Anda di halaman 1dari 10

RMK RPS 11

Pengauditan Siklus Perolehan Modal dan Pengembaliannya

Mata Kuliah Pengauditan II (EKA 446)

Kelas B3

Disusun Oleh:
Kelompok 3

Nama Anggota :

Ni Komang Priyahita (05/2107531074)


Ni Kadek Yunia Sumirta (06/2107531075)
Ni Ketut Febriyani (08/2107531089)

Dosen : Dr. Ni Made Dwi Ratnadi, S.E., M.Si., Ak.CA.

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
2022/2023
A. AKUN-AKUN DALAM SIKLUS
Akun-akun dalam siklus perolehan modal dan pengembaliannya tergantung pada
tipe operasi bisnis perusahaan dan bagaimana operasi tersebut didanai. Semua perseroan
memiliki modal saham dan laba ditahan, tetapi hanya sedikit yang memiliki saham
preferen, agio saham, dan saham dibeli kembali (treasury stock). Sepertl halnya siklus
yang lain, kas merupakan akun yang penting dalam siklus ini karena baik dalam
perolehan modal maupun dalam pengembaliannya selalu melibatkan akun kas.
Karakteristik yang unik darl siklus perolehan modal dan pengembaliannya
mempengaruhi bagaimana auditor memeriksa akun-akun dalam siklus ini. Siklus ini
biasanya mencakup akun-akun di bawah ini:
Utang wesel Laba ditahan disisihkan Agio saham
Utang kontrak Saham dibeli kembali Modal sumbangan
Utang hipotik Dividen diumumkan Laba ditahan
Utang obligasi Kas di Bank Utang dividen
Beban bunga Modal saham – biasa Modal pemilik (perseorangan)
Utang bunga Modal saham – preferen Modal sekutu (persekutuan)
Metodologi untuk perancangan pengujian rinci saldo untuk akun-akun dalam siklus
perolehan modal dan pengembaliannya sama dengan metodologi yang diikuti untuk
akun-akun lainya. Perbedaannya hanya pada nama akun yang diaudit. Sebagai contoh,
dalam menentukan pengujian rinci saldo utang wesel, auditor mempertimbangkan risiko
bisnis, materialitas pelaksanaan,risiko inheren, hasil dari pengujian pengendalian dan
pengujian substantif transaksi, dan hasil dari prosedur analitis.
Auditor biasanya menetapkan materialitas pada tingkat rendah karena pada
umumnya dimungkinkan untuk mengaudit secara lengkap saldo akun dan transaksi yang
mempengaruhi saldo akun utang wesel. Demikian pula, auditor biasanya menetapkan
risiko inheren pada tingkat rendah karena nilai akun yang benar biasanya mudah
ditentukan. Demikian pula, auditor biasanya lebih menekankan pada tujuan audit saldo
kelengkapan untuk saldo akun utang wesel dan tujuan kelengkapan untuk pengungkapan
utang wesel, seperti jaminan dan pembatasan penggunaan utang wesel. Karena siklus ini
hanya berisi sedikit transaksi, risiko pengendalian dan hasil pengujian substantif
transaksi biasanya kurang penting untuk perancangan pengujian rinci saldo untuk akun
seperti utang wesel.
B. UTANG WESEL
Utang wesel adalah kewajiban legal kepada seorang kreditor yang terdiri dari pokok
pinjaman dan bunganya, yang mungkin dijamin atau tidak dijamin dengan aset. Biasanya
wesel diterbitkan untuk suatu periode tertentu antara satu bulan sampai satu tahun, tapi
ada juga yang jangka waktunya lebih panjang. Wesel diterbitkan untuk berbagal macam
tujuan, dan properti atau aset lain dijadikan sebagal jaminan pinjaman, seperti misalnya
sekuritas, piutang usaha, persediaan, dan aset tetap. Pokok pinjaman dan tingkat bunga
wesel harus dicantumkan dalam perjanjian kredit. Untuk wesel jangka pendek,
pembayaran pokok pinjaman dan bunga hanya diminta ketika wesel jatuh tempo. Untuk
wesel berjangka lebih dari 90 hari, bunga biasanya dibayar secara bulanan atau
kwartalan. Tujuan pengauditan atas utang wesel adalah untuk menentukan apakah:
1. Pengengendalian internal atas utang wesel memadai.
2. Transaksi yang menyangkut pokok pinjaman dan bunga wesel tolah diotorisasi
dengan benar dan telah dicatat sesual dengan keenam tujuan audit transaksi.
3. Kewajiban untuk utang wesel dan bunga yang bersangkutan serta utang bunga telah
ditetapkan dengan benar sebagaimana dirumuskan dalam kedelapan tujuan audit
saldo
4. Pengungkapan yang berkaitan dengan utang wesel dan bunga wesel terkait
memenuhi keempat tujuan audit penyajian dan pengungkapan.

Gambar 1 Akun Utang Wesel dan Akun-akun Bunga Terkait

1. Pengendalian Internal
Ada empat pengendalian internal bagi utang wesel,yaitu:
a. Penerbitan wesel harus mendapat otorisas/ lebih dahulu. Kewenangan
pemberian persetujuan penerbitan wesel berada pada dewan komisaris atau
manajemen tingkat tinggi. Biasanya diperlukan beberapa tanda tangan
persetujuan dalam perjanjian kredit yang mencakup jumlah pinjaman, tingkat
bunga, tanggal pembayaran bunga dan angsuran, dan aset yang dijadikan agunan.
Apabila wesel diperbaharui (diperpanjang), diperlukan persetujuan yang sama
seperti halnya penerbitan wesel baru.
b. Terdapat pengendalian yang memadai untuk pembayaran pokok pinjaman
maupun bunganya. Pembayaran bunga periodik dan pembayaran angsuran
pokok pinjaman harus diawasi melalui siklus pembelian dan pembayaran. Pada
saat wesel diterbitkan, bagian akuntansi harus menerima suatu copy wesel, sama
seperti halnya ketika ia menerima copy taktur dari penjual dan laporan
penerimaan barang. Bagian utang akan secara otomatis menerbitkan check atau
electronic funds transfer untuk wesel yang telah jatuh tempo, dengan cara yang
sama seperti ketika ia menyiapkan pembayaran untuk pembelian barang dan jasa.
Suatu copy wesel akan menjadi dokumen pendukung pembayaran wesel.
c. Dokumen dan catatan yang memadai. Hal ini menyangkut penyelenggaraan
catatan pembantu dan pengawasan atas dokumen wesel yang telah dibayar oleh
pejabat yang ditunjuk. Wesel yang telah dilunasi harus diberi tanda "Lunas" dan
disimpan oleh pejabat yang berwenang.
d. Verifikasl independen secara periodik. Secara periodik catatan detil wesel
harus direkonsiliasi dengan buku besar dan dibandingkan dergan catatan yang
diselenggarakan oleh pemegang wesel oleh seseorang yang tidak bertanggung
jawab untuk menyelenggarakan catatan detil. Pada saat yang sama, seseorang
yang independen harus melakukan perhitungan ulang biaya bunga wesel untuk
menguji ketelitian catatan pembukuan.
2. Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif Transaksi
Pengujian transaksi utang wesel menyangkut penerbitan wesel dan
pembayaran kembali pokok pinjaman dan bunganya, Pengujian audit ini merupakan
bagian dari pengujian pengendalian dan pengujian substantif transaksi penerimaan
kas dan pengeluaran kas. Tambahan pengujian pengendalian dan pengujian substantif
transaksi seringkali juga dilakukan sebagai bagian dari pengujian rinci saldo karena
materialnya transaksi individual.
Pengujian pengendalian atas utang wesel beserta bunganya harus
dititikberatkan pada pengujian atas empat pengendalian seperti telah diuraikan di
atas. Selain itu, auditor juga harus memeriksa ketelitan catatan penerimaan dari
pencairan pinjaman serta pembayaran kembali pokok pinjaman dan bunganya.
3. Prosedur Analitis
Prosedur analitis penting dalam pengauditan utang wesel karena pengujian
rinci beban bunga dan utang bunga seringkali dapat ditiadakan apabila hasilnya
memuaskan. Prediksi independen auditor atas beban bunga, dengan menggunakan
saldo utang berjalan dan tingkat bunga, akan membantu auditor dalam menilai
kewajaran beban bunga dan juga menguji kemungkinan adanya utang wesel yang
tidak dicatat. Apabila beban bunga sesungguhnya jauh lebih besar dari estimasi
auditor, salah satu kemungkinan hal ltu disebabkan pembayaran bunga dilakukan atas
utang wesel yang tidak dicatat.

Prosedur Analitis Kemungkinan Kesalahan Penyajian


Hitung kembali rata-rata beban bunga Kesalahan penyajian beban bunga dan
atas dasar tingkat bunga rata-rata dan utang bunga atau penghilangan utang
saldo wesel.
Membandingkan wesel individual
Penghilangan atau kesalahan penyajian
yang masih berjalan dengan tahun
utang wesel,
lalu.

Membandingkan total saldo dalam


Kesalahan penyajian baban bunga dan
akun utang wesel, beban bunga, dan
utang bunga wesel
utang bunga dengan tahun lalu.

4. Pengujian Rinci Saldo


Titik tolak yang biasa dilakukan dalam pengauditan utang wesel adalah daftar
utang wesel dan utang bunga wesel yang diterima auditor dari klien. Apabila terjadi
sejumlah transaksi yang menyangkut utang wesel selama tahun yang diaudit, akan
menjadi tidak praktis bagi auditor untuk menggunakan skedul seperti itu. Dalam
situasi demikian, biasanya akan meminta klien untuk membuat suatu skedul yang
berisi wesel-wesel yang masih memiliki saldo yang bəlum dibayar pada akhir tahun,
menunjukkan deskripsí setiap wesel, saldo akhir tahun, dan saldo akhir tahun utang
bunga, termasuk agunan dan tingkat bunga. Banyaknya pengujian akan sangat
tergantung pada materialitas utang wesel dan efektivitas pengendalian internal. Ada
dua tujuan audit saldo yang penting dalam audit atas utang wesel yaitu (1) utang
wesel yang ada telah dicatat dan dilaporkan (kelengkapan) dan (2) utang wesel yang
tercantum dalam daftar telah dicatat dengan akurat (ketelitian)
Tujuan-tujuan di atas sangat vital karena kesalahan penyajian bisa material
walaupun yang salah catat atau ditiadakan hanya menyangkut satu buah wesel. Selain
tujuan audit saldo, empat tujuan audit penyajian dan pengungkapan juga penting
untuk utang wesel karena standar akuntansi keuangan mensyaratkan catatan kaki
yang memadai yang menjelaskan ketentuan-ketentuan berkenaan dengan utang wesel
yang sedang berjalan serta aset yang dijadikan agunan pinjaman.

C. EKUITAS PEMILIK
Ada perbedaan penting antara pengauditan ekuitas pemilik pada perseroan publik
dengan perseroan tertutup. Pada perusahaan perseroan tertutup yang pemegang sahamnya
biasanya hanya sedikit, transaksi yang menyangkut akun modal selama satu periode
jarang sekali terjadi. Transaksi yang mempengaruhi ekuitas pemilik hanyalah berupa
perubahan ekuitas pemilik karena adanya laba atau rugi tahunan dan pembagian dividen
(kalau ada). Perseroan tertutup jarang membayar dividen, dan auditor hanya
membutuhkan waktu sedikit untuk memeriksa ekuitas pemilik. walaupun auditor tetap
harus menguji catatan perusahaan. Sebaliknya dalam perusahaan perseroan publik,
pengujian akun-akun ekuitas pemilik dalam perseroan publik, meliputi: modal saham
biasa, agio saham, laba ditahan, dan dividen yang bersangkutan.
Pengendalian Internal
a. Otorisasi Transaksi secara Tepat.
Berikut adalah sejumlah transaksi yang biasanya memerlukan otorisasi khusus.
­ Penerbitan modal saham.
­ Pembelian kembali modal saham.
­ Pengumuman dividen.
b. Pembukuan dan Pemisahan Tugas yang Tepat
Apabila perusahaan menangani sendiri catatan transaksi saham dan saham yang
beredar, pengendalian internal harus memadai untuk memastikan bahwa:
­ Pemegang saham sesungguhnya diakui dalam catatan perusahaan.
­ Jumlah dividen yang benar dibayarkan kepada pemegang yang memiliki saham
perusahaan pada tanggal pencatatan dividen
­ Potensi terjadinya kecurangan aset diminimalkan.
Master file berfungsi sebagai pengecheck ketelitian catatan sertifikat saham dan saldo
modal saham biasa di buku besar. Pengendalian internal yang mempengaruhi
pembayaran dividen yang meliputi:
­ Check untuk pembayaran dividen hendaknya disiapkan berdasarkan catatan
sertifikat saham oleh seseorang yang tidak bertanggung jawab atas catatan modal
saham.
­ Setelah check disiapkan, selanjutnya dilakukan verifikasi independen tentang
nama pemegang saham dan jumlah rupiah yang tertulis pada check serta
rekonsiliasi jumlah total check untuk pembayaran dividen dengan total dividen
yang diotorisasi dalam notulen rapat.
­ Sebaiknya diselenggarakan akun imprest dividen yang terpisah untuk mencegah
pembayaran dividen yang lebih besar daripada jumlah yang diotorisasi.
c. Registrar Independen dan Agen Transfer Saham
Setiap perusahaan dengan saham terdaftar di bursa efek diwajibkan memiliki registrar
independen sebagai pengendalian untuk mencegah penerbitan saham yang tidak
sesuai dengan peraturan. Tanggung jawab registrar independen adalah memastikan
bahwa saham diterbitkan perusahaan sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam
anggaran dasar perusahaan setelah mendapat otorisasi dari dewan komisaris. Apabila
terjadi perubahan dalam pemilikan saham, registrar bertanggungjawab untuk
menandatangani semua sertifikat saham baru yang diterbitkan dan memastikan bahwa
sertifikat saham yang lama telah diterima dan dinyatakan tidak berlaku, sebelum
sertifikat pengganti diterbitkan.

Pengauditan Modal Saham dan Agio Saham


Dalam pengauditan modal saham dan agio saham, empat hal yang menjadi perhatian
utama auditor yaitu:
1) Transaksi yang terjadi telah dibukukan (tujuan transaksi kelengkapan)
Tujuan dengan mudah dicapal apabila perusahaan klien menggunakan reglstrar
independen atau agen transfer. Untuk dapat mengetahui adanya penerbitan atau
pembelian kembali saham, auditor juga mereview notulen rapat dewan komisaris,
terutama menjelang tahun buku, dan memeriksa buku catatan saham yang
diselenggarakan.
2) Transaksi modal saham terbukukan sungguh-sungguh terjadi dan telah dicatat
dengan tepat (tujuan audit transaksi-keterjadian dan ketelitian).
Pengujian yang ekstensif dibutuhkan untuk transaksi-transaksi yang menyangkut
penerbitan modal saham. Auditor memeriksa seluruh transaksi modal saham karena
materialitasnya dan bersifat permanen dalam pembukuan. Auditor memeriksa
keakuratan catatan transaksi modal saham yang dilakukan secara tunai dengan cara
mengirim konfirmasi kepada agen transfer dan menelusur jumlah transaksi yang
tercatat di pembukuan ke penerimaan kas.
3) Modal saham telah dicatat dengan akurat (tujuan audit saldo-ketelitian)
Auditor memeriksa saldo akhir dalam akun modal saham dengan menentukan jumlah
saham yang beredar pada tanggal neraca melalui konfirmasi dari agen transfer. Saldo
akhir dalam akun agio saham adalah jumlah residual. Ini diaudit dengan memeriksa
jumlah transaksi selama tahun yang diperiksa dan menambahkan atau
mengurangkannya dari saldo awal akun. Pertimbangan penting ketika mengaudit
tujuan audit saldo tentang ketelitian untuk modal saham adalah memeriksa kebenaran
Jumlah saham yang digunakan dalam perhitungan laba per lembar saham.
4) Modal Saham Disajikan dan Diungkapkan dengan Tepat (keempat tujuan
penyajian dan pengungkapan).
Sumber Informasi untuk menentukan apakah keempat tujuan penyajian dan
pengungkapan untuk modal saham telah terpenuhi adalah anggaran dasar perusahaan,
notulen rapat dewan komisaris, dan analisis auditor tentang transaksi modal saham.
Auditor harus memastikan bahwa setiap golongan saham telah dideskripsikan dengan
tepat. Selain itu, auditor harus memeriksa ketepatan penyajlan dan pengungkapan opsi
saham, waran saham, dan sekuritas bisa dikonversi dengan memeriksa dokumen-
dokumen atau bukti-bukti lain yang memuat kesepakatan yang bersangkutan.

Pengauditan Dividen
Transaksi dividen menjadi titik berat dalam pengauditan dividen. Keenam tujuan
audit transaksi untuk transaksl-transaksi, relevan untuk dividen. Namun demikian, dividen
biasanya diaudit seratus persen.
1) Dividen terbukukan sungguh-sungguh terjadi (keterjadian)
2) Dividen yang ada telah dicatat (kelengkapan)
3) Dividen telah dicatat dengan akurat (ketelitian).
4) Dividen dibayarkan kepada pemegang saham yang ada /yang berhak (keterjadian)
5) Utang dividen telah dicatat (kelengkapan)
6) Utang dividen telah dicatat dengan akural (keteliuan)
Audior memeriksa keterjadian dividen yang telah dibukukan dangan memeriksa
otorisasi pada notulen rapat dewan komisaris tentang dividen per lembar saham dan
tanggal pembayaran dividen. Ketelitian pengumuman dividen dapat diaudit dengan
melakukan rekalkulasi jumlah berdasarkan dividen per lembar saham dikalikan dengan
jumlah saham beredar. Apabila klien mennyelenggarakan sendirl pencatatan dan
pembayaran dividen, auditor dapat melakukan verifikasi jumlah total dividen dengan cara
melakukan rekalkulasi dan mengacu ke pengeluaran kas. Pengujian untuk utang dividen
harus dilakukan bersamaan dengan pengumuman utang dividen. Semua dividen yang
belum dibayar harus diperlakukan sebagai kewajban.

Pengauditan Laba Ditahan


Dalam memulai pengauditan atas laba ditahan, auditor akan menganalisis laba ditahan
selama periode yang diaudit. Skedul audit yang menunjukkan analisis, biasanya bagian
dari arsip permanen. Untuk mengaudit pengkreditan atas laba ditahan untuk laba bersih
yang diperoleh selama tahun yang diaudit (atau pendebetan jika terjadi rugi bersih),
auditor hanya perlu menelusuri ayat jurnal dalam laba ditahan ke angka laba bersih yang
tercantum dalam laporan laba-rugi. Dalam mengaudit pendebetan dan pengkreditan atas
laba ditahan, auditor harus memastikan apakah transaksi-transaksi telah dimasukkan.
Setelah auditor yakin bahwa transaksi-transaksi terbukukan sudah digolongkan dengan
benar sebagai transaksi laba ditahan, tahap berikutnya adalah memutuskan apakah
transaksi-transaksi tersebut telah dicatat dengan benar. Bukti audit yang diperlukan untuk
menentukan akurasi tergantung pada pada sifat transaksi. Selain itu, auditor harus
mengevaluasi apakah ada transaksi yang seharusnya dimasukkan tetapi tidak dibukukan.
DAFTAR PUSTAKA

Jusup, A. H. (2014). AUDITING (Pengauditan Berbasis ISA), Edisi II. Yogyakarta: STIE
YKPN.

Anda mungkin juga menyukai