi pemrosesan barang
untuk semua perusahaan manufaktur. Sistem ini menunjukkan profitabilitas relatif dari produk
untuk perencanaan dan pengendalian manajemen dan menilai persediaan untuk menyiapkan
laporan keuangan. Terdapat dua jenis sistem biaya utama yaitu:

1.Sistem biaya pekerjaan

Dalam sistem biaya pekerjaan, biaya diakumulasikan oleh pekerjaan individu ketika bahan
dikeluarkan dan biaya tenaga kerja yang dikeluarkan.

2.Sistem biaya proses

Dalam sistem biaya proses, biaya diakumulasikan berdasarkan proses, dengan biaya unit untuk
setiap proses yang dibebankan pada produk yang melewati proses tersebut.

Catatan akuntansi biaya terdiri dari file master, spreadsheet, dan laporan yang
mengakumulasikan biaya material, tenaga kerja, dan overhead berdasarkan pekerjaan atau proses
saat biaya-biaya tersebut dikeluarkan, saat pekerjaan atau produk selesai, biaya terkait ditransfer
dari barang dalam proses ke barang jadi berdasarkan laporan departemen produksi.

● Menyimpan Barang Jadi

Ketika barang jadi selesai dibuat, barang tersebut ditempatkan di ruang penyimpanan untuk
menunggu pengiriman. Di perusahaan dengan kontrol internal yang baik, barang jadi disimpan di
bawah kontrol fisik di area terpisah dengan akses terbatas. Pengendalian barang jadi sering kali
dianggap sebagai bagian dari siklus penjualan dan penagihan.

● Mengirim Barang Jadi


Pengiriman barang jadi adalah bagian dari siklus penjualan dan penagihan. Yang sebenarnya
pengiriman barang kepada pelanggan dengan imbalan uang tunai atau aset lainnya, seperti
piutang usaha, menciptakan pertukaran aset yang diperlukan untuk memenuhi kriteria pengakuan
pendapatan. Untuk sebagian besar transaksi penjualan, pengiriman aktual memenuhi memenuhi
kewajiban kinerja dan oleh karena itu menjadi pemicu untuk mengakui piutang usaha dan
penjualan terkait dalam sistem akuntansi. Dengan demikian, pengiriman barang jadi harus
diotorisasi oleh dokumen pengiriman yang disetujui dengan benar dokumen pengiriman.

2.2 . Bagian audit persediaan.

Tujuan dalaam auditsiklus perssediaan dan pergudangan adalah menyediakan kepastian bahwa
laporan keuangan menyajikan informasi bahan baku, barang setengah jadi, persediaan barang
jadi, dan harga pokok penjualan secara wajar

Audit atas siklus persediaan dan pergudangan dapat dibagi menjadi 5 (lima) aktivitas yang
berbeda, yaitu

1. Akuisisi dan pencatatan bahan baku, biaya tenaga kerja, dan overhead.

Pada bagian ini, audit memiliki 3 (tiga) fungsi, yaitu


- pemrosesan atas pembelian pesanan
- penerimaan bahan baku, dan
- penyimpanan bahan baku.

Auditor mendapatkan pemahaman mengenai pengendalim internal atas ketiga fungsi tersebut
dan kemudian melakukan pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi, baik
transaksi siklus akuisisi dan pembayaran serta siklus penggajian dan personalia.Pengujian
terhadap pengendalian akuisisi bahan baku dan biaya manufaktur tersebut harus berjalan efektif
dan transaksi akuisisi dinyatakan dengan benar. Bila tenaga kerja langsung merupakan bagian
penting dalam persediaan manufaktur, maka auditor harus melakukan verifikasi proses akuntansi
yang benar atas biaya ini dalam siklus penggajian dan personalia

2. Perpindahan internal atas asset dan biaya

Pemindahan internal dalam persediaan meliputi fungsi ke (empat) yaitu pemrosesan barang dan
penyimpanan barang jadi. Klien membukukan aktivitasnya dalam pencatatan akuntansi biaya,
yang independen dari siklus lain dan diuji sebagai bagian dari audit siklus persediaan dan
pergudangan

3. Pengiriman barang dan pencatatan pendapatan dan biaya

Pencatatan pengiriman dan biaya terkait merupakan fungsi terakhir. Proses ini merupakan bagian
dari siklus penjualan dan penagihan, maka auditor harus mendapatkan pemahaman dan
pengujian pengendalian internal atas pencatatan pengiriman sebagai bagian dari audit siklus ini,
termasuk prosedur dalam verifikasi akurasi kredit atas persediaan yang dicatat dalam berkas
utama persedian perpetual.

4. Pengamanan fisik atas persediaan.

Auditor harus mengamati klien dalam menghitung persediaan fisik untuk menentukan apakah
persediaan yang tercatat memang ada pada tanggal neraca dan dihitung dengan benar oleh klien.
Pemeriksaan fisik merupakan jenis bukti penting yang dapat digunakan utuk melakukan
verifikasi terhadap keberadaan dan perhitungan persediaan

5. Penempatan harga dan kompilasi persediaan.


Biaya yang digunakan untuk menilai persediaan harus diuji untuk menentukan apakah klien
mengikut metode persediaan yang sesuai dengan SAK dan konsisten dengan tahun- tahun
sebelumnya. Prosedur yang digunakan auditor untuk melakukan verifikasi biaya ini disebut
pengujian harga. Sebagai tambahan, auditor harus melakukan pengujian kompilasi persediaan.
Yaitu suatu pengujian unuk melakukan verifikasi apakah perhitungan fisik dilakukan dengan
benar, kuantitas dan harga persediaan dijabarkan dengan benar untuk menghitung saldo buku
besar. Auditor menguji akuisisi dan melakukan pencatatan bahan baku, tenaga keja langsung,
dan overhead sebagai bagian darı siklus akuisisi dan pembayaran serta siklus penggajian dan
personalia. Mereka juga menguji pengiriman barang dan mencatat pendapatan dan biaya terkait
dengan siklus penjualan dan penagihan. Auditor perlu mempertimbangkan hasil pengujian
tersebut dalam siklus lainnya untuk menentukan sifat dan lingkup pengujian substantif yang
diperlukan dalam audit persediaan .

2.3 . Audit akuntansi biaya (merancang dan melaksanakan pengujian audit atas akuntansi
biaya)

Pengendalian akuntansi biaya (cost accounting records) adalah pengendalian yang berhubungan
dengan pemrosesan yang mempengaruhi persediaan fisik dan penelusuran biaya terkait dari saat
bahan baku diminta hingga produk selesai dibuat dan ditransfer ke penyimpanan. Jadi
pengendalian tersebut dapat dibagi ke dalam dua kategori luas:

1. Pengendalian fisik terhadap bahan baku, barang dalam proses, dan persediaan barang
jadi.
2. Pengendalian terhadap biaya terkait.

Hampir semua perusahaan memerlukan pengendalian fisik terhadap asetnya untuk mencegah
kerugian akibat penyalahgunaan dan pencurian. Untuk melindungi aset, sebagian besar
perusahaan memisahkan secara fisik dan membatasi akses ke area penyimpanan bahan baku,
barang dalam proses, serta barang jadi untuk mengendalikan pergerakan persediaan.

File induk persediaan perpetual yang disimpan oleh orang yang tidak bertanggung jawab atau
memiliki akses ke aset merupakan pengendalian akuntansi biaya lainnya yang bermanfaat karena
sejumlah alasan:
● File tersebut menyediakan catatan persediaan yang ada di tangan, yang digunakan untuk
memulai produksi atau akuisisi bahan atau barang tambahan.
● File tersebut menyediakan catatan penggunaan bahan baku dan penjualan barang jadi,
yang dapat diriview untuk melihat item-item yang usang atau bergerak lambat.
● File tersebut menyediakan catatan untuk mempertanggungjawabkan apabila ditemukan
selisih antara perhitungan fisik dan jumlah yang tersaji pada listing atau daftar perpetual.

Pengendalian internal yang memadai yang mengintegrasikan catatan produksi dan akuntansi
guna menyajikan biaya yang akurat bagi semua produk juga merupakan hal penting untuk
membantu manajemen dalam menetapkan harga barang jadi, mengandalikan biaya, serta
menghitung biaya persediaan.

Konsep untuk mengaudit akuntansi biaya persediaan tidak jauh berbeda dengan yang dibahas
untuk siklus transaksi lainnya: memahami pengendalian internal dalam sistem akuntansi biaya,
menilai risiko pengendalian yang direncanakan, menentukan luas pengujian pengendalian, serta
merancang pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi untuk memenuhi
tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi. Auditor sangat memperhatikan empat aspek
akuntansi biaya berikut:

1. Pengendalian fisik terhadap persediaan


2. Dokumen dan catatan untuk mentransfer persediaan
3. File induk persediaan perpetual
4. Catatan biaya per unit

Pengendalian fisik
Auditor menguji pengendalian fisik terhadap bahan baku, barang dalam proses, dan barang jadi
yang umumnya terbatas pada observasi serta pengajuan pertanyaan. Auditor dapat memeriksa
area penyimpanan bahan baku untuk menentukan apakah persediaan sudah dilindungi dari
pencurian dan penyalahgunaan dengan menggunakan kunci atau ukuran keamanan lainnya,
termasuk custodian persediaan. Auditor dapat meminta custodian persediaan untuk
melaksanakan tugas-tugasnya yang terkait dengan mengawasi persediaan yang dimonitor
olehnya. Jika auditor menyimpulkan bahwa pengendalian fisik sangat tidak memadai sehingga
persediaan akan sulit dihitung secara akurat, auditor harus memperluas observasi pengujian
persediaan fisik untuk memastikan bahwa perhitungan yang memadai telah dilakukan.

Dokumen dan Catatan untuk Mentransfer Persediaan

Ketika mengaudit transfer persediaan, pertama auditor harus memahami pengendalian internal
klien untuk mencatat transfer sebelum dapat melaksanakan pengujian yang relevan. Setelah
memahami pengendalian internal, auditor dapat dengan mudah melaksanakan pengujian
pengendalian atau pengujian substantif atas transaksi dengan memeriksa dokumen serta catatan
untuk menguji tujuan keterjadian dan keakuratan bagi transfer barang dari ruang penyimpanan
bahan baku ke lini perakitan manufaktur.

File Induk Persediaan Perpetual

Reliabilitas file induk persediaan perpetual mempengaruhi penetapan waktu dan luas
pemeriksaan fisik persediaan oleh auditor. Jika file induk persediaan perpetual sudah akurat,
auditor dapat menguji persediaan fisik sebelum tanggal neraca. Persediaan fisik interim dapat
menghasilkan penghematan baiaya yang signifikan baik bagi klien maupun auditor, dan
memungkinkan audit diselesaikan lebih awal. Auditor juga dapat mengurangi pengujian atas
perhitungan persediaan fisik apabila klien memiliki catatan persediaan perpetual yang dapat
diandalkan dan menilai rendah risiko pengendalian yang terkait dengan observasi fisik
persediaan.
Auditor menguji file induk persediaan perpetual dengan memeriksa dokumentasi yang
mendukung penambahan dan pengurangan jumlah persediaan dalam file induk. Biasanya,
relative mudah menguji keakuratan file induk persediaan perpetual seterlah auditor menentukan
kememadaian rancangan dan implementasi pengendalian internal persediaan serta tingkat
penilaian risiko pengendalian terkait. Auditor menguji catatan perpetual untuk akuisisi bahan
baku dalam siklus akuisisi dan pembayaran, sementara pengurangan barang jadi untuk penjualan
diuji dalam siklus penjualan dan penagihan.

Catatan Biaya per Unit

Ketika menguji catatan biaya persediaan, pertama auditor harus memahami pengendalian
internal dalam sistem akuntansi biaya. Pemahaman ini dapat menghabiskan banyak waktu karena
arus biaya diintegrasikan dengan catatan akuntansi dalam tiga siklus lainnya: akuisisi dan
pembayaran, penggajian dan personalia, serta penjualan dan penagihan.

Setelah auditor memahami pengendalian internal yang mempengaruhi catatan akuntansi biaya,
pendekatan untuk melakukan verifikasi internal atas catatan akuntansi biaya akan melibatkan
konsep yang sama dengan yang dibahas dalam verifikasi atas transaksi akuisisi, penggajian, dan
penjualan. Biasanya auditor menguji catatan akuntansi biaya sebagai bagian dari pengujian
akuisisi, penggajian, dan penjualan untuk menghindari menguji catatan lebih dari satu kali dan
untuk meningkatkan efisiensi audit. Ketika menguji transaksi akuisisi, auditor harus menelusuri
unit dan biaya per unit bahan baku ke penambah yang dicatat dalam file induk persediaan
perpetual serta total biaya ke catatan akuntansi biaya. Demikian juga, jika klien menyimpan data
biaya penggajian atas pekerjaan yang berbeda, auditor harus menelusuri dari ikhtisar penggajian
secara langsung ke catatan biaya pekerjaan ketika mengaudit penggajian.
2.4 . Observasi fisik persediaan

Karena persediaan bervariasi secara signifikan untuk perusahaan


yang berbeda, memperoleh pemahaman tentang industri dan bisnis
klien lebih penting baik untuk observasi persediaan fisik maupun
penetapan harga dan kompilasi persediaan dibandingkan untuk
sebagian besar area audit. Contoh pertimbangan utama yang harus
dipertimbangkan auditor mencakup metode penilaian inventaris yang
dipilih oleh manajemen, potensi keusangan inventaris, dan risiko
bahwa inventaris konsinyasi mungkin tercampur dengan inventaris
yang dimiliki. Auditor harus mengevaluasi apakah risiko yang
berkaitan dengan persediaan memenuhi syarat sebagai risiko
signifikan.

Auditor sering kali pertama-tama membiasakan diri dengan


inventaris klien dengan melakukan tur ke fasilitas inventaris klien,
termasuk area penerimaan, penyimpanan, produksi, perencanaan, dan pencatatan. Tur tersebut
harus dipimpin oleh seorang supervisor yang dapat menjawab pertanyaan seputar produksi,
terutama tentang perubahan apa pun dalam pengendalian internal dan proses lainnya sejak tahun
lalu.

Sambil mendapatkan pemahaman tentang pengaruh bisnis dan industri klien mengenai
persediaan, auditor menilai risiko bisnis klien untuk menentukan apakah risiko tersebut
meningkatkan kemungkinan salah saji material dalam persediaan. Contoh sumber risiko bisnis
yang umum untuk inventaris mencakup siklus produk yang pendek, potensi keusangan,
penggunaan inventaris tepat waktu, ketergantungan pada beberapa pemasok utama, dan
penggunaan teknologi manajemen inventaris yang canggih.
Setelah menilai risiko bisnis klien, auditor menentukan materialitas kinerja dan menilai risiko
bawaan untuk persediaan, yang biasanya sangat material untuk perusahaan manufaktur, grosir,
dan ritel. Auditor sering kali menilai risiko inheren yang tinggi pada perusahaan dengan
persediaan yang signifikan, bergantung pada keadaan. Auditor sering kali memiliki
kekhawatiran yang lebih besar terhadap salah saji ketika persediaan disimpan di beberapa lokasi,
metode penetapan biayanya rumit, dan potensi keusangan persediaan sangat besar.

Ketika menilai risiko pengendalian, perhatian utama auditor adalah pada pengendalian internal
atas pencatatan perpetual, pengendalian fisik, penghitungan persediaan, serta kompilasi dan
penetapan harga persediaan. Sifat dan tingkat pengendalian ini sangat bervariasi dari satu
perusahaan ke perusahaan lainnya.

Persyaratan Observasi Persediaan

Auditor telah diminta untuk melakukan pengujian observasi fisik atas persediaan sejak penipuan
besar yang melibatkan pencatatan persediaan yang tidak ada ditemukan pada tahun 1938 di
Perusahaan McKesson & Robbins. Kecurangan tidak ditemukan karena auditor tidak mengamati
secara fisik persediaan, yang pada saat itu tidak diperlukan.

Standar audit mengharuskan auditor untuk meyakinkan diri mereka sendiri tentang efektivitas
metode klien dalam menghitung persediaan dan ketergantungan mereka pada representasi klien
tentang kuantitas dan kondisi fisik persediaan. Untuk memenuhi persyaratan tersebut, auditor
harus:

● Hadir pada saat klien menghitung persediaannya untuk menentukan saldo akhir tahun.
● Amati prosedur penghitungan klien.
● Mengajukan pertanyaan kepada personil klien tentang prosedur penghitungan mereka.
● Melakukan pengujian independen terhadap penghitungan fisik.
Poin penting dalam standar auditing adalah perbedaan antara siapa yang mengamati
penghitungan fisik inventaris dan siapa yang bertanggung jawab melakukan penghitungan. Klien
bertanggung jawab untuk menyiapkan prosedur untuk mengambil inventaris fisik yang akurat
dan benar-benar membuat dan mencatat penghitungannya. Auditor bertanggung jawab untuk
mengevaluasi dan mengamati prosedur klien, termasuk melakukan penghitungan pengujian atas
persediaan dan menarik kesimpulan tentang kecukupan fisik persediaan.

Pemeriksaan fisik inventaris oleh auditor tidak diperlukan jika inventaris disimpan di gudang
umum atau diawasi oleh penjaga luar. Dalam situasi tersebut auditor memverifikasi persediaan
melalui konfirmasi dengan kustodian. Namun, jika persediaan yang disimpan pada kustodian
pihak kami mewakili sebagian besar aset lancar dari total aset, auditor harus menerapkan
prosedur tambahan, seperti menyelidiki prosedur inventaris kustodian, memperoleh laporan
akuntan independen mengenai prosedur pengendalian kustodian atas penitipan barang, atau
mengamati penghitungan fisik barang yang dipegang oleh kustodian, jika memungkinkan.

Kontrol Atas Hitungan Fisik

Terlepas dari metode pencatatan inventaris, klien harus melakukan penghitungan fisik inventaris
secara berkala, namun tidak harus setiap tahun. Penghitungan fisik dapat dilakukan pada atau
mendekati tanggal neraca, pada tanggal interim, atau berdasarkan siklus sepanjang tahun. Dua
pendekatan terakhir hanya tepat jika terdapat pengendalian yang memadai atas file induk
persediaan perpetual.
Kontrol yang memadai atas penghitungan fisik inventaris klien mencakup instruksi klien yang
tepat untuk penghitungan fisik. Pengawasan oleh personel perusahaan yang bertanggung jawab,
verifikasi internal independen atas penghitungan oleh personel klien lainnya, rekonsiliasi
independen atas penghitungan fisik dengan file induk inventaris abadi, dan pengendalian klien
yang memadai atas lembar penghitungan atau tag yang digunakan untuk mencatat penghitungan
inventaris. Auditor perlu memahami pengendalian penghitungan persediaan fisik klien sebelum
penghitungan persediaan dimulai. Meskipun pemahaman ini diperlukan untuk mengevaluasi
efektivitas prosedur klien, pemahaman ini juga memungkinkan auditor untuk memberikan saran
yang konstruktif sebelumnya. Jelasnya, jika pengendalian penghitungan fisik persediaan klien
tidak memadai, auditor harus menghabiskan lebih banyak waktu untuk memastikan bahwa
penghitungan fisik akurat.

Keputusan Audit

Keputusan auditor dalam pengamatan fisik atas persediaan serupa dengan keputusan yang
diambil untuk area audit lainnya. Hal ini mencakup pemilihan prosedur audit, penentuan waktu
pelaksanaan prosedur, penentuan ukuran sampel, dan pemilihan item untuk pengujian. Tiga dek
terakhir dibahas selanjutnya, diikuti dengan diskusi tentang prosedur audit yang tepat.

Penentuan waktu. Auditor memutuskan apakah penghitungan fisik dapat dilakukan sebelum
akhir tahun terutama berdasarkan keakuratan file induk persediaan perpetual. Ketika klien
melakukan penghitungan fisik sementara, yang akan disetujui oleh auditor hanya jika
pengendalian internal efektif, auditor mengamati penghitungan persediaan pada saat itu, dan juga
menguji transaksi yang dicatat dalam catatan persediaan perpetual sejak tanggal penghitungan
hingga akhir tahun Ketika catatan perpetual akurat dan pengendalian terkait beroperasi secara
efektif, klien mungkin tidak perlu menghitung seluruh persediaan pada akhir tahun. Sebaliknya,
auditor dapat membandingkan persediaan perpetual dengan persediaan sebenarnya berdasarkan
sampel pada waktu yang tepat sepanjang tahun, selama pengendalian atas penambahan dan
pengurangan catatan perpetual diuji dan terbukti beroperasi secara efektif. Jika tidak ada
persediaan perpetual dan persediaannya material, klien harus melakukan persediaan fisik lengkap
menjelang akhir periode akuntansi.
Ukuran Sampel. Jumlah item inventaris yang harus dihitung oleh auditor sulit untuk ditentukan
karena auditor berkonsentrasi pada pengamatan prosedur klien daripada memilih item untuk
pengujian. Untuk kemudahan, ukuran sampel dalam observasi fisik dapat dipertimbangkan
dalam kaitannya dengan jumlah total jam yang dihabiskan, bukan jumlah item inventaris yang
dihitung. Faktor penentu utama jumlah waktu yang dibutuhkan untuk menguji persediaan adalah
kecukupan pengendalian internal atas penghitungan fisik.

Keakuratan file induk persediaan perpetual, jumlah total dolar dan jenis persediaan, jumlah
lokasi persediaan signifikan yang berbeda, sifat dan tingkat kesalahan penyajian yang ditemukan
pada tahun-tahun sebelumnya, dan risiko bawaan lainnya.

Dalam beberapa situasi, persediaan sangat material sehingga memerlukan puluhan auditor untuk
mengamati penghitungan fisiknya. Dalam situasi lain, satu auditor dapat menyelesaikan
observasi dalam waktu singkat. Perencanaan audit untuk pengujian penghitungan inventaris dan
koordinasi dengan personel klien sangatlah penting. Perencanaan yang buruk dapat
menyebabkan kesulitan audit. Misalnya, tidak mungkin untuk mengamati personel klien
menghitung inventaris setelah mereka menyelesaikan penghitungannya dan sulit untuk
memperluas ukuran sampel atau melakukan kembali pengujian setelah inventaris fisik diambil.

Pemilihan Barang Ketika auditor mengamati klien menghitung persediaan, mereka harus berhati-
hati dalam melakukannya:

● Amati penghitungan item-item yang paling signifikan dan sampel representatif dari item-
item inventaris yang umum.
● Tanyakan tentang barang-barang yang mungkin usang atau rusak.
● Diskusikan dengan manajemen alasan untuk mengecualikan barang-barang material.

Tes Observasi Fisik


Tujuan audit terkait saldo yang sama yang dibahas pada bagian sebelumnya untuk pengujian
rincian saldo memberikan kerangka acuan untuk membahas pengujian observasi fisik. Namun,
sebelum membahas tujuan tersebut, beberapa komentar keseluruhan tentang proses inventaris
klien penting untuk dipertimbangkan.

Bagian terpenting dari pengamatan persediaan adalah menentukan apakah penghitungan fisik
dilakukan sesuai dengan instruksi klien. Untuk melakukan hal ini secara efektif, auditor harus
hadir saat penghitungan fisik dilakukan.

Jika karyawan klien tidak mengikuti instruksi inventaris, auditor harus menghubungi supervisor
untuk memperbaiki masalah atau memodifikasi prosedur observasi fisik. Misalnya, jika
prosedur mengharuskan satu tim untuk menghitung persediaan dan tim kedua menghitung ulang
persediaan tersebut sebagai pengujian keakuratan, auditor harus memberi tahu manajemen jika
kedua tim terlihat melakukan penghitungan bersama.

Tabel 21-2 (hal. 722) berisi daftar pengujian umum atas rincian prosedur audit saldo untuk
pengamatan fisik persediaan. Keterikatan detail adalah satu-satunya tujuan audit terkait
keseimbangan yang tidak disertakan. Tujuan terkait keseimbangan tersebut dibahas dalam
kompilasi inventaris. Dalam pembahasan selanjutnya, kita berasumsi bahwa klien menghitung
persediaan pada tanggal neraca dan mencatat jumlah persediaan pada tag yang diberi nomor
sebelumnya. Ketika klien mencatat jumlah persediaan dengan cara yang berbeda, prosedur audit
akan bervariasi. Selain prosedur rinci pada Tabel 21-2, auditor juga harus memeriksa seluruh
area fisik di mana persediaan disimpan untuk memastikan bahwa semua persediaan telah
dihitung dan diberi label dengan benar. Kotak atau wadah lain yang menyimpan inventaris juga
harus dibuka selama penghitungan pengujian untuk memastikan inventaris ada secara fisik.
Sebagai bagian dari prosedur analitis substantif yang dilakukan setelah klien menyelesaikan
penghitungan inventaris, auditor dapat membandingkan inventaris bernilai dolar tinggi dengan
penghitungan pada tahun sebelumnya dan file induk inventaris sebagai pengujian kewajaran.
BAB 3

KESIMPULAN

Audit akuntansi biaya melibatkan perancangan dan pelaksanaan pengujian atas pengendalian akuntansi
biaya, yang mencakup pengendalian fisik terhadap bahan baku, barang dalam proses, dan persediaan
barang jadi, serta pengendalian biaya terkait. Pengendalian fisik melibatkan observasi dan pertanyaan
terhadap prosedur penyimpanan dan akses, sementara file induk persediaan perpetual menjadi instrumen
penting untuk memastikan catatan persediaan yang akurat. Auditor juga menitikberatkan pada
pengendalian terhadap transfer persediaan, catatan biaya per unit, dan dokumen-dokumen yang
mendukungnya. Pada saat melakukan pengujian fisik persediaan, auditor harus memastikan kehadiran
saat penghitungan, mengamati prosedur klien, dan melakukan pengujian independen. Pengendalian
internal yang memadai dan pemahaman terhadap sistem akuntansi biaya menjadi kunci dalam menyajikan
biaya yang akurat dan membantu manajemen dalam pengambilan keputusan terkait harga, pengendalian
biaya, dan perhitungan persediaan.
DAFTAR PERTANYAAN

1. Bagaimana auditor meyakinkan diri mereka sendiri bahwa klien telah mengikut metode
persediaan yang sesuai dengan SAK dan konsisten dengan tahun- tahun sebelumnya?
( Dang Niar Hasanah)
2. Kaitan antara persediaan dan pergudangan,kesulitan apa saja yg dialami oleh auditor
dalam persediaan, dan salah saji seperti apa yang dapat terjadi dalam mengaudit
persediaan dan pergudangan? (Tri Noviandi)
3. Apa yang harus dilakukan auditor jika dia berhalangan hadir saat penghitungan fisik
dilakukan? (Yessika Rizki A)
4. Bagaimana jika perusahaan tidak melakukan kontrol internal yang tidak baik pada
penyimpanan barang dalam siklus persediaan dan pergudangan?(Salma Nabillah)
5. Mengapa auditor perlu menelusuri dari ikhtisar penggajian secara langsung ke catatan
biaya pekerjaan saat mengaudit penggajian, terutama jika klien menyimpan data biaya
penggajian atas pekerjaan yang berbeda? (Iqbal Dwi J)

6. Setelah auditor menyelesaikan pengecekan inventaris, klien meminta auditor untuk


memberika hasil audit tersebut untuk mengecek kembali oleh klien apakah auditor tidak
salah hitung atau cek, apakah auditor menerima permintaan dari klien ? Kalau iya
kenapa kalau tidak kenapa ? (Hafizh.d.s)
DAFTAR PUSTAKA

Arens, A. A., Elder, R. J., Beasley, M. S., & Hogan, C. E. (2017). Auditing and Assurance Service. In
Auditing (pp. 726–741). Pearson Education.

Anda mungkin juga menyukai