Anda di halaman 1dari 17

RANGKUMAN MATERI “AUDIT SIKLUS PERSEDIAAN DAN

PERGUDANGAN”
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengauditan II

Disusun oleh:
1. Anastasia Larasati Ayuningrum F0316012
2. Clara Nurcahyani F0316024

S1 AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2018
Bab 21
Audit Siklus Persediaan dan Pergudangan

Audit terhadap persediaan seringkali merupakan bagian yang paling


kompleks, hal tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor di bawah ini:
1. Persediaan seringkali merupakan akun terbesar pada neraca.
2. Persediaan seringkali berada pada lokasi yang berbeda, yang membuat
pengendalian dan perhitungan fisik menjadi sulit.
3. Seringkali sulit bagi auditor untuk mengamati dan menilai item persediaan
yang berbeda.
4. Penilaian persediaan juga sulit apabila estimasi keusangan persediaan
merupakan hal yang penting dan apabila biaya manufaktur harus
dialokasikan ke persediaan.
5. Terdapat beberapa metode penilaian persediaan yang dapat diterima dan
beberapa organisasi mungkin ingin menggunakan metode penilaian yang
berbeda untuk berbagai persediaan yang dapat diterima menurut prinsip-
prinsip akuntansi yang diterima umum.

A. Fungsi Bisnis dalam Siklus serta Dokumen dan Catatan Terkait

Siklus persediaan dan pergudangan berkaitan dengan siklus akuisisi dan


pembayaran serta siklus penggajian dan personalia. Siklus persediaan dan
pergudangan dapat dianggap sebagai terdiri dari dua sistem yang terpisah tetapi
berkaitan erat, di mana yang satu melibatkan arus fisik barang dan yang
lainnya dengan biaya terkait. Berikut enam fungsi bisnis dalam siklus
persediaan dan pergudangan:
1. Pemrosesan Pesanan Pembelian
Siklus persediaan dan pergudangan dimulai dengan akuisisi bahan baku
untuk produksi. Pengendalian yang memadai terhadap pembelian harus
diselenggarakan. Permintaan pembelian adalah formulir yang digunakan
untuk meminta departemen pembelian untuk memesan persediaan oleh
personil ruang penyimpanan bahan baku yang diperlukan.
2. Menerima Bahan Baku
Departemen penerimaan menginspeksi bahan yang diterima dan
membuat laporan penerimaan sebelum pembayaran dilakukan. Setelah
diinspeksi, bahan dibawa ke ruang penyimpanan dan salinan dokumen
penerimaan kemudian diserahkan kepada bagian pembelian, ruang
penyimpanan, atau utang usaha.
3. Menyimpan Bahan Baku
Ketika departemen lain memerlukan bahan untuk produksi, mereka
harus menyerahkan permintaan bahan yang telah disetujui, pesanan
pekerjaan, atau dokumen serupa yang mengindikasikan jenis dan kuantitas
bahan yang diperlukan. Dokumen permintaan ini digunakan untuk
memperbaharui file induk persediaan perpetual dan mencatat transfer dari
akun bahan baku ke akun barang dalam proses.
4. Pemrosesan Barang
Pemrosesan barang sangat bervariasi antar perusahaan. Perusahaan
menentukan item dan kuantitas barang jadi yang akan dibuat berdasarkan
pesanan khusus dari pelanggan, peramalan penjualan, tingkat persediaan
barang jadi yang telah ditentukan, dan operasi produksi yang ekonomis.
Setiap departemen produksi bertanggung jawab untuk mereview laporan
produksi dan sisa bahan yang menyediakan informasi yang bermanfaat
bagi akuntansi untuk mencatat transfer bahan dan menentukan biaya
produksi.
Sistem akuntansi biaya merupakan bagian penting, sistem tersebut
menunjukkan profitabilitas relatif produk untuk perencanaan dan
pengendalian manajemen serta menilai persediaan untuk menyusun
laporan keuangan. Terdapat dua sistem biaya yang utama, yaitu sistem
biaya pekerjaan (job cost system) yang biayanya diakumulasi oleh setiap
pekerjaan ketika bahan dikeluarkan dan biaya tenaga kerja terjadi dan
sistem biaya proses (process cost system) yang biayanya diakumulasikan
berdasarkan proses.
Catatan akuntansi biaya terdiri dari file induk, neraca lajur, dan
laporan yang mengakumulasikan biaya bahan, tenaga kerja, dan overhead
berdasarkan pekerjaan atau proses ketika biaya tersebut dikeluarkan.
Ketika pekerjaan atau produk selesai, biaya yang terkait ditransfer dari
barang dalam proses ke barang jadi pada laporan departemen produksi.
5. Menyimpan Barang Jadi
Barang jadi ditempatkan di ruang penyimpanan menunggu untuk
dikirim. Dalam perusahaan dengan pengendalian internal yang baik,
barang jadi disimpan di bawah pengendalian fisik yang terpisah di suatu
area dengan akses terbatas.
6. Mengirimkan Barang Jadi
Pengiriman barang jadi merupakan bagian dari siklus penjualan dan
penagihan. Pengiriman barang jadi harus diotorisasi oleh dokumen
pengiriman yang telah disetujui. Serupa dengan pengiriman barang jadi,
transfer persediaan dalam siklus persediaan dan pergudangan harus
diotorisasi oleh dokumentasi transfer yang layak untuk memastikan
keakuratan transfer biaya antarakun persediaan pada neraca.
7. File Induk Persediaan Perpetual
File ini biasanya mencantumkan informasi tentang unit persediaan
yang diakuisisi, dijual, ada di tangan, dan biaya per unit. Catatan perpetual
yang terpisah biasanya disimpan untuk bahan baku dan barang jadi. Untuk
akuisisi bahan baku, file induk persediaan perpetual diperbaharui secara
otomatis ketika akuisisi persediaan diproses sebagai bagian dari pencatatan
akuisisi.
Transfer bahan baku dari ruang penyimpanan harus dimasukkan
secara terpisah ke dalam komputer untuk memperbaharui catatan
perpetual. File induk persediaan perpetual barang jadi lebih kompleks
dibanding file induk persediaan perpetual bahan baku.

B. Bagaimana E-Commerce Mempengaruhi Manajemen Persediaan


Salah satu penggunaan utama internet bagi manajemen persediaan adalah
memberikan deskripsi yang lebih lengkap tentang persediaannya atas dasar real
time untuk para rekan bisnis kunci, termasuk pemasok dan pelanggan. Internet dan
dan jaringan area lokal internal juga membantu manajemen persediaan dengan
menyediakan akses ke laporan status persediaan. Selain kenyaman yang
ditawarkan, penggunaan internet juga dapat meningkatkan resiko bisnis. Sebagai
contoh, akses informasi atau akses ke database persediaan dengan sistem yang
tidak dikendalikan secara memadai.

C. Bagian Audit Persediaan


Tujuan keseluruhan dari audit siklus persediaan dan pergudangan adalah
untuk menyediakan kepastian bahwa laporan keuangan memperhitungkan scara
wajar bahan baku, barang dalam proses, persediaan barang jadi, dan harga pokok
penjualan.
Karena keterkaitan antara siklus persediaan dan pergudangan dengan
siklus lainnya, beberapa bagian audit persediaan akan lebih efisien jika diuji
dengan pengujian audit antar siklus lainnya. Auditor mempertimbangkan hasil
pengujian tersebut dalam siklus lainnya untuk menentukan sifat dan luas
pengujian substantif yang diperlukan bagi audit persediaan.
Audit siklus persediaan dan pergudangan dibagi menjadi lima aktivitas
yang berbeda dalam siklus, yaitu:
1. Mengakuisisi dan Mencatat Bahan Baku, Tenaga Kerja, dan Overhead
Bagian audit ini meliputi tiga fungsi pertama, yaitu pemrosesan
pesanan pembelian, penerimaan bahan baku, dan penyimpanan bahan baku.
Auditor akan memahami pengendalian internal terhadap ketiga fungsi
tersebut dan kemudian melaksanakan pengujian pengendalian serta pengujian
substantif atas transaksi baik dalam siklus akuisisi dan pembayaran maupun
siklus penggajian dan personalia.
Pengujian harus memenuhi tujuan auditor bahwa pengendalian yang
mempengaruhi akuisisi bahan baku dan biaya manufaktur telah beroperasi
secara efektif, dan transaksi akuisisi telah dinyatakan secara benar.
2. Mentransfer secara Internal Aktiva dan Biaya
Bagian ini meliputi fungsi keempat dan kelima, yaitu pemrosesan
barang dan menyimpan barang jadi. Klien memperhitungkan aktivitas
tersebut dalam catatan akuntansi biaya, yang independen dengan siklus
lainnya dan diuji sebagai bagian dari audit siklus persediaan dan
pergudangan.
3. Mengirimkan Barang dan Mencatat Pendapat serta Biaya
Meliputi fungsi pengiriman barang jadi yang merupakan bagian dari
siklus penjualan dan penagihan. Auditor harus memahami dan menguji
pengendalian internal terhadap pencatatan pengiriman sebagai bagian dari
audit siklus tersebut, termasuk prosedur untuk memverifikasi keakuratan
pengkreditan ke persediaan yang dicatat dalam file induk persediaan
perpetual.
4. Mengamati Persediaan secara Fisik
Auditor harus mengamati klien yang melakukan perhitungan fisik
persediaan untuk menentukan apakah persediaan yang tercatat benar-benar
ada pada tanggal neraca dan dihitung secara benar oleh klien. Pemeriksaan
fisik merupakan jenis bukti penting yang digunakan untuk memverifikasi
keberadaan dan perhitungan persediaan.
5. Menetapkan Harga dan Mengkompilasi Persediaan
Biaya yang digunakan untuk menilai persediaan harus diuji (pengujian
harga) untuk menentukan apakah klien telah mengikuti secara benar metode
persediaan yang sesuai baik dengan prinsip akuntansi maupun konsisten
dengan tahun sebelumnya. Auditor juga harus melakukan pengujian
kompilasi persediaan yang merupakan pengujian untuk memverifikasi apakah
perhitungan fisik telah diikhtisarkan secara benar, kuantitas dan harga
persediaan telah dikalikan dengan benar, dan persediaan yang dikalikan
difooting secara benar pada saldo persediaan buku besar umum yang sama.

D. Audit Akuntansi Biaya


a. Pengendalian akuntansi biaya, dibagi menjadi dua kategori luas, yaitu:
1) Pengendalian fisik terhadap bahan baku, barang dalam proses, dan
persediaan barang jadi.
Pengendalian fisik digunakan untuk mencegah kerugian akibat
penyalahgunaan dan pencurian. Untuk melindungi aktiva, perusahaan
memisahkan secara fisik dan membatasi akses ke area penyimpanan
persediaan. Klien dapat menggunakan dokumen yang telah dipranomori
untuk mengotorisasi pergerakan persediaan guna melindungi aktiva dari
penggunaan yang tidak tepat.
File induk persediaan perpetual yang disimpan oleh orang yang tidak
memiliki tanggung jawab atau akses ke aktiva merupakan pengendalian
akuntansi biaya lainnya yang bermanfaat karena file tersebut menyediakan
informasi berikut ini:
 Catatan persediaan yang ada di tangan, untuk memulai produksi
atau akuisisi bahan atau barang tambahan.
 Catatan penggunaan bahan baku dan penjualan barang jadi, untuk
melihat item yang usang dan bergerak lambat.
 Catatan untuk mempertanggungjawabkan apabila ditemukan selisih
antara perhitungan fisik dan jumlah tersaji pada daftar perpetual.
2) Pengendalian terhadap biaya terkait, yang mengintegrasikan catatan
produksi dan akuntansi guna menyajikan biaya yang akurat bagi semua
produk dapat membantu manajemen dalam menetapkan harga barang jadi,
mengendalikan biaya, serta menghitung biaya persediaan.
b. Pengujian Akuntansi Biaya
Auditor sangat memperhatikan empat aspek akuntansi biaya berikut:
1) Pengendalian fisik terhadap persediaan
Auditor menguji pengendalian fisik terhadap persediaan terbatas
pada observasi serta pengajuan pertanyaan. Jika auditor menyimpulkan
bahwa pengendalian fisik sangat tidak memadai, auditor harus
memperluas observasi pengujian persediaan fisik.
2) Dokumen dan catatan untuk mentransfer persediaan
Perhatian auditor tertuju pada memverifikasi transfer persediaan dari
satu lokasi ke lokasi lainnya yang dicatat memang ada, semua transfer
aktual sudah dicatat, dan kuantitas, deskripsi, serta tanggal semua transfer
yang dicatat sudah akurat.
Auditor harus memahami pengendalian internal klien untuk mencatat
transfer. Setelah itu, auditor dapat melaksanakan pengujian pengendalian
atau pengujian substantif atas transaksi dengan memeriksa dokumen dan
catatan untuk menguji keterjadian dan keakuratan bagi transfer barang.
3) File induk persediaan perpetual
Reliabilitas file induk persediaan perpetual mempengaruhi penetapan
waktu dan lingkup pemeriksaan fisik persediaan oleh auditor. Jika file
induk persediaan perpetual sudah akurat, auditor dapat menguji persediaan
fisik sebelum tanggal neraca yang dapat menghemat biaya dan waktu
pengauditan. Auditor juga dapat mengurangi pengujian atas perhitungan
persediaan fisik dan menilai rendah resiko pengendalian yang terkait
dengan observasi fisik persediaan. Auditor menguji file induk persediaan
perpetual dengan memeriksa dokumentasi yang mendukung penambahan
dan pengurangan jumlah persediaan dalam file induk.
4) Catatan biaya per unit
Untuk menghasilkan data biaya yang akurat, klien harus
mengintegrasikan catatan akuntansi biayanya dengan catatan produksi dan
akuntansi lainnya. Ketika menguji catatan biaya persediaan, auditor harus
memahami pengendalian internal dalam sistem akuntansi biayanya.
Auditor menguji catatan akuntansi biaya sebagai bagian dari pengujian
akuisisi, penggajian, dan penjualan. Dalam mengevaluasi alokasi biaya
overhead, auditor harus mempertimbangkan kelayakan metode alokasi,
dengan mengasumsikan metode tersebut sesuai dengan prinsip akuntansi
yang diterima umum, dan apakah metode tersebut diterapkan secara
konsisten.

E. Prosedur Analitis
Dalam mengaudit persediaan dan pergudangan akan menunjukkan
prosedur analitis yang umum dan kemungkinan salah saji yang dapat ditunjukkan
ketika terjadi fluktuasi. Prosedur analitis dilakukan guna memeriksa saldo akun
persediaan dengan akun laporan keuangan lainnya juga menggunakan informasi
nonkeuangan untuk menilai kelayakan saldo yang berkaitan dengan persediaan.
Dengan pengujian dari prosedur analitis yang telah dilakukan, auditor memiliki
dasar untuk merancang serta melaksanakan pengujian atas rincian saldo
persediaan akhir.

F. Metodologi untuk Merancang Pengujian Atas Rincian Saldo


Yang harus lebih diperhatikan dari metodologi untuk merancang pengujian
atas rincian saldo di atas adalah sebagai berikut :
1. Auditor harus memahami industri dan bisnis klien.
2. Menilai risiko bisnis klien untuk menentukan apakah risiko tersebut
meningkatkan kemungkinan salah saji yang material dalam persediaan.
3. Memutuskan salah saji yang dapat ditoleransi dan menilai risiko inheren
untuk persediaan, yang biasanya sangat material bagi perusahaan
manufaktur, grosir dan ritel.
4. Memperhatikan pegendalian internal terhadap catatan perpetual,
pengendalian fisik, perhitungan persediaan dan penetapan harga
persediaan.

G. Observasi Fisik Persediaan


SAS 1 ( AU 331) mengharuskan auditor untuk menerima efektivitas
metode perhitungan persediaan klien dan ketergantungan yang dapat mereka
tempatkan pada representasi klien mengenai kuantitas serta kondisi fisik
persediaan. Untuk memenuhi persyaratan tersebut, auditor harus:
1. Hadir pada saat klien menghitung persediaanya untuk menentukan saldo
akhir tahun.
2. Mengamati preosedur perhitungan klien.
3. Mengajukan pertanyaan kepada personil klien mengenai prosedur
perhitungannya.
4. Melakukan pengujian atas perhitungan fisik independen mereka sendiri.

Dalam perhitungan persediaan fisik ini, titik penting ada pada perbedaaan
antara klien dan pihak auditor. Dimana klien adalah pihak yang bertanggung
jawab menetapkan prosedur untuk menghitung persediaan fisik secara akuran dan
benar-benar melakukan serta mencatat perhitungan tersebut. Sedangkan auditor
bertanggung jawab mengevaluasi dan mengamati prosedur klien, termasuk
menguji perhitungan persediaan dan menarik kesimpulan mengenai kememadaian
persediaan fisik.
Pemeriksaan terhadap persediaan tidak perlu dilakukan apabila persediaan
ditempatkan di gudang publik atau diawasi oleh custodian dari luar perusahaan,
tetapi akan melakukan verifikasi dengan konfirmasi terhadap custodian. Lain lagi
bila persediaan ini masuk pada aktiva lancar atau total aktiva yang signifikan,
auditor harus menerapkan prosedur tambahan, seperti menyelidiki prosedur
persediaan custodian, memperoleh laporan akuntan independen menyangkut
prosedur pengendalian custodian terhadap penyimpanan barang atau mengamati
perhitungan fisik barang yang disimpan oleh custodian.
a. Pengendalian terhadap Perhitungan Fisik
Terdapat 2 pendekatan (bila file induk persediaan perpetual telah memadai) :
1. Melakukan perhitungan fisik atas persediaan secara periodik, tetapi tidak
perlu setiap tahun.
2. Perhitungan fisik dilakukan saat mendekati tanggal neraca, pada tanggal
interim, atau atas dasar siklus sepanjang tahun.
Auditor harus memahami pengendalian atas perhitungan persediaan
fisik klien sebelum perhitungan persediaan dimulai. Jika pengendalian
atas perhitungan persediaan fisik klien tidak memadai, auditor akan
menghabiskan lebih banyak waktu untuk memastikan bahwa perhitungan
fisik tersebut sudah akurat.
b. Keputusan Audit
1) Prosedur audit
2) Penetapan waktu
Auditor memutuskan perhitungan fisik dapat dilakukan sebelum
akhir tahun terutama atas dasar keakuratan file induk persediaan
perpeptual. Jika malakukan perhitungan fisik interim, dimana
pengendalian internalnya sudah efektif, auditor mengamati perhitungan
persediaan pada saat itu, juga menguji transaksi yang tercatat dalam
catatan perpetual dari tanggal perhitungan hingga akhir tahun. Jika
catatan perpetual sudah akuran dan pengendalian internal efektif, tidak
perlu menghitung semua persediaan pada akgir tahun.
3) Ukuran sampel
Ukuran sampel dalam observasi fisik dapat dipertimbangkan dalam
istilah total jam yang dihabiskan dan bukan pada jumlah item persediaan
yang dihitung.
4) Pemilihan item
Ketika mengamati klien yang menghitung persediaan, auditor
harus berhati-hati untuk:
1. Mengamati perhitungan item-item yang paling signifikan dan sampel
representatif dari item persediaan yang umum.
2. Menyelidiki item yang mungkin telah usang atau rusak.
3. Membahas dengan manajemen menyangkut alasan mengeluarkan
item yang material.
c. Pengujian Observasi Fisik
Bagian paling penting dalam observasi persediaan adalah menentukan
apakah perhitungan fisik telah dilakukan sesuai dengan instruksi klien.
H. Audit Penetapan Harga dan Kompilasi
1. Pengendalian Penetapan Harga dan Kompilasi
Pengendalian internal yang memadai seputar penelusuran biaya per unit
yang diintegrasikan dengan produksi dan catatan akuntansi lainnya yang
menyediakan kepastian bahwa klien menggunakan biaya yang masuk akal
untuk menilai persediaan akhir. Catatan biaya standar yang mengindikasikan
varians biaya bahan, tenaga kerja, dan overhead sangat membantu untuk
mengevaluasi kelayakan catatan produksi jika manajemen memiliki prosedur
untuk mempertahankan standar tersebut tetap mutahir terhadap perubahan
proses produksi dan biaya.
Adanya review oleh karyawan ahli untuk mencegah nilai yang terlalu tinggi
pada persediaan yang usang, dan melaporkan item persediaan yang usang,
bergerak lambat, rusak, dan dinyatakan tertalu tinggi. Pengendalian internal
yang paling penting bagi biaya per unit yang akurat, perkalian dan footing
adalah verifikasi internal oleh orang yang independen dan kompeten, yang
mengandalkan dokumen serta catatan yang memadai yang akan digunakan
untuk melakukan perhitungan fisik.
2. Prosedur Penetapan Harga dan Kompilasi
Dari informasi yang didapat pada saat observasi fisik untuk pisah batas
penjualan dan pembelian. Auditor menerapkan tujuan dari informasi tersebut
sebagai kerangka kerja atau referensi. Asumsinya bahwa informasi yang
direfleksikan pada listing persediaan perpetual dicatat sesuai urutan deskripsi
item persediaan, dengan bahan baku, barang dalam proses dan barang jadi
disajikan terpisah.
3. Penilaian persediaan
Dalam pengujian penilaian persediaan auditor menghadapi 3 permasalahan,
pertama metodenya harus sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang
diterima umum, kedua penerapan metodenya harus konsisten dari tahun ke
tahun, ketiga biaya persediaan versus nilai pasar harus dipertimbangkan.
Karena metode untuk meverifikasi penetapan harga persediaan tergantung pada
apakah item persediaan diakuisisi atau dibuat, kedua kategori tersebut akan
dibahas secara terpisah.
a. Penetapan Harga Persediaan yang Dibeli
Auditor harus menentukan terlebih dahulu metode yang
digunakan, apakah FIFO, LIFO, rata-rata tertimbang atau beberapa
metode penilaian lainnya. Juga menentukan biaya mana yang terlibat
dalam penilaian item persediaan. Dalam memilih item persediaan
spesifik demi penetapan harga, auditor harus berfokus pada nilai uang
yang lebih besar dan pada produk yang harganya fluktuasi. Juga harus
menguji sampel representatif dari semua jenis persediaan dan
departemen. Auditor harus menyajikan daftar item persediaan yang
akan diverifikasi untuk tujuan penetapan harga dan meminta klien
untuk mencari faktur vendor yang sesuai. Kemudian memeriksa faktur
yang mencukupi untuk memperhitungkan seluruh kuantitas item
persediaan yang sedang diuji, terutama menurut metode penilaian
FIFO.
b. Penetapan Harga Persediaan yang Dibuat
Auditor harus mempertimbangkan biaya bahan baku, tenaga kerja
langsung dan biaya overhead manufaktur. Keharusan untuk
memverifikasi hal tersebut membuat audit atas persediaan barang dalam
proses dan barang jadi menjadi lebih kompleks.
Dalam menetapkan harga bahan baku untuk membuat produk,
auditor harus mempertimbangkan baik biaya per unit bahan baku maupun
jumlah unit yang diperlukan untuk membuat unit output. Biaya per unit
dapat diverifikasi dengan cara memeriksa faktur vendor atau file induk
persediaan perpetual.
Ketika menguji tenaga kerja langsung, auditor harus memverifikasi
biaya per jam tenaga kerja langsung dan jumlah jam yang diperlukan
untuk membuat suatu unit output. Biaya tenaga kerja per jam dapat
diverifikasi dengan memeriksa kontrak penggajian tenaga kerja atau
serikat kerja.
Overhead manufaktur yang sesuai bagi barang dalam proses dan
barang jadi tergantung pada pendekatan yang digunakan klien untuk
mengalokasikan overhead manufaktur, auditor mengevaluasi metode
yang sedang digunakan menyangkut konsistensi dan kelayakan serta
menghitung ulang biaya untuk menentukan apakah overhead sudah
benar.
c. Harga Pokok atau Harga Pasar
Dalam penetapan harga persediaan, auditor harus
mempertimbangkan apakah biaya penggantian atau nilai realisasi bersih
yang lebih rendah dari baya historis. Untuk barang jadi dan bahan baku
yang dibeli, dapat menguji biaya penggantian dengan memeriksa faktur
vendor periode selanjutnya atau faktur saat ini jika tidak ada pembelian
yang dilakukan atas item persediaan setelah akhir tahun.

I. Integrasi Pengujian

1. Pengujian Siklus Akuisisi dan Pembayaran


Auditor harus memperoleh bukti mengenai keakuratan bahan baku yang
diperoleh dan semua biaya overhead manufaktur yang dikeluarkan kecuali
tenaga kerja. Biaya akuisisi ini mengalir secara langsung ke harga pokok
penjualan atau menjadi bagian terbesar dari persediaan akhir bahan baku,
barang dalam proses dan barang jadi.
2. Pengujian Siklus Penggajian dan Personalia
Auditor dapat menguji catatan akuntansi biaya untuk biaya tenaga kerja
langsung dan tidak langsung
3. Pengujian Siklus Penjualan Dan Penagihan
Pengujian audit yang dilakukan atas penyimpana barang jadi serta
pengiriman dan pencatatan penjualan dapat dilakukan ketika siklus penjualan
dan penagihan.
4. Pengujian Akuntansi Biaya
Pengujian ini merupakan sarana untuk memverifikasi pengendalian yang
mempengaruhi persediaan karena auditor tidak memverifikasi sebagai bagian
dari pengujian atas ketiga siklus sebelumnya. Auditor menguji pengendalian
fisik, transfer biaya bahan baku ke barang dalam proses, transfer biaya barang
yang telah selesai ke barang jadi, file induk persediaan perpetual dan catatan
biaya per unit
5. Persediaan Fisik, Penetapan Harga dan Kompilasi
Bila terjadi salah saji dalam salah satu aktivitas dapat menyebabkan
persediaan dan harga pokok penjualan disalahsajikan dalam audit persediaan.
Maka audit perlu dilakukan karena harga pokok penjualan merupakan nilai
residu dan sering kali menjadi akun terbesar pada laporan laba rugi.
Dalam pengujian fisik persediaan auditor dapat mengamati dan menguji
perhitungan fisik pada waktu selain akhir tahun dan mengandalkan file
perpetual untuk menyimpan catatan kuantitas yang memadai. Ketika menguji
biaya per unit, catatan biaya standar berguna untuk melakukan perbandingan
biaya per unit aktual.
Pengujian pengendalian dan melaksanakan pengujian substantif yang
berhubungan dengan transaksi serta saldo persediaan, auditor harus memahami
pengendalian klien yang berhubungan dengan pengungkapan persediaan dan
melakukan pengujian terhadap pengendalian tersebut serta pengujian substantif
lainnya untuk memperoleh bukti yang tepat yang mencukupi bagi masing-
masing 4 tujuan penyajian dan pengungkapan.

Anda mungkin juga menyukai