Syukur Alhamdulillah kami panajtkan kehadirat Allah SWT, atas berkat limpahan rahmat, taufiq
dan hidayah-Nya, sehingga peresume dapat menyelesaikan sebuah makalah ini.
Makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan tugas perkuliahan
pada Program Studi Ekonomi Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH GRESIK.
Dengan tersusunnya makalah ini pemakalah berharap kepada Bapak pengampu Mata Kuliah
KOMUNIKASI BISNIS berkenan meluangkan waktu untuk membina dan membimbing pembuatan
makalah yang ditugaskan kepada Mahasiswa. Untuk itu pemakalah mengucapkan terimakasih
kepada yang terhormat :
1. Suwarno, SE., M. Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi, Universitas Muhammadiyah Gresik.
2. Anita Handayani, S.E., M.SM selaku Ka Prodi Manajemen, Fakultas Ekonomi Universitas
Muhammadiyah Gresik
3. M. SHOLEH M,M selaku pengampu Mata Kuliah KOMUNIKAIS BISNIS yang dengan telaten
dan sungguh-sungguh dalam menyampaikan materinya.
4. Rekan-rekan seangkatan tahun Tahun Akademik 2018-2019 yang selalu saling memberikan
semangat dalam menyelesaikan tugas.
Peresume menyadari sepenuhnya, bahwa resume ini masih banyak kekuranganya. Untuk itu dengan
kerendahan hati peresume mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Demikian untuk menjadikan periksa dan peresume berharap atas kritik dan saran, guna
perbaikan dalam penulisan resume ini. Amin……..
1
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ……………………..…………………. 0
KATA PENGANTAR ………………………………………. 1
DAFTAR ISI …………………………………………………. 2
2
BAB I
PENDAHULUAN
3
13. Manajemen Konnflik?
14. Negosiasi Dengan Hati?
BAB II
PEMBAHASAN
5
Wajah merupakan sumber yang kaya dengan komunikasi, karena ekspresi wajah
cerminan suasana emosi seseorang.
b. Kontak mata, merupakan sinyal alamiah untuk berkomunikasi. Dengan mengadakan
kontak mata selama berinterakasi atau tanya jawab berarti orang tersebut terlibat dan
menghargai lawan bicaranya dengan kemauan untuk memperhatikan bukan sekedar
mendengarkan. Melalui kontak mata juga memberikan kesempatan pada orang lain
untuk mengobservasi yang lainnya
c. Sentuhan adalah bentuk komunikasi personal mengingat sentuhan lebih bersifat
spontan dari pada komunikasi verbal. Beberapa pesan seperti perhatian yang sungguh-
sungguh, dukungan emosional, kasih sayang atau simpati dapat dilakukan melalui
sentuhan.
d. Postur tubuh dan gaya berjalan. Cara seseorang berjalan, duduk, berdiri dan
bergerak memperlihatkan ekspresi dirinya. Postur tubuh dan gaya berjalan
merefleksikan emosi, konsep diri, dan tingkat kesehatannya.
e. Sound (Suara). Rintihan, menarik nafas panjang, tangisan juga salah satu ungkapan
perasaan dan pikiran seseorang yang dapat dijadikan komunikasi. Bila
dikombinasikan dengan semua bentuk komunikasi non verbal lainnya sampai desis
atau suara dapat menjadi pesan yang sangat jelas.
f. Gerak isyarat, adalah yang dapat mempertegas pembicaraan . Menggunakan isyarat
sebagai bagian total dari komunikasi seperti mengetuk-ngetukan kaki atau
mengerakkan tangan selama berbicara menunjukkan seseorang dalam keadaan stress
bingung atau sebagai upaya untuk menghilangkan stress
6
2. Mempengaruhi perilaku seseorang
3. Mengungkapkan perasaan
4. Menjelaskan perilaku sendiri atau perilaku orang lain
5. Berhubungan dengan orang lain
6. Menyelesaian sebuah masalah
7. Mencapai sebuah tujuan
8. Menurunkan ketegangan dan menyelesaian konflik
9. Menstimulasi minat pada diri sendiri atau orng lain.
Negoisasi merupakan kosakata yang sering kita dengar. Negoisasi merupakan proses
yang sering sekali kita lakukan dalam hidup dan sering pula kita tidak sadar kalau kita
tengah melakukan negoisasi. Untuk itu perlu terlebih dahulu dijelasakan pengertian
negoisasi. Negoisasi dipahami sebagai sebuah proses dimana terdapat pihak ingin
menyelesaikan permasalahan, melakuakan suatu persetujuan untuk melakukan suatu
perbuatan, melakukan penawaran untuk mendapatkan keuntungan tertentu, dan atau
berusaha menyelesaikan permasalahan untuk keutungan tertentu (win-win solution).
Negoisasi biasa dikenal sebagai salah satu bentuk alternatif dispute resulation.
Dengan demikian, secara sederhana dapat disimpulkan negoisasi adalah satu cara
antara dua orang atau lebih yang berbeda kepentingan baik itu berupa pendapat, pendirian,
maksud atau tujuan dalam mencari kesepahaman dengan cara mempertemukan penawaran
dan permintaan dari masing-masing pihak sehingga tercapai suatu kesepakatan atau
kesepahaman kepentingan baik itu berupa pendapat, pendirian, maksud atau tujuan
(mencapai kesepakatan bersama).
7
4. Hampir selalu berbentuk tatap-muka yang menggunakan bahasa lisan, gerak tubuh
maupun ekspresi,
5. Negosiasi biasanya menyangkut hal-hal di masa depan atau sesuatu yang belum
terjadi dan kita inginkan terjadi
2. Value Creators
Mengutamakan proses yang akan menguntungkan kedua belah pihak. Mencoba
untuk menciptakan nilai tambah bagi kedua belah pihak yang bernegosiasi.
8
1. Negosiasi Menang – Kalah (Win – Lose)•
Sudut pandang klasik yang memandang bargaining sebagai situasi win-lose, jika
salah satu pihak menang maka pihak lain akan kalah• Disebut juga negosiasi Zero – Sum
atau negosiasi distributive• Asumsi; sumber daya terbatas (limited resources) dan proses
negosiasi untuk menentukan siapa yang akan mendapatkan sumber daya tersebut
2. Negosiasi Menang – Menang (Win – Win)
Sudut pandang modern yang memandang negosiasi sebagai situasi win-win, di mana
kedua belah pihak mendapat keuntungan sebagai hasil dari negosiasi.• Disebut juga
negosiasi positive – sum atau negosiasi integrative
Strategi Negosiasi Integratif• Menetapkan tujuan yang lebih tinggi• Memisahkan antara
orang dan masalah• Lebih difokuskan pada kepentiingan bukan pada posisi• Memunculkan
pilihan-pilihan yang menguntungkan kedua belah pihak• Menggunakan kriteria yang
obyektif
2.13 LANGKAH-LANGKAH NEGOSIASI
1. Persiapan
Langkah pertama dalam melakukan negosiasi adalah langkah persiapan. Persiapan yang
baik merupakan fondasi yang kokoh bagi negosiasi yang akan kita lakukan. Hal tersebut
akan memberikan rasa percaya diri yang kita butuhkan dalam melakukan negosiasi. Yang
pertama harus kita lakukan dalam langkah persiapan adalah menentukan secara jelas apa
yang ingin kita capai dalam negosiasi. Tujuan ini harus jelas dan terukur, sehingga kita bisa
membangun ruang untuk bernegosiasi. Tanpa tujuan yang terukur, kita tidak memiliki
pegangan untuk melakukan tawar-menawar atau berkompromi dengan pihak lainnya. Hal
kedua dalam persiapan negosiasi adalah kesiapan mental kita. Usahakan kita dalam kondisi
relaks dan tidak tegang. Cara yang paling mudah adalah dengan melakukan relaksasi. Bagi
kita yang menguasai teknik pemrograman kembali bawah sadar (subconscious
reprogramming) kita dapat melakukan latihan negosiasi dalam pikiran bawah sadar kita,
sehingga setelah melakukannya berkali-kali secara mental, kita menjadi lebih siap dan
percaya diri.
2. Pembukaan
Mengawali sebuah negosiasi tidaklah semudah yang kita bayangkan. Kita harus mampu
menciptakan atmosfir atau suasana yang tepat sebelum proses negosiasi dimulai. Untuk
mengawali sebuah negosiasi dengan baik dan benar, kita perlu memiliki rasa percaya diri,
ketenangan, dan kejelasan dari tujuan kita melakukan negosiasi. Ada tiga sikap yang perlu
kita kembangkan dalam mengawali negosiasi yaitu: pleasant (menyenangkan), assertive
(tegas, tidak plin-plan), dan firm (teguh dalam pendirian). Senyum juga salah satu hal yang
kita perlukan dalam mengawali sebuah negosiasi, sehingga hal tersebut akan memberikan
perasaan nyaman dan terbuka bagi kedua pihak. Berikut ada beberapa tahapan dalam
mengawali sebuah negosiasi:
1. Jangan memegang apa pun di tangan kanan anda ketika memasuki ruangan
9
negosiasi;
2. Ulurkan tangan untuk berjabat tangan terlebih dulu;
3. Jabat tangan dengan tegas dan singkat;
4. Berikan senyum dan katakan sesuatu yang pas untuk mengawali pembicaraan.
1. Tunggu saat yang tepat bagi kedua pihak untuk memulai pembicaraan pada materi
pokok negosiasi;
2. Sampaikan pokok-pokok keinginan atau tuntutan pihak anda secara jelas, singkat dan
penuh percaya diri;
3. Tekankan bahwa anda atau organisasi anda berkeinginan untuk mencapai suatu
kesepakatan dengan mereka
4. Sediakan ruang untuk manuver atau tawar-menawar dalam negosiasi, jangan membuat
hanya dua pilihan ya atau tidak;
5. Sampaikan bahwa ”jika mereka memberi anda ini anda akan memberi mereka itu – if
you’ll give us this, we’ll give you that.” Sehingga mereka mengerti dengan jelas apa
yang harus mereka berikan sebagai kompensasi dari apa yang akan kita berikan.
6. Mendengarkan dengan efektif apa yang ditawarkan atau yang menjadi tuntutan pihak
lain. Mendengar dengan efektif memerluka kebiasaan dan teknik-teknik tertentu. Seperti
misalnya bagaimana mengartikan gerakan tubuh dan ekspresi wajah pembicara.
Usahakan selalu membangun kontak mata dengan pembicara dan kita berada dalam
kondisi yang relaks namun penuh perhatian.
4. Zona Tawar Menawar (The Bargaining Zone)
Dalam proses inti dari negosiasi, yaitu proses tawar menawar, kita perlu mengetahui apa itu
The Bargaining Zone (TBZ). TBZ adalah suatu wilayah ruang yang dibatasi oleh harga
penawaran pihak penjual (Seller’s Opening Price) dan Tawaran awal oleh pembeli (Buyer’s
Opening Offer). Di antara kedua titik tersebut terdapat Buyer’s Ideal Offer, Buyer’s
Realistic Price dan Buyer’s Highest Price pada sisi pembeli dan Seller’s Ideal Price, Seller’s
Realistic Price dan Seller’s Lowest Price pada sisi pembeli. Kesepakatan kedua belah pihak
yang paling baik adalah terjadi di dalam wilayah yang disebut Final Offer Zone yang
dibatasi oleh Seller’s Realistic Price dan Buyer’s Realistic Price. Biasanya kesepakatan
10
terjadi ketika terdapat suatu overlap antara pembeli dan penjual dalam wilayah Final Offer
Zone.
5. Membangun Kesepakatan
Babak terakhir dalam proses negosiasi adalah membangun kesepakatan dan menutup
negosiasi. Ketika tercapai kesepakatan biasanya kedua pihak melakukan jabat tangan
sebagai tanda bahwa kesepakatan (deal or agreement) telah dicapai dan kedua pihak
memiliki komitmen untuk melaksanakannya. Yang perlu kita ketahui dalam negosiasi tidak
akan pernah tercapai kesepakatan kalau sejak awal masing-masing atau salah satu pihak
tidak memiliki niat untuk mencapai kesepakatan. Kesepakatan harus dibangun dari
keinginan atau niat dari kedua belah pihak, sehingga kita tidak bertepuk sebelah tangan.
Karena itu, penting sekali dalam awal-awal negosiasi kita memahami dan mengetahui sikap
dari pihak lain, melalui apa yang disampaikan secara lisan, bahasa gerak tubuh maupun
ekspresi wajah. Karena jika sejak awal salah satu pihak ada yang tidak memiliki niat atau
keinginan untuk mencapai kesepakatan, maka hal tersebut berarti membuang waktu dan
energi kita. Untuk itu perlu dicari jalan lain, seperti misalnya: conciliation, mediation dan
arbitration melalui pihak ketiga.
11
kalah, sehingga sebaiknya hanya digunakan dalam keadaan terpaksa yang membutuhkan
penyelesaian yang cepat dan tegas.
3. Kuadran Kalah-Menang (Mengakomodasi)
Agak berbeda dengan kuadran kedua, kuadran ketiga yaitu kita kalah – mereka
menang ini berarti kita berada dalam posisi mengalah atau mengakomodasi kepentingan
pihak lain. Gaya ini kita gunakan untuk menghindari kesulitan atau masalah yang lebih
besar. Gaya ini juga merupakan upaya untuk mengurangi tingkat ketegangan akibat dari
konflik tersebut atau menciptakan perdamaian yang kita inginkan. Mengalah dalam hal ini
bukan berarti kita kalah, tetapi kita menciptakan suasana untuk memungkinkan penyelesaian
yang paripurna terhadap konflik yang timbul antara kedua pihak. Mengalah memiliki esensi
kebesaran jiwa dan memberi kesempatan kepada pihak lain untuk juga mau mengakomodasi
kepentingan kita sehingga selanjutnya kita bersama bisa menuju ke kuadran pertama.
4. Kuadran Menang-Menang (Kolaborasi)
Kuadran pertama ini disebut dengan gaya manajemen konflik kolaborasi atau bekerja
sama. Tujuan kita adalah mengatasi konflik dengan menciptakan penyelesaian melalui
konsensus atau kesepakatan bersama yang mengikat semua pihak yang bertikai. Proses ini
biasanya yang paling lama memakan waktu karena harus dapat mengakomodasi kedua
kepentingan yang biasanya berada di kedua ujung ekstrim satu sama lainnya. Proses ini
memerlukan komitmen yang besar dari kedua pihak untuk menyelesaikannya dan dapat
menumbuhkan hubungan jangka panjang yang kokoh . Secara sederhana proses ini dapat
dijelaskan bahwa masing-masing pihak memahami dengan sepenuhnya keinginan atau
tuntutan pihak lainnya dan berusaha dengan penuh komitmen untuk mencari titik temu
kedua kepentingan tersebut.
Sedangkan yang sering dilupakan dalam proses negosiasi adalah hal-hal yang tidak
kelihatan, seperti misalnya hasrat, keinginan, perasaan, nilai-nilai maupun keyakinan yang
dianut oleh individual yang terlibat dalam konflik atau yang terlibat dalam proses negosiasi.
Hal-hal yang di dalam inilah justru seringkali menjadi kunci terciptanya negosiasi yang
sukses dan efektif.
12
Negosiasi sebenarnya melibatkan tiga hal pokok yang kami sebut sebagai
Negotiation Triangle, yaitu terdiri dari HEART (yaitu karakter atau apa yang ada di dalam
kita yang menjadi dasar dalam kita melakukan negosiasi), HEAD (yaitu metoda atau teknik-
teknik yang kita gunakan dalam melakukan negosiasi), HANDS (yaitu kebiasaan-kebiasaan
dan perilaku kita dalam melakukan negosiasi yang semakin menunjukkan jam terbang kita
menuju keunggulan atau keahlian dalam bernegosiasi).
Dalam banyak hal, negosiasi justru tidak terselesaikan di meja perundingan atau
meja rapat formal, tetapi justru dalam suasana yang lebih informal dan relaks, di mana
kedua pihak berbicara dengan hati dan memanfaatkan sisi kemanusiaan pihak lainnya.
Karena pada dasarnya selain hal-hal formal yang ada dalam proses negosiasi, setiap manusia
memiliki keinginan, hasrat, perasaan, nilai-nilai dan keyakinan yang menjadi dasar bagi
setiap langkah pengambilan keputusan yang dilakukannya.
PT Sara Lee Indonesia, perusahaan besar yang bergerak di consumer product, diguncang masalah
dengan karyawanya. Sekitar 200 buruh bagian pabrik roti yang tergabung dalam Gabungan Serikat
Pekerja PT Sara Lee Indonesia, menggelar aksi mogok kerja di halaman pabrik, Jalan Raya Bogor
Km 27 Jakarta Timur, Rabu (19/11/10).
Aksi mogok kerja ini, ternyata tidak hanya di Jakarta namun serentak di seluruh distributor Sara Lee
se-Indonesia. Bahkan, buruh yang ada di daerah mengirim ‘utusan’ ke Jakarta untuk memperkuat
tuntutannya. Utusan itu bukan orang, namun berupa spanduk dari Sara Lee yang dikirim dari
beberapa daerah.
Dalam aksinya di depan pabrik, para buruh yang mayoritas perempuan ini membentangkan spanduk
berisikan tuntutan kesejahteraan kepada manajemen perusahaan yang berbasis di Chicago Sara Lee
Corporation dan beroperasi di 58 negara, pasar merek produk di hampir 200 negara serta memiliki
137.000 karyawan di seluruh dunia.
Dengan mengenakan kaos putih dan ikat merah di kepalanya. Buruh merentangkan belasan
spanduk, di antaranya bertuliskan: “Kami bukan sapi perahan, usir kapitalis”, “Rp 16 triliun, Bagian
kami mana?”, “Jangan lupa karyawan bagian dari aset perusahaan juga.” “Kami Minta 7 Paket”,
“Perusahaan Sara Lee Besar Kok Ngasih Kesejahteraan Kecil” juga tuntutan lain tentang
kesejahteraan dan gaji yang rendah.
Spanduk juga terpasang di pagar pabrik Sara Lee, juga ada sehelai kain berisi tanda tangan para
pekerja dan 12 poster yang mewakili suara masing-masing tim dari berbagai daerah, seperti Jakarta,
Banyuwangi, Medan, Makassar, Denpasar, Jember, Surabaya, Madiun, Kediri, Gorontalo,
Samarinda, Lombok dan Aceh.
Poster dari Surabaya GT tertera beberapa kalimat yang berbunyi: “Kami tidak akan berhenti mogok,
sebelum kalian penuhi tuntutan buruh, penjahat aja tahu balas budi, kalian?” Juga poster dari Tim
Banyuwangi menyuarakan: “Kedatangan kami bukan untuk berdebat, kami datang untuk meminta
13
hak kami, jangan bersembunyi di belakang UU, dan jangan ambil jatah kami, ayo bicaralah untuk
Indonesia.”
“Kami terpaksa mogok karena jalan berunding sudah buntu dari pertemuan tripartit antara
manajemen perusahaan dengan serikat pekerja. Banyak tuntutan yang kami ajukan mulai
kesejahteraan, peningkatan jumlah pesangon dan kompensasi dari manajemen,” ungkap seorang
buruh wanita yang enggan disebut namanya.
Buruh takut menyebut nama, sebab manajemen perusahaan akan terus melakukan intimidasi yang
menyakitkan. “Ini aksi dalam jumlah yang kecil, dan menggerakan lebih besar dan sering
melancarkan aksi, jika tuntutan kami tak dikabulkan,” sambungnya.
Perwakilan manajemen sempat mengimbau peserta aksi mogok untuk kembali bekerja melalui
pengeras suara, namun ditolak oleh pekerja. Hingga kini aksi buruh terus bertambah sebab
karyawan dari distributor Jakarta, Bogor, Tanggeran, Depok dan Bekasi satu persatu memperkuat
aksinya itu.
Buruh lainnya mengatakan kasus ini bermula dari penjualan saham Sara Lee dijual kepada
perusahaan besar. Ternyata, perusahaan baru itu Setelah enggan menerima karyawan lain, sehingga
nasib karyawan menjadi terkatung-katung. Bahkan, memutus hubungan kerja seenaknya saja.
Buruh pun aktif demo.
Sara Lee merasa malu dengan aksi yang mencoreng perusahaan raksasa inim sehingga siap
melakukan perundingan tripartit. Sayangnya, hingga kini belum ada kesepakatan karena manajemen
perusahaan memberikan nilai pesangon yang sangat rendah, tak sesuai pengabdian karyawan.
Cara Penyelesaian :
Menurut saya, Manajemen PT. Saralee harus berunding terlebih dahulu dengan para buruh agar
menemui suatu titik kesepakatan. Jika PT. Saralee tidak memperoleh laba yang ia targetkan,
seharusnya ia dapat mengambil kebijaksanaan yang tidak membuat salah satu pihak rugi akan hal
ini. Perundingan secara kekeluargaan adalah satu-satunya solusi yang dapat meredam demo. Jika
demo terus terjadi, pihak Saralee malah akan mengalami kerugian yang lebih besar lagi, karena jika
kegiatan operasional tidak berjalan seperti biasa, laba pun tidak akan didapatkan oleh PT.Saralee.
1. Solusi persoalan mikro perburuhan bisa diatasi dengan memperbaiki hubungan kontrak kerja
antara pengusaha dengan pekerja. Transaksi kontrak tersebut sah menurut, jika memenuhi
persyaratan dan ketentuan yang jelas mengenai :
Jika ke empat masalah diatas sudah jelas dan disepakati maka kedua belah pihak terikat dan harus
memenuhi apa yang tercantum dalam kesepakatan tersebut.
2 Sedangkan aspek makro perburuan, prinsipnya setiap orang berhak mendapatkan kesejahteraan. Hal
ini bisa dilakukan dengan 2 cara :
15. Pemenuhan kebutuhan sandang , pangan dan papan , ditangguhkan kepada setiap individu
masyarakat (buruh)
16. Terkait kebutuhan biaya pendidikan, layanan kesehatan dan keamanan menjadi tanggung jawab
negara untuk menyediakannya bagi setiap warga negara. Selain itu negara juga memiliki
tanggungjawab menyediakan berbagai fasilitas yang memudahkan setiap orang untuk bekerja.
14
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
15
negoisasi terdapat kesepakatan yang menghasilkan keputusan dan keputusan itu adalah hal
yang menyangkut dengan kepentingan diri sendiri yang mengambil sebuah resiko dan
mengharapkan keuntungan tertentu. Untuk itu, latihlah diri pembaca untuk selalu
bernegoisasi.
Makalah ini hadir didepan pembaca sekalian bermaksud untuk memperjelas cara
bernegoisasi yang kita lakukan dan mengarahkannya kepada sebuah tindakan bisnis.
Namun, pada dasarnya pembahasan dari awal hingga akhir sangatlah fleksibel
penggunaannya dalam bernegoisasi. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita
semua...Amin...
16
DAFTAR PUSTAKA
http://www.ebizzasia.com
http://purnawan-kristanto.blogspot.com
17