Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

HUBUNGAN KOMUNIKASI BISNIS, NEGOSIASI BISNIS DAN KERJASAMA


Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Komunikasi Bisnis

Dosen Pengampu :
Susenohaji, SE., M.Si

Disusun Oleh :
Ahmad Zidan Al Khoir
213141507111059
Kelas J1B

PROGRAM STUDI KEUANGAN DAN PERBANKAN


FAKULTAS VOKASI
UNIVERSITAS BRAWIAYA
2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan limpahan nikmat
dan rahmat-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Hubungan
Komunikasi Bisnis, Negosiasi Bisnis dan Kerjasama” dengan baik dan tepat waktu.

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Komunikasi Bisnis. Saya
mengucapkan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya atas segala bantuan yang diberikan,
baik secara langsung maupun tidak langsung selama penyusunan makalah ini hingga selesai.
Secara khusus rasa terimakasih saya sampaikan kepada:

1. Bapak Susenohaji, SE., M.Si selaku dosen pengampu yang telah memberikan
bimbingan dan dorongan dalam penyusunan makalah ini.
2. Orang tua dan rekan-rekan yang telah memberikan dukungan moril.

Penulis telah menyusun makalah ini dengan kemampuan maksimal. Namun tidak
menutup kemungkinan masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena, itu saya sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun sebagai bahan evaluasi yang mampu
memperbaiki kekurangan-kekurangan dalam penyusunan makalah ini.

Malang, 09 Desember 2021

Ahmad Zidan Al Khoir

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................i

DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1

1.1. Latar Belakang...........................................................................................................1

1.2. Rumusan Masalah......................................................................................................1

1.3. Tujuan Penulisan.......................................................................................................1

1.4. Manfaat Penulisan.....................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................2

2.1. Komunikasi Bisnis.....................................................................................................2

2.2. Negosiasi....................................................................................................................6

2.3. Kerjasama Bisnis.....................................................................................................10

BAB III PENUTUP..................................................................................................................13

3.1. Kesimpulan..............................................................................................................13

3.2.Saran.........................................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................14

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dalam lingkup dunia bisnis yang semakin mendunia tuntutan untuk sukses semakin
konpleks dengan adanya bermacam-macam kultur yang harus bekerjasama. Beda kebiasaan
saja sudah menjadi pertentangan, misalnya budaya barat berbicara sambil kakinya diletakkan
diatas meja sudah biasa, di Indonesia hal ini sangat tabu dan tidak sopan. Orang India bila
mengatakan tidak mengangguk dan menggelengkan bila ya. Untuk itu peranan komunikasi
dalam memenangkan peperangan terlihat sangat penting. Hal yang sama berlaku dalam dunia
bisnis, kesalahan dalam melakukan negosiasi sering membawa akibat fatal.

Kebutuhan komunikasi dalam persaingan bisnis saat ini terus berubah. Proses negosiasi
menjadi hal yang penting dalam menunjang kemajuan sebuah bisnis. Negosiasi digunakan
untuk menjembatani kepentingan yang berbeda, antara produsen dengan konsumen. Seorang
negositor harus dapat mempersuasi lawan bicara, agar mereka dapat mengikuti kemauan
negosiator tanpa mereka sadari. Tulisan ini menjelaskan tentang bagaimana seorang
pembisnis dapat berkomunikasi yang lebih efektif sehingga dia dapat memjadi seorang
negosiator yang baik.

1.2. Rumusan Masalah


1) Apa yang dimaksud dengan Komunikasi Bisnis?
2) Apa yang dimaksud dengan negosiasi Bisnis?
3) Apa hubungan komunikasi dengan negosiasi dalam bisnis?
4) Bagaimana menjalin kerjasama bisnis?

1.3. Tujuan Penulisan


1) Mengetahui definisi komunikasi bisnis
2) Mengetahui definisi negosiasi bisnis
3) Mengetahui hubungan komunikasi dengan negosiasi dalam bisnis
4) Mengetahui maksud kerjasama bisnis

1.4. Manfaat Penulisan


1) Sebagai kewajiban dalam menyelesaikan tugas mata kuliah
2) Menambah wawasan bagi para pembaca tentang bisnis
3) Melatih kepenulisan penulis

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Komunikasi Bisnis

Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal dari kata Latin
communication, dan bersumber dari kata communis yang berarti sama. Sama disini
maksudnya adalah sama makna (Onong, 2001: 9). Jadi kalau dua orang terlibat dalam
komunikasi, misalnya dalam bentuk pecakapan, maka komunikasi akan terjadi atau
berlangsung selama ada kesamaan makna mengenai apa yang percakapkan. Kesamaan bahasa
yang dipergunakan dalam percakapan itu belum tentu menimbulkan kesamaan makna.
Dengan lain perkataan, mengerti bahasa belum tentu mengerti makna, percakapan
komunikaif apabilah kedua-duanya, selain mengerti bahasa yang digunakan, juga mengerti
makna. Komunikasi tidak hanya sampai pada informatif (mengerti dan tahu) akan tetapi juga
persuasif yaitu orang lain bersedia menerima suatu paham atau keyakinan, melakukan suatu
perbuatan atau kegiatan (Onong, 2001: 9).

Komunikasi diartikan sebagai kegiatan penyampaiaan pesan dari komunikator kepada


komunikan dengan tujuan tertentu. Pesan dapat disampaikan dalam bentuk: Lisan, tulisan,
audio visual, ataupun gabungan ketiga-tiganya. Dalam kegiatan komunikasi yang sangat
perlu diperhatikan pola komunikasi sangat menentukan pilihan kata yang dipergunakan. Bagi
organisasi/lembaga DPR yang hubungan cukup formal, maka bahasa yang dipilih lugas dan
eksplisit. Komunikasi lain adalah komunikasi yang berlangsung dalam bahasa simbol dan
kata-katanya memiliki makna ganda. Di situ hanya orangorang tertentu saja bisa mengerti
atas pilihan kata-kata atau idiom yang digunakan. Dalam berkomunikasi sering terganggu
oleh percampuradukan antara fakta dan opini. Opini adalah hasil pengintergrasian pendapat
berdsarkan diskusi yang dilakukan didalam masyarakat demokratis (Emory Bogardus).

Bisnis berasal dari Business yaitu Busy (Sibuk), sibuk mengerjakan aktivitas dan
pekerjaan yang mendatangkan keuntungan” atau “suatu organisasi yang menjual barang atau
jasa kepada konsumen atau bisnis lainnya”. Bisnis dalam arti luas adalah istilah umum yang
menggambarkan semua aktifitas dan institusi yang memproduksi barang & jasa dalam
kehidupan sehari-hari. Bisnis sebagai suatu system yang memproduksi barangdan jasa untuk
memuaskan kebutuhan masyarakat (bussinessis then simply a system that produces goods
and service to satisfy the needs of our society ), Bisnis merupakan suatu organisasi yang
menyediakan barang atau jasa yang bertujuan untuk mendapatkan keuntungan.

2
Bisnis dan komunikasi sama-sama memulai kegiatannya dengan melakukan proses
produksi. Lebih jelasnya bisa dijelaskan sbb :

1) Dalam komunikasi, yang diproduksi dinamakan informasi; sedangkan dalam bisnis,


yang diproduksi adalah barang dan jasa. Dalam konteks tertentu, informasi juga
termasuk barang dan jasa. Misalnya : informasi lewat surat kabar, majalah, televisi,
dll.

2) Kemudian, bisnis dan komunikasi menyampaikan produk tsb kepada pihak lain.
Dalam komunikasi, pihak lain bisa disebut communicator, audience, destination, dst.
Sementara dalam kegiatan bisnis pihak lain sering disebut konsumen, klien, buyer,
dst.

Komunikasi dan bisnis sama-sama menimbulkan reaksi tertentu dan mempunyai


hambatan-hambatan yang spesifik. Komunikasi bisnis adalah setiap komunikasi yang
digunakan untuk membangun partnerships, sumber daya intelektual, untuk mempromosikan
satu gagasan; suatu produk; servis; atau suatu organisasi, dengan sasaran untuk menciptakan
nilai bagi bisnis yang dijalankan. Komunikasi Bisnis meliputi pengetahuan yang menyeluruh
dari sisi internal dan eksternal bisnis tersebut. Komunikasi yang internal termasuk
komunikasi visi (perseroan/perusahaan), strategi, rencana-rencana, kultur/budaya perusahaan,
nilai-nilai dan prinsip dasar yang terdapat di perusahaan, motivasi karyawan, serta gagasan-
gagasan, dll. Komunikasi eksternal termasuk merek, pemasaran, iklan, hubungan pelanggan,
humas, hubungan-hubungan media, negosiasi-negosiasi bisnis, dll. Bagaimanapun bentuknya,
semua hal tersebut memiliki tujuan yang sama, yaitu menciptakan suatu nilai bisnis (create
business value).

Komunikasi yang digunakan dalam dunia bisnis yang mencakup berbagai macam bentuk
komunikasi baik komunikasi verbal maupun nonverbal.

1) Komunikasi verbal. Komunikasi verbal (verbal communication) merupakan salah


satu bentuk komunikasi yang disampaikan kepada pihak lain melalui tulisan
(written) dan lisan (oral). Contohnya adalah membaca majalah, mambaca surat
kabar, mempresentasikan makalah dalam suatu acara seminar dan lain-lain.

2) Komunikasi Nonverbal. Komunikasi nonverbal merupakan bentuk komunikasi yang


paling mendasar dalam komunikasi bisnis. Walaupun pada umumnya komunikasi
nonverbal memiliki sifat kurang terstruktur sehingga sulit untuk dipelajari, seperti

3
memahami dalam penggunaan bahasa isyarat, ekspresi wajah, gerakan tubuh, sandi,
simbol-simbol, warna dan intonasi suara. Dalam penyampaiannya, komunikasi
verbal dan komunikasi nonverbal memilki arti yang berbeda-beda, seperti dalam
komunikasi nonverbal. pesan yang disampaikan biasanya dilakukan secara spontan
tanpa memiliki rencana dan dilakukan secara tidak sadar dan bersifat alami. Adapun
Komunikasi Nonverbal memilki beberapa tujuan , yaitu: a) Menyediakan dan
memberikan informasi, b) Mangatur alur suatu percakapan, c) Mengekspresikan
emosi, d) Memberi sifat dan melengkapi, e) menentang atau mengembangkan pesan-
pesan verbal, f) Mengendalikan atau mempengaruhi orang lain, g) Mempermudah
tugas-tugas khusus, misalnya dalam memberikan pengajaran pada saat kuliah,
Kadang dalam prakteknya, di dalam suatu komunikasi bisnis terjadi penggabungan
antar komunikasi verbal dan komunikasi nonverbal dalam suatu situasi. Karena
biasanya kata-kata yang disampaikan dalam suatu komunikasi atau percakapan
kadang hanya membawa sebagian dari pesan.

Keberhasilan komunikasi di dalam suatu organisasi akan ditentukan oleh kesamaan


pemahaman antara-orang yang terlibat dalam kegiatan komunikasi. Kesamaan pemahaman
ini dipengaruhi oleh kejelasan pesan, cara penyampaian pesan, perilaku komunikasi, dan
situasi (tempat dan waktu) komunikasi. Komunikasi organisasi biasanya menggunakan
kombinasi cara berkomunikasi (lisan, tertulis dan tayangan) yang memungkinkan terjadinya
peyerapan informasi dengan lebih mudah dan jelas. Secara empiris, pemahaman orang
perihal sesuatu hal akan lebih mudah diserap dan dipahami jika sesuatu tersebut diperlihatkan
dibanding hanya diperdengarkan atau dibacakan. Dan akan lebih baik lagi hasilnya jika
sesuatu yang dikomunikasikan tersebut, selain diperlihatkan juga sekaligus dipraktikkan.

Hasil studi tentang perilaku bisnis di kalangan eksekutif menunjukkan fakta bahwa
kemampuan berkomunikasi merupakan unsur pokok di antara berbagai faktor personal yang
diperlukan untuk mempromosikan menejemen organisasi atau mengatasi konflik menejemen.
Dengan kata lain, kemampuan berkomunikasi efektif sekaligus juga merupakan salah satu ciri
mutu SDM karyawan. Istilahnya, komunikasi efektif dalam suatu organisasi dapat
diumpamakan seperti darah dalam tubuh dan kunci kesuksesan

Keberhasilan komunikasi bisnis juga sangat ditentukan oleh adanya efektivitas dalam
komunikasi bisnis. Efektivitas komunikasi bisnis, seperti halnya jenis komunikasi lainnya
ditentukan beberapa hal:

4
1) Persepsi. Komunikator harus dapat memprediksi apakah pesan yang disampaikan
dapat diterima komunikan.
2) Keberhasilan Teknologi Informasi dan Komunikasi. Salah satu faktor keberhasilan
komunikasi bisnis dalam penggunaan teknologi informasi dan komunikasi yaitu
adanya proses integrasi informasi menyangkut ketersediaan komunikasi data yang
tepat guna. Ini mencakup beberapa faktor antara lain, pertama, cakupan (range)
produk jasa komunikasi data yang dimiliki. Dengan adanya hirarki, jenis, dan besar
kecilnya manufaktur mempunyai perbedaan karakteristik sistem informasi yang
dibutuhkan sehingga diperlukan jenis layanan komunikasi yang berbeda pula.
Kedua, Coverage. Diperlukan provider yang dapat menyediakan layanan di lokasi
manapun mengingat lokasi manufaktur yang menyebar dan terkadang di daerah yang
terpencil (rural area). Ketiga, unjuk kerja (performansi). Performansi yang tinggi
merupakan syarat utama agar komunikasi selalu dapat dilakukan. Keempat, Biaya.
Faktor biaya menjadi salah satu faktor yang perlu dipertimbangkan agar efisiensi
tetap dapat ditingkatkan.
3) Ketepatan. Komunikan atau audience memiliki kerangka pikir. Agar komunikasi
yang dilakukan tepat sasaran, komunikator perlu mengekspresikan hal yang ingin
disampaikan sesuai dengan kerangka pikir komunikan.
4) Kredibilitas. Dalam berkomunikasi komunikator perlu memiliki suatu keyakinan
bahwa komunikan dapat dipercaya. Sebaliknya dia juga harus bisa mendapatkan
kepercayaan dari komunikan.
5) Pengendalian. Dalam komunikasi, komunikan memberika reaksa/umpan
balik/feedback terhadap pesan yang disampaikan. Reaksi ini harus bisa diantisipasi
sekaligus dikendalikan oleh komunikator sehingga tidak melenceng dari target
komunikasi yang diharapkan.
6) Kecocokan. Komunikator yang baik selalu dapat menjaga hubungan persahabatan
yang menyenangkan dengan komunikan

2.2. Negosiasi

Komunikasi merupakan proses penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan


dengan tujuan tercapai kesepahaman bersama, sedangkan negosiasi adalah suatu kegiatan
yang terencana apa yang harusdicapai, bagaimana, dan dengan pengorbanan apa. Sebuah
negosiasi tidak akan terjadi tanpa adanya komunikasi. Proses negosiasi juga merupakan

5
sebuah proses komunikasi yang melibatkan emosi, persepsi, dan permainan kata-kata.
Negosiasi antar perusahaan, antar kelompok, dan antar individu umumnya terjadi karena
salah satu pihak mempunyai sesuatu yang diinginkan pihak lain, dan pihak lain tersebut
bersedia melakukan tawarmenawar untuk mendapatkannya. Proses tawar-menawar tersebut
juga merupakan salah satu kegiatan komunikasi. Dalam konteks proses komunikasi,
negosiator memiliki peran sebagai komunikator yang mengawali proses terjadinya
komunikasi dalam negosiasi. Oleh karena itu sebagai komunikator, negosiator harus dapat
memahami kliennya yang di pihak lain ia berperan sebagai komunikan.

Colquitt dalam bukunya Organizational Behavior menerangkan “Negotiations is a


process in which two or more interdependent individuals discuss and attempt to come to an
agreement about their different preferences” (Negosiasi adalah proses di mana dua atau lebih
individu saling tergantung membahas dan mencoba untuk mencapai kesepakatan tentang
preferensi yang berbeda). Sementara itu Phil Baguley dalam bukunya Teach Yourself
Negotiating menjelaskan negosiasi adalah suatu cara untuk menetapkan keputusanyang dapat
disepakati dan diterima oleh dua pihak dan menyetujui apa dan bagaimana tindakan yang
akan dilakukan di masa mendatang. Begitu juga Robbins8 menjelaskan bahwa Negosiasi
adalah sebuah proses dimana dua pihak atau lebih melakukan pertukaran barang atau jasa dan
berupaya untuk menyepakati nilai tukarnya. Sedangkan Menurut kamus Besar Bahasa
Indonesia, arti kata negosiasi adalah: “Proses tawar menawar dengan jalan berunding guna
mencapai kesepakatan bersama antara satu pihak (kelompok atau organisasi) dan pihak
(kelompok atau organisasi) yang lain.

Stella Ting Toomey mengeksplorasika cara cara dimana identitas di negosiasikan dalam
interaksi dengan orang lain, terutama dalam berbagai budaya. Toomey menjelaskan bahwa
identitas seseorang selalu dihasilkan melalui interaksi sosial. Identitas atau gambaran refleksi
diri dibetuk melalui negosiasi ketika kita menyatakan, memidifikasi atau menantang
identifikasi identifikasi diri kita atau orang lain.

Berdasarkan beberapa definisi di atas, negosiasi adalah proses untuk menyerahkan dan
mempertimbangkan penawaranpenawaran sampai suatu penawaran itu diterima. Negosiasi
juga bisa berarti pertimbangan, diskusi, atau konferensi dengan mengacu kepada suatu
rancangan perjanjian. Bisa juga berarti tindakan untuk menyelesaikan atau mengurus
ketentuan-ketentuan serta syaratsyarat bagi suatu tawar-menawar, jual beli, atau transaksi
bisnis lainnya. Jadi proses negosiasi mencakup proses tawar menawar antara sebuah

6
perusahaan dengan pelanggannya. Bernegosiasi juga dapat diartikan sebagai proses
komunikasi dalam suatu transaksi bisnis dengan tujuan untuk mencapai kesepakatan. Dapat
juga diartikan sebagai proses komunikasi dengan pihak lain untuk mencapai sebuah
kesepakatan.

Strategi negosiasi menurut Purwanto dan Lantang, dalam bukunya Komunikasi Bisnis,
Perspektif Konseptual Dan Kultural yaitu:

1) Win-Lose (kalah –menang) dalam pengertian bentuk negosiasi dengan asumsi hanya
salah satu pihak yang akan memperoleh keuntungan dari kepentingan yang
dinegosiasikan.

2) Win – win Solution (menang - menang) yaitu bentuk negosiasi dengan asumsi bahwa
semua pihak yang bernegosiasi memperoleh keuntungan dimana mengedepankan
kompromi.

3) Comprimized (kompromi) dalam pengertiannya, pengambilan satu pilihan yang


dilandasi oleh pertimbangan daripada berada dalam posisi kalah – menang atau
kalah – kalah maka jalan tengah yang dipilih.

Dalam melakukan negosiasi terdapat enam tahapan yang penting yang harus dilakukan:

1) Persiapan meliputi: Mengumpulkan informasi, Menentukan tim negosiasi,


Mengusahakan lebih banyak mengenal profil pihak lawan, tujuannya adalah
menumbuhkan kepercayaan diri dan kesiapan dalam melakukan negosiasi;

2) Kontak pertama, Tahap ini adalah tahap pertemuan secara langsung abtara kedua
belah pihak yang terlibat dalam proses negosiasi. - Tahap penilaian yang
berlangsung diantara para negosiator dan biasanya pada tahap ini akan
memunculkan kesan pertama antara kedua belah pihak.

3) Konfrontasi, Tahap ini adalah tahap dimana sering terjadinyaadu argumentasi antara
kedua pihak terhadap segala sesuatu yang dinegosiasikan. - Pada tahap ini terdpat
perbedaan dan potensi perdebatan yang semakin memanas dan biasanya tidak
terkendali disebabkan oleh kurangnya pengendalian emosi.

4) Konsiliasi Bentuk konsoliasi adalah melakukan tawar menawar untuk memperoleh


titik temu atau kesepakatan yang betul-betul disepakati dan bermanfaat bagi kedua
belah pihak. Seperti halnya proses tawar menawar antara penjual dan pembeli.

7
5) Solusi tahap dimana kedua belah pihak mulai saling menerima dan memberi, atau
dimana para negosiator mulai menemukan titik kesepakatan bagi kedua belah pihak
dengan cara mereka masing-masing dengan mengembangkan sikap relasional yaitu
sikap yang selalu berorientasi untuk menanggung bersama dan selalu menumbuhkan
sikap saling member solusi terbaik bagi kedua belah pihak.

6) Pasca Negosiasi Tahap ini adalah tahap terakhir dari negosiasi yaitu bentuk
konsolidasi bagi kedua belah pihak, apakah masing-masing pihak benar-benar
memiliki komitmen atas segala yang telah disepakati bersama.

Ketrampilan bernegosiasi terdapat dua jenis ketrampilan bernegosiasi yaitu:

1) Convensional skill meliputi:

a. Menggunakan pertanyaan terbuka

b. Menafsirkan atau merumuskan kembali perkataan negosiator lawan dengan


kata-kata sendiri

c. Diam setelah suatu pertanyaan dibuat oleh lawan negosiator.

d. Menyimpulkan dari waktu kewaktu, dan membuat catatan penting selama


negosiasi

e. Menyatakan perasaan dan emosi untuk meredakan ketegangan dan membentuk


rasa percaya diri.

2) Nonconvensional skill cirri-cirinya meliputi:

a. Menunjukkan salah pengertian tentang maksud pihak lawan dengan perumusan


ulang pertanyaan dan kesimpulan yang salah,

b. Membesar-besarkan apa yang dikatakan oleh negosiator lawan,

c. Menggunakan kata-kata yang over stateman seperti selalu, tidak pernah, tidak
mungkin,

d. Membuat gerakan yang tak terduga, misalnya beralih ke hal lain tanpa diduga,

e. Menghujani pihak lawan dengan banyak pertanyaan atau bias jua terlalu banyak
informasi yang menimbulkan kebingungan.

8
Berikut ini adalah tipetipe negosiator yang sering kali kita jumpai dalam melakukan
komunikasi bisnis:

1) Negosiator curang yaitu hanya memikirkan bagaimana untuk menang


dalamnegosiasi dan menghalalkan segala cara untuk mengalahkan lawan.

2) Negosiator professional yaitu orang yang melakukan negosiasi yang mengetahui


pokok permasalahan yang akan dinegosiasikan dan juga tahu bagaimana
memperoleh apa yang diinginkan, memiliki pengetahuan dan ketrampilan yang baik,
dan mengetahui banyak tentang profil lawan negosiasi.

3) Negosiator bodoh yaitu negosiator yang cenderung menghendaki kekalahan untuk


medua belah pihak, yang penting baginya adalah tidak ada yang menang diantara
keduanya.

4) Negosiator naif yaitu orang yang melakukan negosiasi namun tidak siap, dan tidak
tahu pokok persoalan yang dinegosiasikan, cenderung percaya begitu saja terhadap
lawan, dan kalau perlu beredia meberikan apa saja yang diminta lawan negosiator.

Agar dalam berkomunikasi lebih efektif dan mengena sasaran dalam negosiasi bisnis
harus dilaksanakan dengan melalui beberapa tahap yakni:

1) Factfinding, mencari/mengumpulkan fakta yang berhubungan dengan kegiatan


bisnis lawan sebelum melakukan negosiasi.

2) Planning/ rencana, sebelum bernegosiasi/ berbicara susunlah dalam garis besar


pesan yang hendak disampaikan. Berdasarkan kerangka topik yanghendak
dibicarakan rincilah hasil yang diharapkan akan teraih. Berdasarkan pengenalan
anda terhadap lawan tersebut, perkirakan/bayangkan kemung-kinan reaksi penerima
pesan/lawan berbicara terhadap apa yang anda katakan.

3) Penyampaian, lakukan negosiasi/ sampaikan pesan dalam bahasa lawan/sipenerima.


Usahakan gunakan istilah khas yang bisa dipakai oleh lawan negosiasi kita. Pilihlah
kata-kata yang mencerminkan citra yang spesifik dan nyata. Hindari timbulnya
makna ganda terhadap kata yang disampaikan.

4) Umpan balik, negosiator harus menguasai bahasa tubuh pihak lawan. Dengarkan
baikbaik reaksi lawan bicara. Amati isyarat prilaku mereka seperti: angkat bahu,
geleng–geleng kepala, mencibir, mengaggguk setuju. Umpan balik dapat untuk

9
mengetahui samakah makna yang disampaikan dengan yang ditangkap lawan
negosiasi bisnis kita.

5) Evaluasi, perlu untuk menilai apakah tujuan berkomunikasi/ negosiasi sudah


tercapai, apakah perlu diadakan lagi, atau perlu menggunakan cara-cara untuk
mencapai hasil yang lebih baik.

2.3. Kerjasama Bisnis

Menurut Tim PPM (2012:204), di dalam melakukan kerjasama bisnis di dalam suatu
organisasi, memiliki empat tujuan yaitu :

1) Kemitraan untuk tujuan optimasi operasi dengan fokus pada kompetensi dan
kegiatan inti. Kegiatan dan kompetensi non inti diserahkan kepada mitra. Bentuk
kemitraan semacam ini dikenal dengan istilah alih daya atau outsourcing.
2) Kemitraan dengan tujuan mendapatkan sumber daya yang tidak dimiliki. Salah satu
bentuk sumber daya yang paling lumrah untuk didapatkan dari mitra kerja antara
lain: basis data konsumen, brand yang kuat, atau teknologi dan paten teknologi.
3) Kemitraan dengan tujuan mendapatkan pengetahuan secara organisasi. Organisasi
membutuhkan pengetahuan untuk menjalankan operasinya, dan pengetahuan
tersebut dimiliki oleh mitra. Salah satu bentuk kemitraan semacam ini dikenal
dengan joint operation.
4) Kemitraan untuk tujuan akuisisi pasar, baik untuk mengembangkan ataupun
membuka pasar baru. Bentuk yang paling sering dijumpai ialah joint venture untuk
mengembangkan pasar internasional. Khusus kemitraan dalam pengembangan pasar,
organisasi yang bermitra bisa bekerja sama namun tetap bersaing pada saat
penjualan.

Menurut Boone dan David (2007:270) jenis kemitraan usaha atau kerjasama bisnis yang
yang dilakukan pada saat sekarang terbagi menjadi:

1) Merger dan Akuisisi (M&A) Istilah merger dan akuisisi sering kali digunakan
bergantian, tetapi sesungguhnya kedua istilah tersebut memiliki arti yang berbeda.
Dalam suatu merger, dua atau lebih perusahaan bergabung untuk membentuk suatu
perusahaan. Dalam suatu akuisisi, satu perusahaan membeliproperti dan mengambil
alih dari perusahaan lain.

10
2) Usaha Patungan : Persekutuan Khusus Usaha patungan adalah persekutuan antara
perusahaan-perusahaan yang dibentuk untuk tujuan tertentu. Kadang kala suatu
perusahaan membentuk usaha patungan dengan perusahaan lokal atau pemerintah,
dalam rangka berbagi biaya operasional, risiko, manajemen dan laba dengan sekutu
lokalnya.

Jafar dalam Gunardi (2011:6) menjelaskan rangkaian urutan proses kerjasama bisnis
sebagai berikut:

1) Memulai membangun hubungan dengan calon mitra. Hal ini dimaksudkan agar kita
dapat mengenal pihak atau orang yang akan dijadikan calon mitra dengan baik dan
tepat.
2) Mengerti kondisi bisnis pihak yang bermitra atau bekerja sama. Apabila calon mitra
kita adalah orang yang telah punya pengalaman berbisnis, maka kita harus
mengetahui bagaimana kemampuan manajemennya, teknologinya, sumber daya
manusia dan sumber daya fiansialnya. Sedangkan, apabila calon mitra kita adalah
orang yang tidak atau belum memiliki pengalaman usaha, maka kita pun patut untuk
mengetahui keahlian atau keterampilan serta modal apa yang dimilikinya, sehingga
kita layak mempertimbangkannya sebagai calon mitra usaha kita.
3) Mengembangkan strategi dan mengenal detail bisnis. Bila telah ditetapkan calon
mitra, maka langkah selanjutnya adalah bagaimana mengembangkan strategi usaha.
Hal ini dapat dilakukan dengan cara membagi tugas dengan pihak yang bermitra
sesuai dengan informasi dan kemampuan yang dimiliki masing-masing. Dengan
strategi dan mengenal detail bisnis yang tepat, maka kita akan dapat
mengembangkan usaha dengan tepat pula, sehingga akan mendatangkan keuntungan
kedua pihak (win-win solution)
4) Mengembangkan program Pengembangan program merupakan langkah yang
dilakukan setelah mengembangkan strategi bisnis dan merupakan rencana taktis
yang akan dilaksanakan. Hal ini kemudian perlu diinformasikan kepada semua pihak
yang akan terlibat dalam kerjasama tersebut, sehingga semua pihak siap untuk
melaksanakannya.
5) Memulai pelaksanaan Setelah semua siap, barulah usaha dalam bentuk kerjasama
atau kemitraan tersebut dilaksanakan. Dalam awal pelaksanaan perlu dicek kesiapan-
kesiapan serta memprediksi kemungkinan- kemungkinan yang akan terjadi.

11
6) Memonitoring dan mengevaluasi perkembangan. Selama proses pelaksanaan perlu
ada monitoring, sehingga dapat dievaluasi kekurangan-kekurangan atau hambatan
yang dihadapi. Dengan melakukan monitoring dan evaluasi, maka selanjutnya dapat
dilakukan penyesuaian atau perbaikan-perbaikan sebagaimana yang diperlukan.

12
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Negosiasi akan berjalan dengan baik jika diantara pihak-pihak secara terbuka bersedia
mengemukakan ide dan gagasan yang mereka miliki. Negosiator mempunyai tujuan dan
sudut pandang berbeda untuk mencapai kepuasan masing–masing mengenai masalah yang
sama. Dalammelakukan komunikasi negosiasi, tentunya harus memperhatikan berbagai
aspek. Mulai dari komunikasi yang jelas, informasi, persuasi yang semuanya jika dapat
dipenuhi dengan sempurna maka sama halnya dengan menerapkan etika bernegosiasi dalam
berdiplomasi. Tidak hanya itu, pada dasarnya etika berdiplomasi meliputi etika dalam
bersikap dan bertutur kata yang harus dipenuhi oleh seorang negosiator agar kepentingan
nasional yang dibawa saat bernegosiasi dapat terpenuhi.

3.2. Saran

Bila diduga bahwa proses negosiasi terhambat kerana adanya hiden agenda dari salah
satu maupun kedua belah pihak, lobying dapat dipilih untuk menggali hiden agenda yang ada
sehingga proses negosiasi dapat dimulai kembali dari gagasan-gagasan yang lebih terbuka.

13
DAFTAR PUSTAKA

Bastaman, ”Makalah Untuk Kursus Pendidikan Diplomat”, Deplu R.I, Jakarta, 1987.

Bernays, Edward L, “Public Relations”, University of Oklahoma Press, Norman, 1982.

Burhan Bugin, ”Metodologi Penelitian Kualitatif”, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2001.

Lexy J. Moleong, ”Metodologi Penelitian Kualitatif”, Remaja RosdaKarya, Bandung, 2001

Oemi Abd Rachman, ”Dasar-dasar Public Relations”, Alumni, Bandung, 1986.

14

Anda mungkin juga menyukai