Anda di halaman 1dari 8

RINGKASAN MATA KULIAH (RMK) BAB 6

AKUNTANSI KEPERILAKUAN

Dosen Pengampu:
AINUN ARIZAH, S.Pd, M.Si

OLEH:
ANDI AULIA RANA AKASY
105731126320
KELAS FA20B

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2023
1

RINGKASAN MATERI

FILOSOFI RISET AKUNTANSI KEPERILAKUAN

A. Mengenal Filsafat
1. Pengertian Filsafat
Filsafat dapat didefinisikan dalam beragam istilah.
Pertama, filsafat adalah sekumpulan sikap dan kepercayaan
terhadap kehidupan dan alam yang biasanya diterima secara
tidak kritis. Kedua, filsafat adalah suatu proses kritik atau
pemikiran terhadap kepercayaan dan sikap yang sangat
dijunjung tinggi. Filsafat merupakan disiplin ilmu yang
berusaha untuk menunjukkan batas – batas dan ruang
lingkup pengetahuan manusia secara tepat dan lebih
memadai. Jadi, berpikir filsafat mengandung makna berpikir
tentang segala sesuatu yang ada secara kritis, sitematis,
tertib, rasional dan komprehensif.

B. Pendekatan Filsafat Riset Akuntansi Keperilakuan


1. Filosofi Paradigma Metodologi Riset Burrel dan Morgan
a. Pendekatan Subjektivisme (anti-positivism)
Subjektivisme adalah cara tertentu untuk
mengonseptualisasikan subjektivitas. Tnpa subjektivitas,
kita hanya akan menjadi objek fisik tanpa aktivitas.
Subjektivisme mendominasi metodologi riset kualitatif. Ini
menafsirkan interaksi antara peneliti dan subjek (melalui
wawancara khususnya) dan interpretasi data yang aktif
yang merupakan fitur utama penelitian kualitatif sebagai
lisensi untuk pelaksanaan subjektif dari proses subjektif.
b. Pendekatan Objektivisme (positivism)
Objektivisme adalah sebuah pandangan yang
menekankan bahwa butir – butir pengetahuan dari social
sederhana sampai dengan teori yang kompleks
2

mempunyai sifat dan ciri yang melampaui keyakinan dan


kesadaran individu yang merancang dan memikirkannya.
Titik berat kaum objektivisme adalah penekanan pada
sifat pernyataan sderhana yang didalmnya mempunyai
sifat tertentu, tidak peduli apakah individu tersebut
menyadari atau tidak, meyakini atau tidak.

C. Paradigma Riset Akuntansi Keperilakuan


1. Paradigma Fungsionalisme/ Positivistik
Paradigma ini memiliki pendekatan yang berusaha
untuk menjelaskan hubungan social dengan pemikiran yang
rasional, dengan orientasi yang pragmatic berkaitan dengan
pengetahuan tepat guna dan mengedepankan regulasi yang
efektif serta pengendalian hubungan social. Pendekatan ini
cenderung mengartikulasikan dunia sebagai dunia artefak
empiris dan hubungan yang ada dapat diidentifikasi dan
diukur dengan ilmu natural seperti biologi dan mekanik.
Penganut aliran ini melakukan deskripsi atas variable,
membangun dan menyatakan hipotesis, mengumpulkan
data kuantitatif, serta melakukan analisis secara statistika.
2. Paradigma Interpretif
Pendekatan ini berfokus pada sifat subjektif dunia social
dan berusaha memahami kerangka berpikir objek yang
sedang dipelajarinya. Bagi paradigma ini, ilmu pengetahuan
tidak digunakan untuk menjelaskan dan memprediksi tetapi
untuk memahami. Tujuan pendekatan interpretif ini adalah
menganalisis realitas social dan cara realitas social tersebut
terbentuk. Berikut 2 aliran riset dengan pendekatan
interpretative ini:
a. Tradisional, yang menekankan pada pendekatan studi
kasus, wawancara lapangan, dan analisis historis.
b. Metode Foucauldian yang menganut teori social dari
3

Michael Foucault sebagai pengganti konsep tradisional


historis.
3. Paradigma Strukturalisme Radikal
Pendekatan ini berfokus pada konflik mendasar sebagai
dasar dari produk hubungan kelas dan struktur
pengendalian, serta memperlakukan dunia social sebagai
objek eksternal dan memiliki hubungan terpisah dari
manusia tertentu.
4. Paradigma Humanis Radikal
Riset akan diklasifikasikan dalam paradigm humanis radikal
jika didasarkan pada teori kritis dari Frankfrut Schools dan
Habermas. Pendekatan kritis Habermas melihat objek studi
sebagai suatu interaksi social yang disebut “dunia
kehidupan” yang berarti interaksi berdasarkan pada
kepentingan kebutuhan yang melekat dalam diri manusia
dan membantu untuk pencapaian yang saling memahami.
Interaksi sosial dalam dunia kehidupan dapat dibagi menjadi
dua kelompok, yaitu:
a. Interaksi yang mengikuti kebutuhan social alami,
misalnya kebutuhan akan sistem informasi manajemen.
b. Interaksi yang dipengaruhi oleh mekanisme sistem,
misalnya pemilihan sistem yang akan dipakai atau
konsultan yang diminta untuk merancang sistem bukan
merupakan interaksi social yang alami karena sudah
mempertimbangkan berbagai kepentingan.
5. Paradigma Posmodernisme
Posmodernisme menolak pendapat modernism yang
meyakini bahwa manusia mempunyai kapasitas untuk maju,
untuk memperbaiki dirinya sendiri dan berpikir secara
rasional. Bagi seorang postmodern tidak ada keadaan yang
lebih baik, tidak ada dunia yang lebih baik, tidak ada yang
disebut kemajuan atau pengendalian alam.Menurut
4

paradigma posmodernisme, kebenaran itu tidak bias


dibayangkan, oleh sebab itu setiap manusia harus aktif
untuk membangun kebenaran itu sendiri.
6. Paradigma Akuntansi Kritis
Paradigma akuntansi kritis akan dipandang melalui refleksi
dari ilmu social kritis. Akuntansi kritis berbeda dengan
seluruh riset akuntansi di seluruh area riset lainnya
sebagaimana didiskusikan sebelumnya. Arah riset
sebelumnya diasumsikan sebagai sesuatu yang jelas bagi
para peneliti dan bidang investigasinya.
D. Peluang Riset Akuntansi Keperilakuan pada Lingkungan
Akuntansi
1. Pemeriksaan Akuntansi (Auditing)
Penjelasan dari bagian ini berorientasi pada pembuatan
keputusan dalam audit dan telah memfokuskan riset
terakhir pada penilaian dan pembuatan keputusan auditor,
seperti perbedaan penggunaan laporan audit dan
meningkatnya perkembangan yang berorientasi kognitif.
Riset audit menyarankan suatu hubungan yang kompleks
antara pengalaman dan kinerja yang belum dipahami dengan
baik. Salah satu kesulitan dengan riset yang berorientasi
pada keputusan dalam audit adalah kurangnya kriteria
variable yang dapat diamati terhadap penialain kinerja
auditor sehingga peneliti sering melakukan studi atas
consensus penilaian dan konsisten.
2. Akuntansi Keuangan
Pentingnya riset akuntansi keuangan yang berbasis pasar
modal dibandingkan dengan audit menunjukkan kurang
kuatnya permintaan eksternal terhadap riset akuntansi
keprilakuan dalam bidang keuangan. Berikut beberapa
alasan riset akuntansi keprilakuan dalam bidang keuangan
mungkin memberikan kontribusi yang lebih besar di masa
5

yang akan datang:


1) Riset pasar modal saat ini adalah konsisten dengan
beberapa komponen pasar modal dengan ekspektasi naif.
2) Alasan riset akuntansi keprilakuan dalam bidang
keuangan berpotensi memberikan kontribusi yang lebih
besar berhubungan dengan keuntungan dari riset
akuntansi keprilakuan dalam bidang audit.
3. Akuntansi Manajemen
Riset akuntansi keprilakuan dalam akuntansi manajemen
melakukan investigasi atas seluruh variable lingkungan dan
organisasi yang telah diidentifikasi sebelumnya dan riset
mendatang diharapkan akan meningkatkan perluasan
pengetahuanyang mendasari hubungan dan pengujian
dalam konteks yang baru. Riset akuntansi keprilakuan
dalam bidang akuntansi manajemen hanya merupakan sub
bidang akuntansi yang telah memperluas pengujian dari
pengaruh fungsi akuntansi seperti anggaran dan standar
memengaruhi motivasi, umpan balik, dan kinerja.
4. Sistem Informasi Akuntansi
Keterbatasan riset akuntansi keprilakuan dalam bidang
sistem informasi akuntansi adalah kesulitan membuat
generalisasi meskipun berdasarkan pada studi sistem
akuntansi yang lebih awal sekalipun. Jelas bahwa desain
sistem memengaruhi penggunaan informasi. Informasi akan
mendorong penggunaan keunggulan teknologi saat ini,
seperti pencitraan data, jaringan, dan akses data dinamis
melalui sistem pengoperasian menyarankan pertimbangan
atas peluang riset akuntansi keprilakuan dalam bidang
sistem akuntansi. Riset ini akan lebih berhasil jika
difokuskan pada domain spesifik dari variable – variable yang
unik dalam sistem akuntansi dan konteks keputusan
akuntansi, seperti standar profesi dan analisis pengecualian.
6

5. Perpajakan
Riset akuntansi keprilakuan dalam bidang perpajakan telah
memfokuskan diri pada kepatuhan pajak dengan melakukan
pengujian variable psikologi dan lingkungan. Variabel yang
sering diuji dengan hasil campuran menyarankan bahwa
perilaku kepatuhan pajak adalah hasil yang kompleks. Riset
akuntansi keprilakuan dalam bidang perpajakan saat ini
telah membentuk bermacam – macam perilaku pengetahuan
dari riset akuntansi keprilakuan dalam bidang audit.
E. Teori Keperilakuan tentang Perusahaan
Teori organisasi modern berkaitan dengan perilaku perusahaan
sebagai satu kesatuan terhadap pemahaman kegiatan
perusahaan dan alasan anggotanya. Agar lebih spesifik,
teorimodern perusahaan terkait dengan arah tujuan perilaku
yang dipastikan berkaitan dengan tujuan, motivasi, dan
karakteristik menyelesaikan masalah anggota-anggotanya.
Tujuan organisasi akandipandang sebagai berikut.
1. Hasil pengaruh dari permulaan proses antar-peserta
organisasi.
2. Penentu batas pengambilan keputusan perusahaan dan
penyelesaian masalah aktivitas.
3. Perannya di dalam sistem pengawasan internal adalah untuk
memotivasi peserta, di manaderajat tingkat kepuasan kerja
anggotanya akan diuraikan dalam kaitannya dengan tujuan
pribadi mereka yang saling tumpang-tindih dengan tujuan
organisasi, dan sampai sejauhmana karyawan memandang
perusahaan sebagai hal yang membantu penerimaan tujuan
pribadi mereka.
F. Wawasan untuk Masa Depan
Masalah utama di masa mendatang adalah pendanaan
untuk riset ini akan berkurang jumlahnya. Oleh karena riset
keperilakuan saat ini cenderung menjadi lebih mahal
7

dibandingkandengan usaha akuntan, maka akan terasa lebih


sulit melakukan pekerjaan tersebut. Tidak adacara yang lebih
baik untuk meningkatkan pemahaman seseorang terhadap satu
fenomena, kecualidengan melakukan riset dan menulis tentang
fenomena tersebut kepada orang lain danmelakukan berbagai
perbaikan. Adanya penghargaan seperti penghargaan akademis
(academicrewards), baik terhadap riset maupun kegiatan
pengajaran yang secara tidak langsung akanmendorong
pengembangan riset, merupakan suatu keuntungan guna
mengangkat danmenganalisis masalah terbaru. Di masa
mendatang, apakah setiap individu akan melakukan pelatihan
yang lebih baik dengan kemampuan untuk menarik identifikasi
atas masalah yangmudah dilakukan dan bekerja dengan
ketekunan dan keuletan agar berhasil dengan disiplin
ini?Apakah paradigma perilaku yang terus berlanjut
berkembang untuk menjadi dewasa dan berhasildengan baik
adalah tanggung jawab para peneliti, khususnya peneliti
akuntansi keperilakuan.

Anda mungkin juga menyukai