Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Perkembangan dunia pariwisata di Indonesia semakin berkembang pesat dan cukup


menggembirakan. Pembangunan pariwisata terus ditingkatkan dengan pengembangan,
pengunaan sumber daya dan potensi pariwisata yang ada. Melalui pembangunan pariwisata,
selain dapat meningkatkan devisa negara juga dapat memperluas kesempatan kerja. Pelaksanaan
pembangunan pariwisata dilakukan dengan membangun tempat- tempat penginapan seperti villa,
bungalow, losmen ataupun hotel.

Pembangunan hotel-hotel berkembang dengan pesat, seperti pendirian hotel- hotel baru atau
pengadaan kamar- kamar pada hotel- hotel yang ada. Fungsi hotel bukan hanya sebagai tempat
menginap untuk tujuan wisata, namun juga untuk menjalankan kegiatan bisnis, mengadakan
seminar, acara kekeluargaan atau sekedar untuk mendapatkan ketenangan.

Wilayah pulau-pulau di Raja Ampat sangatlah luas, mencakup 4,6 juta hektar tanah dan laut. Di
sinilah rumah bagi 540 jenis karang, 1.511 spesies ikan, serta 700 jenis moluska. Kekayaan biota
ini telah menjadikan Raja Ampat sebagai perpustakaan hidup dari koleksi terumbu karang dan
biota laut paling beragam di dunia. Bahkan, menurut laporan The Nature Conservancy dan
Conservation International, ada sekitar 75% spesies laut dunia tinggal di pulau yang
menakjubkan ini. Mengingat kepulauan Raja Ampat adalah lokasi yang tidak asing lagi bagi
wisatawan lokal dan internasional, namun belum ditemukan adanya hotel yang memadai dengan
harga yang sesuai. Maka pembangunan hotel ini diharapkan dapat merubah persepi publik akan
hotel-hotel yang terdapat di Raja Ampat dan dapat menambah wisatawan untuk berkunjung ke
salah satu kepulauan milik Indonesia tersebut.

1.2 Tujuan dan Manfaat


1.2.1 Tujuan
Tujuan proyek pembangunan Hotel Raja Ampat adalah :

Untuk menyediakan fasilitas tempat tinggal sementara bagi para pendatang baik untuk kepentingan wisata
maupun kepentingan lain seperti bisnis, kantor dan sebagainya.
Untuk menambah pendapatan bagi pemerintah daerah Raja Ampat secara khusus.
Membuka lapangan kerja baru bagi penduduk yang bertempat tinggal di kawasan Raja Ampat.
Untuk menambah daya tarik kawasan Raja Ampat sebagai tempat wisata laut baik secara lokal maupun
international.
Untuk mengembangkan pembangunan daerah wisata Raja Ampat agar dikenal banyak wisatawan dan turis
asing.

1.2.2 Manfaat
Manfaat mendirikan hotel Royal Park Raja Ampat :
Memberikan lapangan pekerjaan. hotel juga memberikan lapangan pekerjaan bagi
masyarakat Raja Ampat sehingga bisa meningkatkan taraf hidup mereka. Hal ini berarti
hotel turut andil membantu pemerintah dalam mengurangi angka pengganguran.
Menjadi tempat peristirahatan. Hotel juga bermanfaat sebagai tempat peristirahatan
sementara bagi para wisatawan. Dengan kata lain, hotel dapat dikatakan sebagai bentuk
layanan dari daerah tersebut kepada para wisatawan yang sudah berkunjung.
Profit. Dengan tarif di kota wisata Raja Ampat yang terbilang tinggi, pendirian usaha di
kota wisata tersebut memberikan profit yang lebih tinggi dibandingkan mendirikan hotel
di kota lain.

BAB 2
STUDI KELAYAKAN HOTEL

1.1 Beberapa pertanyaan dasar


Dalam melakukan studi kelayakan bisnis harus ada beberapa pertanyaan dasar yang mendasari
suatu hipotesis. Dalam analisis aspek pasar ada beberapa pertanyaan yang biasa diajukan seperti :

1. Berapa market potensial untuk masa yang akan datang?


2. Berapa market share yang dapat diserap oleh proyek tersebut ?
3. Strategi pemasaran apa yang dipakai untuk mencapai market share yang ditetapkan?

Untuk menjawab pertanyaan pertanyaan tersebut kelompok kami telah mendapatkan data
data yang diperlukan.

1. Kecenderungan konsumsi permintaan masa lalu dan sekarang untuk jasa penginapan.

Tahun Persentase

2012 5.2%

2013 6%
Sumber : Kompas.com

2. Variabel variabel yang berpengaruh terhadap tingkat permintaan dari jasa penginapan
antara lain :
a. Harga
b. Pelayanan
c. Lokasi yang strategis
d. Kenyamanan
e. Keamanan
f. Lingkungan
g. Kemudahan akses reservasi ( internet / manual booking )
h. Fasilitas yang diberikan
3. Analisa peramalan

Strategi pemasaran yang kami pakai pertama, kami menetapkan harga yang besaing hotel lain.
Kedua, kami menyediakan layanan lengkap untuk wisatawan seperti wifi, televisi, AC, teras,
kolam renang, spa, reflexology, gym, restaurant, dll. Ketiga, kami menggunakan media sosial
dan media masa untuk mempromosikan produk kami.

Strategi Optimasi Marketing Mix

1. Marketing Mix dalam dua komponen variabel utama Hotel Royal Park:

a. Apa yang akan diserahkan konsumen dalam hal meliputi kualitas, harga dan pelayanan
hotel.

Kualitas. Hotel kami memberikan pelayanan hotel berbintang lima untuk menarik minat
wisatawan dengan kenyamanan, keunikan dan kemewahan yang ada.
Harga. Harga yang ditawarkan sebanding dengan fasilitas yang diberikan, serta berbagai
promosi yang dapat ditawarkan.
Pelayanan. Kami melayani dengan total agar wisatawan dapat menikmati liburannya
dengan nyaman dengan fasilitas yang kami berikan.

b. Alat-alat dan metode yang meliputi saluran distribusi, personal selling, Advertensi, sales
promotion, dan publikasi.

Saluran distribusi. Kami berkerja sama dengan beberapa web yang dipakai wisatawan
untuk memesan kamar.
Advertensi. Dapat di iklankan melalui stasiun , koran, dan televisi.
Sales promotion. Membagikan brosur-brosur / banner di tempat ramai seperti kampus-
kampus, tempat kursus, taman kota dll.
Publikasi mengacu pada promosi visual dan display seperti membagikan brosur yang
menarik sehingga wisatawan tertarik.

2. 4 komponen utama yang lazim disebut 4P yaitu:

a. Produk (Product)

Produk kami adalah pelayanan jasa penginapan yang berfokus pada memberikan pelayanan yang
terbaik pada pelanggan dan harga yang setara dengan kulitas yang diterima wisatawan.

b. Saluran distribusi (Place)

Dalam penyaluran distribusi kami bekerja sama dengan media masa untuk memasarkan hotel
kami.

c. Promosi (Promotion)
Penjualan yang memenuhi sasaran tidak terlepas dari adanya promosi yang baik. Karena
teknologi sudah mulai berkembang dan luas. Kami menggunakan media masa untuk
mempromosikan penginapan kami.Selain menggunakan media masa, kami menggunakan brosur
sebagai media promosi kami.

d. Harga (Price)

Harga yang standart untuk penginapan di kota wisata Raja Ampat yang disesuaikan dengan
kulitas kami dan harga dari pesaing.

Jawaban pertanyaan dasar

1. Berapa market potensial untuk masa yang akan datang?

o Dengan melihat data permintaan masa lalu dan sekarang, dan variabel yang
berpengaruh terhadap permintaan tersebut, serta dari data analisis industri,
diketahui permintaan sebanyak 6%. Dengan permintaan yang besar dan kulitas
dan pelayanan yang kami berikan memuaskan bagi wisatawan maka kami
memiliki market potensial yang besar.

2. Berapa market share yang dapat diserap oleh proyek tersebut ?

o Diketahui permintaan sebanyak 6% dan hotel kami dapat menampung 210


wisatawan per malam. Dengan perbandingan tersebut, maka hotel kami dikatakan
layak bersaing di Raja Ampat. Di masa yang akan datang, dengan perkembangan
persentase permintaan jasa penginapan yang terus meningkat, maka kedudukan
peluang pasar untuk hotel kami juga akan meningkat, tentunya dibauri dengan
strategi pemasaran dan inovasi yang tepat.

3. Strategi pemasaran apa yang dipakai untuk mencapai market share yang ditetapkan?

o Menetapkan harga yang besaing dengan hotel lain


o Memberikan kualitas, dan fasilitas yang baik dan sebanding dengan harga yang
kami tawarkan.
o Menggunakan media masa untuk memperkenalkan hotel kami.
o Melakukan kerja sama dengan situs jual beli online untuk pemesanan kamar.
o Menyediakan berbagai promosi / diskon.
o Membagikan brosur-brosur di tempat ramai seperti kampus-kampus, tempat
kursus, taman kota dll.

1.2 Metode Analisis Kelayakan


Analisis Perhitungan Net Present Value (NPV)
NPV = PWB PWC
= Rp 332.817.077.991,00
NPV bernilai positf berarti investasi layak dilakukan.
Analisis Perhitungan Benefit Cost Ratio (BCR)
Nilai BCR = PWC/PWB ..................... (1)
= 1.855.066. 213.279 / 1.426.231. 521.729
= 1,25 (BCR > 1)
BCR didapat lebih besar dari 1 (satu) berarti investasi layak dilakukan atau usulan proyek
diterima.
Perhitungan Internal Rate of Return (IRR)
IRR WACC
WACC = (Wh x Kh) + (We x Ke) (6)
= (13% x 71.3%) + (14% x28.7%)
= 13,56%
Untuk menentukan nilai IRR dilakukan dengan cara trial and error dengan mendapatkan nilai
NPV(+) dan NPV (-). Maka dicoba dengan i= 30% dan i= 35%. Kemudian dilakukan cara
interpolasi.
IRR = 30% + ( 23.742.465.002 / (23.742.465.002 - (2.362.238.010) ) x (35% 30%)
IRR = 34,548 %
Nilai IRR lebih besar dari arus pengembalian yang diinginkan sebesar 13,56%, berarti usulan
proyek ini diterima atau layak dilakukan.

Discounted Pay Back Period


DiscountedPBP = 7+ (87,217,613,559 - 79.667.665.998) / 21.191.131.564 x 12 bulan
= 7 tahun 5 bulan
Dari hasil analisis dan perhitungan yang telah dilakukan, dapat diambil simpulan bahwa :
1. Pada analisis kelayakan finansial yang telah dilakukan dengan metode Net Present Value
(NPV) diperoleh nilai positif sebesar Rp 332.817.077.991,00 (NPV>0), pada tingkat suku bunga
13% per tahun. Dengan demikian pembangunan hotel ini layak dilaksanakan.
2. Benefit Cost Ratio (BCR) diperoleh nilai 1,25 lebih besar dari satu (BCR>1) pada tingkat suku
bunga 13% per tahun. Dengan demikian berdasarkan analisa dengan menggunakan BCR proyek
ini layak dilaksanakan.
3. Internal Rate of Return (IRR) diperoleh nilai 34,548% lebih besar daripada arus pengembalian
yang diinginkan sebesar 13,56%. Dengan demikian berdasarkan analisa dengan menggunakan
IRR pyouek ini layak dilaksanakan.
4. Back Periode pada tahun ketujuh (7) bulan kelima saat jumlah pendapatan sebesar Rp
36.614.717.266,00. Ini berarti perusahaan baru mencapai titik impas (break even point) atau
jumlah pengeluaran sama dengan jumlah penerimaan. Selanjutnya, perusahaan akan memperoleh
keuntungan.

Keterangan :

Controller (1 orang)

Orang yang bertanggung jawab dalam merancang dan mengoperasikan sistem pengendalian
manajemen
o Merancang dan mengoperasikan informasi serta sistem pengendalian
o Menyiapkan pernyataan keuangan dan laporan keuangan kepada para pemegang
saham dan pihak-pihak eksternal lainnya.
o Menyiapkan dan menganalisis laporan kinerja, menginterpretasikan laporan-
laporan ini untuk para manajer, menganalisis program dan proposal-proposal
anggaran dari berbagai segmen perusahaan serta mengkonsolidasikannya ke
dalam anggaran tahunan secara keseluruhan.

General Manager (1 orang)


o Bertanggung jawab terhadap operasional
o Membuat Perencanaan.
o Menciptakan budaya.
o Menjalin komunikasi dengan perusahaan lain.
o Membuat keputusan

Executive Secretary (1 orang)


o Membuat agenda kegiatan GM.
o Menyimpulkan hasil rapat.
o Membuat laporan hasil kegiatan.

Assistant General Manager atau Executive Assistan Manager (1 orang)


Adalah wakil General Manager. Jabatan ini pada umumnya ada di hotel-hotel besar di
mana General Manager perlu dibantu dan didukung oleh Assistan General Manager.
Penanganan tugas-tugas manajemen yang telah dirumuskan dan diarahkan oleh General
Manager dilaksanakan dan dikomunikasikan kepada Assistant General Manager.

Plant Engineer (1 orang)

Plant Engineer adalah pejabat yang bertanggung jawab atas pemeliharaan, pengelolaan, dan
perbaikan seluruh aset yang meliputi: gedung hotel, perlengkapan mekanik dan elektronik, dan
energi hotel. Pengelolaan listrik, gas, dan air adalah tanggung jawab plant engineer.

Executive Housekeeper (1 orang)


Executive Housekeeper adalah pemimpin departemen yang memiliki kemampuan
merencanakan, mengorganisasi, Dan mengevaluasi pekerjaan dibidang housekeeping. Ia
bertanggung jawab atas kebersihan kamar-kamar tamu dan area umum yang dimiliki hotel.

Human Resources Development Manager (1 orang)

HRD Manager adalah pejabat yang bertugas mengelola sumber daya manusia untuk keberhasilan
hotel. HRD Manager harus menguasai hukum dan perundang-undangan yang berkaitan dengan
ketenagakerjaan, baik lokal, nasional, maupun internasional. Ia bertugas menerima dan
mengangkat pegawai baru, menyelenggarakan semua administrasi kepegawaian dan kegiatan
karyawan, serta mengadakan pelatihan terhadap karyawan.

Recreation Director (1 orang)

Recreation Director adalah pejabat yang bertugas mengelola kegiatan hotel yang berkaitan
dengan kegiatan rekreasi di area hotel.

Marketing and Sales Director (1 orang)

Marketing and Sales Director adalah pejabat yang menentukan keberhasilan hotel dalam menjual
produk hotel kepada konsumen.

Food & Beverage Manager (1 orang)

F&B Manager adalah pejabat yang bertugas mengelola Food and Beverage Department Untuk
dapat menyajikan makanan dan minuman berkualitas yang disenangi tamu. Merencanakan menu,
memastikan bahwa setiap bawahanya dapat menyajikan makanan dengan cepat dan ramah, dan
mengendalikan biaya Food and Beverage Department.

Front Office Manager (1 orang)

FO Manager adalah pejabat hotel yang bertanggung jawab atas pengelolaan kantor depan.

Security Director (1 orang)

Security Director bertanggung jawab atas keamanan hotel secara keseluruhan. Ruang lingkup
pengamanan hotel meliputi para karyawan, para tamu, dan aset hotel. Security perlu menciptakan
kondisi yang aman sehingga tamu betah tinggal di hotel dan para karyawan bekerja dengan
nyaman.
Night Auditor

memperbaiki dan melengkapi semua posting dan transaksi yang salah masuk sebelum hotel tutup buku pada hari
itu.

Clerks

Mencatat dan memproses seluruh pemesanan kamar secara akurat sekaligus mempromosikan produk hotel serta
menciptakan & menjaga citra hotel yang baik melalui pemberian pelayanan yang maksimal.

Concierge

Memastikan segala kebutuhan dan permintaan tamu bisa terpenuhi dan setiap tamu memiliki
kenangan yang baik selama mereka tinggal. Pelayanan concierge yang diberikan tidak terbatas
hanya pada pelayanan atau penyimpanan barang, lebih dari itu seorang concierge harus paham
dan memiliki pengetahuan yang luas mengenai hotel dan local area di luar hotel.

BAB 3
LAPORAN KEUANGAN
Modal

Laporan Laba Rugi


Royal Park Hotel
Untuk Tahun yang Berakhir, 31 Desember 2014 and 2015
Keterangan 2014 2015
Total Pendapatan 1.430.500.000 2.062.000.000
Penyewaan Ruangan:
Pendapatan 906.500.000 1.220.000.000
Gaji dan Biaya terkait (175.500.000) (295.000.000)
Biaya langsung lainnya (95.000.000) (215.000.000)
Pendapatan departmental 636.000.000 710.000.000
Penjualan Makanan dan Minuman :
Pendapatan 512.000.000 817.000.000
Harga Pokok Penjualan (180.000.000) (310.000.000)
Gaji dan biaya Terkait (169.000.000) (245.000.000)
Biaya langsung lainnya (55.000.000) (90.000.000)
Pendapatan departmental 108.000.000 172.000.000
Penyewaan dan pendapatan lainnya 12.000.000 25.000.000

Laba operasi kotor 756.000.000 907.000.000


Biaya Operasi yang tak terdistribusikan
Umum dan administratif 100.000.000 90.000.000
Pemasaran 65.000.000 64.000.000
Operasi dan pemeliharaan properti 80.000.000 70.000.000
Biaya Listrik 105.000.000 80.000.000
Total biaya operasi yang tak terdistribusikan 350.000.000 304.000.000
Laba sebelum biaya tetap 406.000.000 603.000.000
Biaya Tetap:
Beban sewa 0 0
Beban asuransi 75.000.000 95.000.000
Beban bunga 25.000.000 25.000.000
Depresiasi 245.000.000 295.000.000
Total Biaya tetap 345.000.000 415.000.000

Laba sebelum pajak 61.000.000 188.000.000


Pajak (0) (0)
Laba bersih 61.000.000 188.000.000

Neraca
Royal Park Hotel
31 Desember 2014 dan 2015

2014 2015
Aktiva Lancar :
Kas 503.000.000 520.000.000
Piutang Usaha 190.000.000 160.000.000
Persediaan 120.000.000 150.000.000
Beban dibayar dimuka 48.000.000 40.000.000
Total aktiva lancar 861.000.000 870.000.000
Investasi 50.000.000 50.000.000
Properti dan aktiva tetap 7.483.000.000 7.490.000.000
Total Aset 8.394.000.000 8.410.000.000
Liabilitas dan ekuitas pemilik
Liabilitas Lancar
Hutang Usaha 192.000.000 225.000.000
Wesel bayar 40.000.000 25.000.000
Hutang Pajak 20.000.000 15.000.000
Uang Muka 30.000.000 50.000.000
Beban Akrual 6.000.000 5.000.000
Utang Hipotek 120.000.000 124.000.000
Total Liabilitas lancar 408.000.000 444.000.000
Hutang Jangka panjang Hutang Hipotek 4.120.000.000 4.000.000.000
Total Liabilitas 4.528.000.000 4.444.000.000
Ekuitas Pemilik
Saham Biasa 3.312.000.000 3.312.000.000
Saldo Laba 554.000.000 654.000.000
Total Ekuitas Pemilik 3.866.000.000 3.966.000.000
Total Liabilitas dan Ekuitas Pemilik 8.394.000.000 8.410.000.000

Rasio Lancar (Current Ratio)

Current Assets 870.000.000


Current Ratio = = = 1,96
Current Liabilities 444.000.000

Rasio tersebut menunjukkan bahwa setiap Rp.1, hutang lancar, dijamin dengan Rp.1,96 aktiva
lancar. Untuk menilai apakah rasio tersebut baik atau tidak, perlu dibandingkan dengan standar
rata-rata industri hotel. Misal standar rata-rata industri current ratio untuk hotel sebesar 1,50 :
1, maka rasio 1,96 : 1 lebih besar dari 1,5 : 1. Dapat disimpulkan bahwa Royal Park Hotel
kemungkinan akan cukup mudah untuk melunasi hutang jangka panjangnya.

Rasio Cepat (Accid Test Ratio)


Rasio cepat mengukur likuiditas berdasarkan aktiva lancar yang dapat secara cepat
dicairkan menjadi alat pembayaran saja, yaitu Kas, Surat Berharga dan Piutang. Dalam
operasional hotel, persediaan, meskipun termasuk sebagai aktiva lancar akan tetapi
membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mencairkannya menjadi kas.
Kas + Sekuritas yang dpat
diperjualbelikan + Piutang 520.000.000 + 160.000.000
Rasio Cepat = = = 1,53
Usaha
Current Liabilities 444.000.000

Rasio tersebut menunjukkan bahwa setiap Rp. 1,- hutang lancar dijamin dengan Rp.1,53
harta lancar yang cepat dicairkan. Rasio tersebut dapat dinyatakan dalam angka 1,53 : 1 atau
153%. Untuk menentukan baik tidaknya rasio ini , perlu dibandingkan dengan standar rata rata
industri. Misal, rata rata industri acid test rasio sebesar 1 : 1 , maka 1,53 : 1 lebih besar dari 1
: 1. Maka dapat disimpulkan bahwa manajemen tidak kesulitan untuk melunasi hutang hutang
jangka pendeknya. Acid test rasio merupakan metode yang paling sesuai untuk mengukur
tingkat likuiditas perusahaan hotel.

Margin Laba (Profit Margin)

Laba Bersih
Margin Laba = x 100%
Total Pendapatan

188.000.000
Margin Laba = x 100% = 9,12%
2.062.000.000

Rasio tersebut menunjukkan bahwa Royal Park Hotel memperoleh 9,12% keuntungan bersih dari
total pendapatan dari penjualan. Rasio tersebut lebih besar jika dibandingkan dengan rata rata
margin laba industri perhotelan sebesar 5 %.

Return On Assets (ROA)

Laba Bersih
ROA = x 100%
Rata-rata total aset

188.000.000
ROA = x 100% = 2,23 %
8.402.000.000

Rata-Rata Total Awal + Akhir 8.394.000.000 +8.410.000.000.


= = = 8.402.000.000
Aset 2 2

ROA sebesar 2,23 % menunjukkan bahwa setiap Rp.1 dari assets akan menghasilkan
keuntungan sebesar Rp.0,021 atau dari 100% assets akan menghasikan keuntungan sebersar
2,23% nya. ROA yang rendah merupakan indikasi bahwa keuntungan yang diperoleh terlalu
rendah atau assets yang digunakan tidak dimanfaatkan secara efisien, untuk menghasilkan
tingkat keuntungan yang diharapkan.
CASH FLOW
Royal Park adalah perusahaan jasa perhotelan dengan dana awal sebesar :
Rp 28,187,150,000

Total pendapatan per bulan


Penyewaan Ruangan:
Pendapatan 906.500.000
Penjualan Makanan dan Minuman :
Pendapatan 512.000.000
Harga Pokok Penjualan (180.000.000)
Pendapatan departmental 332.000.000
Penyewaan dan pendapatan lainnya 12.000.000
Laba operasi kotor 1.250.500.000
Total pendapatan per bulan 1.430.500.000

Pembiayaan per bulan


1. Dana untuk gaji dan honor
Controler : Rp 15.000.000,-
General Manager : Rp 15.000.000,-
Executive Secretary : Rp 5.500.000,-
Assistant General Manager : Rp 10.600.000,-
Plant engineer : Rp 3.000.000,-
Executive Housekeeper : Rp 2.500.000,-
Human Resources Development Manager : Rp. 3.000.000,-
Recreation Director : Rp 3.000.000,-
Marketing and Sales Director : Rp 3.000.000,-
Food & Beverage Manager : Rp 3.500.000,-
Front Office Manager : Rp 3.000.000,-
Security Director : Rp 2.500.000,-
Night Auditor : Rp 5.400.000,-
Clerks : Rp 5.000.000,-
Concierge : Rp 5.000.000,-
Total biaya gaji bulanan Rp 85.000.000,-
2. Biaya langsung lainnya 55.000.000
3. Biaya Operasi yang tak terdistribusikan
Umum dan administratif 100.000.000
Pemasaran 65.000.000
Operasi dan pemeliharaan properti 80.000.000
Biaya Listrik 105.000.000
Total biaya operasi yang tak terdistribusikan 350.000.000
4. Biaya Tetap:
Beban sewa 0
Beban asuransi 75.000.000
Beban bunga 25.000.000
Depresiasi 245.000.000
Total Biaya tetap 345.000.000

Total pengeluaran per bulan Rp 1.369.500.000


Saldo bulanan Rp 61.000.000,-

BAB 4
ANALISA INDUSTRI
Analisa Industri
Jumlah Hotel menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Hotel Tahun 2007-2010 berdasarkan Badan
Pusat Statistik Papua
Kabupaten/Kota Bintang Melati Jumlah

Regency/Municipality Classified NonClassified Total

-1 -2 -3 -4

Kabupaten/ Regency

01. Fakfak 1 4 5

02. Kaimana - 4 4

03. Teluk Wondama - 2 2

04. Teluk Bintuni - 8 8

05. Manokwari 3 25 28

06. Sorong Selatan - 3 3

07. Sorong - - -
08. Raja Ampat - 7 7

09. Tambrauw - - -

10. Maybrat - - -

Kota/ Municipality

71. Sorong 6 17 23

Papua Barat 2010 10 70 80

2009 8 65 73

2008 8 63 71

2007 7 68 75
Rata-rata Lama Tamu yang Menginap (Asing dan Domestik)dirinci menurut Golongan Hotel
Tahun 2008-2010 berdasarkan Badan Pusat Statistik Papua
Golongan Hotel/ Hotel Type 2008 2009 2010

-1 -2 -3 -4

1. Hotel Bintang 2,34 5,34 3,06

a. Bintang I 2,64 3,01 2,47

b. Bintang II 1,95 10,34 4,43

c. Bintang III 2,44 2,66 2,29

2. Hotel Melati 2,79 2,14 2,39

a. Melati I 2,44 1,73 1,58

b. Melati II 3,37 2,89 2,72

c. Melati III 2,58 1,80 2,87

Rata-rata Lama Tamu Asing yang Menginap dirinci menurut Golongan Hotel Tahun 2008-2010
berdasarkan Badan Pusat Statistik Papua
Kabupaten/Kota Bintang Melati Jumlah

Regency/Municipality Classified NonClassified Total

-1 -2 -3 -4
Kabupaten/ Regency

01. Fakfak 1 4 5

02. Kaimana - 4 4

03. Teluk Wondama - 2 2

04. Teluk Bintuni - 8 8

05. Manokwari 3 25 28

06. Sorong Selatan - 3 3

07. Sorong - - -

08. Raja Ampat - 7 7

09. Tambrauw - - -

10. Maybrat - - -

Kota/ Municipality

71. Sorong 6 17 23

Papua Barat 2010 10 70 80

2009 8 65 73

2008 8 63 71

2007 7 68 75

Jumlah Tamu Domestik yang Menginap dirinci Menurut Golongan Hotel Tahun 2008-2010
bedasarkan Badan Pusat Statistik Papua
Golongan Hotel/ Hotel Type 2008 2009 2010

-1 -2 -3 -4

1. Hotel Bintang 978 1602 2 220

a. Bintang I 272 199 1 368

b. Bintang II 59 929 25

c. Bintang III 647 473 827


2. Hotel Melati 155 94 732

a. Melati I 0 1 0

b. Melati II 91 77 18

c. Melati III 64 16 714

Jumlah Tamu Asing yang Menginap dirinci menurut Golongan Hotel Tahun 2008-2010
berdasarkan Badan Pusat Statistik Papua
Golongan Hotel/ Hotel Type 2008 2009 2010

-1 -2 -3 -4

1. Hotel Bintang 6,56 9,69 2,61

a. Bintang I 11,15 21,57 3,33

b. Bintang II 4,93 3,46 1,50

c. Bintang III 3,59 4,04 2,99

2. Hotel Melati 5,90 2,32 3,62

a. Melati I 0,00 0,00 0,00

b. Melati II 11,21 3,64 3,00

c. Melati III 6,48 3,33 9,10


Mendirikan hotel memang membutuhkan modal yang cukup besar, atau memiliki rekan bisnis.
Namun, asal dikelola dengan baik, bisnis hotel akan sangat memberikan prospek bisnis yang
sangat baik sepanjang tahun, terlebih ketika hari raya. Bisnis hotel akan sangat bagus jika lokasi
hotel dekat dengan obyek wisata, pusat hiburan masyarakat, pusat bisnis. Ketepatan menentukan
ceruk pasar akan berpengaruh pada tingkat kamar yang terisi. Bila diperhitungkan dengan tepat,
bukan mustahil setiap bulan kamar akan terhuni atau full booked.
Kelompok kami berencana untuk membangun hotel di salah satu wisata Indonesia yang masih
banyak belum diketahui oleh masyarakat Indonesia kebanyakan, namun di dunia sangatlah
terkenal, yaitu Raja Ampat. Raja Ampat identik dengan tempat diving yang sangat indah.
Apalagi jumlah penginapan, khususnya hotel masihlah sangat sedikit di sana. Karena itu kami
tertarik untuk mendirikan hotel yang dengan kualitas tertinggi, namun juga memberikan nuansa
budaya Papua, seiring dengan maraknya wacana Go-Green yang disebarkan di masyarakat.
Dapat kita lihat pada data di atas, jumlah hotel di Papua khususnya di Raja Ampat hanyalah
sedikit, yaitu hanya berjumlah 7 hotel. Dari sini kita dapat melihat kesempatan yang besar karena
persaingan masih belum terlalu ketat, sedangkan dari data di atas kita juga dapat melihat bahwa
jumlah orang yang menginap di Papua meningkat dari tahun ke tahun. Terlebih pada tahun 2014
ini kemajuan teknologi informasi sangatlah pesat, masyarakat modern saat ini cenderung akan
mengabadikan momen liburan mereka dengan mengambil foto maupun video, lalu mereka akan
membagikan foto dan video tersebut ke media sosial. Sehingga tentu saja, jumlah pengunjung
Papua akan semakin banyak khususnya Raja Ampat yang kualitas alamnya sudah diakui di
dunia.
Raja Ampat menurut berbagai sumber, merupakan salah satu dari 10 perairan terbaik untuk
diving site di seluruh dunia. Bahkan, mungkin juga diakui sebagai nomor satu untuk
kelengkapan flora dan fauna bawah air pada saat ini. Spesies yang unik yang bisa dijumpai pada
saat menyelam adalah beberapa jenis kuda laut katai, wobbegong, dan ikan pari Manta. Juga ada
ikan endemik raja ampat, yaitu Eviota raja, yaitu sejenis ikan gobbie. Di Manta point yg terletak
di Arborek selat Dampier, Anda bisa menyelam dengan ditemani beberapa ekor Pari Manta yang
jinak seperti ketika Anda menyelam di Kepulauan Derawan, Kalimantan Timur. Jika menyelam
di Cape Kri atau Chicken Reef, Anda bisa dikelilingi oleh ribuan ikan. Kadang kumpulan ikan
tuna, giant trevallies dan snappers. Tapi yang menegangkan jika kita dikelilingi oleh kumpulan
ikan barakuda, walaupun sebenarnya itu relatif tidak berbahaya (yang berbahaya jika kita ketemu
barakuda soliter atau sendirian). Hiu karang juga sering terlihat, dan kalau beruntung Anda juga
bisa melihat penyu sedang diam memakan sponge atau berenang di sekitar anda. Di beberapa
tempat seperti di Salawati, Batanta dan Waigeo juga terlihat Dugong atau ikan duyung. Karena
daerahnya yang banyak pulau dan selat sempit, maka sebagian besar tempat penyelaman pada
waktu tertentu memiliki arus yang kencang. Hal ini memungkinkan juga untuk melakukan drift
dive, menyelam sambil mengikuti arus yang kencang dengan air yang sangat jernih sambil
menerobos kumpulan ikan.
Di kawasan gugusan Misool ditemukan peninggalan prasejarah berupa cap tangan yang
diterakan pada dinding batu karang. Uniknya, cap-cap tangan ini berada sangat dekat dengan
permukaan laut dan tidak berada di dalam gua. Menurut perkiraan, usia cap-cap tangan ini
sekitar 50.000 tahun dan menjadi bagian dari rangkaian petunjuk jalur penyebaran manusia dari
kawasan barat Nusantara menuju Papua dan Melanesia. Sisa pesawat karam peninggalan Perang
Dunia II bisa dijumpai di beberapa tempat penyelaman, seperti di Pulau Wai.

BAB 5
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil data penelitian kami optimis akan proyek Hotel Royal Park yang kami
kerjakan. Diharapkan dengan pembangunan hotel ini dapat menambah devisa negara Indonesia
khususnya meningkatkan sektor perekonomian di Kepulauan Raja Ampat, Papua dan sekaligus
melakukan penghijauan dengan konsep green buildingnya. Selain itu, diharapkan dengan ini
dapat lebih banyak lagi menarik minat turis, agar Indoneisa dapat lebih dikenal sebagai lokasi
wisata yang mendunia, tidak hanya di Bali dan menambah kualitas hidup warga dengan memberi
lapangan pekerjaan kepada warga sekitar.

Anda mungkin juga menyukai