Anda di halaman 1dari 3

TUGAS AKUNTANSI KEPRILAKUAN

Nama Anggota Kelompok 7:


1. A.A.Ayu Ista Surya Astiti (2107531038)
2. Ni Luh Gabriella Yulia Alexandra (2107531067)
3. Ni Ketut Febriyani (2107531089)

“RISET KEPRILAKUAN DALAM AKUNTANSI”

1. Pengertian Riset dan Istilah Riset Akuntansi Keprilakuan


Menurut Buckley (2006), riset merupakan suatu penyelidikan yang sistematis untuk
meningkatkan sejumlah pengetahuan. Sedangkan, dalam akuntansi keperilakuan,
umumnya mempelajari hubungan perilaku manusia dengan informasi akuntansi. Maka,
riset akuntansi keperilakuan dapat diartikan sebagai suatu metode studi yang dilakukan
seseorang, berkaitan dengan aspek keperilakuan melalui penyelidikan yang hati-hati dan
sempurna terhadap masalah sehingga diperoleh pemecahan yang tepat terhadap suatu
masalah.
Sehingga, dari definisi-definisi di atas, terdapat dua hal yang perlu ditekankan:
• Riset ilmiah bersifat sistematis dan terkontrol, memiliki arti bahwa penvelidikan
ilmiah tertata dengan cara tertentu sehingga penyelidik dapat memiliki keyakinan
kritis mengenai hasil riset.
• Penvelidikan ilmiah bersifat empiris, artinva bahwa pendapat atau keyakinan subjektif
harus diperiksa dengan menghadapkannya pada realitas objektif.

2. Motivasi dan Tujuan Riset


Motivasi merupakan sesuatu yang timbul dari dalam diri seseorang untuk mencapai
tujuan yang dinginkan. Adapun tujuan umum seseorang melakukan riset yaitu untuk
mengetahui jawaban dari suatu masalah. Hal ini menggambarkan hubungan terikat bahwa
suatu riset merupakan refleksi dari keinginan proaktif manusia untuk meningkatkan
pengetahuannya mengenai suatu hal. Pada sisi lain, kegiatan tersebut didorong oleh
keinginan reaktif manusia untuk menjawab pertanyaan atau memecahkan masalah dalam
kehidupan sehari-hari.
Dilihat dari sisi akuntansi keperilakuan, tujuan riset akan menekankan pada hubungan
akuntansi dengan perilaku manusia maupun desain, konstruksi, dan penggunaan suatu
sistem informasi akuntansi yang efesien, serta dimensi sosial dan budaya manusia dalam
suatu organisasi. Secara spesifik, terdapat lima tujuan spesifik dari tujuan riset, yaitu:
1) Menggambarkan fenomena
2) Menemukan hubungan
3) Menjelaskan fenomena
4) Memprediksi kejadian-kejadian di masa mendatang
5) Melihat pengaruh satu atau lebih faktor terhadap satu atau lebih kejadian.

3. Manfaat dan Pentingnya Riset


1) Memberikan gambaran terkini (state of the art) terhadap minat khusus dalam bidang
baru yang ingin diperkenalkan.
2) Membantu mengidentifikasi kesenjangan (gap) riset.
3) Untuk meninjau dengan membandingkan dan membedakan kegiatan riset melalui
subbuding akuntansi, seperti akuntansi keuangan, audit, akuntansi manajemen, sistem
informasi, pasar modal, maupun perpajakan.
4. Pengertian Filsafat dan Pendekatan Filsafat Riset Akuntansi Keprilakuan
4.1 Pengertian Filsafat
Kata filosofi (philosophy) berasal dari bahasa Yunani “philos” (suka, cinta) dan
“sophia” (kebijaksanaan). Filsafat dapat didefinisikan dalam beragam istilah.
Pertama, filsafat adalah sekumpulan sikap dan kepercayaan terhadap kehidupan dan
alam yang biasanya diterima secara tidak kritis. Kedua, filsafat adalah suatu proses
kritik atau pemikiran terhadap kepercayaan dan sikap yang sangat dijunjung tinggi.
Kattsoff menyatakan karakteristik filsafat dapat diidentifikasi sebagai berikut
(Solihin, 2007).
1) Filsafat adalah berpikir secara kritis.
2) Filsafat adalah berpikir dalam bentuknya yang sistematis.
3) Filsafat menghasilkan sesuatu yang runtut.
4) Filsafat adalah berpikir secara rasional.
5) Filsafat bersifat komprehensif.
4.2 Pendekatan Filsafat Riset Akuntansi Keprilakuan
Burrel dan Morgan (1979) mengembangkan aspek paradigma dalam asumsi
metateoretis yang mendasari kerangka referensi, model teori dan modus operandi dari
ilmuwan yang berada dalam paradigma tersebut. Burrel dan Morgan membagi asumsi
tersebut ke dalam dua bagian, yaitu pendekatan subjektivisme dan pendekatan
objektivisme.
1) Pendekatan Subjektivisme (anti-positivism)
Subjektivitas adalah apa yang membuat kita sebagai subjek bukan objek.
Subjektivitas mencakup proses yang dilambangkan dengan istilah mental,
pikiran, sadar, pengalaman, agensi, kehendak, intensionalitas, pemikiran,
perasaan, mengingat, menafsirkan, memahami, belajar, dan jiwa.
2) Pendekatan Objektivisme (positivism)
Objektivisme adalah sebuah pandangan yang menekankan bahwa butir-butir
pengetahuan dari soal sederhana sampai dengan teori yang kompleks mempunyai
sifat dan ciri yang melampaui keyakinan dan kesadaran individu yang merancang
dan memikirkannya. Titik berat kaum objektivisme adalah penekanan pada sifat
pernyataan sederhana yang di dalamnya mempunyai sifat tertentu, tidak peduli
apakah individu tersebut menyadari atau tidak, meyakini atau tidak.

5. Paradigma Riset Akuntansi Keprilakuan


1) Paradigma Fungsionalisme/Positivistik. Peneliti akuntansi utama sangat yakin
bahwa satu-satunya metode yang dapat digunakan untuk membangun ilmu
pengetahuan akuntansi adalah metode ilmiah.
2) Paradigma Interpretif atau Interaksionis Subjektif. Pendekatan ini berfokus pada
sifat subjektif dunia sosial dan berusaha memahami kerangka berpikir objek yang
sedang dipelajarinya.
3) Paradigma Strukturalisme Radikal. Pendekatan ini berfokus pada konflik
mendasar sebagai dasar dari produk hubungan kelas dan struktur pengendalian, serta
memperlakukan dunia sosial sebagai objek eksternal dan memiliki hubungan terpisah
dari manusia tertentu.
4) Paradigma Humanis Radikal. Pendekatan ini melihat objek studi sebagai suatu
interaksi sosial yang disebut “dunia kehidupan” (life world), yang berarti interaksi
berdasarkan pada kepentingan kebutuhan yang melekat dalam diri manusia dan
membantu untuk pencapaian yang saling memahami.
5) Paradigma Posmodernisme. Menurut paradigma posmodernisme, kebenaran
tentang manusia yang mempunyai kapasitas untuk maju, untuk memperbaiki dirinya
sendiri dan berpikir secara rasional itu tidak bisa dibayangkan, oleh sebab itu setiap
manusia harus aktif untuk membangun kebenaran itu sendiri.
6) Paradigma Akuntansi Kritis. Paradigma akuntansi kritis akan dipandang melalui
refleksi dari ilmu sosial kritis. Teori ini tidak berkaitan dengan penyelesaian masalah
keterasingan, melainkan dengan proses teknis penilaian, dimana penilaian
didefinisikan sebagai nilai objektif yang didasarkan pada konsep ekonomi marginalis.

6. Peluang Riset Akuntansi Keprilakuan pada Lingkungan Akuntansi


1) Pemeriksaan Akuntansi (Auditing). Riset ini menyarankan bahwa terdapat suatu
peluang yang berhubungan dengan pemahaman dan evaluasi hasil keputusan audit.
2) Akuntansi Keuangan. Beberapa publikasi menunjukkan bahwa riset akuntansi
keperilakuan dalam bidang akuntansi keuangan jumlahnya terbatas sehingga sulit
diidentifikasikan.
3) Akuntansi Manajemen. Riset akuntansi keperilakuan dalam bidang akuntansi
manajemen hanya merupakan subbidang akuntansi yang telah memperluas pengujian
dari pengaruh fungsi akuntansi terhadap perilaku. Riset ini menguji fungsi akuntansi,
seperti anggaran dan standar memengaruhi motivasi, umpan balik, dan kinerja.
4) Sistem Informasi Akuntansi. Keterbatasan riset akuntansi keperilakuan dalam
bidang sistem informasi akuntansi adalah kesulitan membuat generalisasi meskipun
berdasarkan pada studi sistem akuntansi yang lebih awal sekalipun.
5) Perpajakan. Riset akuntansi keperilakuan dalam bidang perpajakan telah
memfokuskan diri pada kepatuhan pajak (tax compliance) dengan melakukan
pengujian variabel psikologi dan lingkungan.
6) Pertumbuhan Riset Perilaku. Indikasi penting dari pertumbuhan minat dalam
pendekatan perilaku terhadap akuntansi merupakan pengaruh dari paradigma perilaku
riset.
7) Perkembangan Terakhir. Wawasan dalam riset akuntansi keperilakuan saat ini bisa
diperoleh dengan dua cara, yaitu (1) survei publikasi utama dari riset akuntansi
keperilakuan, dan (2) klasifikasi topik artikel yang dipublikasikan dan pemetaan
publikasi terhadap model perilaku individu. Fokus riset akuntansi keperilakuan saat
ini adalah pada pengaruh variabel psikologi, lingkungan, dan organisasi terhadap
perilaku.

Anda mungkin juga menyukai