Anda di halaman 1dari 9

RANGKUMAN MATERI KULIAH

Pengauditan II
BAB 15
“Sampling Audit Untuk Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif atas Transaksi”

Kelas D
Setyawan Dwi Prakoso F0317096
Sampel Representatif

Ketika memilih sampel dari populasi, auditor berusaha untuk mendapatkan sampel
representatif. Sampel representatif adalah satu di mana karakteristik dalam sampel yang kurang
lebih sama dengan populasi. Ini berarti bahwa item sampel mirip dengan item tidak sampel.
Dalam prakteknya, auditor tidak pernah tahu apakah sampel yang representatif, bahkan setelah
semua pengujian selesai. (Satu-satunya cara untuk mengetahui jika sampel adalah perwakilan
adalah untuk kemudian mengaudit seluruh penduduk.) Namun, auditor dapat meningkatkan
kemungkinan sampel menjadi perwakilan dengan menggunakan perawatan dalam merancang
proses sampling, pemilihan sampel, dan evaluasi hasil sampel. Hasil sampel dapat
mengakibatkan kesimpulan yang salah karena kesalahan sampling atau kesalahan nonsampling.
Risiko dari dua jenis kesalahan yang terjadi ini disebut risiko sampling dan nonsampling resiko.
Risiko sampling adalah risiko bahwa auditor mencapai kesimpulan yang salah karena sampel
tidak mewakili populasi.

Auditor memiliki dua cara untuk mengontrol risiko sampling:

1. Menyesuaikan ukuran sampel

2. Menggunakan metode yang sesuai untuk memilih item sampel dari populasi

Risiko nonsampling adalah risiko bahwa auditor mencapai kesimpulan yang salah karena
alasan apa pun yang tidak terkait dengan risiko pengambilan sampel. Dua penyebab risiko
nonsampling adalah kegagalan auditor untuk mengenali pengecualian dan prosedur audit yang
tidak patut atau tidak efektif.

Sampling Statistik Versus Sampling Nonstatistik dan Pemilihan Sampel Probabilistuk


Versus Nonprobabilistik

Metode pengambilan sampel Audit dapat dibagi menjadi dua kategori luas: sampling
Statistik dan sampling nonstatistik. Kategori ini serupa karena keduanya melibatkan tiga fase:

1. Perencanaan sampel

2. Pemilihan sampel dan melakukan pengujian


3. Mengevaluasi hasil

Tujuan Perencanaan sampel adalah untuk memastikan bahwa tes audit dilakukan dengan
cara yang memberikan risiko pengambilan sampel yang diinginkan dan meminimalkan
kemungkinan kesalahan nonsampling. Memilih sampel melibatkan menentukan bagaimana
sampel dipilih dari populasi. Auditor dapat melakukan tes audit hanya setelah item sampel yang
dipilih. Mengevaluasi hasil adalah gambar kesimpulan berdasarkan tes audit.

Menganggap bahwa auditor memilih contoh 100 duplikat penjualan faktur dari populasi,
uji masing-masing untuk menentukan apakah pengiriman dokumen terpasang, dan menentukan
bahwa ada tiga pengecualian. Mari kita lihat tindakan tersebut selangkah demi selangkah:

TINDAKAN LANGKAH
Memutuskan bahwa ukuran sampel sebanyak Perencanaan sampel.
100 akan diperlukan.
Memutuskan 100 iten mana yang akan dipilih Pemilihan sampel
dari popoulasi.

Melaksanakan prosedur audit untuk masing- Pelaksanaan Pengujian


masing dari 100 item dan menentukan bahwa
ada tiga pengecualian.
Mencapai kesimpulan mengenal tingkat Pengevaluasian hasil.
pengecualian yang mungkin dalam total
populasi jika tingkat pengecualian sampel
sama dengan 3 persen.

Sampling Statistik berbeda dari sampling nonstatistik dalam itu, dengan menerapkan
aturan matematika, auditor dapat menghitung (mengukur) risiko sampling dalam perencanaan
sampel (langkah 1) dan dalam mengevaluasi hasil (langkah 3). (Anda mungkin ingat menghitung
hasil statistik pada tingkat kepercayaan 95 persen dalam kursus Statistik. Tingkat kepercayaan 95
persen memberikan risiko sampling 5 persen.)
Dalam sampling nonstatistik, auditor tidak mengukur risiko sampling. Namun, benar
dirancang nonstatistik sampel yang menganggap faktor yang sama sebagai sampel statistik
dirancang dengan benar dapat memberikan hasil yang efektif sebagai sampel statistik dirancang
dengan benar.

Pilihan sampel probabilistik dan nonprobabilistik jatuh di bawah langkah 2. Ketika


menggunakan pilihan sampel probabilistik, auditor secara acak memilih item sehingga setiap
populasi item memiliki probabilitas dikenal termasuk dalam sampel. Proses ini membutuhkan
perhatian besar dan menggunakan salah satu dari beberapa metode yang dibahas segera. Dalam
pemilihan sampel nonprobabilistik, auditor memilih item sampel menggunakan metode
nonprobabilistik yang perkiraan pendekatan sampling acak. Auditor dapat menggunakan salah
satu dari beberapa metode pilihan sampel nonprobabilistik.

Metode sampel probabilistik termasuk berikut ini :

1. Pemilihan sampel acak sederhana


2. Pemilihan sampel sistematis
3. Pemilihan sampel probabilitas yang proporsional dengan ukuran sampel

Metode sampel nonprobabilistik termasuk berikut ini :

1. Pemilihan sampel sembarangan


2. Pemilihan sampel blok

Pemilihan Sampel Probabilitas dan Non Probabilistik

Pemilihan sampel probabilistik maupun non probabilistik berada di tahap 2. Ketika


menggunakan pemilihan sampel probabilistik, auditor memilih pos sampel secara acak
sehingga setiap pos populasi memiliki probabilitas yang pasti di masukkan pada sampel.
Proses ini memerlukan kehati-hatian yang tinggi dan menggunakan beberapa metode.
Dalam pemilihan sampel non-probabilistik, auditor memilih pos-pos sampel dengan
menggunakan pertimbangan profesional daripada probabilistik. Auditor dapat
menggunakan salah satu dari beberapa metode pemilihan sampel non- probabilistik.

Pemilihan sampel probabilistik antara lain :


a) Pemilihan sampelacak sederhana.
b) Pemilihan sampel sistematis.
c) Pemilihan sampel probabilitas yang proporsional dengan ukuran.
d) Pemilihan sampel yang bertahap
Pemilihan sampel nonprobabilistik (pertimbangan) antara lain :

a) Pemilihan sampel terarah.


b) Pemilihan sampel blok.
c) sampe sembarangan.

Metode Pemilihan Sampel Non Probabilistik

1. Metode Pemilihan Sampel Probabilistik

Terdapat empat metode dalam penarikan sampel probabilitas.

Metode dalam pemilihan sampel probabilitas antara lain :

a) Sampel Acak Sederhana

Metode sampel acak sederhana merupakan suatu prosedur yang memungkinkan


setiap elemen dalam populasi akan memiliki peluang yang sama untuk dijadikan
sampel.

b) Sampel Berstrata

Metode penarikan sampel berstrata merupakan suatu prosedur penarikan sampel


berstrata yang dalam hal ini suatu sub sampel –sub sampel acak sederhana ditarik
dari setiap strata yang kurang lebih sama dalam beberapa karakteristik. Ada dua
macam penarikan sampel berstrata yaitu, proporsional dan Non-Proporsional.

c) Sampel Berkelompok

Metode penarikan data sampel berkelompok merupakan suatu prosedur penarikan


sampel probabilitas yang memilih sub-populasi yang disebut cluster, kemudian
setiap elemen didalam kelompok dipilih sebagai anggota sampel
d) Sampel Sistematik

Metode penarikan sampel sistematik, populasi dibagi dengan ukuran sampel yang
diperlukan (n) dan sampel diperoleh dengan cara mengambil setiap subyek ke-n.

2) Metode Pemilihan Sampel Probabilistik

Terdapat tiga metode dalam penarikan sampel probabilitas. Metode dalam


pemilihan sampel probabilitas antara lain :

a) Sampel Terarah

Dalam pemilihan sampel terarah, auditor secara sengaja memilih setiap pos dalam
sampel berdasarkan pada pertimbangan professional mereka sendiri dari pada
menggunakan pemilihan sampel secara acak.

b) Sampel Blok

Dalam pemilihan sampel blok, auditor memilih pos di dalam suatu blok terlebih
dahulu, kemudian blok sisanya dipilih secara berurutan.

c) Sampel Sembarang

Pemilihan sampel sembarang adalah pemilihan pos sampel tanpa bias yang
disengaja oleh auditor. Pada beberapa kasus, auditor memilih pos populasi tanpa
mempertimbangkan ukuran, sumber, atau karekteristik khusus lainnya.

Pengambilan Sampel untuk Tingkat Pengecualian

Auditor menggunakan sampling pada pengujian pengendalian dan pengujian


substantif atas transaksi untuk mengestimasi persentase item item dalam populasi yang
memiliki karakteristik atau atribut kepentingan. Persentase ini disebut sebagai tingkat
keterjadian (accurence rate) atau tingkat pengecualian (exception rate).

Auditor sangat memperhatikan jenis pengecualian berikut dalam populasi data


akuntansi:

a) Menyimpan atau deviasi dari pengendalian yang diterapkan klien.


b) Salah saji moneter dalam populasi data transaksi.

c) Salah saji moneter dalam rincian transaksi saldo akun

Tingkat pengecualian dalam suatu sampel akan digunakan untuk mengestimasi


tingkat pengecualian dalam populasi yang merupakan “estimasiterbaik” auditor atas tingkat
pengecualian populasi. Istilah pengecualian (exception) harus dipahami sebagai mengacu
pada deviasi dari prosedur pengendalian klien maupun jumlah yang salah secara moneter,
apakah hal itu disebabkan oleh kesalahan akuntansi yang tidak disengaja atau penyebab
lainnya. Istilah deviasi (deviation) terutama mengacu pada penyimpangan dari
pengendalian yang telah digariskan.

Karena tingkat pengecualian didasarkan pada sampel, kemungkinan besar tingkat


pengecualian akan berbeda dari tingkat pengecualian populasi aktual. Perbedaan ini disebut
sebagai kesalahan sampling (sampling error).

Dalam menggunakan sampling audit untuk menentukan tingka tpengecualian,


auditor ingin mengetahui seberapa besar tingkat pengecualian itu, dan bukan lebar interval
keyakinannya. Karena itu auditor berfokus pada batas estimasi interval, yang disebut
tingkat pengecualian atas yang dihitung(computed upper exception rate = CUER) atau yang
diestimasi dalam melakukan pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas
transaksi.

Aplikasi Sampling Audit Nonstatistik

Auditor menggunakan 14 langkah yang dirancang dengan baik untuk menerapkan


sampling audit pada pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi. Auditor
harus mengikuti langkah langkat tersebut dengan cermat untuk memastikan diterapkannya
persyaratan audit maupun sampling dengan benar.

Merencanakan sampel

1. Menyatakan tujuan pengujian audit.


2. Memutuskan apakah sampling audit dapat diterapkan.
3. Mendefinisikan atribut dan kondisi pengecualian.
4. Mendefinisikan populasi.
5. Mendefinisikan unit sampling.
6. Menetapkan tingkat pengecualian yang dapat ditoleransi.
7. Menetapkan risiko yang dapat diterima atas penentuan risiko penilaian yang terlalu
rendah.
8. Mengestimasi tingkat pengecualian populasi.
9. Menentukan ukuran sampel awal.

Memilih sampel dan melaksanakan prosedur audit

10. Memilih sampel.


11. Melaksanakan proseur audit.

Mengevaluasi hasil

12. Menggenaralisasi dari sampel ke populasi.


13. Menganalisis pengecualian.
14. Memutuskan aksebtabilitas populasi.

  Sampling Audit Statistik

Metode sampling statistik yang paling sering digunakan untuk pengujian pengendalian
dan pengujian substantif atas transaksi adalah sampling atribut (atribute sampling). Sampling
nonstatistik juga memiliki atribut, yang merupakan karakteristik yang sedang diuji dalam
populasi, tetapi sampling atribut merupakan metode statistik.

Distribusi Sampling

Distribusi sampling adalah distribusi frekuensi hasil semua sampel berukuran khusus
yang dapat diperoleh dari populasi yang memiliki beberapa karakteristik tertentu.

Distribusi sampling memungkinkan auditor untuk membuat laporan probabilitas


mengenai kemungkinan terwakilnya stiap sampel dalam distribusi.sampling atribut didasarkan
pada distribusi binominal, imana setipsampel dalam populasi memiliki satu dari dua nilai yang
mungkin atau deviasi pengendalian.

Anda mungkin juga menyukai