KELAS B2
Oleh :
Kelompok 3
Dosen Pengampu :
Dr. Ni Putu Ayu Darmayanti, S.E., M.M
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya lah
kami dapat menyelesaikan Ringkasan Materi Kuliah yang berjudul “Pentingnya Komunikasi
Nonverbal, Keterampilan Komunikasi Lisan, Bekerja dalam Tim, dan Rapat yang
Produktif” dengan baik dan tepat waktu.
Kami ucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang turut berkontribusi dalam
penyusunan tugas ini. Kami menyadari Ringkasan Materi Kuliah ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, besar harapan kami atas kritik dan saran yang membangun dari para
pembaca agar ke depannya dapat disusun lebih baik lagi.
Kami berharap semoga Ringkasan Materi Kuliah ini dapat memberikan manfaat kepada
para pembaca untuk meningkatkan pengetahuan dan wawasannya terkait komunikasi bisnis.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
yang dibutuhkan oleh berbagai profesi. Tim adalah kumpulan yang terdiri dari dua orang
atau lebih yang memiliki kesamaan misi dan tanggung jawab untuk mencapai tujuan yang
sama. Di dalam sebuah tim biasanya seringkali kita menemukan pendapat atau gagasan
yang berbeda-beda dari setiap individu. Untuk menyatukan perbedaan tersebut, maka perlu
diadakan pertemuan atau rapat guna menemukan keputusan yang bisa diterima oleh semua
pihak.
Rapat yang dikelola dengan baik dapat membantu perusahaan memecahkan
masalah, mengembangkan ide, dan mengidentifikasi peluang. Rapat juga bisa menjadi
cara yang bagus untuk mempromosikan pembangunan tim melalui interaksi sosial.
Sebaliknya, rapat yang tidak direncanakan dan disiapkan dengan baik justru hanya akan
membuang-buang waktu.
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari ringkasan materi kuliah ini adalah sebagai berikut:
1) Untuk mengetahui pentingnya komunikasi nonverbal dalam komunikasi bisnis.
2) Untuk mengetahui bentuk keterampilan komunikasi lisan.
3) Untuk mengetahui strategi untuk bekerja di dalam tim.
4) Untuk mengetahui cara menciptakan rapat yang produktif.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Cara seseorang memposisikan dan menggerakkan tubuh dapat mengungkapkan
makna khusus dan umum, baik disengaja maupun tidak disengaja. Beberapa
gerakan tubuh, seperti melambaikan tangan mempunyai makna khusus dan
dilakukan dengan sengaja. Adapun beberapa gerakan tubuh yang dilakukan secara
tidak sengaja dan mengungkapkan pesan yang lebih umum, misalnya
membungkuk, mencondongkan tubuh ke depan, gelisah, dan berjalan cepat adalah
sinyal-sinyal yang tidak disadari mengungkapkan apakah orang tersebut merasa
percaya diri atau gugup, ramah atau tidak, tegas atau pasif, dan lain sebagainya.
3) Karakter Suara
Karakter suara seperti variasi nada, kecepatan, volume, intonasi bicara dan jeda
dapat menyampaikan makna tertentu, yang dapat diekspresikan secara sadar
maupun tidak sadar. Seorang pembicara dapat dengan sengaja mengontrol nada,
kecepatan, dan tekanan untuk menyampaikan pesan tertentu. Misalnya,
bandingkan “Apa yang sedang kamu lakukan?” dan “Apa yang kamu lakukan?"
Tanpa disadari karakteristik vokal bisa membawa kebahagiaan, rasa terkejut, takut,
dan emosi lainnya.
4) Penampilan Fisik
Penampilan fisik adalah salah satu komponen komunikasi nonverbal yang selalu
memberikan kontribusi terhadap bagaimana orang memandang individu. Rambut
yang disisir rapi, pakaian formal, dan senyum yang ceria akan selalu memberikan
makna lebih daripada kata-kata. Diyakini bahwa penampilan fisik menentukan
keberhasilan komunikasi.
5) Sentuhan
Saat kita menggunakan sentuhan saat berinteraksi dengan orang lain, kita perlu
memahami toleransi sentuhan setiap orang. Hal ini karena sentuhan berkaitan erat
dengan latar belakang personal, agama, suku, dan budaya seseorang. Sebagian
orang cukup ekspresif dalam berkomunikasi dan menafsirkannya lewat sentuhan,
sedangkan kelompok yang lain merasakan ketidaknyamanan dengan sentuhan.
6) Jarak dan Waktu
Seperti halnya sentuhan, jarak dan waktu dapat digunakan untuk menegaskan
otoritas, menyiratkan keintiman, dan mengirimkan pesan nonverbal lainnya. Cara
kita memahami waktu, menyusun waktu dan bereaksi terhadap waktu adalah alat
komunikasi yang kuat dan berpengaruh pada tahapan dalam proses komunikasi.
Persepsi waktu meliputi ketepatan waktu, kesediaan untuk menunggu, dan
4
interaksi. Menghargai privasi ketika berkomunikasi, misalnya tidak berdiri terlalu
dekat dengan lawan bicara adalah salah satu bentuk saling menghormati satu sama
lain. Penting untuk selalu diingat bahwa persepsi seseorang tentang jarak dan
waktu berbeda-beda menurut budaya mereka masing-masing.
5
Menurut John V. Thill, seorang ahli bisnis, komunikasi lisan memungkinkan kita
untuk berinteraksi secara langsung dengan orang lain, sehingga memudahkan kita untuk
memahami pesan yang disampaikan dengan lebih baik. Komunikasi lisan akan efektif
dilakukan apabila disampaikan dengan jelas, tepat, ringkas, informatif, dan disesuaikan
dengan kebutuhan pendengar. Penyampaian komunikasi yang efektif membutuhkan
pembicara untuk mempertimbangkan nada suara, kecepatan, dan volume suaranya.
Penting untuk memasukkan perubahan dalam nada vokal untuk menambah penekanan dan
menghindari penyampaian informasi yang monoton. Komunikasi lisan lebih disenangi
karena relatif lebih mudah, efisien, dan cepat dalam penyampaian pesan-pesan dalam
bisnis. Karena alasan ini, para pelaku bisnis ini biasanya menyampaikan pesan bisnisnya
melalui lisan, terutama ketika membutuhkan hal-hal penting.
Komunikasi lisan memiliki keuntungan karena memungkinkan adanya interaksi
langsung antara pihak-pihak yang terlibat. Hal ini memudahkan pendengar untuk
memahami pesan yang disampaikan dengan lebih baik karena dapat dilengkapi dengan
penjelasan dan pertanyaan langsung kepada pembicara. Namun, kelemahan dari
komunikasi lisan adalah adanya risiko terjadinya kesalahpahaman, terutama jika pesan
yang disampaikan terlalu kompleks dan tidak dijelaskan dengan baik.
6
Karakteristik Tim Yang Efektif
Dinamika Grup
Dinamika grup (group dynamics) adalah sebuah interaksi dan proses yang
berlangsung antaranggota dalam sebuah tim. Dinamika grup ini dipengaruhi oleh 4 faktor:
1) Asumsi Peran Anggota
7
menarik perhatian menambahkan mengklarifikasi
untuk dirinya sendiri humor untuk masalah, dan
dan menuntut meredakan merangkum apa yang
pengakuan dari orang ketegangan. sudah tim kerjakan.
lain. c. Berkompromi: untuk d. Menetapkan
d. Mengalihkan: fokus menghasilkan suatu prosedur:
hanya pada topik yang hal demi mencapai mengajukan
menarik baginya keputusan yang prosedur pembuatan
daripada yang relevan dapat diterima keputusan yang akan
dengan tugas. bersama. mengarahkan tim
mencapai tujuan.
8
3) Kesuksesan Tim dalam Menyelesaikan Konflik
Konflik dalam sebuah aktivitas tim dapat terjadi karena beberapa hal, seperti
perselisihan atas tujuan atau tanggung jawab, komunikasi yang buruk, atau
perbedaan nilai, perilaku, dan kepribadian. Walaupun konflik berkonotasi negatif,
konflik bisa menjadi konstruktif jika meningkatkan keterlibatkan anggota dan
menghasilkan ide kreatif dalam menyelesaikan masalah. Jika kita mampu untuk
menyajikan konflik dengan ide yang dimana kedua sisi dapat mencapai tujuan
mereka untuk jangkauan tertentu (win-win strategy), kita dapat meminimalisir
kerugian untuk semua orang. Berikut merupakan 7 hal yang dapat membantu
anggota tim untuk menyelesaikan konflik:
a) Perilaku pro-aktif. Hadapi konflik kecil sebelum berubah menjadi konflik
besar.
b) Komunikasi. Satukan seluruh pihak yang terlibat dalam konflik untuk
berpartisipasi dalam menyelesaikannya. Pihak-piahk ini harus memilah kata-
kata dan gestur nonverbal mereka untuk fokus pada masalah dan menghindari
situasi menjadi semakin parah.
c) Keterbukaan. Jujur dan curahkan segala perasaan sebelum menghadapi
masalah utama.
d) Mencari tahu. Cari tahu penyebab asli masalah tersebut sebelum mencari
solusi.
e) Fleksibilitas. Jangan biarkan siapapun mengunci posisi sebelum
mempertimbangkan solusi lain.
f) Bermain adil. Tekankan pada hasil adil, jangan biarkan siapapun
menghindari solusi adil dengan bersembunyi di balik aturan.
g) Aliansi. Buatlah pihak-pihak tersebut untuk bertarung bersama melawan
“pihak luar” daripada melawan satu sama lain.
9
mereka tentang perubahan tersebut. Pastikan mereka menyadari bahwa kita
tertarik dan tulus mendengarkan kekhawatiran mereka. Oleh karena itu,
mengenali bahwa tujuan utama kita bukanlah untuk memenangkan argumen
tetapi untuk membangun hubungan, dapat memandu kita untuk menyelesaikan
dilema. Saat kita membangun hubungan kerja yang nyaman, kita harus tetap terus
waspada terhadap elemen perlawan yang tetap tak terucapkan. Ajukan pertanyaan
untuk memastikan bahwa kita mengerti dan mengakui kekhawatiran pihak lain.
Setelah memahami perlawanan, selanjutnya adalah bergerak kepada sebuah
resolusi melalui usaha kolaboratif. Orang yang melawan cenderung akan
mendengarkan alasan kita setelah kita menunjukkan kesediaan untuk
mendengarkan mereka. Bahkan jika kita mengejar rencana utama tanpa
memodifikasinya, mereka yang awalnya menolak akan lebih mungkin untuk
bekerja sama dan berkontribusi.
1) Mempersiapkan Rapat
Untuk memastikan keberhasilan rapat, berikut empat tahap perencanaan yang harus
dilakukan:
Menentukan Tujuan
Tujuan rapat dapat berfokus pada pertukaran informasi, menentukan
keputusan, atau berkolaborasi untuk memecahkan masalah atau mengidentifikasi
peluang. Apapun tujuan yang diharapkan, tentukan hasil terbaik dari pertemuan
tersebut. Gunakan hasil yang diharapkan ini untuk membentuk arah dan isi
pertemuan.
Memilih Partisipan yang Tepat
10
Dalam memilih partisipan rapat, undanglah semua orang yang benar-benar
terlibat dalam rapat dan jangan mengundang siapapun yang tidak terlibat. Misalnya,
di dalam rapat pengambilan keputusan, undanglah orang yang berkaitan dan
berkontribusi langsung dalam pengambilan keputusan. Semakin banyak orang yang
terlibat, semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk mencapai konsensus.
Menentukan Tempat dan Waktu
Dalam menentukan venue rapat, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan
seperti pencahayaan, suhu ruangan, ventilasi udara, dan lain sebagainya. Rapat juga
dapat dilaksanakan secara online untuk menghubungkan orang-orang yang berada
di tempat yang berjauhan. Jika bisa mengatur waktu pelaksanaan rapat, rapat di pagi
hari dinilai lebih produktif karena orang-orang pada umumnya masih fokus dan
belum terganggu oleh pekerjaan lainnya.
Menentukan Agenda Rapat yang Jelas
Keberhasilan sebuah rapat bergantung pada persiapan partisipannya. Agenda
yang produktif mampu menjawab tiga pertanyaan berikut: (1) Apa yang harus kita
lakukan pada rapat ini untuk mencapai tujuan yang diharapkan?, (2) Isu apa yang
dinilai paling penting bagi seluruh partisipan?, dan (3) Informasi apa yang
dibutuhkan untuk mendiskusikan isu tersebut?
11
dengan peserta yang pasif dengan cara meminta masukan mereka. Untuk peserta
yang terlalu banyak bicara, bisa disampaikan waktunya terbatas dan gagasan orang
lain juga perlu didengarkan.
d) Berpartisipasi aktif. Berusahalah untuk berkontribusi pada setiap proses diskusi
guna meningkatkan kelancaran interaksi para peserta. Dan jangan ragu untuk
menyampaikan pandangan atau opini terhadap suatu topik bahasan.
e) Gunakan perangkat seluler dengan baik. Mencatat oin-poin penting dari hasil rapat
atau menggunakan ponsel atau tablet untuk menuliskan ide-ide penting dan
pertanyaan lanjutan dapat menjadi cara yang produktif dan efektif dalam
memanfaatkan perangkat seluler selama rapat.
f) Tutup secara efektif. Untuk mengakhiri rapat, verifikasi bahwa tujuan rapat telah
tercapai, meskipun ada atau tidaknya pekerjaan tindak lanjut yang diperlukan.
Kemudian simpulkan hasil diskusi dan hasil rapat secara umum.
12
pihak yang memberikan kontribusi poin-poin penting. Setiap handout, slide, atau
dokumen pendukung dapat dilampirkan pada berita acara pendistribusiannya.
Tergantung pada teknologi rapat yang dimiliki, terdapat pula perangkat lunak
yang dirancang khusus untuk mencatat, mendistribusikan, dan menyimpan notulen
rapat (lihat Gambar 4.1).
Gambar 4.1 Teknologi rapat seperti sistem MeetingBooster membantu tim dan kelompok lain
mengambil keputusan dan penemuan dari pertemuan dan memanfaatkan informasi ini untuk
penggunaan yang produktif.
13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Komunikasi nonverbal adalah proses transmisi pesan dari pengirim (komunikator)
kepada penerima (komunikan), baik secara langsung maupun tidak langsung tanpa
menggunakan bahasa lisan maupun tulisan. Komponen dalam komunikasi nonverbal,
meliputi ekspresi wajah, gerak dan postur tubuh, karakter suara, penampilan fisik,
sentuhan, serta jarak dan waktu. Keterampilan komunikasi lisan merupakan kemampuan
seseorang dalam berkomunikasi melalui berbicara dan umpan balik dapat diberikan secara
langsung, yang dilakukan dengan cara berbicara langsung antara dua pihak atau lebih.
Komunikasi lisan memiliki keuntungan yang memungkinkan adanya interaksi langsung
antara pihak-pihak yang terlibat, tetapi juga memiliki kelemahan adanya risiko terjadinya
kesalahpahaman.
Bekerja sama dalam sebuah tim, atau berkolaborasi, adalah kemampuan yang
dibutuhkan oleh berbagai profesi. Sebuah tim yang berkarakteristik yang efektif akan
memiliki dinamika grup yang baik. Hal ini muncul berdasarkan beberapa fase, mulai dari
orientasi, konflik, brainstorming, urgensi, dan penguatan. Tim yang efektif akan selalu
mampu untuk menyelesaikan konflik yang dialami dan menghadapi keberatan yang
disampaikan oleh anggota. Anggota tim akan memiliki perasaan untuk selalu terbuka dan
berpartisipasi, baik untuk menyatakan persetujuan dan kekhawatirannya terhadap
ide/perubahan baru yang diajukan. Rapat yang dikelola dengan baik dapat membantu
perusahaan memecahkan masalah, mengembangkan ide, dan mengidentifikasi peluang.
Pertemuan atau rapat yang produktif dapat dilakukan dengan melakukan persiapan yang
matang, melaksanakan rapat dengan efisien, dan memanfaatkan teknologi dengan bijak.
3.2 Saran
Melalui penyusunan ringkasan materi kuliah ini diharapkan dapat membantu
mahasiswa dalam memahami materi Pentingnya Komunikasi Nonverbal, Keterampilan
Komunikasi Lisan, Bekerja dalam Tim, dan Rapat yang Produktif pada Mata Kuliah
Komunikasi Bisnis. Selain itu, ringkasan ini juga dapat dijadikan sebagai referensi untuk
penulisan selanjutnya mengenai materi terkait.
14
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. (2023). Jenis-jenis Komunikasi Bisnis. Diakses pada 15 Maret 2024, dari:
https://ika.ummetro.ac.id/jenis-jenis-komunikasi-bisnis/
Novi, V. (2018). Memahami Komunikasi Nonverbal: Pengertian Hingga Tips. Diakses pada
15 Maret 2024, dari: https://www.gramedia.com/literasi/komunikasi-
nonverbal/#6_Paralinguistics
15