Dosen Pengampu :
Susenohaji, SE., M.Si
Disusun Oleh :
Ahmad Zidan Al Khoir
213141507111059
Kelas J1B
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan limpahan nikmat
dan rahmat-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Hubungan
Komunikasi Bisnis, Negosiasi Bisnis dan Kerjasama” dengan baik dan tepat waktu.
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Komunikasi Bisnis. Saya
mengucapkan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya atas segala bantuan yang diberikan,
baik secara langsung maupun tidak langsung selama penyusunan makalah ini hingga selesai.
Secara khusus rasa terimakasih saya sampaikan kepada:
1. Bapak Susenohaji, SE., M.Si selaku dosen pengampu yang telah memberikan
bimbingan dan dorongan dalam penyusunan makalah ini.
2. Orang tua dan rekan-rekan yang telah memberikan dukungan moril.
Penulis telah menyusun makalah ini dengan kemampuan maksimal. Namun tidak
menutup kemungkinan masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena, itu saya sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun sebagai bahan evaluasi yang mampu
memperbaiki kekurangan-kekurangan dalam penyusunan makalah ini.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................2
2.2. Negosiasi....................................................................................................................6
3.1. Kesimpulan..............................................................................................................13
3.2.Saran.........................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................14
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam lingkup dunia bisnis yang semakin mendunia tuntutan untuk sukses semakin
konpleks dengan adanya bermacam-macam kultur yang harus bekerjasama. Beda kebiasaan
saja sudah menjadi pertentangan, misalnya budaya barat berbicara sambil kakinya diletakkan
diatas meja sudah biasa, di Indonesia hal ini sangat tabu dan tidak sopan. Orang India bila
mengatakan tidak mengangguk dan menggelengkan bila ya. Untuk itu peranan komunikasi
dalam memenangkan peperangan terlihat sangat penting. Hal yang sama berlaku dalam dunia
bisnis, kesalahan dalam melakukan negosiasi sering membawa akibat fatal.
Kebutuhan komunikasi dalam persaingan bisnis saat ini terus berubah. Proses negosiasi
menjadi hal yang penting dalam menunjang kemajuan sebuah bisnis. Negosiasi digunakan
untuk menjembatani kepentingan yang berbeda, antara produsen dengan konsumen. Seorang
negositor harus dapat mempersuasi lawan bicara, agar mereka dapat mengikuti kemauan
negosiator tanpa mereka sadari. Tulisan ini menjelaskan tentang bagaimana seorang
pembisnis dapat berkomunikasi yang lebih efektif sehingga dia dapat memjadi seorang
negosiator yang baik.
1
BAB II
PEMBAHASAN
Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal dari kata Latin
communication, dan bersumber dari kata communis yang berarti sama. Sama disini
maksudnya adalah sama makna (Onong, 2001: 9). Jadi kalau dua orang terlibat dalam
komunikasi, misalnya dalam bentuk pecakapan, maka komunikasi akan terjadi atau
berlangsung selama ada kesamaan makna mengenai apa yang percakapkan. Kesamaan bahasa
yang dipergunakan dalam percakapan itu belum tentu menimbulkan kesamaan makna.
Dengan lain perkataan, mengerti bahasa belum tentu mengerti makna, percakapan
komunikaif apabilah kedua-duanya, selain mengerti bahasa yang digunakan, juga mengerti
makna. Komunikasi tidak hanya sampai pada informatif (mengerti dan tahu) akan tetapi juga
persuasif yaitu orang lain bersedia menerima suatu paham atau keyakinan, melakukan suatu
perbuatan atau kegiatan (Onong, 2001: 9).
Bisnis berasal dari Business yaitu Busy (Sibuk), sibuk mengerjakan aktivitas dan
pekerjaan yang mendatangkan keuntungan” atau “suatu organisasi yang menjual barang atau
jasa kepada konsumen atau bisnis lainnya”. Bisnis dalam arti luas adalah istilah umum yang
menggambarkan semua aktifitas dan institusi yang memproduksi barang & jasa dalam
kehidupan sehari-hari. Bisnis sebagai suatu system yang memproduksi barangdan jasa untuk
memuaskan kebutuhan masyarakat (bussinessis then simply a system that produces goods
and service to satisfy the needs of our society ), Bisnis merupakan suatu organisasi yang
menyediakan barang atau jasa yang bertujuan untuk mendapatkan keuntungan.
2
Bisnis dan komunikasi sama-sama memulai kegiatannya dengan melakukan proses
produksi. Lebih jelasnya bisa dijelaskan sbb :
2) Kemudian, bisnis dan komunikasi menyampaikan produk tsb kepada pihak lain.
Dalam komunikasi, pihak lain bisa disebut communicator, audience, destination, dst.
Sementara dalam kegiatan bisnis pihak lain sering disebut konsumen, klien, buyer,
dst.
Komunikasi yang digunakan dalam dunia bisnis yang mencakup berbagai macam bentuk
komunikasi baik komunikasi verbal maupun nonverbal.
3
memahami dalam penggunaan bahasa isyarat, ekspresi wajah, gerakan tubuh, sandi,
simbol-simbol, warna dan intonasi suara. Dalam penyampaiannya, komunikasi
verbal dan komunikasi nonverbal memilki arti yang berbeda-beda, seperti dalam
komunikasi nonverbal. pesan yang disampaikan biasanya dilakukan secara spontan
tanpa memiliki rencana dan dilakukan secara tidak sadar dan bersifat alami. Adapun
Komunikasi Nonverbal memilki beberapa tujuan , yaitu: a) Menyediakan dan
memberikan informasi, b) Mangatur alur suatu percakapan, c) Mengekspresikan
emosi, d) Memberi sifat dan melengkapi, e) menentang atau mengembangkan pesan-
pesan verbal, f) Mengendalikan atau mempengaruhi orang lain, g) Mempermudah
tugas-tugas khusus, misalnya dalam memberikan pengajaran pada saat kuliah,
Kadang dalam prakteknya, di dalam suatu komunikasi bisnis terjadi penggabungan
antar komunikasi verbal dan komunikasi nonverbal dalam suatu situasi. Karena
biasanya kata-kata yang disampaikan dalam suatu komunikasi atau percakapan
kadang hanya membawa sebagian dari pesan.
Hasil studi tentang perilaku bisnis di kalangan eksekutif menunjukkan fakta bahwa
kemampuan berkomunikasi merupakan unsur pokok di antara berbagai faktor personal yang
diperlukan untuk mempromosikan menejemen organisasi atau mengatasi konflik menejemen.
Dengan kata lain, kemampuan berkomunikasi efektif sekaligus juga merupakan salah satu ciri
mutu SDM karyawan. Istilahnya, komunikasi efektif dalam suatu organisasi dapat
diumpamakan seperti darah dalam tubuh dan kunci kesuksesan
Keberhasilan komunikasi bisnis juga sangat ditentukan oleh adanya efektivitas dalam
komunikasi bisnis. Efektivitas komunikasi bisnis, seperti halnya jenis komunikasi lainnya
ditentukan beberapa hal:
4
1) Persepsi. Komunikator harus dapat memprediksi apakah pesan yang disampaikan
dapat diterima komunikan.
2) Keberhasilan Teknologi Informasi dan Komunikasi. Salah satu faktor keberhasilan
komunikasi bisnis dalam penggunaan teknologi informasi dan komunikasi yaitu
adanya proses integrasi informasi menyangkut ketersediaan komunikasi data yang
tepat guna. Ini mencakup beberapa faktor antara lain, pertama, cakupan (range)
produk jasa komunikasi data yang dimiliki. Dengan adanya hirarki, jenis, dan besar
kecilnya manufaktur mempunyai perbedaan karakteristik sistem informasi yang
dibutuhkan sehingga diperlukan jenis layanan komunikasi yang berbeda pula.
Kedua, Coverage. Diperlukan provider yang dapat menyediakan layanan di lokasi
manapun mengingat lokasi manufaktur yang menyebar dan terkadang di daerah yang
terpencil (rural area). Ketiga, unjuk kerja (performansi). Performansi yang tinggi
merupakan syarat utama agar komunikasi selalu dapat dilakukan. Keempat, Biaya.
Faktor biaya menjadi salah satu faktor yang perlu dipertimbangkan agar efisiensi
tetap dapat ditingkatkan.
3) Ketepatan. Komunikan atau audience memiliki kerangka pikir. Agar komunikasi
yang dilakukan tepat sasaran, komunikator perlu mengekspresikan hal yang ingin
disampaikan sesuai dengan kerangka pikir komunikan.
4) Kredibilitas. Dalam berkomunikasi komunikator perlu memiliki suatu keyakinan
bahwa komunikan dapat dipercaya. Sebaliknya dia juga harus bisa mendapatkan
kepercayaan dari komunikan.
5) Pengendalian. Dalam komunikasi, komunikan memberika reaksa/umpan
balik/feedback terhadap pesan yang disampaikan. Reaksi ini harus bisa diantisipasi
sekaligus dikendalikan oleh komunikator sehingga tidak melenceng dari target
komunikasi yang diharapkan.
6) Kecocokan. Komunikator yang baik selalu dapat menjaga hubungan persahabatan
yang menyenangkan dengan komunikan
2.2. Negosiasi
5
sebuah proses komunikasi yang melibatkan emosi, persepsi, dan permainan kata-kata.
Negosiasi antar perusahaan, antar kelompok, dan antar individu umumnya terjadi karena
salah satu pihak mempunyai sesuatu yang diinginkan pihak lain, dan pihak lain tersebut
bersedia melakukan tawarmenawar untuk mendapatkannya. Proses tawar-menawar tersebut
juga merupakan salah satu kegiatan komunikasi. Dalam konteks proses komunikasi,
negosiator memiliki peran sebagai komunikator yang mengawali proses terjadinya
komunikasi dalam negosiasi. Oleh karena itu sebagai komunikator, negosiator harus dapat
memahami kliennya yang di pihak lain ia berperan sebagai komunikan.
Stella Ting Toomey mengeksplorasika cara cara dimana identitas di negosiasikan dalam
interaksi dengan orang lain, terutama dalam berbagai budaya. Toomey menjelaskan bahwa
identitas seseorang selalu dihasilkan melalui interaksi sosial. Identitas atau gambaran refleksi
diri dibetuk melalui negosiasi ketika kita menyatakan, memidifikasi atau menantang
identifikasi identifikasi diri kita atau orang lain.
Berdasarkan beberapa definisi di atas, negosiasi adalah proses untuk menyerahkan dan
mempertimbangkan penawaranpenawaran sampai suatu penawaran itu diterima. Negosiasi
juga bisa berarti pertimbangan, diskusi, atau konferensi dengan mengacu kepada suatu
rancangan perjanjian. Bisa juga berarti tindakan untuk menyelesaikan atau mengurus
ketentuan-ketentuan serta syaratsyarat bagi suatu tawar-menawar, jual beli, atau transaksi
bisnis lainnya. Jadi proses negosiasi mencakup proses tawar menawar antara sebuah
6
perusahaan dengan pelanggannya. Bernegosiasi juga dapat diartikan sebagai proses
komunikasi dalam suatu transaksi bisnis dengan tujuan untuk mencapai kesepakatan. Dapat
juga diartikan sebagai proses komunikasi dengan pihak lain untuk mencapai sebuah
kesepakatan.
Strategi negosiasi menurut Purwanto dan Lantang, dalam bukunya Komunikasi Bisnis,
Perspektif Konseptual Dan Kultural yaitu:
1) Win-Lose (kalah –menang) dalam pengertian bentuk negosiasi dengan asumsi hanya
salah satu pihak yang akan memperoleh keuntungan dari kepentingan yang
dinegosiasikan.
2) Win – win Solution (menang - menang) yaitu bentuk negosiasi dengan asumsi bahwa
semua pihak yang bernegosiasi memperoleh keuntungan dimana mengedepankan
kompromi.
Dalam melakukan negosiasi terdapat enam tahapan yang penting yang harus dilakukan:
2) Kontak pertama, Tahap ini adalah tahap pertemuan secara langsung abtara kedua
belah pihak yang terlibat dalam proses negosiasi. - Tahap penilaian yang
berlangsung diantara para negosiator dan biasanya pada tahap ini akan
memunculkan kesan pertama antara kedua belah pihak.
3) Konfrontasi, Tahap ini adalah tahap dimana sering terjadinyaadu argumentasi antara
kedua pihak terhadap segala sesuatu yang dinegosiasikan. - Pada tahap ini terdpat
perbedaan dan potensi perdebatan yang semakin memanas dan biasanya tidak
terkendali disebabkan oleh kurangnya pengendalian emosi.
7
5) Solusi tahap dimana kedua belah pihak mulai saling menerima dan memberi, atau
dimana para negosiator mulai menemukan titik kesepakatan bagi kedua belah pihak
dengan cara mereka masing-masing dengan mengembangkan sikap relasional yaitu
sikap yang selalu berorientasi untuk menanggung bersama dan selalu menumbuhkan
sikap saling member solusi terbaik bagi kedua belah pihak.
6) Pasca Negosiasi Tahap ini adalah tahap terakhir dari negosiasi yaitu bentuk
konsolidasi bagi kedua belah pihak, apakah masing-masing pihak benar-benar
memiliki komitmen atas segala yang telah disepakati bersama.
c. Menggunakan kata-kata yang over stateman seperti selalu, tidak pernah, tidak
mungkin,
d. Membuat gerakan yang tak terduga, misalnya beralih ke hal lain tanpa diduga,
e. Menghujani pihak lawan dengan banyak pertanyaan atau bias jua terlalu banyak
informasi yang menimbulkan kebingungan.
8
Berikut ini adalah tipetipe negosiator yang sering kali kita jumpai dalam melakukan
komunikasi bisnis:
4) Negosiator naif yaitu orang yang melakukan negosiasi namun tidak siap, dan tidak
tahu pokok persoalan yang dinegosiasikan, cenderung percaya begitu saja terhadap
lawan, dan kalau perlu beredia meberikan apa saja yang diminta lawan negosiator.
Agar dalam berkomunikasi lebih efektif dan mengena sasaran dalam negosiasi bisnis
harus dilaksanakan dengan melalui beberapa tahap yakni:
4) Umpan balik, negosiator harus menguasai bahasa tubuh pihak lawan. Dengarkan
baikbaik reaksi lawan bicara. Amati isyarat prilaku mereka seperti: angkat bahu,
geleng–geleng kepala, mencibir, mengaggguk setuju. Umpan balik dapat untuk
9
mengetahui samakah makna yang disampaikan dengan yang ditangkap lawan
negosiasi bisnis kita.
Menurut Tim PPM (2012:204), di dalam melakukan kerjasama bisnis di dalam suatu
organisasi, memiliki empat tujuan yaitu :
1) Kemitraan untuk tujuan optimasi operasi dengan fokus pada kompetensi dan
kegiatan inti. Kegiatan dan kompetensi non inti diserahkan kepada mitra. Bentuk
kemitraan semacam ini dikenal dengan istilah alih daya atau outsourcing.
2) Kemitraan dengan tujuan mendapatkan sumber daya yang tidak dimiliki. Salah satu
bentuk sumber daya yang paling lumrah untuk didapatkan dari mitra kerja antara
lain: basis data konsumen, brand yang kuat, atau teknologi dan paten teknologi.
3) Kemitraan dengan tujuan mendapatkan pengetahuan secara organisasi. Organisasi
membutuhkan pengetahuan untuk menjalankan operasinya, dan pengetahuan
tersebut dimiliki oleh mitra. Salah satu bentuk kemitraan semacam ini dikenal
dengan joint operation.
4) Kemitraan untuk tujuan akuisisi pasar, baik untuk mengembangkan ataupun
membuka pasar baru. Bentuk yang paling sering dijumpai ialah joint venture untuk
mengembangkan pasar internasional. Khusus kemitraan dalam pengembangan pasar,
organisasi yang bermitra bisa bekerja sama namun tetap bersaing pada saat
penjualan.
Menurut Boone dan David (2007:270) jenis kemitraan usaha atau kerjasama bisnis yang
yang dilakukan pada saat sekarang terbagi menjadi:
1) Merger dan Akuisisi (M&A) Istilah merger dan akuisisi sering kali digunakan
bergantian, tetapi sesungguhnya kedua istilah tersebut memiliki arti yang berbeda.
Dalam suatu merger, dua atau lebih perusahaan bergabung untuk membentuk suatu
perusahaan. Dalam suatu akuisisi, satu perusahaan membeliproperti dan mengambil
alih dari perusahaan lain.
10
2) Usaha Patungan : Persekutuan Khusus Usaha patungan adalah persekutuan antara
perusahaan-perusahaan yang dibentuk untuk tujuan tertentu. Kadang kala suatu
perusahaan membentuk usaha patungan dengan perusahaan lokal atau pemerintah,
dalam rangka berbagi biaya operasional, risiko, manajemen dan laba dengan sekutu
lokalnya.
Jafar dalam Gunardi (2011:6) menjelaskan rangkaian urutan proses kerjasama bisnis
sebagai berikut:
1) Memulai membangun hubungan dengan calon mitra. Hal ini dimaksudkan agar kita
dapat mengenal pihak atau orang yang akan dijadikan calon mitra dengan baik dan
tepat.
2) Mengerti kondisi bisnis pihak yang bermitra atau bekerja sama. Apabila calon mitra
kita adalah orang yang telah punya pengalaman berbisnis, maka kita harus
mengetahui bagaimana kemampuan manajemennya, teknologinya, sumber daya
manusia dan sumber daya fiansialnya. Sedangkan, apabila calon mitra kita adalah
orang yang tidak atau belum memiliki pengalaman usaha, maka kita pun patut untuk
mengetahui keahlian atau keterampilan serta modal apa yang dimilikinya, sehingga
kita layak mempertimbangkannya sebagai calon mitra usaha kita.
3) Mengembangkan strategi dan mengenal detail bisnis. Bila telah ditetapkan calon
mitra, maka langkah selanjutnya adalah bagaimana mengembangkan strategi usaha.
Hal ini dapat dilakukan dengan cara membagi tugas dengan pihak yang bermitra
sesuai dengan informasi dan kemampuan yang dimiliki masing-masing. Dengan
strategi dan mengenal detail bisnis yang tepat, maka kita akan dapat
mengembangkan usaha dengan tepat pula, sehingga akan mendatangkan keuntungan
kedua pihak (win-win solution)
4) Mengembangkan program Pengembangan program merupakan langkah yang
dilakukan setelah mengembangkan strategi bisnis dan merupakan rencana taktis
yang akan dilaksanakan. Hal ini kemudian perlu diinformasikan kepada semua pihak
yang akan terlibat dalam kerjasama tersebut, sehingga semua pihak siap untuk
melaksanakannya.
5) Memulai pelaksanaan Setelah semua siap, barulah usaha dalam bentuk kerjasama
atau kemitraan tersebut dilaksanakan. Dalam awal pelaksanaan perlu dicek kesiapan-
kesiapan serta memprediksi kemungkinan- kemungkinan yang akan terjadi.
11
6) Memonitoring dan mengevaluasi perkembangan. Selama proses pelaksanaan perlu
ada monitoring, sehingga dapat dievaluasi kekurangan-kekurangan atau hambatan
yang dihadapi. Dengan melakukan monitoring dan evaluasi, maka selanjutnya dapat
dilakukan penyesuaian atau perbaikan-perbaikan sebagaimana yang diperlukan.
12
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Negosiasi akan berjalan dengan baik jika diantara pihak-pihak secara terbuka bersedia
mengemukakan ide dan gagasan yang mereka miliki. Negosiator mempunyai tujuan dan
sudut pandang berbeda untuk mencapai kepuasan masing–masing mengenai masalah yang
sama. Dalammelakukan komunikasi negosiasi, tentunya harus memperhatikan berbagai
aspek. Mulai dari komunikasi yang jelas, informasi, persuasi yang semuanya jika dapat
dipenuhi dengan sempurna maka sama halnya dengan menerapkan etika bernegosiasi dalam
berdiplomasi. Tidak hanya itu, pada dasarnya etika berdiplomasi meliputi etika dalam
bersikap dan bertutur kata yang harus dipenuhi oleh seorang negosiator agar kepentingan
nasional yang dibawa saat bernegosiasi dapat terpenuhi.
3.2. Saran
Bila diduga bahwa proses negosiasi terhambat kerana adanya hiden agenda dari salah
satu maupun kedua belah pihak, lobying dapat dipilih untuk menggali hiden agenda yang ada
sehingga proses negosiasi dapat dimulai kembali dari gagasan-gagasan yang lebih terbuka.
13
DAFTAR PUSTAKA
Bastaman, ”Makalah Untuk Kursus Pendidikan Diplomat”, Deplu R.I, Jakarta, 1987.
Burhan Bugin, ”Metodologi Penelitian Kualitatif”, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2001.
14