Anda di halaman 1dari 5

BAB II

PEMBAHASAN

A.Pergeseran Arah Riset

Pada tahun 1970-an terjadi pergeseran pendekatan riset dalam riset akuntansi.
Pergeseran ini terjadi karena pendekatan normatif tidak dapat menghasilkan teori akuntansi
yang siap digunakan dalam praktek sehari-hari. Sehingga muncul anjuran untuk memahami
berfungsinya suatu sistem akuntansi secara deskriptif dalam praktik nyata. Selain itu alasan
yang mendasari usaha pemahaman akuntansi secara empiris dan mendalam adalah gerakan
dari masyarakat peneliti akuntansi yang menitikberatkan pada pendekatan ekonomi dan
perilaku.

B. Filososfi Paradigma Metodologi Riset

Pendekatan subjektivisme memberikan penekanan bahwa pengetahuan bersifat sangat


subjektif dan spiritual atau transendental yang didasarkan pada pengalamandan pandangan
manusia. Sedangkan pandangan objektivisme menyatakan bahwa pengetahuan itu berada
dalam bentuk yang tidak berwujud. Asumsi mengenai sifat manusia merujuk pada hubungan
antara manusia dengan lingkungannya.

C. Dimensi Subjektif dan Objektif

Pendekatan Subjektivisme Ilmu Sosial Pendekatan Objektivisme Ilmu Sosial

Nominalisme Ontologi Realisme

Anti Positivisme Epistemologi Positivisme

Voluntasime Hakikat Manusia Determinisme

Ideografik Metodologi Nomotetik

D. Paradigma Fungsionalis

Paradigma ini merupakan paradigma umum dan sangat dominan dalam riset
akuntansi. Secara ontologi paradigma ini sangat dipengaruhi oleh realitas fisik yang
mengaanggap bahwa relaitas objektif berada secara bebas dan terpisah diluar diri manusia.
Secara epistemologi, akuntansi utama melihat realitas sebagai realitas materi yang
mempunyai seuatu keyakinan bahwa ilmu pengetahuan akuntansi dapat dibangun dengan
rasio dan dunia empiris. Penliti akuntansi meyakini bahwa metode yang dapat membangun
ilmu akuntansi adalah metode ilmiah. Penjelasan dikatakn ilmiah jika:

1. Memasukkan satu atau lebih prinsip-prinsip atau hukum umum

2. Mengandung prakondisi yang biasanya diwujudkan dalam bentuk pernyataan hasil


observasi

3. Memiliki satu pernyataan yang menggambarkan sesuatu yang dijelaskan.

Pengujian empiris dalam filsafat dinyatakan dengan dua cara:

1. Dalam aliran positivis ada teori dan seperangkat pernyataan hasil observasi
independen yang digunakan untuk membenarkan atau memverifikasi kebenaran teori.
(Pendekatan hypotethic deductive)

2. Karena hasil observasi merupakan teori yang dependen dan dapat dipalsukan, maka
teori ilmiah tidak dapat dibuktikan kebenarannya, tetapi memunginkan untuk ditolak.
Popperian

E. Paradigma Interpretif (subjective interactionist)

Pendekatan ini menitikberatkan pada peranan bahasa, interpretasi, dan pemahaman


dalam ilmu sosial. Menurut Burrel dan Morgan, paradigma ini menggunakan cara pandang
nomalis yang melihat realitas sosial sebagai sesuatu yang hanya merupakan label, nama, atau
konsep yang digunakan untuk membangun realitas. Dengan demikian realitas sosial
merupakan sesuatu yang berada dalam diri manusia itu sendiri sehingga bersifat subjektif,
bukan objektif sebagaiman yang dipahami oleh paradigma fungsionalis.

Paradigma interpretif memasukkan aliran etnometodologi dan interaksionisme


seimbolis fenomologis yang didasarkan pada aliran sosiologis, hermentis, dan fenomenologis.
Tujuan pendekatan ini adalah menganalisis realitas sosial dan cara realitas sosial terseut
terbentuk. Dua aliran pendekatan interpretif:

1. Tradisional, yang menekankan pada penggunaan studi kasus, wawancara lapangan,


dan analisis historis.

2. Metode Foucauldian, yang menganut teori sosial dari Foucalt sebagai pengganti
konsep tradisional historis yang disebut “’ahistorical” atau “antiquarian”.

F. Paradigma Strukturalisme Radikal

Aliran ini mengasumsikan bahwa sitem sosial mempunyai keberadaan ontologis yang
konkret dan nyata. Pendekatn ini berfokus pada konflik mendasar sebagai dasar dari produk
hubungan kelas dan struktur pengendalian, serta memperlakukan dunia sosial sebagai objek
eksternal dan memiliki hubungan terpisah dari manusia tertentu. Riset yang diklasifikasikan
dalam paradigma struturalisme radikal adlah riset yang didasarkan pada teori Marxisme
tradisional.

G. Paradigma Humanis Radikal

Paradigma ini didasarkan pada teori kritis Frankfurt Schools dan Habermas.
Habermas meilhat objek studi sebagai suatu interaksi sosial yang disebut “dunia kehidupan”
yang berarti interaksi berdasarkan pada kepentingan kebutuhan yang melekat dalam diri
manusia dan membantu untuk pencapaian yang saling memahami. Interaksi sosial dalam
dunia kehidupan dapat dibagi menjadi dua kelompok:

1. Interaksi yang mengikuti kebutuhan sosial alami

2. Interaksi yang dipengaruhi oleh mekanisme sistem.

H. Paradigma Akuntansi Kritis

Teori paradigma ini tidak berkaitan dengan penyelasian masalah ketersaingan,


melainkan dengan proses penilaian, dimana penilaian didefinisikan sebgai nilai objektif yang
didasarkan pada konsep ekonomi marginalis. (Mattesich, 1994). Mattesich menginginkan
akuntansi untuk dipadukan ke dalam ilmu manajemen yang meliputi metode ekonomi dan
analitis administrasi dan manajemen entitas. Teori mattesich mencerminkan seestem
sosioeonomi yang ada sehingga menjadi saran untuk mengulangi kesadaran yang salah dalam
menyatakan bahwa tidak ada perspektif lain selain yang didominasi oleh kapitalis.

Peluang Riset Akuntansi Keperilakuan pada Lingkungan Akuntansi

Dengan menelaah riset akuntansi keperilakuan sebelumnya secara khusus, dapat


diperoleh suatu kerangka analisis dan diskusi yang dibatasi pada peluang, terutama pada hasil
potensi subbidang dan implikasinya untuk subbidang akuntansi yang lain.

Audit

Riset akuntansi keperilakuan pada tahun 1990-1991 menunjukkan penekanan pada


kekuatan pembuatan keputusan. Penjelasan baru bagian ini berorientasi pada pembuatan
keputusan dalam audit, dan telah memfokuskan riset terakhir pada penilaian dan pembuatan
keputusan auditor, seperti perbedaan penggunaan laporan audit dan meningkatnya
perkembangan berorientasi kognitif. Pencerminan dari riset terakhir dan riset mendatang
merupakan fokus terhadap:

1. Karakteristik pengethuan yang dihubungkan dengan pengalaman

2. Pengujian atas bagaimana pengetahuan berinteraksi dengan variabel organisasional


atau lingkungan

3. Pengujian pengaruh kinerja terhadap pengetahuan yang berbeda.

Pengalamn berperan dalam orientasi kognitif riset akuntansi keperilakuan. Ada dua alasan:
1. Pengalaman merupakan ekspektasi yang berhubungan dengan keahlian kinerja

2. Manipulasi sebgai suatu variabel independen telah menjadi efektif dalam


mengidentifikasikan domain karakteristik dari pengetahuan spesifik.

Riset ini menyarankan bahwa terdapat suatu peluang yang berhubungan dengan pemahaman
dan evaluasi hasil keputusan audit. Salah satu kesulitannya adalah kurangnya kriteria variabel
yang dapat diamati terhadapa penilaian kinerja auditor sehingga peneliti sering melakukan
studi atau konsensu penilaian dan konsistensi.

Akuntansi Keuangan

Pentingnya riset akuntansi keunagan yang berbasis pasar modal dibandingkan dengan
audit menunjukkan kurang kuatnya permintaan eksternal terhadap riset akuntansi
keperilakuan dibidang keuangan. Namun juga teradapat beberapa alasan kenapa risen
akuntansi keperilakuan dibidang keuangan akan memberikan konstribusi yang besar di masa
mendatang:

1. Riset pasar modal saat ini adalah konsisten dengan beberapa komponen pasar modal
dengan ekspektasi naif

2. Memberikan kontribusi yang lebih besar berhubungan dengan keuntungan dari riset
akuntansi keperilakuan dalam bidang audit.

Akuntansi Manajemen

Riset akuntansi keperilakuan di bidang akuntansi manajemen hanya merupakan


subidang akuntansi yang telah memperluas pengujian dari pengaruh fungsi akuntansi
terhadap perilaku. Riset ini menguji fungsi akuntansi terhadap perilaku seperti anggatan dan
standar motivasi, umpan balik, dan kinerja.

Riset akuntansi di bidiang akuntansi manajemen cenderung fokus pada variabel lingkungan
dan organisasional yang mengandalkan teori agensism seperti insentid dan variabel asemetri
informasi. Sedangakn di bidang audit lebih fokus pada variabel psikologi, khususnya
kesadaran.

Sistem Informasi Akuntansi

Keterbatasan riset akuntasi perilaku dibidang sistem informasi adalah keslitan


membuat generalisasi meskipun berdasarkan pada studi sistem akuntansi yang lebih awal
sekalipun. Riset akuntansi keperilakuan dibidang SIA akan lebh berhasil jika difokuskan pada
domain spesifik dari variabel yang unik dalam sistem akuntansi dan konteks keputusan
akuntansi, sperti standar profesi dan analisis pengecualian.

Perpajakan

Riset akuntansi keperilakuan di bidang pajak memfokuskan diri apda kepatuhan


dengan melakukan pengujian variabel psikologi dan lingkungan. Variabel-variabel yang
sering diuji dengan hasil campuran meyarankan bahwa perilaku kepatuhan pajak adalah
kompleks.

Pertumbuhan Riset Perilaku Akuntansi

Secara substansial, persentase penulis artikel lebih besar daripada persentase yang
berhubngan dengan staf pengajar sebagai calon perilaku. Tiga faktor utama:

1. Peneliti yang menggunakan paradigma perilaku menghasilkan lebih banyak artikel


yang diterbitkan oleh kedua jurnal yaitu Journal of Accounting Research dan The
Accounting Review.

2. Beberapa artikel yang ditulis oleh para penliti yang sementara dilakukan dalam
bidang ini, belum ada calonnya.

3. Minat pembaca pada bidang ini telah meningkat.

I. Perkembangan Terakhir

Wawasan dalam riset akuntansi keperilakuan saat ini bisa diperoleh dengan dua cara :

1. Survei publikasi utama dari riset akuntasi keperilakuan

2. Klasifikasi topik artikel yang dipublikasikan dan pemetaan publikasi terhadap model
perilau individu.

Pada periode sekarang audit meruoakan bidang riset keperilakuan yang paling banyak
diterbitkan dalam Behavioral Research in Accounting. Dan secara umum bidang audit juga
paling banyak dipersentasikan dalam artikel secara umum dari setengah penerbitan BRIA.

J. Teori Keperilakuan Tentang Perusahaan

Teori modern perusahaan terkait dengan arah tujuan perilaku yang dipastikan
berkaitan dengan tujuan, motivasi, dan karakteristik dalam menyelesaikan masalah
anggotanya. Tujuan organisasi akan dipandang:

1. Hasil pengaruh dari permulaan proses antar peserta organisasi

2. Penentu batas pengambilan keputusan perusaahan dan penyelesaian masalah aktiitas

3. Perannya di dalam sistem pengawasan internal adalah untuk memotivasi peserta,


dimana derajat tingkat kepuasan kerja anggotny diuraikan dalam kaitannya dengan
tujuan peribadi mereka yang saling tunpang tindih dengan tujuan organisasi.

Akhirnya dalam pengambilan keputusan dalam perusahaan diuraikan sebagai fungsi peserta
yang menyelesaikan masalah perilaku yang ditandai oleh pembatasan kapasitas mereka
secara rasional. Yang perlu diperhatikan adalah perusahaan dipandang sebagai suatu
keseimbangan dalam mencari sistem pengambilan keputusan

Anda mungkin juga menyukai