Anda di halaman 1dari 20

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil’álamin. Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas

limpahan rahmat, karunia, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas

makalah untuk Mata Kuliah Pemeriksaan Akuntansi.

Sebelumnya kami ingin mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah

membantu dalam menyelesaikan tugas makalah yang  berjudul “Audir Siklus Persediaan dan

Pergudangan”. 

Penulisan tugas ini sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas mata kuliah

Pemeriksaan Akuntansi. Penulis menyadari bahwa tugas ini masih jauh dari kata sempurna,

untuk itu saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan. Semoga penulisan tugas ini

dapat memberikan manfaat bagi yang mebaca dan yang mebutuhkan.

Baubau, 23 Oktober 2021

Penyusun
BAB II

PEMBAHASAN

A. Audit Siklus Persediaan Dan Pergudangan

Suklis Persediaan dan pergudangan memiliki hubungan erat dengan siklus

transaksi lainnya, sehingga audit atas siklus persediaan dan pergudangan merupakan

bagian yang kompleks. Faktor-faktor yang mempengaruhi kompleksitas audit persediaan

karena

1. Persediaan sering kali merupakan akun terbesar dalam neraca,

2. Persediaan sering kali berada pada lokasi yang berbeda yang membuat

penghitungan fisik dan pengendalian menjadi sulit,

3. Sering kali sulit bagi auditor mengamati dan menilai item persediaan,

4. Penilaian persediaan juga sulit apabila estimasi keusangan persediaan merupakan

hal yang penting dan apabila biaya manufaktur harus dialokasikan ke persediaan,

5. Terdapat beberapa metode penilaian persediaan dan beberapa organisasi mungkin

ingin menggunakan metode penialaian yang berbeda untuk berbagai persediaan.


a. Fungsi Bisnis Dalam Siklus Serta Dokumen Dan Catatan Terkait

Siklus persediaan dan pergudangan dapat dianggap sebagai terdiri dari dua

sistem yang terpisah tapi tetap berkaitan erat, yang melibatkan arus fisik barang dana

lainnya dengan biaya terkait. Enam fungsi yang akan membentuk siklus persediaan

dan pergudangan antara lain:

1. Memproses pesanan pembelian

Diperlukan pengendalian yang memadai, formulir permintaan pembelian atau

yang telah terotomatisasi dengan komputer pada tingkat tertentu.

2. Menerima bahan baku

Inspeksi atas permintaan bahan baku dan pembuatan laporan, salinan dokumen

pengiriman yang diserahkan kepada setiap bagian terkait. Pengendalian dan

akuntanbilitas merupakan hal yang penting untuk semua transfer tersebut.

3. Menyimpan bahan baku

Penyerahan permintaan bahan baku harus otorisasi secara layak untuk

memastikan keakuran transfer biaya antar akun persediaan pada neraca. Dokumen

permintaan digunakan untuk memperbaharui file induk persediaan dan

mentransfer kea kun persediaan barang dlam proses.

4. Memproses barang
Memproses persediaan sangat bervariasi tiap perusahaan. Transfer Sistem

akuntansi biaya yang memadai merupakan bagian penting pada perusahaan

manufaktur. Terdapat dua sistem biaya yaitu sistem biaya pekerjaan dan sistem

biaya proses.

5. Menyimpan barang jadi

Perusahaan dengan pengendalian internal baik, barang jadi disimpan dibawah

pengendalian fisik yang terspisah disuatu area dengan akses terbatas.

6. Mengirimkan barang jadi

Pengiriman barang jadi harus diotorisasi oleh dokumen pengiriman yang disetujui

secara layak.

7. File induk persediaan perpetual

File induk persediaan perpetual umumnya mencantumkan informasi tentang unit

persediaan yang diakuisisi, dijual, dan yang ada di tangan. Pada prinsipnya sama

seperti perpetual bahan baku tetapu dianggao lebih komples jika biaya

dimasukkan bersama dengan unit.

b. Bagian Audit Persediaan


Tujuan audit dari siklus persediaan dan pergudangan adalah untuk

menyediakan kepastian bahwa laporan keuangan memperhitungkan secara wajar atas

persediaan bahan baku, barang dalam proses, barang jadi dan harga pokok penjualan.

Audit siklus persediaan dan pergudangan dapat dibagi menjadi lima aktivitas

yang berbeda dalam siklus, yaitu:

1. Mengakuisisi dan mencatat bahan baku, tenaga kerja dan overhead.

Terdapat 3 fungsi utama audit dalam aktivitas ini, mencakup proses pemesanan

pembelian, penerimaan bahan baku dan penyimpanan bahan baku. Auditor harus

memahami pengendalian internal terkait 3 fungsi tersebut. Kemudian melakukan

pengujian pengendalian dan pengujian substantive atas transaksi baik dalam

siklus akuisisi dan pembayaran serta siklus penggajian dan personalia, yang

keseluruhan harus memenuhi tujuan audit bahwa semua telah dilakukan secara

efektif dan dinyatakan secara benar.

2. Mentrasfer secara internal aset dan biaya

Hal ini terkait dengan memproses barang dan menyimpan barang jadi. Klien

memperhitungkannya dalam catatan akuntansi biaya yang independen dan diuji

sebagai bagian dari audit siklus persediaan dan pergudangan.

3. Mengirimkan barang dan mencatatat pendapatan secra biaya


Auditor harus memahami dan menguji pengendalian internal terhadap pencatatan

dan pengiriman sebagai bagian dari siklus audit tersebut.

4. Mengamati persediaan secara fisik

Pemeriksaan fisik merupakan salah satu bukti audit yang penting. Auditor harus

mengamati klien yang melakukan perhitungan fisik untuk menentukan persediaan

yang tercatat benar ada pada tanggal neraca dan telah dihitung secara benar.

5. Menetapkan harga dan mengkompilasi persediaan.

pengujian biaya yang digunakan untuk menilai persediaan harus di uji untuk

menentukan klien telah mengikuti secara benar metode persediaan dan sesuai

dengan PABU, hal ini merupakan prosedur audit yang disebut pengujian harga

pengujian kompilasi perlu dilakukan auditor untuk memverifikasi penghitungan

telah di ikhtisarkan secara benar dan telah di footing secara benar pada saldo

persediaan buku besar umum yang sama.

c. Audit Akuntansi Biaya

Audit akuntansi biaya dimulai dari transfer internal bahan baku hingga

persediaan barang jadi, namun penting juga untuk mengetahui sistem dan

pengendalian yang berhubungan dengan transfer biaya persediaan yang

diperhitungkan dalam catatan akuntansi biaya.


1. Pengendalian akuntansi biaya, dibagi menjadi dua kategori secara luas yaitu:

 Pengendalian fisik (bahan baku, barangay dalam proses dan barang

jadi): untuk mencegah kerugian akibat penyalahgunaan dan

pencuarian. Perusahaan dapat melakukan pemisahan tugas dan

membatasi akses ke area penyimpanan. Menggunakan dokumen yang

dipranomori untuk mengotorisasi pergerakan persediaan. Permintaan

persediaan harus berdasarkan otorisasi yang layak

 Pengendalian terhadap biaya terkait: bermanfaat karena menyediakan

catatan persediaan yang ada di tangan, menyediakan penggunaan

bahan baku dan penjualan untuk mereviuw item using atau bergerak

lambat, menyediakan catatan untuk mempertanggungjawabkan apabila

ditemukan selisih antara penghitungan fisik dan jumlah tersaji.

2. Pengujian akuntansi biaya, terdapat 4 aspek yang sangat diperhatikan auditor

terkait:

 Pengendalian fisik terhadap persediaan: auditor melakukan

pengendalian fisik dengan memeriksa area penyimpanan, meminta

custodium persediaan menjelaskan tugasnya. Jika pengendalian fisik

sangat tidak memadai auditoe harus memperluas observasi pengujian

persediaan fisik.
 Dokumen dan catatan untuk mentransfer persediaan: auditor tertuju

untuk memverifikasi transfer persediaan dengan harus memahami

pengendalian internal klien, melaksanakan pengujian pengendalian

atau pengujian substantive atas transaksi untuk menguji tujuan audit.

 File induk persediaan perpetual: relibilitas file induk persediaan

perpetual memepengaruhi penetapan waktu dan lingkup pemeriksaan

fisik persediaan oleh auditor

 Catatan biaya per unit: keakuratan catatan sangatlah penting untuk

menyatakan secara wajar persediaan. Auditor harus memahami

pengendalian internal dalam sistem akuntansi biaya, melakukan

verifikasi internal. Auditor harus merancang pengujian yang sesuai

untuk mengurangi pengujian substanstif.

d. Prosedur Analitis

Prosedur analitis merupakan hal yang penting karena memungkinkan

menunjukkan salah saji ketika terjadi fluktuasi, selain itu auditor seringkali

menggunakan informasi nonkeuangan untuk menilai kelayakan saldo.

e. Observasi Fisik Persediaan


Memahami industri dan bisnis klien merupakan hal yang lebih penting bagi

persediaan dari pada besarnya bidang audit lainnya. Pertama auditor harus menilai

risiko bisnis klien dengan memahami kondisi sifat bisnis, pengaruh industri klien

terhadap perusahaam. Kemuadian auditor harus memutuskan salah saji yang dapat

ditoleransi dan risiko inhern (auditor sering menilai perusahaan dengan risiko inhern

tinggi untuk perusahaan yang memiliki persediaan signifikan, tergantung pada

situasinya).

Saat ini auditor harus menerima efektifitas metode penghitungan klien, untuk

memenuhi persyaratan itu auditor harus hadir saat klien melakukan penghitungan

fisik, mengamati prosedur penghitungan klien, mengajukan pertanyaan mengenai

prosedur penghitungannya, melakukan pengujian atas penghitungan fisik independen.

Titik yang paling penting adalah terdapatnya pemisahan tugas.

Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatiakan dalam observasi fisik yaitu:

1. Pengendalian terhadap penghitungan fisik: auditor harus memahami pengendalian

atas penghitungan fisik klien sebelum penghitungan persediaan dimulai.

2. Keputusan audit: yang meliputi prosedur audit, prosedur penetapan waktu

(penghitungan fisik interm atau pada akhir tahun), menetapkan ukuran sampel

(didasarkan pada pengendalian internal) dan memilih item yang akan di uji

(mengamati penghitungan item yang signifikan dan sampel representative,


menyelidiki item yang mungkin using atau rusak dan membahas dengan

manajemen mengenai mengeluarkan item yang material).

3. Pengujian observasi fisik: bagian terpenting adalah menentukan apakah

penghitungan fisik telah dilakukan sesuai dengan instruksi klien, sehingga auditor

harus hadir  ketika perhitungan fisik dilakukan. Sebagai bagian dari prosedur

analitis setelah klien selesai melakukan penghitungan, auditor dapat

membandingkan persediaan bersaldo tinggi dengan penghitungan pada tahun

sebelumnya serta file induk persediaan sebagai pengujian kelayakan.

f. Audit Penetapan Harga Dan Kompilasi

Pengujian harga persediaan mencakup semua pengujian atas harga perunit

klien untuk menentukan semua sudah benar. Sedangkan pengujian kompilsi

persediaan mencakup menguji ikhtisar penghitungan persediaan klien, menghitng

kembali harga dikalikan dengan kuantitas, memfooting ikhtisar persediaan dan

menelusuri total ke buku besar umum. Terdapat hal perlu diperhatikan antara lain

1. Pengendalian penetapan harga kompilasi: pengendalian internal yang

memadai bahwa klien menggunakan biaya yang masuk akal untuk menilai

persediaan sangat penting. Pengendalian internal yang paling penting bagi

biaya per unit yang akurat adalah verifikasi internal oleh orang independen
dan berkompeten yang mengandalkan dokumen dan catatan memadai untuk

digunakan melakukan penghitungan fisik.

2. Prosedur penetapan harga kompilasi: menggunakan daftar tujuan audit dan

pengujian terkait untuk penetapan harga serta kompilasi, kecuali pisah batas

karena dilakukan pada bagian penjualan.

3. Penilaian persediaan: terdapat 3 permasalahan yang dihadapai  dalam

penilaian persediaan yaitu metode yang digunakan harus sesuai dengan

PABU, penerapan metode harus konsisten dari tahun ke tahun, biaya

persediaan versus nilai pasar harus dipertimbangkan. Metode untuk

memverifikasi penetapan harga persediaan  tergantung pada hal berikut:

 Penetapan harga persediaan yang dibeli: auditor harus menetapkan

metode penilaian persediaan yang digunakan perusahaan, auditor harus

focus pada nilai uang yang lebih besar pada produk yang harganya

berfluktuasi dan menguji sampel representative.

 Penetapan harga persediaan yang dibuat: audit ini lebih kompleks.

Dalam menetapkan harga bahan baku auditor harus

mempertimbangakan biaya perunit dan jumlah bahan baku untuk

menghasilkan output, dari memeriksa spesifikasi rekayasa, memeriksa

barang jadi dan menemukan metode yang serupa. Menguji tenaga


kerja langsung auditor memverifikasi biaya per jam dan jumlah jam

yang diperlukan untuk membuat output dari spesifikasi rekayasa atau

sumber serupa. Menguji overhead manufaktur auditor harus

mengevaluasi metode yang digunakan klien menyangkut konsistensi

dan kelayakan

 Harga pokok atau harga pasar: auditor harus menetapkan biaya

pengganti atau nilai realisasi bersih yang terendah dari biaya historis,

mempertimbangkan nilai penjualan item persediaandan dampak dari

fluktuasi harga yang cepat untuk menentukan nilai realisasi bersih,

mempertimbangankan kemungkinan keuasangan ketika melakukan

evaluasi.

B. Pengujian Pengendalian Atas Siklus Persediaan

Tujuan menyeluruh dari audit atas persediaan adalah untuk menetapakan bahwabahan

baku, barang dalam proses, barang jadi, dan harga poko penjualan

telahdinyatakan secara wajar di dalam laporan keuangan. Ada 4 aspek yang

menjadiperhatian auditor dalam menetapkan jenis pengujian yang akan dilakukan yaitu :

1. Pengendalian fisik terhadap persediaan


Pengujian auditor mengenai kecukupan pengendalian fisik terhadap bahan

baku,barang dalam pros es , dan barang jadi harus terbatas pada

pengamatan dan penyelidikan.

2. Dokumen-dokumen dan catatan untuk transfer persediaan

Perhatian utama auditor dalam verifikasi transfer persediaan dari satu lokasi

kelokas i yang lain adalah bahw a trans fer yang dicatat adalah s ah,

trans fer yang benar-benar terjadi telah dicatat, dan kuantitas, uraian serta

tanggal dari setiaptransfer yang dicatat tersebut adalah akurat.

3. Catatan perpetual

Terdapatnya catatan persediaan perpetual yang memadai berpengaruh terhadapw aktu

dan luas pemeriks aan fis ik yang dilakukan auditor atas pers ediaan.

J ika catatan perpetual dapat diandalkan, memungkinkan untuk menguji persediaan

fisiks ebelum tanggal neraca, penghematan biaya bagi auditor maupun

klien dan memungkinkan klien memperoleh laporan keuangan yang diaudit lebih

awal.

4. Catatan mengenai biaya per unit

Catatan akuntansi biaya yang memadai harus dipadukan dengan kegiatan

produksidan catatan akuntans i lain agar dapat menghas ilkan biaya

yang akurat untuks emua has il produks i. S is tem akuntans i biaya


mempunyai hubungan denganauditor karena penilaian pers ediaan

akhir tergantung pada perancangan dan penggunaan sistem yang tepat.

Pengujian rincian saldo untuk persediaan terdiri dari:

1. Menilai materialitas dan risiko inheren dari persediaan

2. Menilai risiko pengendalian untuk beberapa siklus

3. M e r a n c a n g d a n m e l a k s a n a k a n p e n g u j i a n p e n g e n d a l i a n ,

p e n g u j i a n substantif atas transaksi dan prosedur analitis untuk beberapa siklus

4. Merancang dan melaksanakan prosedur analitis untuk saldo persediaan

5. Merancang pengujian rincian saldo persediaan untuk memenuhi tujuan-

tujuan audit yang spesifik seperti : prosedur audit, besar sampel,

itemyang dipilih, dan waktu audit.

Hasil pengujian dari beberapa siklus selain siklus persediaan dan pergudangan

akanmempengaruhi pengujian rincian atas saldo-saldo persediaan. Dua aspek

pengujianrincian saldo secara terpisah yaitu : observasi fisik dan

penetapan harga sertakompilasi

C. Pengujian Subtantif Atas Siklus Persediaan


Dalam pengujian substantif auditor harus mengamati klien dalam menghitung

persediaan fisik untuk mengetahui kebenaran persediaan yang tercatat pada neraca

apakah sesuai dengan persediaan fisik yang ada, Maka dari itu dalam pengujian ini

auditor harus mengecek secara teliti.

Pengertian Pengujian substantif sendiri adalah suatu prosedur - prosedur

pengauditan yang dibuat oleh auditor untuk menguji atau mendeteksi kesalahan salah saji

material dalam nilai rupiah yang dapat mempengaruhi kebenaran dari saldo - saldo

dalam laporan keuangan.

Tujuan pengujian substantif terhadap akun persediaan menurut mulyadi dalam

buku auditing adalah sebagai berikut:

1. Memperoleh keyakinan tentang keandalan catatan akuntansi yang bersangkutan

dengan sediaan.

2. Membuktikan asersi keberadaan sediaan yang dicantumkan dineraca dan keterjadian

transaksi yang berkaitan dengan sediaan.

3. Membuktikan asersi kelengkapan transaksi yang berkaitan dengan sediaan yang

dicatat dalam catatan akuntansi dengan kelengkapan saldo sediaan yang disajikan

dalam neraca.

4. Membuktikan asersi hak kepemilikan klien atas sediaan yang tercantum dalam

neraca.
5. Membuktikan asersi penilaian sediaan yang tercantum dalam neraca.

6. Membuktikan asersi penyajian dan pengungkapan sediaan dalam neraca.

Dalam pengujian substantif terdapat beberapa prosedur yang dapat dilakukan

auditor adalah sebagai berikut:

1. Prosedur Awal

Pada prosedur auditor harus melakukan rekonsisliasi terhadap informasi persediaan

yang dicantumkan oleh klien dalam neraca dengan catatan akuntansi lain yang

mendukung. hal ini dilakukan agar auditor memperoleh keyakinan bahwa informasi

persediaan yang dicantumkan dalam neraca didukun dengan catatan akuntansi lain

yang bisa dipercaya keakurantannya. Adapun 5 prosedur yang dapat dilakukan

auditor dalam melakukan rekonsiliasi adalah sebagai berikut:

 Mengusut saldo persediaan yang tercantum dalam neraca ke saldo akun

persediaan yang bersangkutan didalam buku besar.

 Menghitung kembali saldo akun persediaan di buku besar.

 Mengusut saldo awal akun persediaan pada kertas kerja tahun lalu.

 Mengusut posting pendebitan dan pengeluaran akun persediaan pada jurnal

yang bersangkutan.
 Melakukan rekonsiliasi buku pembantu persediaan dengan akun kontrol

persediaan pada buku besar.

2. Prosedur Analitik

Prosedur analitik adalah pengecekan secara menyeluruh mengenai kewajaran

persediaan yang disajikan dalam neraca. Pada prosedur ini auditor harus menghitung

ratio tingkat perputaran persediaan, ratio laba bersih dengan persediaan, ratio

persediaan dengan volume penjualan yang diharapkan. Setelah itu dibandingkan

dengan angka harapan (ratio yang sama dari data tahun lalu, data industri,jumlah yang

dianggarkan maupun data lainnya) auditor dapat menentukan harus memfokuskan diri

kearah mana dalam pelaksanaan pengujian transaksi rinci dan saldo akun rinci.

3. Pengujian Terhadap Transaksi Rinci

Auditor harus melakukan pengujian substantif terhadap transaksi rinci dan pengujian

pisah batas pada transaksi pembelian, transaksi penjualan dan transaksi pemakaian

karena transaksi tersebut sangat menentukan keandalan saldo persediaan, selain itu

keandalan saldo persediaan juga dapat ditentukan dengan ketepatan pisah batas yang

digunakan untuk mencatat berbagai transaksi tersebut.

Pengujian substantif terhadap transaksi rinci meliputi:

 pemeriksaan sampel transaksi yang tercatat dalam akun persediaan pada

dokumen yang mendukung timbulnya transaksi tersebut.


 pemeriksaan pendebitan akun persediaan pada dokumen pendukung 9 bukti

kas keluar, faktur pembelian, laporan penerimaan barang dan surat order

pembelian).

 pemeriksaan pengkreditan akun persediaan pada dokumen pendukung ( faktur

penjualan, laporan pengiriman barang, bukti pemakaian barang gudang, memo

debit untuk retur pembelian).

Pengujian pisah batas transaksi meliputi:

 pemeriksaan dokumen yang mendukung transaksi pembelian dalam minggu

terakhir tahun yang diaudit dan minggu pertama setelah tanggal neraca.

 pemeriksaan dokumen yang mendukung berkurangnya persediaan yang

disebabkan oleh transaksi penjualan ataupun pemakaian sendiri dalam minggu

terakhir tahun yang tahun yang diaudit dan minggu pertama setelah tanggal

neraca.

4. Pengujian Terhadap Saldo Akun Rinci

pada hal ini auditor harus melakukan pengamatan terhadap perhitungan fisik

persediaan untuk membuktikan asersi keberadaan dan keterjadian, kelengkapan, hak

kepemilikan dan penilaian persediaan. auditor dapat dilakukan untuk mengkonfirmasi


keberadaan, keterjadian, kelengkapan, hak kepemilikan dan penilaian pesediaan fisik

dengan cara sebagai berikut:

 mengirimkan surat konfirmasi persedian yang disimpan di gudang pihak luar.

 meminta informasi mengenai barang-barang klien yang dijual secara

konsinyasi dan barang-barang titipan yang ada ditangan klien.

 meminta informasi mengenai persedian yang dijadikan jaminan penarikan

utang.

 meminta informasi mengenai metode penilaian persediaan yang dilakukan

oleh klien.

 pemeriksaan kesesuaian kos per satuan persedian dengan prinsip akuntansi

berlaku umum.

 pemeriksaan catatan pendukung yang bersangkutan dengan data kos per

satuan persediaan.

 membandingkan laba bruto tahun yang diaudit dengan laba bruto tahun

sebelumnya.

 melakukan pengamatan terhadap unsur persediaan yang rusak.

 menghitung tingkat perputaran persediaan dan bandingkan dengan tingkat

perputaran persediaan tahun sebelumnya.


 melakukan pengamatan terhadap persediaan yang lambat pemakaiannya atau

penjualannya.

 meminta surat presentasi persediaan dari klien.

5. Pemeriksaan Penyajian dan Pengungkapan persediaan

Auditor juga perlu melakukan verivikasi penyajian persediaan pada neraca dengan

cara:

 memeriksa klasifikasi persediaan pada neraca.

 memeriksa penjelasan yang bersangkutan dengan persediaan dan,

 melakukan analisis review terhadap persediaan.

Dengan adanya prosedur pengujian ini dapat memudahkan auditor dalam menguji

atau mendeteksi kesalahan yang terdapat pada akun persediaan, oleh karena itu

auditor harus tahu prosedur - prosedur pengujian substantif sebelum menguji suatu

kasus pada perusahaan.

D. Pengujian Pengendalian Atas Siklus Pergudangan

Anda mungkin juga menyukai