Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Siklus persediaan dan pergudangan ( inventory and warehousing cycle)
merupakan siklus yang unik karena hubungannya yang erat dengan siklus lainnya.
Bagi perusahaan manufakttur, bahan baku memasuki siklus persediaan dan
pergudangan dari siklus akuisisi dan pembayaran, sementara tenaga kerja langsung
memenuhinya dari siklus penggajian dan personalia. Siklus persediaan dan
pergudangan diakhiri dengan penjualan barang dalam siklus penjualan dan
penagihan.
Persediaan bagi perusahaan manufaktur merupakan hal yang sangat material
karena sebagian besar modal kerjanya digunakan untuk menghasilkan persediaan.
Biaya persediaan mencakup bahan baku, tenaga kerja langsung, dan overhead
manufaktur. Karena persediaan bersifat material bagi kebanyakan perusahaan
manufaktur, maka meminjam sejumlah uang dengan menggunakan persediaan
sudah menjadi lazim. Bagi perusahaan yang memiliki gudang persediaan
diberbagai tempat dan memiliki persediaan yang merupakan barang konsinyasi
dalam gudang penyimpanannya. Selain itu dengan tersebarnya persediaan pada
berbagai tempat, memungkinkan terjadinya penggelapan persediaan jika
pengendalian intern perusahaan tidak berjalan dengan baik.
Audit terhadap persediaan, terutama pengujian saldo persediaan akhir tahun,
sering kali merupakan bagian yang paling kompleks dan menghabiskan waktu
audit. Factor-faktor yang memengaruhi kompleksitas audit persediaan meliputi:
1. Persediaan sering kali merupakan akun terbesar pada neraca
2. Persediaan sering kali pada lokasi berbeda, sehingga pengendalian dan
perhitungan fisik menjadi sulit
3. Sulit bagi auditor mengamati dan menilai item persediaan yang berbeda
4. Penilaian persediaan sulit apabila estimasi keusangan persediaan
merupakan hal yang penting
5. Beberapa organisasi ingin menggunakan metode penilaian yang
berbeda untuk berbagai bagian dari persediaan yang dapat diterima
menurut standar akuntansi

1
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang penulis angkat terhadap topic ini adalah :
1. Bagaimana fungsi bisnis serta dokumen dan catatan terkait dalam siklus
persediaan dan pergudangan ?
2. Apakah bagian-bagian dalam audit siklus persediaan dan pergudangan ?
3. Bagaimana merancang dan melaksanakan pengujian audit atas akuntansi
biaya ?
4. Bagaimana menerapkan prosedur analitis dalam siklus persediaan dan
pergudangan ?
5. Bagaimana merancang dan melaksanakan pengujian audit atas observasi fisik
persediaan ?
6. Bagaimana merancang dan melaksanakan pengujian audit atas penetapan
harga dan kompilasi persediaan ?
7. Bagaimana mengintegrasikan berbagai bagian dari audit siklus persediaan
dan pergudangan ?

1.3 Tujuan Penulisan


Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui bagaimana fungsi bisnis serta dokumen dan catatan terkait
dalam siklus persediaan dan pergudangan ?
2. Untuk mengetahui apakah bagian-bagian dalam audit siklus persediaan dan
pergudangan ?
3. Untuk mengetahui bagaimana merancang dan melaksanakan pengujian audit atas
akuntansi biaya ?
4. Untuk mengetahui bagaimana menerapkan prosedur analitis dalam siklus
persediaan dan pergudangan ?
5. Untuk mengetahui bagaimana merancang dan melaksanakan pengujian audit atas
observasi fisik persediaan ?
6. Untuk mengetahui bagaimana merancang dan melaksanakan pengujian audit atas
penetapan harga dan kompilasi persediaan ?
7. Untuk mengetahui bagaimana mengintegrasikan berbagai bagian dari audit siklus
persediaan dan pergudangan ?

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 FUNGSI BISNIS DALAM SIKLUS SERTA DOKUMEN DAN CATATAN


TERKAIT
Persediaan memiliki banyak bentuk yang berbeda, tergantung pada sifat
bisnisnya.Untuk bisnis ritel atau grosir, akun terbesar dalam laporan keuangan sering
kali berupa persediaan barang dagang yang tersedia untuk dijual. Siklus persediaan dan
pergudangan dapat terdiri dari dua system yang terpisah tetapi berkaitan erat, dimana
satu melibatkan arus fisik barang dan yang lainnya dengan biaya yang terkait. Enam
fungsi bisnis yang akan membentuk siklus persediaan yaitu:
1.Memroses pesanan pembelian
Siklus persediaan dan pergudangan dimulai dengan akuisisi bahan baku
untuk produksi. Pengendalian yang memadai terhadap pembelian harus
diselenggarakan dengan baik. Permintaan pembelian adalah formulir yang digunakan
untuk meminta departemen pembelian agar agar memesan persediaan yang dapat
dilakukan oleh personil ruang penyimpanan bahan baku yang diperlukan dengan
perangkat lunak computer yang terotomatisasi ketika bahan baku mencapai tingkat
yang telah ditentukan terlebih dahulu.
2. Menerima Bahan Baku
Penerimaan bahan yang dipesan, yang melibatkan inspeksi atas bahan yang
diterima menyangkut kualitas dan kuantitas nya. Departemen penerimaan akan
membuat laporan penerimaan yang menjadi bagian dari dokumentasi sebelum
pembayaran dilakukan. Setelah diinspeksi barang akan dikirim ke ruang penyimpanan
dan salinan dokumen penerimaan biasanya diserahkan ke bagian pembelian, ruang
penyimpanan, dan utang usaha.
3. Menyimpan bahan baku
Setelah bahan diterima, bahan biasanya disimpan di ruang penyimpanan.
Ketika departemen lain memerlukan bahan untuk produksi, karyawan ruang
penyimpanan menyerahkan permintaan bahan yang telah disetujui secara layak.
Dokumen permintaan ini digunakan untuk meperbaharui file induk persediaan
perpetual dan mencatat transfer dari akun bahan baku keakun barang dalam proses.

3
4. Memroses barang
Sistem akuntansi biaya yang memadai merupakan bagian penting dari
pemrosesan fungsi barang bagi semua perusahaan manufaktur. System tersebut
menunjukkan profitabilitas relative produk bagi perencanaan dan pengendalian
manajemen serta menilai persediaan untuk menyusun laporan keuangan. Terdapat dua
jenis system biaya utama: job order costing (biaya diakumulasikan oleh setiap
pekerjaan ketika bahan dikeluarkan dan biaya tenaga kerja terjadi) dan process costing
( biaya diakumulasikan berdasarkan process, dengan biaya per unit untuk setiap proses
dibebankan ke produk melalui proses tersebut).
5. Menyimpan barang jadi
Ketika barang jadi telah selesai, barang tersebut ditempatkan di ruang
penyimpanan menunggu untuk dikirim. Dalam perusahaan yang pengendalian
internalnya baik, barang disimpan dengan pengendalian fisik yang terpisah pada suatu
area dengan akses terbatas.
6. Mengirimkan barang jadi
Pengiriman barang jadi merupakan bagian dari siklus penjualan dan penagihan.
Pengiriman actual barang kepada pelanggan menciptakan pertukaran asset yang
diperlukan untukmemenuhi kriteria pengakuan pendapatan. Jadi pengiriman barang
secara actual harus diotorisasi oleh dokumen pengiriman yang telah disetujui.
7. file induk persediaan perpetual
Pada umumnya mencantumkan informasi tentang unit persediaan yang
diakuisisi, dijual, da nada ditangan. Dalam system terkomputerisasi file itu juga berisi
informasi mengenai biaya per unit.
Untuk akuisisi bahan baku, file induk persediaan perpetual diperbaharuisecara
otomatis ketika akuisisi persediaan diproses sebagai bagian dari pencatatan akuisisi.
Untuk transfer bahan baku dari ruang penyimpanan harus dimasukkan secara
terpisah kedalam computer untuk memperbaharui catatan perpetual. Sedangkan file
induk persediaan perpetual barang jadi mencantumkan jenis informasi yang sama
seperti persediaan perpetual bahan baku, tetapi dianggap lebih kompleks jika biaya
dimasukkan bersama dengan unit barang.

2.2 BAGIAN AUDIT PERSEDIAAN


Tujuan keseluruhkan dari audit siklus persediaan dan pengudangan adalah
menyediakan assurance bahwa laporan keuangan memperhitungkan secara wajar
bahan baku, barang dalam proses, persediaan barang jadi, dan harga pokok penjualan.

4
Audit siklus persediaan dan pergudangan dapat dibagi menjadi lima aktivitas yang
berbada dalam siklus :
1. Mengakuisisi dan mencatat bahan baku, tenaga kerja, dan overhead
2. Mentransfer secara internal asset dan biaya
3. Mengirimkan barang dan mencatat pendapatan serta biaya
4. Mengamati persediaan secara fisik
5. Menetapkan harga dan kompilasi persediaan

*Fungsi- fungsi dalam siklus persediaan dan pergudangan. (Gambar 21-2)

5
 Mengakuisisi dan mencatat bahan baku, tenaga kerja, dan overhead.
Terdapat 3 fungsi utama audit dalam aktivitas ini, mencakup proses
pemesanan pembelian, penerimaan bahan baku dan penyimpanan bahan baku.Auditor
harus memahami pengendalian internal terkait 3 fungsi tersebut. Kemudian melakukan
pengujian pengendalian dan pengujian substantive atas transaksi baik dalam siklus
akuisisi dan pembayaran serta siklus penggajian dan personalia, yang keseluruhan
harus memenuhi tujuan audit bahwa semua telah dilakukan secara efektif dan
dinyatakan secara benar.

 Mentransfer secara internal asset dan biaya.

Hal ini terkait dengan memproses barang dan menyimpan barang jadi. Klien
memperhitungkannya dalam catatan akuntansi biaya yang independen dan diuji
sebagai bagian dari audit siklus persediaan dan pergudangan.

 Mengirimkan barang dan mencatat pendapatan serta biaya.

Auditor harus memahami dan menguji pengendalian internal terhadap


pencatatan dan pengiriman sebagai bagian dari siklus audit tersebut, termasuk prosedur
untuk memverifikasi keakuratan pengkreditan ke persediaan yang dictat dalam file
induk persediaan perpetual.

 Mengamati persediaan secara fisik.

Pemeriksaan fisik merupakan salah satu bukti audit yang penting yang
digunakan untuk memverifikasi keberadaan dan perhitungan persediaan. Auditor harus
mengamati klien yang melakukan perhitungan fisik untuk menentukan persediaan yang
tercatat benar ada pada tanggal neraca dan telah dihitung secara benar.

 Menetapkan harga dan mengkompilasi persediaan.

Pengujian biaya yang digunakan untuk menilai persediaan harus di uji untuk
menentukan klien telah mengikuti secara benar metode persediaan dan sesuai dengan
standar akuntansi maupun konsisten dengan tahun sebelumnya, hal ini merupakan
prosedur audit yang disebut pengujian harga. Pengujian kompilasi perlu dilakukan
auditor untuk memverifikasi penghitungan telah di ikhtisarkan secara benar dan telah
di footing secara benar pada saldo persediaan buku besar umum yang sama.

Pada gambar mengikhtisarkan lima bagian audit siklus persediaan dan


pergudangan. Karena keterkaitan antara siklusnpersediaan dan pergudangan dengan
siklus yang lainnya, beberapa bagian audit persediaan akan lebih efisien jika diuji

6
dengan pengujian audit antar siklus lainnya. Seperti disajikan pada gambar, auditor
mengujian akuisisi dan pencatatan bahan baku, tenaga kerja, serta overhead sebagai
bagian daari audit atas siklus akuisisi dan pembayaran serta siklus penggajian dan
personalia. Selain itu, mereka juga menguji pengiriman barang dan pencatatan
pendapatan serta biaya terkait dalam audit siklus penjualan dan penagihan. Karena kita
telah membahas tentang pemahaman pengendalian internal dan pengujian
pengendalian serta pengujian substantive atas transaksi untuk siklus lainnya pada bab-
bab sebelumnya.

*Audit Persediaan

2.3 AUDIT AKUNTANSI BIAYA

Pengendalian akuntansi biaya (cost accounting records) adalah pengendalian


yang berhubung dengan pemrosesan yang mempengaruhi persediaan fisik dan
penelusuran biaya terkait dari saat bahan baku diminta hingga produk selesai dibuat
dan ditransfer ke penyimpanan.

7
Audit akuntansi biaya dimulai dari transfer internal bahan baku hingga
persediaan barang jadi, namun penting juga untuk mengetahui sistem dan pengendalian
yang berhubungan dengan transfer biaya persediaan yang diperhitungkan dalam
catatan akuntansi biaya.

Pengendalian akuntansi biaya, dibagi menjadi dua kategori secara luas yaitu:

1. Pengendalian fisik (bahan baku, barangay dalam proses dan barang jadi),
untuk mencegah kerugian akibat penyalahgunaan dan pencurian. Perusahaan dapat
melakukan pemisahan tugas dan membatasi akses ke area penyimpanan. Menggunakan
dokumen yang dipranomori untuk mengotorisasi pergerakan persediaan. Permintaan
persediaan harus berdasarkan otorisasi yang layak

2. Pengendalian terhadap biaya terkait: bermanfaat karena menyediakan


catatan persediaan yang ada di tangan, menyediakan penggunaan bahan baku dan
penjualan untuk mereviuw item using atau bergerak lambat, menyediakan catatan
untuk mempertanggungjawabkan apabila ditemukan selisih antara penghitungan fisik
dan jumlah tersaji.

Pengujian akuntansi biaya, terdapat 4 aspek yang sangat diperhatikan auditor


terkait:

a. Pengendalian fisik terhadap persediaan: auditor melakukan pengendalian


fisik dengan memeriksa area penyimpanan, meminta custodium persediaan
menjelaskan tugasnya. Jika pengendalian fisik sangat tidak memadai auditoe
harus memperluas observasi pengujian persediaan fisik.

b. Dokumen dan catatan untuk mentransfer persediaan: auditor tertuju untuk


memverifikasi transfer persediaan dengan harus memahami pengendalian
internal klien, melaksanakan pengujian pengendalian atau pengujian
substantive atas transaksi untuk menguji tujuan audit

c. File induk persediaan perpetual: relibilitas file induk persediaan perpetual


memepengaruhi penetapan waktu dan lingkup pemeriksaan fisik persediaan
oleh auditor.

d. Catatan biaya per unit: keakuratan catatan sangatlah penting untuk


menyatakan secara wajar persediaan. Auditor harus memahami pengendalian
internal dalam sistem akuntansi biaya, melakukan verifikasi internal. Auditor

8
harus merancang pengujian yang sesuai untuk mengurangi pengujian
substanstif.
2.4 PROSEDUR ANALITIS
Prosedur analitis merupakan hal yang penting dalam mengaudit siklus
persediaan dan perdagangan . selain melaksanakan prosedur analitis yang memeriksa
hubungan saldo akun persediaan dengan akun laporan keuangan lainnya, auditor sering
kali juga menggunakan informasi nonkeuangan untuk menilai kelayakan saldo yang
terkait dengan persediaan. Sebagai contoh auditor mungkin perlu mengetahui ukuran
dan bobot produk persediaan, metode penyimpanannya dan kapasitas fasilitas
penyimpanan untuk menentukan apakah persediaan yang tercatat konsisten dengan
tempat penyimpanan persediaan yang tersedia.
Setelah melaksanakan pengujian yang tepat atas catatan akutansi dan prosedur
analitis, auditor memiliki dasar untuk merancang seta melaksanakan pengujian atas
rincian saldo persediaan akhir.

prosedur analitis kemungkinan salah saji


membandingkan marjin kotor dengan lebih saji atau kurang saji persediaan dan
tahun sebelumnya harga pokok penjualan
membandingkan perputaran persediaan persediaan yang usang, yang
(harga pokok penjualan dibagi dengan mempengaruhi persediaan dan harga
persediaan rata-rata) dengan tahun pokok penjualan, lebih saji atau kurang
sebelumnya saji persediaan
lebih saji atau kurang saji biaya per unit,
membandingkan biaya perunit yang mempengaruhi persediaan dan
persediaan dengan tahun sebelumnya harga pokok penjualan
salah saji dalam komplikasi, biaya per
membandingkan nilai persediaan yang unit, atau perkalian, yang mempengaruhi
ditambahkan dengan tahun sebelumnya persediaan dan harga pokok
salah saji biaya per unit persediaan,
membandingkan biaya manufaktur tahun terutama tenaga kerja langsung dan
berjalan dengan tahun sebelumnya overhead manufaktur, yang
(biaya variabel harus disesuaikan dengan mempengaruhi persediaan dan harga
perubahan volume) pokok penjualan

Pada tabel di atas menunjukkan beberapa prosedur analitis yang umum dan
kemungkina salah saji yang dapat ditunjukkan ketika terjadi fluktuasi.

9
2.5 OBSERVASI FISIK PERSEDIAAN
Karena persediaan sangat bervariasi untuk perusahaan yang berbeda, maka
memahami industri dan bisnis klien merupakan hal yang penting bagi observasi fisik
persediaan maupun penetapan harga dan komplikasi persediaan ketimbang sebagian
besar bidang audit lainnya. Pertama auditor sering kali mengakrabkan diri dengan
persediaan klien dengan melaksanakan kunjungan ke fasilitas persediaan klien,
termasuk area penerimaan, penyimpanan, produksi, perencanaan, dan penyimpanan
catatan. Kunjungan tersebut harus dipimpin oleh seorang penyelia yag dapat menjawab
pertanyaan mengenai produksi, terutama mengenai setiap perubahan pengendalian
internal dan proses lainnya sejak tahun terakhir. Auditor tetap menilai risiko bisnis
klien untuk menentukan apakah risiko tersebut meningkatkan kemungkinan salah saji
material dalam persediaan. Setelah menilai risiko bisnis klien, auditor menentukan
materialistis kinerja dan menilai risiko inheren untuk persediaan, yang biasannya
sangat material bagi perusahaan manufaktur, grosir, dan ritel. Auditor sering kali
memberikan perhatian yang lebih besar pada salah saji jika persediaan disimpan di
lokasi yang berbeda, metode kalkulasi biayanya adalah kompleks dan potensi keuangan
persediaan sangat besar.
Ketika menilai risiko pengendalian, auditor terutama memperhatikan pengendalian
internal terhadap catatan perpetual, pengendalian fisik, perhitunganpersediaan, serta
penetapan harga dan komplikasi persediaan. Sifat dan pengendalian tersebut sangat
bervariasi dari perusahaan ke perusahaan. Standar auditing mengharuskan auditor
untuk menerima efektivitas metode perhitungan persediaan klien dan ketergantungan
yang dapat mereka tempatkan pada representasi klien mengenai kuantitas serta kondisi
fisik persediaan. Untuk memenuhi persyaratan tersebut, auditor harus :
 Hadir pada saat klien menghitung persediaan untuk menetukan saldo akhir
tahun
 Mengamati prosedur perhitungan klien
 Mengajukan pertanyaan kepada personil klien mengenai prosedur perhitungan
 Melakukan pengujian atas perhitungan fisik independen mereka sendiri

Titik yang penting dalam standar auditing adalah perbedaan antara siapa yang
mengamati perhitungan persediaan fisik dan siapa yang bertanggung jawab melakukan
perhitungan. Klien adalah pihak yang bertanggung jawab menetapkan prosedur untuk
menghitung persediaan fisik secara akurat dan benar- benar melakukan serta mencatat
perhitungan tersebut.
Pengendalian yang memadai terhadap perhitungan fisik persediaan klien meliputi
instruksi klien yang benar untuk melakukan perhitungan fisik, supervisi oleh personil
perusahaan yang bertanggung jawab, verifikasi internal yang independen atas
perhitungan yang dilakukan oleh personil klien lainnya, rekonsiliasi independen antara

10
perhitungan fisik dengan file induk persediaan perpetual, dan pengendalian klien yang
memadai terhadap lembar perhitungan atau tag yang digunakan untuk mencatat
perhitungan persediaan. Keputusan auditor dalamobservasi fisik persediaan serupa
dengan yang dibuat untuk bidang audit lainnya. Keputusan ini meliputi prosedur audit,
memutuskan waktu prosedur, menentukan ukuran sampel, dan memilih item – item
yang akan diuji.
Penetapan waktu, auditor memutuskan apakan perhitungan fisik dapat dilakukan
sebelum akhir tahun terutama atas dasar keakuratan file induk persediaan perpetual,
jika klien melakukan perhitugan fisik interim, yang hanya akan disetujui auditor
apabila pengendalian internalnya efektif, auditor akan mengamati perhitungan
persediaan pada saat itu, dan juga menguji transaksi yang dicatat dalam catatan
persediaan perpetual dari tanggal perhitungan akhir tahun.
Ukuran sampel, jumlah item persediaan yang harus dihitung auditor sulit dirinci
karena auditor berfokus pada mengamati prosedur klien dan bukan pada memilih item
yang akan diuji. Demi kemudahan ukuran sampel pada observasi fisik dapat
dipertimbangkan dalam istilah total jam yang dihabiskan dan bukan jumlah item
persediaan yang dihitung.
Pemilihan item, ketika mengamati klien yang menghitung persediaan, auditor
harus berhati-hati untuk :
 Mengamati perhitungan item – item yang paling signifikan dam sampel
representatif dari item persediaanyang umum
 Menyelidiki item ynag mungkin telah usang atau rusak
 Membahas dengan manajemen menyangkut alasan mengeluarkan setiap
item yang material

Bagian yang paling penting dari observasi persediaan adalah menentukan


apakah perhitungan fisik telah dilakukan sesuai dengan instruksi klien. Untuk
melakukan hal ini secara efektif, auditor harus hadir ketika perhitungan fisik dilakukan.
Jika karyawan klientidak mengikuti instruksi persediaan, auditor harus menghubungi
penyelia untuk memecahkan masalah atau memodifikasi prosedur observasi fisik.

2.6 AUDIT PENETAPAN HARGA DAN KOMPILASI


Auditor harus memverifikasi bahwa perhitungan fisik atau kuantitas catatan
perpetual sudah diberi harga dan dikompilasi dengan benar. Pengujian harga
persediaan mencakup semua pengujian atas harga per unit klien untuk menentukan
apakah hal itu sudah benar. Pengujian kompilasi persediaan termasuk menguji ikhtisar
perhitungan persediaan klien, menghitung kembali harga dikalikan dengan kuantitas,

11
memfooting ikhtisar pesediaan, dan menulusuri total kebuku besar secara umum.
Prosedur pengujian audit atas penetapan harga dan kompilasi persedian meliputi :
1. Pengendalian pnetapan harga dan kompilasi
Pengendalian internal yang memadai menyangkut penelusuran biaya per
unit yang dintegrasikan dengan produksi dan catatan akuntansi lainnya yang
menyediakan assurance bahwa klien menggunakan biaya yang masuk akal
untuk menilai persediaan akhir. Catatan biaya standar mengindikasikan varians
biaya bahan, tenaga kerja, dan overhead yang sangat membantu dalam
mengevaluasi kelayakan catatan produksi jika manajemen memiliki prosedur
untuk mempertahankan standar tersebut tetap mutakhir.
Klien memerlukan pengendalian internal atas kompilasi persediaan untuk
memastikan bahwa perhitungan fisik telah diikhtisarkan dengan benar.
Pengendalian internal yang paling penting bagi biaya per unit yang akurat,
perkalian, dan footing adalah verifikasi internal oleh orang yang independen
dan kompeten, yang mengandalkan dokumen serta catatan yang memadai yang
akan digunakan untuk melakukan perhitungan fisik.
2. Prosedur penetapan harga dan kompilasi
Auditor dapat menerapkan tujuan dengan menggunakan informasi yang
diperoleh dari klien sebagai kerangka referensi, termasuk deskripsi setiap item
persediaan, kuantitas, harga per unit, dan nilai total. Kita mengasumsikan
bahwa informasi yang direfleksikan dalam listing persediaan perpetual dicatat
sesuai urutan deskripsi item persediaan, dengan bahan baku, barang dalam
proses, dan barang jadi disajikan terpisah.
3. Penilaian persediaan
Dalam melakukan pengujian penilaian standar, auditor menghadapi tiga
permasalahan:
a. Metode harus sesuai standar akuntansi
b. penetapan metode nya harus konsisten dari tahun ke tahun
c. biaya persediaan dan nilai pasar harus dipertimbangkan

2.7 INTEGRASI PENGUJIAN


Audit atas siklus persediaan dan pergudangan sebagai serangkaian
pengujian yang terintegrasi dengan siklus lainnya yaitu;
1. Pengujian siklus akuisisi dan pembayaan

12
Ketika memverifikasi akuisisi persediaan sebagai bagian dari pengujian
siklus akuisisi dan pembayaran, auditor memperoleh bukti mengenai
keakuratan bahan baku yang diperoleh dan semua biaya overhead manufaktur
yang dikeluarkan kecuali tenaga kerja. Biaya akuisisi akan mengalir secara
langsung ke harga pokok penjualan atau menjadi bagian terbesar dari
persediaan akhir, barang dalam proses, dan barang jadi.
2. Pengujian siklus penggajian dan personalia
Ketika auditor memverifikasi biaya tenaga kerja, kondisi yang sama
juga berlaku seperti untuk akuisisi. Dalam sebagian besar kasus, catatan
akuntansi biaya untuk biaya tenaga kerja langsung dan tidak langsung dapat
diuji sebagai bagian dari audit siklus penggajian dan personalia.
3. Pengujian siklus penjualan dan penagihan
Sebagian besar pengujian audit atas penyimpanan barang jadi, serta
pengirimandan pencatatan penjualan, dapat dilakukan ketika siklus penjualan
dan penagihan diuji. Jika klien menggunakan catatan biaya standar, auditor
mungkin bisa menguji harga pokok penjualan standar bersamaan dengan
dilaksanakannya pengujian penjualan.
4. Pengujian akuntansi biaya
Pengujian ini merupakan sarana untuk memverifikasi pengendalian yang
memengaruhi persediaan karena auditor tidak memverifikasi sebagai bagian
dari pengujian atas ketiga siklus sebelumnya. Auditor menguji pengendalian
fisik , transfer biaya bahan baku ke barang dalam proses, transfer biaya barang
yang telah selesai ke barang jadi, file induk persdiaan perpetual, dan catatan
biaya per unit.
5. Persediaan fisik, penetapan harga, dan kompilasi
Hal ini sama pentingnya bagi audit persediaan karena salah saji dalam
salah satu aktivitas dapat menyebabkan persediaan dan harga pokok penjualan
disalahsajikan. Dalam sebagian besar audit, HPP adalah nilai residu dari
persediaan awal ditambah akuisisi bahan baku, tenaga kerja langsung, dan
biaya manufaktur lainnya dikurangi persediaan akhir.
Dalam menguji persediaan fisik, auditor mungkin sangat tergantung pada
file induk persediaan perpetual jika file itu telah diuji sebagai bagiandari salah
satu atau lebih siklus lainnya. Maka auditor dapat mengamati dan menguji
perhitungan fisik pada waktu selain akhir tahun dan mengandalkan file
perpetual untuk menyimpan catatan kuantitas yang memadai.

13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Audit atas persediaan adalah bagian yang paling kompleks dan
menghabiskan waktu dalam audit karena :
1. Persediaan sering kali merupakan akun terbesar pada neraca
2. Persediaan sering kali pada lokasi berbeda, sehingga pengendalian dan
perhitungan fisik menjadi sulit
3. Sulit bagi auditor mengamati dan menilai item persediaan yang berbeda
4. Penilaian persediaan sulit apabila estimasi keusangan persediaan
merupakan hal yang penting
5. Beberapa organisasi ingin menggunakan metode penilaian yang
berbeda untuk berbagai bagian dari persediaan yang dapat diterima
menurut standar akuntansi
Mengingat besarnya risiko yang dapat muncul dalam system
persediaan maka perusahaan berusaha merancang pengendalian intern
yang efektif disetiap system persediaan nya. Pengendalian intern yang
tercipta sangat penting bagi perusahaan yang laporan keuangan nya
mesti diaudit oleh akuntan public. Pengendalian intern ini selain
memengaruhi keandalan informasi juga memengaruhi luasnya lingkup
pengujian yang dilakukan oleh akuntan public khususnya pengujian
substantive yang tergantung pada pengendalian intern yang di desain
dan diterapkan oleh klien.
3.2 Saran
Mudah-mudahan dengan adanya makalah ini dapat bermanfaat dan
menambah pengetahuan pembaca tentang audit atas siklus persediaan dan
pergudangan. Harapan penulis dengan adanya makalah ini juga agar pembaca
dapat memahami nya walaupun mungkin dalam penyajian nya kurang
komprehensif, namun dengan begitu diharapkan dapat membantu seperlunya.

14
DAFTAR PUSTAKA

Arens, elder dan Beasley, 15th edition, auditing and assurance services,, 2005
prentice Hall.
Aacountance.wordpress.com/2009/11/28/pemeriksaan persediaan,Diakses
pada 4 desember 2018..

15

Anda mungkin juga menyukai