Anda di halaman 1dari 18

Bab 21 :AUDIT SIKLUS PERSEDIAAN DAN PERGUDANGAN

AUDIT SIKLUS PERSEDIAAN DAN PERGUDANGAN


· Suklis Persediaan dan pergudangan memiliki hubungan erat dengan siklus transaksi lainnya,
sehingga audit atas siklus persediaan dan pergudangan merupakan bagian yang kompleks.
A. FUNGSI BISNIS DALAM SIKLUS SERTA DOKUMEN DAN CATATAN TERKAIT
1. Memproses pesanan pembelian
Diperlukan pengendalian yang memadai, formulir permintaan pembelian atau yang telah
terotomatisasi dengan komputer pada tingkat tertentu.
2. Menerima bahan baku
Inspeksi atas permintaan bahan baku dan pembuatan laporan, salinan dokumen pengiriman yang
diserahkan kepada setiap bagian terkait. Pengendalian dan akuntanbilitas merupakan hal yang
penting untuk semua transfer tersebut.
3. Menyimpan bahan baku
Penyerahan permintaan bahan baku harus otorisasi secara layak untuk memastikan keakuran
transfer biaya antar akun persediaan pada neraca. Dokumen permintaan digunakan untuk
memperbaharui file induk persediaan dan mentransfer kea kun persediaan barang dlam proses.
4. Memproses barang
Memproses persediaan sangat bervariasi tiap perusahaan. Transfer Sistem akuntansi biaya yang
memadai merupakan bagian penting pada perusahaan manufaktur. Terdapat dua sistem biaya
yaitu sistem biaya pekerjaan dan sistem biaya proses.
5. Menyimpan barang jadi
Perusahaan dengan pengendalian internal baik, barang jadi disimpan dibawah pengendalian fisik
yang terspisah disuatu area dengan akses terbatas.
6. Mengirimkan barang jadi
Pengiriman barang jadi harus diotorisasi oleh dokumen pengiriman yang disetujui secara layak.
7. File induk persediaan perpetual
File induk persediaan perpetual umumnya mencantumkan informasi tentang unit persediaan yang
diakuisisi, dijual, dan yang ada di tangan. Pada prinsipnya sama seperti perpetual bahan baku
tetapu dianggao lebih komples jika biaya dimasukkan bersama dengan unit.

B. BAGIAN AUDIT PERSEDIAAN


· Tujuan audit dari siklus persediaan dan pergudangan adalah untuk menyediakan kepastian
bahwa laporan keuangan memperhitungkan secara wajar atas persediaan bahan baku, barang
dalam proses, barang jadi dan harga pokok penjualan.
· Audit siklus persediaan dan pergudangan dapat dibagi menjadi lima aktivitas yang berbeda
dalam siklus, yaitu:
1. Mengakuisisi dan mencatat bahan baku, tenaga kerja dan overhead.
· Terdapat 3 fungsi utama audit dalam aktivitas ini, mencakup proses pemesanan pembelian,
penerimaan bahan baku dan penyimpanan bahan baku.
· Auditor harus memahami pengendalian internal terkait 3 fungsi tersebut. Kemudian
melakukan pengujian pengendalian dan pengujian substantive atas transaksi baik dalam siklus
akuisisi dan pembayaran serta siklus penggajian dan personalia, yang keseluruhan harus
memenuhi tujuan audit bahwa semua telah dilakukan secara efektif dan dinyatakan secara benar.
2. Mentrasfer secara internal aset dan biaya
Hal ini terkait dengan memproses barang dan menyimpan barang jadi. Klien
memperhitungkannya dalam catatan akuntansi biaya yang independen dan diuji sebagai bagian
dari audit siklus persediaan dan pergudangan.
3. Mengirimkan barang dan mencatatat pendapatan secra biaya
Auditor harus memahami dan menguji pengendalian internal terhadap pencatatan dan
pengiriman sebagai bagian dari siklus audit tersebut.
4. Mengamati persediaan secara fisik
Pemeriksaan fisik merupakan salah satu bukti audit yang penting. Auditor harus mengamati klien
yang melakukan perhitungan fisik untuk menentukan persediaan yang tercatat benar ada pada
tanggal neraca dan telah dihitung secara benar.
5. Menetapkan harga dan mengkompilasi persediaan.
· pengujian biaya yang digunakan untuk menilai persediaan harus di uji untuk menentukan
klien telah mengikuti secara benar metode persediaan dan sesuai dengan PABU, hal ini
merupakan prosedur audit yang disebut pengujian harga
· pengujian kompilasi perlu dilakukan auditor untuk memverifikasi penghitungan telah di
ikhtisarkan secara benar dan telah di footing secara benar pada saldo persediaan buku besar
umum yang sama.
C. AUDIT AKUNTANSI BIAYA
Audit akuntansi biaya dimulai dari transfer internal bahan baku hingga persediaan barang jadi,
namun penting juga untuk mengetahui sistem dan pengendalian yang berhubungan dengan
transfer biaya persediaan yang diperhitungkan dalam catatan akuntansi biaya.
1. Pengendalian akuntansi biaya, dibagi menjadi dua kategori secara luas yaitu:
a. Pengendalian fisik (bahan baku, barangay dalam proses dan barang jadi): untuk mencegah
kerugian akibat penyalahgunaan dan pencuarian. Perusahaan dapat melakukan pemisahan tugas
dan membatasi akses ke area penyimpanan. Menggunakan dokumen yang dipranomori untuk
mengotorisasi pergerakan persediaan. Permintaan persediaan harus berdasarkan otorisasi yang
layak
b. Pengendalian terhadap biaya terkait: bermanfaat karena menyediakan catatan persediaan yang
ada di tangan, menyediakan penggunaan bahan baku dan penjualan untuk mereviuw item using
atau bergerak lambat, menyediakan catatan untuk mempertanggungjawabkan apabila ditemukan
selisih antara penghitungan fisik dan jumlah tersaji.
2. Pengujian akuntansi biaya, terdapat 4 aspek yang sangat diperhatikan auditor terkait:
a. Pengendalian fisik terhadap persediaan: auditor melakukan pengendalian fisik dengan
memeriksa area penyimpanan, meminta custodium persediaan menjelaskan tugasnya. Jika
pengendalian fisik sangat tidak memadai auditoe harus memperluas observasi pengujian
persediaan fisik.
b. Dokumen dan catatan untuk mentransfer persediaan: auditor tertuju untuk memverifikasi
transfer persediaan dengan harus memahami pengendalian internal klien, melaksanakan
pengujian pengendalian atau pengujian substantive atas transaksi untuk menguji tujuan audit.
c. File induk persediaan perpetual: relibilitas file induk persediaan perpetual memepengaruhi
penetapan waktu dan lingkup pemeriksaan fisik persediaan oleh auditor
d. Catatan biaya per unit: keakuratan catatan sangatlah penting untuk menyatakan secara wajar
persediaan. Auditor harus memahami pengendalian internal dalam sistem akuntansi biaya,
melakukan verifikasi internal. Auditor harus merancang pengujian yang sesuai untuk
mengurangi pengujian substanstif.

D. PROSEDUR ANALITIS
Prosedur analitis merupakan hal yang penting karena memungkinkan menunjukkan salah saji
ketika terjadi fluktuasi, selain itu auditor seringkali menggunakan informasi nonkeuangan untuk
menilai kelayakan saldo.

E. OBSERVASI FISIK PERSEDIAAN


· Memahami industri dan bisnis klien merupakan hal yang lebih penting bagi persediaan dari
pada besarnya bidang audit lainnya. Pertama auditor harus menilai risiko bisnis klien dengan
memahami kondisi sifat bisnis, pengaruh industri klien terhadap perusahaam. Kemuadian auditor
harus memutuskan salah saji yang dapat ditoleransi dan risiko inhern (auditor sering menilai
perusahaan dengan risiko inhern tinggi untuk perusahaan yang memiliki persediaan signifikan,
tergantung pada situasinya).
· Saat ini auditor harus menerima efektifitas metode penghitungan klien, untuk memenuhi
persyaratan itu auditor harus hadir saat klien melakukan penghitungan fisik, mengamati prosedur
penghitungan klien, mengajukan pertanyaan mengenai prosedur penghitungannya, melakukan
pengujian atas penghitungan fisik independen. Titik yang paling penting adalah terdapatnya
pemisahan tugas.
Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatiakan dalam observasi fisik yaitu:
1. Pengendalian terhadap penghitungan fisik: auditor harus memahami pengendalian atas
penghitungan fisik klien sebelum penghitungan persediaan dimulai.
2. Keputusan audit: yang meliputi prosedur audit, prosedur penetapan waktu (penghitungan fisik
interm atau pada akhir tahun), menetapkan ukuran sampel (didasarkan pada pengendalian
internal) dan memilih item yang akan di uji (mengamati penghitungan item yang signifikan dan
sampel representative, menyelidiki item yang mungkin using atau rusak dan membahas dengan
manajemen mengenai mengeluarkan item yang material).
3. Pengujian observasi fisik: bagian terpenting adalah menentukan apakah penghitungan fisik
telah dilakukan sesuai dengan instruksi klien, sehingga auditor harus hadir ketika perhitungan
fisik dilakukan. Sebagai bagian dari prosedur analitis setelah klien selesai melakukan
penghitungan, auditor dapat membandingkan persediaan bersaldo tinggi dengan penghitungan
pada tahun sebelumnya serta file induk persediaan sebagai pengujian kelayakan.

F. AUDIT PENETAPAN HARGA DAN KOMPILASI


· Pengujian harga persediaan mencakup semua pengujian atas harga perunit klien untuk
menentukan semua sudah benar. Sedangkan pengujian kompilsi persediaan mencakup menguji
ikhtisar penghitungan persediaan klien, menghitng kembali harga dikalikan dengan kuantitas,
memfooting ikhtisar persediaan dan menelusuri total ke buku besar umum. Terdapat hal perlu
diperhatikan antara lain
1. Pengendalian penetapan harga kompilasi: pengendalian internal yang memadai bahwa klien
menggunakan biaya yang masuk akal untuk menilai persediaan sangat penting. Pengendalian
internal yang paling penting bagi biaya per unit yang akurat adalah verifikasi internal oleh orang
independen dan berkompeten yang mengandalkan dokumen dan catatan memadai untuk
digunakan melakukan penghitungan fisik.
2. Prosedur penetapan harga kompilasi: menggunakan daftar tujuan audit dan pengujian terkait
untuk penetapan harga serta kompilasi, kecuali pisah batas karena dilakukan pada bagian
penjualan.
3. Penilaian persediaan: terdapat 3 permasalahan yang dihadapai dalam penilaian persediaan
yaitu metode yang digunakan harus sesuai dengan PABU, penerapan metode harus konsisten
dari tahun ke tahun, biaya persediaan versus nilai pasar harus dipertimbangkan. Metode untuk
memverifikasi penetapan harga persediaan tergantung pada hal berikut:
a. Penetapan harga persediaan yang dibeli: auditor harus menetapkan metode penilaian
persediaan yang digunakan perusahaan, auditor harus focus pada nilai uang yang lebih besar
pada produk yang harganya berfluktuasi dan menguji sampel representative.
b. Penetapan harga persediaan yang dibuat: audit ini lebih kompleks. Dalam menetapkan harga
bahan baku auditor harus mempertimbangakan biaya perunit dan jumlah bahan baku untuk
menghasilkan output, dari memeriksa spesifikasi rekayasa, memeriksa barang jadi dan
menemukan metode yang serupa. Menguji tenaga kerja langsung auditor memverifikasi biaya
per jam dan jumlah jam yang diperlukan untuk membuat output dari spesifikasi rekayasa atau
sumber serupa. Menguji overhead manufaktur auditor harus mengevaluasi metode yang
digunakan klien menyangkut konsistensi dan kelayakan
c. Harga pokok atau harga pasar: auditor harus menetapkan biaya pengganti atau nilai realisasi
bersih yang terendah dari biaya historis, mempertimbangkan nilai penjualan item persediaandan
dampak dari fluktuasi harga yang cepat untuk menentukan nilai realisasi bersih,
mempertimbangankan kemungkinan keuasangan ketika melakukan evaluasi.
G. INTEGRASI PENGUJIAN
Terdapat serangkaian pengujian yang terintegrasi atas siklus persediaan dan pergudangan:
1. Pengujian siklus akuisisi dan pembayaran: terkait auditor memperoleh bukti keakuratan bahan
baku dan semua biaya manufaktur kecuali tenaga kerja, biaya akusisi yang secara langsung
mengalir ke harga pokok penjualan (bagian terbesar dari persediaan akhir bahan baku).
2. Pengujian siklus penggajian dan personalia: auditor memperoleh bukti terkait biaya tenaga
kerja langsung dan tenaga kerja tidak langsung.
3. Pengujian siklus penjualan dan penagihan: auditor dapat melakukan pengujian audit terkait
penyimpanan barang jadi serta pengiriman dan pencatatan pada jurnal.
4. Pengujian akuntansi biaya: sebagai sara untuk memverifikasi pengendalian yang
mempengaruhi persediaan, antara lain pengendalian fisik, transfer biaya persediaan hingga ke
barang jadi, file induk persediaan perpetual dan catatan biaya per unit.
5. Persediaan fisik, penetapan harga dan kompilasi:
· Dalam menguji persediaan fisik: auditor dapat mengamati dan menguji perhitungan fisik pada
waktu selain akhir tahun dan mengandalkan file perpetual untuk menyimpan catatan kuantitas
yang memadai.
· Dalam menguji biaya per unit / penetapan harga: auditor dapat menggunakan catatan biaya
standaruntuk melakukan perbandingan dengan biaya perunit, jika biaya standar digunakan untuk
menyajikan biaya historis, biaya itu harus diuji reliabilitasnya.
· Menguji pengendalian, pengujian substantif atas transaksi serta saldo persediaan, dan
mengintegrasikan pengujian yang berhubungan dengan tujuan audit berkait saldo dengan
pengujian yang dilaksanakan untuk memenuhi empat tujuan penyajian dan pengungkapan:
auditor harus memahami pengendalian internal klien yang berhubungan dengan pengungkapan
persediaan, kemudian melakukan pengujian pengendalian serta substatif lainnya untuk
memperoleh bukti yang tepat yang mencukupi bagi masing-masing dari empat tujuan penyajian
dan pengungkapan.
Bab 22 Audit Siklus Akuisisi Modal dan Pembayaran Kembali

Siklus akuisisi modal dan pembayaran kembali, berfokus pada akuisisi sumber daya modal
melalui utang berbunga dan ekuitas pemilik dan pembayaran kembali modal tersebut. Siklus ini
juga mencakup pembayaran utang dan dividen.

Empat karakteristik siklus perolehan dan pelunasan kembali modal mempengaruhi secara
siginifikan audit akun-akun berikut :

1. Relatif sedikit transaksi yang mempengaruhi saldo akun, tetapi setiap transaksi seringkali
jumlahnya sangat material. Misalnya, obligasi jarang diterbitkan oleh kebanyakan
perusahaan, tetapi jumlah suatu penerbitan obligasi biasanya besar.
2. Jika tidak dimasukkan satu transaksi tertentu, mungkin jumlahnya akan material.
Misalnya, penghilangan atau salah dibukukan satu transaksi kewajiban tertentu
mempunyai dampak yang material pada laporan keuangan.
3. Terdapat hubungan hukum antara entitas usaha klien dan pemegang saham, obligasi atau
dokumen-dokumen kepemilikan serupa.
4. Terdapat hubungan langsung antara akun bunga dan dividen dengan kewajiban dan
ekuitas. Dalam audit hutang berbunga, diharapkan sekaligus memverifikasi beban bunga
terkait dan hutang bunga.

A. AKUN DI DALAM SIKLUS AKUISISI MODAL DAN PEMBAYARAN KEMBALI


MODAL
Akun-akun dalam siklus perolehan dan pelunasan kembali modal pada perusahaan tertentu
tergantung pada jenis aktivitas bisnis perusahaan itu dan bagaimana pendanaannya. Seluruh
perusahaan memiliki modal saham dan saldo laba, tetapi ada juga yang memiliki saham preferen,
tambahan modal, dan saham treasuri. Berikut ini adalah siklus-siklus yang seringkali ditemukan:

1. Wesel bayar
2. Kontrak yang masih harus dibayar
3. Hutang hipotik
4. Hutang obligasi
5. Beban bunga
6. Bunga yang masih harus dibayar
7. Kas Bank
8. Modal saham- Saham biasa
9. Modal saham- Saham preferen
10.Kelebihan modal disetor atas nilai pari (par value)
11.Modal yang disumbangkan
12.Laba ditahan
13.Pencadangan laba ditahan
14.Saham tresuri
15.Dividen yang diumumkan
16.Deviden yang terhutang
17.Akun modal- perusahaan perseorangan
18.Akun modal- perusahaan persekutuan

B. WESEL BAYAR
Wesel bayar adalah kewajiban hukum kepada kreditor, yang tidak dijamin atau dijamin dengan
aktiva. Umumnya wesel diterbitkan untuk suatu periode antara satu bulan dan satu tahun, tetapi
terdapat juga wesel jangka panjang yang lebih dari setahun. Tujuan audit wesel bayar adalah
untuk menentukan apakah:

 Pengendalian internal atas wesel bayar sudah memadai


 Transaksi untuk pokok pinjaman dan bunga yang melibatkan wesel bayar diotorisasi dan
dibukukan dengan semestinya sebagaimana didefinisikan menurut enam tujuan audit
terkait transaksi
 Kewajiban atas wesel bayar dan beban bunga terkait beserta hutang yang masih harus
dibayar dinyatakan dengan semestinya sebagaimana didefinisikan menurut delapan dari
Sembilan tujuan audit terkait saldo.

Pengendalian Internal
Terdapat empat pengendalian penting atas wesel bayar :

1. Otorisasi yang memadai atas penerbitan wesel baru


Tanggung jawab atas penerbitan wesel baru harus terletak pada dewan direksi atau
manajemen puncak. Biasanya diperlukan dua tanda tangan pejabat tinggi perusahaan
untuk setiap perjanjian pinjaman.
2. Pengendalian yang mencukupi atas pembayaran pokok pinjaman dan bunga.
Pembayaran bunga dan pokok pinjaman harus dikendalikan sebagai bagian dari siklus
perolehan dan pembayaran. Pada saat wesel diterbitikan, bagian akuntansi harus
menerima satu tembusan seperti pada penerimaan faktur dan laporan penerimaan.
3. Dokumen dan catatan-catatan yang memadai.
Hal ini meliputi penyelenggaraan buku tambahan dan pengawasan terhadap wesel-wesel
kosong atau yang telah dibayar oleh petugas yang bertanggung jawab.
4. Verifikasi yang independen secara periodik.
Secara periodik, catatan-catatan wesel yang dibuat terperinci, harus direkonsiliasikan
terhadap buku besar dan dibandingkan dengan catatan pemegang wesel, oleh karyawan
yang tidak bertanggung jawab atas pencatatan kunci. Pada waktu yang sama, karyawan
independen harus menghitung kembali beban bunga wesel untuk menguji keakuratan dan
kecukupan pencatatan.

Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif atas Transaksi


Pengujian tambahan atas pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi biasanya
dilakukan sebagai bagian dari pengujian saldo karena masing-masing transaksi memiliki
materialitas yang tinggi.

Pengujian pengendalian untuk wesel bayar dan bunga terkait harus menekankan pada pengujian
empat pengendalian internal yang telah dibahas di atas. Sebagai tambahan, seorang auditor harus
melakukan verifikasi pencatatan yang akurat terhadap bukti penerimaan dari pencairan wesel dan
pembayaran pokok dan bunga.

Prosedur analitis
Prosedur analitis sangat penting dalam wesel bayar karena pengujian transaksi beban bunga dan
utang bunga dapat dihilangkan jika hasilnya menguntungkan. Auditor perlu mengadakan suatu
prediksi independen atas biaya bunga, menggunakan rata-rata wesel bayar yang beredar dan rata-
rata tibgkat bunga agar auditor dapat mengevaluasi kewajaran beban bunga dan menguji bila ada
bunga yang tidak diakui.

Pengujian atas Rincian Saldo


Metodologi untuk mendesain pengujian perincian atas saldo dalam siklus akuisis modal dan
pembayaran kembali sama yang diaplikasikan pada akun lainnya. Dalam menentukan pengujian
perincian saldo untuk wesel bayar, auditor mempertimbangkan resiko bisnis, salah saji yang
dapat diterima, resiko bawaan, resiko pengendalian, hasil pengujian pengendalian dan pengujian
substantif atas transaksi dan hasil prosedur analitis.

Auditor seringkali menetapkan salah saji yang dapat diterima pada tingkat rendah karena mereka
hampir selalu dapat mengaudit saldo akun dan transaksi yang memengaruhi saldo wesel bayar
secara keseluruhan. Khususnya, mereka juga menetapkan resiko bawaan pada tingkat rendah
karena menilaiakun yang benar biasanya mudah ditentukan. Auditor biasanya paling
memerhatikan dalam tujuan kelengkapan untuk saldo wesel bayar dan pengungkapan wesel
bayar seperti jaminan dan batasan wesel bayar.

Adapun dua tujuan audit terkait saldo yang terpenting dalam wesel bayar adalah sebagai berikut:
1. Wesel bayar yang ada telah dicantumkan. (kelengkapan)
2. Wesel bayar di dalam skedul dicatat secara akurat. (keakuratan)
Oleh karena siklus akuisisi modal dan pembayaran kembali itu biasanya terdiri dari hanya sedikit
transaksi, maka resiko pengendalian dan hasil pengujian substantif atas transaksi menjadi tidak
terlalu penting dalam mendesain pengujian perincian saldo akun seperti wesel bayar. Untuk
kebanyakan transaksi dalam siklus, pertimbangan utama auditor adalah bahwa setiap transaksi
telah diotorisasi dengan benar.

C. EKUITAS PEMILIK
Terdapat perbedaan utama antara audit ekuitas pemilik pada perusahaan terbuka dan perusahaan
tertutup. Pada perusahaan yang tertutup biasanya hanya terdiri atas sedikit pemegang saham saja
sehingga hanya terdapat sedikit transaksi selama tahun berjalan. Satu-satunya transaksi yang
termasuk dalam bagian ekuitas pemilik adalah perubahan ekuitas pemilik atas laba tahunan atau
kerugian dan pengumuman deviden.

Sedangkan untuk perusahaan terbuka, verifikasi ekuitas pemilik lebih kompleks karena terdapat
lebih banyak pemegang saham dan banyak perubahan individu pada individu pemegang saham.
Transaksi-transaksi ekuitas pemilik yang mungkin terjadi adalah perubahan ekuitas pemilik
disebabkan oleh laba atau rugi tahunan serta pembagian dividen. Tujuan dari pemeriksaan
auditor terhadap ekuitas pemilik adalah untuk menentukan apakah:
1. Struktur pengendalian internal terhadap modal saham dan dividen yang berkaitan
mencukupi.
2. Transaksi-transaksi ekuitas pemilik telah dicatat sesuai dengan keenam tujuan spesifik
audit.
3. Saldo-saldo ekitas pemilik telah disajikan dan diungkapkan sesuai dengan tujuan spesifik
audit rincian saldo.

Adapun Pengendalian Internal yang penting dan diutamakan oleh auditor adalah sebagai berikut:
1. Otorisasi yang memadai untuk transaksi (transaksi material dan harus disetujui oleh
dewan direksi).
2. Pencatatan yang baik dan pemisahan fungsi.
3. Petugas dan agen pemindahan saham yang independen. Perusahaan yang mengeluarkan
sahamnya di pasar modal, diharuskan menggunakan petugas catat bebas sebagai suatu
alat pengendalian untuk mencegah pengeluaran sertifikat saham yang tidak sah.

Empat hal yang penting dalam audit terhadap modal saham dan agio saham:

1. Seluruh transaksi modal saham yang ada telah dicatat (kelengkapan).


Auditor dapat meminta konfirmasi mengenai transaksi modal saham dan mengenai nilai
transaksi tersebut.
2. Transaksi-transaksi saham yang dicatat telah diotorisasi dan nilainya tepat (keberadaan
dan keakuratan).
Keberadaan biasanya diuji dengan memeriksa notulen rapat dewan direksi. Ketepatan
nilai transaksi saham yang dilakukan secara tunai dapat diverifikasi dengan meminta
konfirmasi tentang jumlahnya kepada agen pemindahan saham dan menelusuri jumlah
transaksi saham yang ada ke dalam penerimaan uang.
3. Modal saham dinilai dengan benar (akurasi).
Saldo akhir dalam akun modal diverifikasi, mulamula dengan menentukan jumlah saham
yang beredar pada tanggal neraca. Konfirmasi dari agen pemindahan merupakan cara
verifikasi termudah..
4. Modal saham disajikan dan diungkapkan secara memadai (presentation and disclosure).
Sumber informasi yang digunakan mengenai pengungkapan yang memadai adalah akte
pendirian perusahaan, notulen rapat dewan direksi, dan analisis auditor terhadap
transaksi-transaksi modal saham.

Audit Dividen
Penekanan pada audit atas dividen adalah pada transaksinya dan bukan saldo akhir, kecuali jika
ada hutang dividen. Keenam tujuan spesifik audit atas transaksi relevan untuk dividen. Tujuan
terpenting dari kontrol terhadap dividen, termasuk yang berkaitan dengan hutang dividen:
1. Dividen yang dicatat benar ada (eksistensi).
2. Dividen yang ada seluruhnya telah dicatat (kelengkapan).
3. Dividen telah dicatat dengan benar (accuracy).
4. Dividen yang dibayar kepada pemegang saham adalah benar ada (eksistensi)
5. Hutang dividen telah dicatat (kelengkapan).
6. Hutang dividen telah dicatat dengan benar (keakuratan).

Audit Laba Ditahan


Untuk memulai audit atas saldo laba, auditor pertama kali perlu menganalisis saldo laba
perusahaan sepanjang tahun. Skedul audit menunjukkan analisis tersebut, yang biasanya
merupakan bagian dari berkas permanen, termasuk deskripsi setiap transaksi yang memengaruhi
akun.

Untuk memenuhi audit atas pengkreditan saldo laba untuk laba bersih tahun berjalan (atau debet
untuk kerugian), auditor dapat menelusuri jurnal pada saldo laba ke laba bersih dalam laporan
laba rugi. Prosedur ini harus dilakukan setelah seluruh jurnal penyesuaian yang memengaruhi
laba bersih telah diselesaikan.

Kemudian setelah auditor yakin bahwa pencatatan transaksi sudah diklasifikasikan dengan benar
sebagai transaksi saldo laba, langkah berikutnya adalah memutuskan apakah pencatatan tersebut
dilakukan dengan akurat. Bukti audit yang diperlukan dalam langkah ini adalah untuk
menentukan akurasi bergantung pada sifat transaksi.

Auditor juga harus mengevaluasi apakah terdapat transaksi yang seharusnya dimasukkan tetapi
ternyata tidak ada. Misalnya jika klien mengumumkan deviden saham, maka nilai pasar yang
diterbitkan harus dikapitalisasi dengan cara mendebet saldo laba dan mengkredit modal saham.
Sama halnya jika dalam laporan keuangan terdapat apropriasi saldo laba, maka auditor perlu
mengevaluasi apakah apropriasi itu masih diperlukan seperti tercatat pada tanggal neraca ataukah
tidak.

Standar akuntansi mensyaratkan adanya penyajian dan pengungkapan informasi sehubungan


dengan saldo laba. Fokus utama auditor adalah untuk menentukan apakah tujuan penyajian dan
pengungkapan saldo laba dipenuhi khususnya yang berkaitan dengan pengungkapan restriksi atas
pembayaran deviden. Biasanya perjanjian dengan pihak bank, pemegang saham, dan kreditur
lainnya membatasi jumlah deviden yang dapat dibayarkan klien. Restriksi ini harus diungkapkan
dalam penjelasan tambahan di laporan keuangan.
Bab 23 Audit Kas & Instrumen Keuangan

Kas merupakan hal yang penting bagi auditor terutama karena besarnya potensi
kecurangan, atau karena kemungkinan terjadinya kesalahan yang tidak disengaja

A. JENIS AKUN KAS DAN INSTRUMEN KEUANGAN (Mengidentifikasi


jenis akun kas utama dan instrument keuangan yang digunakan oleh entitas
bisnis)

Berikut jenis akun kas yang utama:

1. Akun Kas Umum: Merupakan bagian kas yang penting bagi sebagian besar organisasi karena
sebagain besar penerimaan dan pengeluaran kas mengalir melalui akun ini. Contoh : pengeluaran
untuk siklus akuisisi dan pembayaran biasanya dibayar dari akun ini, sementara penerimaan kas
dalam siklus penjualan dan penagihan disetorkan dalam akun ini.

2. Akun Impres: Perusahaan membuat akun penggajian impres yang terpisah untuk
meningkatkan pengendalian internal pengeluaran penggajian..
3. Akun Bank Cabang: Di beberapa perusahaan setoran dan pengeluaran untuk setiap cabang
dilakukan di rekening bank terpisah. Kelebihan kas akan ditransfer secara elektronik dan
periodik ke rekening bank umum kantor utama. Akun cabang dalam contoh ini hampir sama
seperti akun umum namun pada tingkat cabang.
4. Dana Kas Kecil Impres: Akun ini digunakan untuk pengeluaran kas berjumlah kecil yang
lebih mudah dibayarkan jika menggunakan uang tunai dibandingkan dengan cek.

5. Ekuivalen Kas: . Ekuivalen kas bisa sangat material, dicantumkan dalam laporan keuangan
sebagai bagian dari akun kas jika merupakan investasi jangka pendek yang siap dikonversikan
menjadi sejumlah kas tertentu.
6. Instrumen Keuangan: Mencakup investasi dalam sekuritas yang dapat diperdagangkan
seperti sekuritas utang dan ekuitas, instrumen derivatif, dan aktifitas lindung nilai (hedging)..

B. KAS DI BANK DAN SIKLUS TRANSAKSI


Dalam audit atas kas, auditor harus membedakan antara verifikasi rekonsiliasi saldo
laporan bank oleh klien dengan saldo buku besar, dan verifikasi bahwa pencatatan kas dalam
buku besar merefleksikan dengan benar seluruh transaksi kas yang terjadi sepanjang tahun.
Misalnya, setiap salah saji berikut ini menghasilkan kesalahan dalam pembayaran atau
menyebabkan kesalahan dalam penerimaan kas, tetapi tak satupun dapat ditemukan dalam audit
atas rekonsiliasi bank :

§ Kesalahan dalam menagih konsumen

§ Pencurian kas dengan menghambat pembayaran kas dari konsumen sebelumnya dicatat,
dengan akun dianggap sebagai piutang tak tertagih

§ Duplikasi pembayaran faktur vendor

§ Pembayaran tidak benar atas biaya pribadi pejabat perusahaan

§ Pembayaran atas bahan baku yang tidak pernah diterima

§ Pembayaran atas karyawan lebih besar daripada jam kerja aktualnya

§ Pembayaran atas bunga pada pihak luar jumlahnya lebih besar dibandingkan tingkat bunga
sebenarnya

Seluruh jenis salah saji biasanya ditemukan sebagai bagian dari pengujian atas rekonsiliasi bank.
Hal ini meliputi :

§ Kesalahan dalam memasukkan cek yang tidak dicairkan didalam daftar cek beredar,
meskipun telah dicatat dalam jurnal pengeluaran kas

§ Kas yang diterima dari klien masih dalam perjalanan pada tanggal neraca, tetapi sudah
dicatat dalam penerimaan kas pada tahun berjalan

§ Setoran dicatat sebagai penerimaan kas mendekati akhir tahun, disetorkan pada bank dibulan
yang sama, dan dimasukan dalam rekonsiliasi bank sebagai setoran dalam perjalanan

§ Pembayaran atas weswl bayar didebet langsung dari saldo bank oleh bank, tetapi tidak
dimasukkan dalam catatan klien.
C. PROSEDUR YANG BERORIENTASI KECURANGAN

Dalam merancang prosedur untuk mengungkapkan kecurangan, auditor harus


mempertimbangkan secara cermat defisiensi pengendalian internal, jenis kecurangan yang
mungkin terjadi akibat defisiensi itu, materialitas kecurangan yang potensial dan prosedur audit
yang paling efektif dalam mengungkapkan kecurangan.

Prosedur yang dapat mengungkapkan kecurangan dalam bidang penerimaan kas termasuk:

Ø Konfirmasi piutang
Ø Pengujian yang dilaksanakan untuk mendeteksi lapping
Ø Mereview ayat jurnal buku besar umum dalam akun kas untuk pos-pos tidak biasa
Ø Membandingkan pesanan pelanggan dengan penjualan dan penerimaan kas selanjutnya
Ø Memeriksa persetujuan dan dokumen pendukung piutang tak tertagih serta retur penjualan dan
pengurangan
a. Memperluas Pengujian Rekonsiliasi Bank
Prosedur yang diperluas ini memverifikasi apakah semua transaksi yang dicantumkan
dalam jurnal selama transaksi yang dicantumkan dalam jurnal selama beberapa bulan terakhir
tahun berjalan telah dimasukkan dalam atau dikeluarkan dari rekonsiliasi bank secara benar, dan
memverifikasi apakah semua item dalam rekonsiliasi bank telah dicantumkan secara benar.

b. Bukti Kas
Auditor menggunakan bukti kas untuk menentukan apakah hal-hal berikut telah dilakukan:

Ø Semua penerimaan kas yang tercatat telah disetorkan


Ø Semua setoran di bank dicatat dalam catatan akuntansi
Ø Semua pengeluaran kas yang tercatat telah dibayarkan oleh bank
Ø Semua jumlah yang telah dibayar oleh bank dicatat.
c. Pengujian Transfer Antarbank
Terdapat beberapa hal yang sebaiknya diaudit dalam skedul transfer bank, yaitu:
Ø Ketepatan informasi di skedul transfer antarbank harus diverifikasi
Ø Transfer antarbank harus dicatat baik dalam laporan bank yang menerima maupun bank yang
mengeluarkan
Ø Tanggal pencatatan pengeluaran dan penerimaan dari setiap transfer harus berada dalam tahun
fiskal yang sama
Ø Pengeluaran dalam skedul transfer antarbank harus dimasukkan dalam atau dikeluarkan dari
rekonsiliasi bank akhir tahun dengan benar sebagai cek yang beredar
Ø Penerimaan dalam skedul transfer antarbank harus dimasukkan dalam atau dikeluarkan dari
rekonsiliasi bank akhir tahun dengan benar sebagai setoran dalam perjalanan

D. AUDIT ATAS AKUN INSTRUMEN KEUANGAN

Tujuan audit yang berkaitan dengan saldo dan pengujian atas rincian saldo bagi akun
istrumen keuangan

Tujuan audit yang berkaitan dengan saldo Prosedur pengujian atas rincian saldo yang
umum

Istrumen keuangan seperti terdaftar padaskedul Menfoot skedul aktivitas investasi


aktivitas investasi telah di foot dengan benar
Membuktikan skedul aktivitas investasi atas
dan sesuai dengan buku besar umum ( detail
penambahan dan pengurangan
in)
Menelesuri saldo akhir per kategori ke buku
besar umum

Instrument keuangan seperti terdaftar pada Kofirmasi kepada broker dealer


skedul aktivitas investasi memang ada (
Inspeksi fisik sekuritas atau kontrak derivative
eksistensi
Menginspeksi perjanjian yang mendasari
Instrumen keuangan yang ada sudah dicatat (
kelengkapan )

Instrumen keuangan seperti terdaftar pada


skedul aktivitas investasi sudah akurat (
keakuratan )

Instrumen keuangan telah Pengujian atas klasifikasi yang tepat sebagai


diklasifikasikan secara tepat dalam laporan perdagangan tersedia untuk dijual atau ditahan
keuangan ( klasifikasi ) hingga jatuh tempo

Menverifikasi klasifikasi yang tepat

Transaksi instrument keuangan dicatat dalam Memeriksa transaksi tertentu mendekati akhir
periode yang tepat ( pisah batas ) tahun dan nasihat broker terkait untuk
menentukan apakah hal itu dicatat paada
periode yang sesuai

Instrumen keuangan yang tercantum dalam Menverivikasi harga pasar yang ditetapkan
skedul aktivitas investasi pada akhir tahun
Menguju klasifikasi manajemen
telah dinyatakan pada jumlah yang tepat sesuai
dengan standar akuntansi (Nilai realisasi ) Menguji asumsi manajemen terkait dengan
penilaian

Mempertimbangkan penggunaan jasa spesialis


untuk menguji estimasi nilai wajar

Mempertimbangkan apakah diperlukan


penurunan nilai kerugian

Entitas memiliki ha katas instrument keuangan Memeriksa dokumen dan kontrak yang
yang tercantum dalam skedul aktivitas mendasari
investasi ( hak )
Mengkonfirmasi syarat syarat signifikan
dengan pihak terkait dalam kontrak derivative

Meriview notulen rapat dewan untuk


menentukan apakah ada sekuritas yang
digadaikan sebagai agunan

Metodologi untuk Mengaudit Instrumen Keuangan Akhir Tahun

1. Mengidentifikasi Resiko Bisnis Klien yang Mempengaruhi Instrumen Keuangan ( Tahap


I)
2. Menetapkan Materialitas Kinerja dan Menilai Resiko Inheren ( Tahap I )

3. Menilai Resiko Pengendalian ( Tahap I)

Hal yang penting ,manajemen harus memiliki:

· Strategi investasi dan kesadaran ats tingkat eksposur berbagai resiko


· Prosedur untuk mengklasifikasikan instrument keuangan dengan benar sebagai perdagangan
· Prosedur untuk memulai dan mencatat transaksi
· Pengendalia internal yang ketat atas penentuan estimasi nilai wajar
4. Merancang dan Melaksanakan Pengujian Pengendalian dan Pengujian Subtantif atas
Transaksi

5. Merancang dan Melaksanakan Prosedur Anaitis ( Tahap II )

6. Merancang Pengujian atas Rincian Saldo Intrumen Keuangan ( Tahap III )

Anda mungkin juga menyukai