Anda di halaman 1dari 10

RMK RPS 9

PENGAUDITAN SIKLUS PERSEDIAAN DAN PENGGUDANGAN

Mata Kuliah Pengauditan II (EKA 446)

Kelas B3

Disusun Oleh:
Kelompok 3

Nama Anggota :

Ni Komang Priyahita (05/2107531074)


Ni Kadek Yunia Sumirta (06/2107531075)
Ni Ketut Febriyani (08/2107531089)

Dosen : Dr. Ni Made Dwi Ratnadi, S.E., M.Si., Ak.CA.

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
2022/2023
PEMBAHASAN

A. FUNGSI-FUNGSI BISNIS DALAM SIKLUS DAN DOKUMEN SERTA


CATATAN YANG BERSANGKUTAN
Persediaan dan penggudangan dipandang sebagai dua sistem terpisah namun
berakitan erat. Dimana yang satu menggambarkan tentang aliran fisik barang dan
lainnya menunjukkan aliran biaya yang bersangkutan. Terdapat enam fungsi yang
membentuk aliran persediaan dan penggudangan diantaranya:
1) Pembuatan Order Pembelian. Adanya permintaan bahan baku untuk produksi
menjadi bagian awal dari siklus pembelian dan penggudangan. Permintaan pembelian
digunakan untuk memesan persediaan pleh bagian pembelian.
2) Penerimaan Bahan Baku. Bagian ini meliputi inspeksi atas barang yang diterima
untuk memeriksa kebenaran jumlah maupun kualitas. Setelah diperiksa, bahan baku
dikirim ke gudang dan copy dari laporan penerimaan barang dikirim juga ke bagian
pembelian, bagian gudang, dan bagian utang usaha.
3) Penggudangan Bahan Baku. Apabila bagian lain memerlukan bahan baku untuk
produksi, pengawal dari bagian produksi mengirimkan permintaan bahan baku yang
menyebutkan jenis dan jumlah material yang diperlukan.
4) Pengolahan Barang. Proses pengolahan barang sangat bervariasi antara perusahaan
yang satu dengan perusahaan lainnya. Perusahaan menentukan barang yang akan
diproduksi berdasarkan pesanan tertentu dari konsumen, ramalan penjualan, tingkat
persediaan yang ditetapkan di muka, atau atas dasar lain.
5) Penyimpanan Barang Jadi. Dalam perusahaan yang memilik pengendalian internal
yang baik, persediaan barang jadi berada dalam pengawasan fisik di lokasi yang
terpisah, di area yang hanya bisa dimasuki oleh petugas tertentu.
6) Pengiriman Barang Jadi. Pada kebanyakan transaksi penjualan, pengiriman
sesungguhnya menjadi penyebab terjadinya pengakuan piutang usaha dan penjualan
dalam sistem akuntansi. Oleh karena itu, pengiriman barang jadi harus diótorisasi
dengan menggunakan dokumen pengiriman barang yang tepat.

B. BAGIAN-BAGIAN DALAM PENGAUDITAN PERSEDIAAN


Audit atas siklus persediaan dan penggudangan dapat dibagi menjadi lima aktivitas
dalam siklus sebagai berikut:
1) Pembelian dan pencatatan bahan baku, tenaga kerja langsung, dan overhead.
Dalam bagian ini mencakup pembuatan order pembelian, penerimaan bahan baku,
dan penyimpanan bahan baku. Auditor melakukan pengujian pengendalian serta
pengujian substantif golongan transaksi pada siklus pembelian dan pembayaran, serta
siklus penggajian dan personalia.
2) Transfer Aset dan Biaya Internal. Transfer internal persediaan meliput pemrosesan
barang dan penyimpanan barang jadi. Klien membukukan aktivitasnya dalam
pencatatan akuntansi biaya, yang independen dari siklus lain dan diuji sebagai bagian
dari audit siklus persediaan dan pergudangan.
3) Pengiriman Barang dan Pencatat Pendapatan dan Biaya. Proses ini merupakan
bagian dari siklus penjualan dan penagihan, maka auditor harus mendapatkan
pemahaman dan pengujian pengendalian internal atas pencatatan pengiriman sebagai
bagian dari audit siklus ini, termasuk prosedur dalam verifikasi akurasi kredit atas
persediaan yang dicatat dalam berkas utama persediaan perpetual.
4) Observasi Penghitungan Fisik Persediaan. Auditor harus mengobservasi
(mengamati) penghitungan fisik persediaan yang dilakukan klien untuk memastikan
bahwa persediaan terbukukan sungguh-sungguh ada pada tanggal neraca dan telah
dihitung dengan benar oleh klien.
5) Penetapan Harga dan Kompilasi Persediaan. Pengujian harga dilakukan untuk
memeriksa biaya perolehan yang menilai persediaan. Pengujlan kompilasi persediaan
dilakukan untuk memeriksa apakah penghitungan fisik telah diikhtisarkan dengan
benar.

C. PENGAUDITAN AKUNTANSI BIAYA


• Pengendalian Akuntansi Biaya
Pengendalian ini berkaitan dengan proses yang memengaruhi persediaan fisik dan
jejak biaya sejak bahan baku diminta sampai selesainya hasil produksi dan
memindahkan ke gudang.
1) Pengendalian fisik atas persediaan bahan baku, barang dalam proses, dan
barang jadi. Pengendalian ini dilakukan dengan memisahkan secara fisik dan
membatasi akses ke area penyimpanan barang (gudang) bahan baku, barang
dalam proses, dan barang jadi untuk mengawasi pergerakan persediaan
2) Pengendalian atas biaya yang bersangkutan. Pengendalian ini dilakukan
melalui master file persediaan perpetual untuk mencapai beberapa tujuan
diantaranya, menyediakan catatan tentang persediaan yang ada, menyediakan
catatan tentang pemakaian bahan baku dan penjualan arang jadi, serta
menyediakan catatan yang menunjukkan penanggungjawaban jika terjadi selisih
antara hasil perhitungan fisik dengan jumlah yang tercantum dalam catatan
perpetual.
• Pengujian Akuntansi Biaya
Pada pengujian akuntansi biaya, auditor menekankan pada empat aspek diantaranya:
1. Pengendalian fisik atas persediaan. Auditor biasanya melakukan pengujian
atas persediaan melakukan pemeriksaan area gudang bahan baku dan meminta
keterangan dari penanggungjawab gudang tentang tugas yang berkaitan dengan
pengawasan atas persediaan yang dimonitor.
2. Dokumentasi dan catatan untuk perpindahan persediaan. Dalam memeriksa
perpindahan (transfer) persediaan, pusat perhatian auditor pada ada tidaknya
pencatatan atas perpindahan barang, apakah semua perpindahan dicatat dan
apakah kuantitas, deskripsi, serta tanggal dari semua catatan dilakukan dengan
akurat.
3. Master file persediaan perpetual. Keandalan master file persediaan perpetual
memengaruhi saat dan luasnya pemeriksaan fisik persediaan yang akan
dilakukan auditor. Auditor menguji master file persediaan perpetual dengan
memeriksa dokumentasi yang mendukung penambahan dan pengurangan jumlah
persediaan dalam master file.
4. Catatan harga pokok per unit. Pencatatan akuntansi biaya yang memadai
harus diintegrasikan dengan catatan produksi dan catatan akuntansi lain untuk
mendapatkan biaya yang akurat untuk semua produk. Auditor harus memahami
internal control, dan pengujian dilakukan sebagai bagian dari pengujian terhadap
perolehan, penjualan dan penggajian.

D. PROSEDUR ANALITIS
Dalam melakukan prosedur analitis yang menguji hubungan antara saldo akun
persediaan dan akun laporan keuangan lainnya. Auditor sering menggunakan informasi
non-keuangan untuk menilai kewajaran saldo terkait persediaan. Setelah melakukan
pengujian yang benar atas pencatatan akuntansi biaya dan prosedur analitis, auditor
memiliki dasar untuk mendesain dan melakukan pengujian perincian saldo persediaan.
• Metodologi Desain Pengujian Perincian Saldo
Auditor pertama kali harus mengenali persediaan klien dengan melakukan
pengecekan terhadap fasilitas penyimpanan klien, termasuk area penerimaan barang,
penyimpanan, produksi, perencanaan, dan penyimpanan catatan. Pengecekan ini
harus dipimpin oleh penyelia yang dapat menjawab pertanyaan mengenai produksi,
terutama mengenai perubahan dalam pengendalian internal dan proses lain sejak
tahun sebelumnya. Oleh karena kompleksitas dalam persediaan, maka akan
membahas dua aspek pengujian pengendalian untuk perincian saldo, pengamanan
fisik dan penetapan harga dan kompilasi.
• Prosedur Analistis Untuk Siklus Persediaan dan Penggudangan
Prosedur analitis Kemungkinan salah saji
Membandingkan persentasi margin Lebih saji atau kurang saji persediaan dan
kotor dengan tahun sebelumnya harga pokok penjualan
Membandingkan perputaran Persedian yang usang, yang mempengaruhi
persediaan dengan tahun persediaan dan harga pokok penjualan.lebih
sebelumnya saji atau kurang saji persediaan.
Membandingkan biaya per unit Lebih saji atau kurang saji biaya per unit,
persediaan dengan tahun yang mempengaruhi persediaan dan harga
sebelumnya pokok penjualan
Membandingkan nilai persediaan Salah saji dalam kompilasi, biaya per unit,
yang ditambahkan dengan tahun atau perkalian, yang mempengaruhi
sebelumnya persediaan dan harga pokok penjualan
Membandingkan biaya manufaktur Salah saji biaya per unit persediaan, terutama
tahun berjalan dengan tahun tenaga kerja langsung dan overhead
sebelumnya manufaktur, yang mempengaruhi persediaan
dan harga pokok penjualan.

E. OBSERVASI FISIK PERSEDIAAN


Dalam melakukan observasi fisik persediaan, pertama auditor melaksanakan
kunjungan ke fasilitas persediaan klien, termasuk area penerimaan, penyimpanan,
produksi, perencanaan, dan penyimpanan catatan. Setelah menilai risiko bisnis klien,
auditor menentukan materialitas kinerja dan menilai risiko inheren untuk persediaan,
yang biasanya sangat material bagi perusahaan manufaktur, grosir, dan ritel. Ketika
menilai risiko pengendalian, auditor terutama memperhatikan pengendalian internal
terhadap catatan perpetual, pengendalian fisik, perhitungan persediaan, serta penetapan
harga dan kompilasi persediaan.
F. PERSYARATAN OBSERVASI FISIK
Standar auditing mengharuskan auditor untuk menerima efektivitas metode
perhitungan persediaan klien dan ketergantungan yang dapat mereka tempatkan pada
representasi klien mengenai kuantitas serta kondisi fisik persediaan. Untuk memenuhi
persyaratan tersebut, auditor harus:
­ Hadir pada saat klien menghitung persediaannya untuk menentukan saldo akhir
tahun.
­ Mengamati prosedur perhitungan klien.
­ Mengajukan pertanyaan kepada personil klien mengenai prosedur perhitungaannya.
­ Melakukan pengujian atas perhitungan fisik independen mereka sendiri.
Titik yang penting dalam standar auditing adalah perbedaan antara siapa yang
mengamati perhitungan persediaan fisik dan siapa yang bertanggung jawab melakukan
perhitungan.
• Mengevaluasi Instruksi dan Prosedur yang Dibuat Manajemen
Perhitungan fisik dapat dilakukan mendekati tanggal neraca, tanggal interim,
atau berbasis siklus sepanjang tahun. Dua pendekatan terakhir dapat dilakukan jika
terdapat pengendalian internal memadai atas berkas utama persediaan perpetual.
Auditor perlu memahami pengendalian atas perhitungan fisik persediaan yang
dilakukan klien sebelum perhitungan fisik dilakukan.
• Keputusan Audit
Keputusan audit atas pengamatan fisik persediaan sama dengan yang
dilakukan pada area audit lainnya. Keputusan ini mencangkup dengan prosedur audit,
penetapan waktu dilaksanakannya prosedur, penentuan jumlah sampel, dan pemilihan
sampel untuk diuji.
- Penetapan waktu saat penghitungan fisik
Auditor menutuskan apakah perhitungan fisik dapat dilakukan sebelum akhir
tahun, terutama dengan dasar akurasi berkas utama persediaan perpetual. Saat
klien melakukan perhitungan interim, yang disetujui auditor bila pengendalian
internal efektif, auditor pada saat itu melakukan pengamatan atas prhitungan
persediaan dan menguji transaksi yang tercatat dalam pencatatan persediaan dari
tanggal perhitungan hingga akhir tahun.
- Ukuran sampel
Jumlah jenis persediaan yang harus dihitung auditor sering kali sulit ditentukan
karena auditor harus berkonsentrasi untuk mengamati prosedur klien agar
memudahkan jumlah sampel dalam pengamatan fisik dapat diambil dari jumlah
total jam yang dihabiskan, bukan jumlah jenis persediaan yang dihitung.
- Pemilihan Unsur
Saat auditor melakukan pengamatan atas perhitungan persediaan, mereka harus
berhati-hati dalam:
 Mengamati perhitungan item-item yang paling signifikan dansampel
representative dari unsur persediaan yang umum
 Menyelidiki unsur yang mungkin telah usang atau rusak
 Membahas dengan manajemen menyangkut alasan mengeluarkan setiap
item yang material
• Pengujian Observasi Fisik
Saat personil yang menghitung tidak menjalankan intruksi, auditor harus
menghubungi penyelia personil tersebut agar menyelesaikan persoalan ini atau
memodofikasi prosedur pengamatan. Misalnya, jika prosedur mengharuskan satu tim
menghitung persediaan dan tim kedua menghitung kembali untuk menguji
akurasinya, maka auditor harus menginformasikan keoada manajemen jika kedua tim
ini bekerja bersama-sama.

G. AUDIT PENETAPAN HARGA DAN KOMPILASI


Pengujian harga persediaan mencakup semua pengujian atas harga per unit klien
untuk menentukan apakah hal itu sudah benar. Pengujian kompilasi persediaan termasuk
menguji ikhtisar perhitungan persediaan klien, menghitung kembali harga dikalikan
dengan kuantitas, menfooting ikhtisar persediaan, dan menelusuri total ke buku besar
umum.
• Pengendalian Penetapan Harga dan Kompilasi
Klien memerlukan pengendalian internal atas kompilasi persediaan untuk
memastikan bahwa perhitungan fisik telah diikhtisarkan dengan benar, diberi harga
pada jumlah yang sama seperti catatan perunit, dikalikan dan ditotalkan dengan
benar, serta dicantumkan dalam file induk persediaan perpetual dan akun persediaan
di buku besar umum terkait pada jumlah yang tepat.
• Prosedur Penetapan Harga dan Kompilasi
Auditor dapat menerapkan tujuan dengan menggunakan informasi yang
diperoleh dari klien sebagai kerangka referensi, termasuk deskripsi setiap item
persediaan, kuantitas, harga perunit, dan nilai total. Kita mengasumsikan bahwa
informasi yang direfleksikan dalam listing persediaan perpetual dicatat sesuai urutan
deskripsi item persediaan, dengan bahan baku, barang dalam proses, dan barang jadi
disajikan secara terpisah. Totalnya harus sama dengan saldo buku besar umum.
• Penilaian Persediaan
Saat melakukan pengujian penilaian persediaan, auditor menghadapi tiga
permasalahan. Pertama, metode nya harus sesuai dengan standar akuntansi. Kedua,
penerapan metodenya harus konsisten dari tahun ke tahun. Ketiga, biaya persediaan
versus nilai pasar harus dipertimbangkan.
• Penetapan Harga Persediaan yang Dibeli
Jenis persediaan utama yang termasuk dalam kategori ini yaitu bahan baku,
suku cadang yang dibeli, dan perlengkapan. Sebagai langkah pertama dalam
memverifikasi penilaian persediaan yang dibeli, auditor harus menentukan apakah
klien menggunakan metode FIFO, LIFO, rata-rata tertimbang, atau beberapa metode
penilaian lainnya. Auditor juga harus menentukan biaya mana yang akan dilibatkan
dalam penilaian item persediaan.
Audit Penetapan Harga dan Kompilasi
1) Penetapan Harga Persediaan yang Dibuat
Pada penetapan harga barang dalam proses dan barang jadi, auditor harus
mempertimbangkan biaya bahan baku, tenaga kerja langsung, dan overhead
manufaktur. Keharusan untuk memverifikasi setiap hal tersebut membuat audit atas
persediaan barang dalam proses dan barang jadi menjadi lebih kompleks ketimbang
audit atas persediaan yang dibeli. Dalam menetapkan harga bahan baku untuk
membuat produk, auditor harus mempertimbangkan baik biaya per unit bahan baku
maupun jumlah unit yang diperlukan untuk membuat unit output.
2) Harga Pokok atau Harga Pasar
Dalam menetapkan harga persediaan, auditor harus mempertimbangkan
apakah biaya penggantian atau nilai realisasi bersih yang lebih rendah dari biaya
historis. untuk barang jadi dan bahan baku yang dibeli, auditor dapat menguji biaya
penggantian dengan memeriksa faktur vendor periode selanjutnya atau faktur saat ini
jika tidak ada pembelian yang dilakukan atas item persediaan setelah akhir tahun.
H. PENGINTEGRASIAN PENGUJIAN
1. Pengujian Siklus Akuisisi dan Pembayaran
Ketika memverifikasi akuisisi persediaan sebagai bagian dari pengujian siklus
akuisisi dan pembayaran, auditor juga memperoleh bukti mengenai keakuratan bahan
baku yang diperoleh dan semua biaya overhead manufaktur yang dikeluarkan kecuali
tenaga kerja. Biaya akuisisi tersebut mengalir secara langsung ke harga pokok
penjualan atau menjadi bagian terbesar dari persediaan akhir bahan baku, barang
dalam proses dan barang jadi.
2. Pengujian Siklus Penggajian dan Personalia
Ketika auditor memverifikasi biaya tenaga kerja, kondisi yang sama juga
berlaku seperti untuk akuisisi. Dalam sebagian besar kasus, catatan akuntansi biaya
untuk biaya tenaga kerja langsung dan tidak langsung dapat diuji sebagai bagian dari
audit siklus penggajian dan personalia.
3. Pengujian Siklus Penjualan dan Penagihan
Hubungan antara siklus penjualan dan penagihan serta siklus persediaan dan
pergudangan tidak seerat seperti dua siklus yang dibahas. Akan tetapi, sebagian besar
pengujian audit atas penyimpangan barang jadi, serta pengiriman dan pencatatan
penjualan, dapat dilakukan ketika siklus penjualan dan penagihan diuji. Jika klien
menggunakan catatan biaya standar, auditor mungkin bisa menguji harga pokok
penjualan standar bersamaan dengan dilaksanakannya pengujian penjualan
4. Pengujian Akuntansi Biaya
Pengujian atas catatan akuntansi biaya merupakan sarana untuk memverifikasi
pengendalian yang mempengaruhi persediaan karena auditor tidak memverifikasi
sebagai bagian dari pengujian atas ketiga siklus sebelumnya. Auditor menguji
pengendalian fisik, transfer biaya bahan baku ke barang dalam proses, transfer biaya
barang yang telah selesai ke barang jadi, file induk perusahaan perpetual dan catatan
biaya per unit.
5. Persediaan Fisik, Penetapan Harga, dan Kompilasi
Persediaan fisik, penetapan harga, dan kompilasi sama pentingnya bagi audit
persediaan karena salah saji dalam salah satu aktivitas dapat menyebabkan
persediaan dan harga pokok penjualan disalahsajikan. Dalam menguji persediaan
fisik, auditor mungkin sangat tergantung pada file induk persediaan perpetual.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. (2021). Audit Siklus Persediaan dan Pergudangan. bemfe.unimus.ac.id. Diakses


pada 1 Mei 2023, dari: http://bemfe.unimus.ac.id/audit-siklus-persediaan-dan-
pergudangan/

Jusup, A. H. (2014). AUDITING (Pengauditan Berbasis ISA), Edisi II. Yogyakarta: STIE
YKPN

Anda mungkin juga menyukai