Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PERGUDANGAN”
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengauditan II
Disusun oleh:
1. Anastasia Larasati Ayuningrum F0316012
2. Clara Nurcahyani F0316024
S1 AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2018
Bab 21
Audit Siklus Persediaan dan Pergudangan
E. Prosedur Analitis
Dalam mengaudit persediaan dan pergudangan akan menunjukkan
prosedur analitis yang umum dan kemungkinan salah saji yang dapat ditunjukkan
ketika terjadi fluktuasi. Prosedur analitis dilakukan guna memeriksa saldo akun
persediaan dengan akun laporan keuangan lainnya juga menggunakan informasi
nonkeuangan untuk menilai kelayakan saldo yang berkaitan dengan persediaan.
Dengan pengujian dari prosedur analitis yang telah dilakukan, auditor memiliki
dasar untuk merancang serta melaksanakan pengujian atas rincian saldo
persediaan akhir.
Dalam perhitungan persediaan fisik ini, titik penting ada pada perbedaaan
antara klien dan pihak auditor. Dimana klien adalah pihak yang bertanggung
jawab menetapkan prosedur untuk menghitung persediaan fisik secara akuran dan
benar-benar melakukan serta mencatat perhitungan tersebut. Sedangkan auditor
bertanggung jawab mengevaluasi dan mengamati prosedur klien, termasuk
menguji perhitungan persediaan dan menarik kesimpulan mengenai kememadaian
persediaan fisik.
Pemeriksaan terhadap persediaan tidak perlu dilakukan apabila persediaan
ditempatkan di gudang publik atau diawasi oleh custodian dari luar perusahaan,
tetapi akan melakukan verifikasi dengan konfirmasi terhadap custodian. Lain lagi
bila persediaan ini masuk pada aktiva lancar atau total aktiva yang signifikan,
auditor harus menerapkan prosedur tambahan, seperti menyelidiki prosedur
persediaan custodian, memperoleh laporan akuntan independen menyangkut
prosedur pengendalian custodian terhadap penyimpanan barang atau mengamati
perhitungan fisik barang yang disimpan oleh custodian.
a. Pengendalian terhadap Perhitungan Fisik
Terdapat 2 pendekatan (bila file induk persediaan perpetual telah memadai) :
1. Melakukan perhitungan fisik atas persediaan secara periodik, tetapi tidak
perlu setiap tahun.
2. Perhitungan fisik dilakukan saat mendekati tanggal neraca, pada tanggal
interim, atau atas dasar siklus sepanjang tahun.
Auditor harus memahami pengendalian atas perhitungan persediaan
fisik klien sebelum perhitungan persediaan dimulai. Jika pengendalian
atas perhitungan persediaan fisik klien tidak memadai, auditor akan
menghabiskan lebih banyak waktu untuk memastikan bahwa perhitungan
fisik tersebut sudah akurat.
b. Keputusan Audit
1) Prosedur audit
2) Penetapan waktu
Auditor memutuskan perhitungan fisik dapat dilakukan sebelum
akhir tahun terutama atas dasar keakuratan file induk persediaan
perpeptual. Jika malakukan perhitungan fisik interim, dimana
pengendalian internalnya sudah efektif, auditor mengamati perhitungan
persediaan pada saat itu, juga menguji transaksi yang tercatat dalam
catatan perpetual dari tanggal perhitungan hingga akhir tahun. Jika
catatan perpetual sudah akuran dan pengendalian internal efektif, tidak
perlu menghitung semua persediaan pada akgir tahun.
3) Ukuran sampel
Ukuran sampel dalam observasi fisik dapat dipertimbangkan dalam
istilah total jam yang dihabiskan dan bukan pada jumlah item persediaan
yang dihitung.
4) Pemilihan item
Ketika mengamati klien yang menghitung persediaan, auditor
harus berhati-hati untuk:
1. Mengamati perhitungan item-item yang paling signifikan dan sampel
representatif dari item persediaan yang umum.
2. Menyelidiki item yang mungkin telah usang atau rusak.
3. Membahas dengan manajemen menyangkut alasan mengeluarkan
item yang material.
c. Pengujian Observasi Fisik
Bagian paling penting dalam observasi persediaan adalah menentukan
apakah perhitungan fisik telah dilakukan sesuai dengan instruksi klien.
H. Audit Penetapan Harga dan Kompilasi
1. Pengendalian Penetapan Harga dan Kompilasi
Pengendalian internal yang memadai seputar penelusuran biaya per unit
yang diintegrasikan dengan produksi dan catatan akuntansi lainnya yang
menyediakan kepastian bahwa klien menggunakan biaya yang masuk akal
untuk menilai persediaan akhir. Catatan biaya standar yang mengindikasikan
varians biaya bahan, tenaga kerja, dan overhead sangat membantu untuk
mengevaluasi kelayakan catatan produksi jika manajemen memiliki prosedur
untuk mempertahankan standar tersebut tetap mutahir terhadap perubahan
proses produksi dan biaya.
Adanya review oleh karyawan ahli untuk mencegah nilai yang terlalu tinggi
pada persediaan yang usang, dan melaporkan item persediaan yang usang,
bergerak lambat, rusak, dan dinyatakan tertalu tinggi. Pengendalian internal
yang paling penting bagi biaya per unit yang akurat, perkalian dan footing
adalah verifikasi internal oleh orang yang independen dan kompeten, yang
mengandalkan dokumen serta catatan yang memadai yang akan digunakan
untuk melakukan perhitungan fisik.
2. Prosedur Penetapan Harga dan Kompilasi
Dari informasi yang didapat pada saat observasi fisik untuk pisah batas
penjualan dan pembelian. Auditor menerapkan tujuan dari informasi tersebut
sebagai kerangka kerja atau referensi. Asumsinya bahwa informasi yang
direfleksikan pada listing persediaan perpetual dicatat sesuai urutan deskripsi
item persediaan, dengan bahan baku, barang dalam proses dan barang jadi
disajikan terpisah.
3. Penilaian persediaan
Dalam pengujian penilaian persediaan auditor menghadapi 3 permasalahan,
pertama metodenya harus sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang
diterima umum, kedua penerapan metodenya harus konsisten dari tahun ke
tahun, ketiga biaya persediaan versus nilai pasar harus dipertimbangkan.
Karena metode untuk meverifikasi penetapan harga persediaan tergantung pada
apakah item persediaan diakuisisi atau dibuat, kedua kategori tersebut akan
dibahas secara terpisah.
a. Penetapan Harga Persediaan yang Dibeli
Auditor harus menentukan terlebih dahulu metode yang
digunakan, apakah FIFO, LIFO, rata-rata tertimbang atau beberapa
metode penilaian lainnya. Juga menentukan biaya mana yang terlibat
dalam penilaian item persediaan. Dalam memilih item persediaan
spesifik demi penetapan harga, auditor harus berfokus pada nilai uang
yang lebih besar dan pada produk yang harganya fluktuasi. Juga harus
menguji sampel representatif dari semua jenis persediaan dan
departemen. Auditor harus menyajikan daftar item persediaan yang
akan diverifikasi untuk tujuan penetapan harga dan meminta klien
untuk mencari faktur vendor yang sesuai. Kemudian memeriksa faktur
yang mencukupi untuk memperhitungkan seluruh kuantitas item
persediaan yang sedang diuji, terutama menurut metode penilaian
FIFO.
b. Penetapan Harga Persediaan yang Dibuat
Auditor harus mempertimbangkan biaya bahan baku, tenaga kerja
langsung dan biaya overhead manufaktur. Keharusan untuk
memverifikasi hal tersebut membuat audit atas persediaan barang dalam
proses dan barang jadi menjadi lebih kompleks.
Dalam menetapkan harga bahan baku untuk membuat produk,
auditor harus mempertimbangkan baik biaya per unit bahan baku maupun
jumlah unit yang diperlukan untuk membuat unit output. Biaya per unit
dapat diverifikasi dengan cara memeriksa faktur vendor atau file induk
persediaan perpetual.
Ketika menguji tenaga kerja langsung, auditor harus memverifikasi
biaya per jam tenaga kerja langsung dan jumlah jam yang diperlukan
untuk membuat suatu unit output. Biaya tenaga kerja per jam dapat
diverifikasi dengan memeriksa kontrak penggajian tenaga kerja atau
serikat kerja.
Overhead manufaktur yang sesuai bagi barang dalam proses dan
barang jadi tergantung pada pendekatan yang digunakan klien untuk
mengalokasikan overhead manufaktur, auditor mengevaluasi metode
yang sedang digunakan menyangkut konsistensi dan kelayakan serta
menghitung ulang biaya untuk menentukan apakah overhead sudah
benar.
c. Harga Pokok atau Harga Pasar
Dalam penetapan harga persediaan, auditor harus
mempertimbangkan apakah biaya penggantian atau nilai realisasi bersih
yang lebih rendah dari baya historis. Untuk barang jadi dan bahan baku
yang dibeli, dapat menguji biaya penggantian dengan memeriksa faktur
vendor periode selanjutnya atau faktur saat ini jika tidak ada pembelian
yang dilakukan atas item persediaan setelah akhir tahun.
I. Integrasi Pengujian