Anda di halaman 1dari 14

ANALISIS PENENTUAN HARGA JUAL JASA KAMAR

PADA HOTEL PLAZA KUBRA KENDARI

OLEH :

Nurlyan

Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Halu Oleo


Kendari, Sulawesi Tenggara

ABSTRACT

This study aimed to analyze the determination of the selling price of room
service in the hotel plaza kubra kendari. Primary data in this study were obtained
directly from the hotel plaza kubra kendari form of reports room occupancy rate
and the list of operating expenses incurred during the year 2014. The method of
analysis is descriptive analysis using cost plus pricing method.
This study showed that the operational costs incurred plaza kubra hotel
kendari greater than occupancy rates so that the expenses incurred are not
comparable with the income from hotel occupancy. The results indicate that if the
hotel wants to achieve the advantage of taking into account the fixed and variabel
operating costs in determining the hotel room rates, by using the method of full
costing and variable costing so all the operational costs can be covered so that
the hotel can reach advantage.

Keywords: selling price, cost plus pricing, full costing, variable costing

I. PENDAHULUAN

Objek pariwisata merupakan bagian sektor usaha yang dapat


menguntungkan perusahaan. Negara indonesia mempunyai objek wisata yang
potensial dan tersebar di seluruh nusantara. Hal ini dimungkinkan dengan melihat
kondisi alam dan budaya kita yang beraneka ragam. Dunia pariwisata mempunyai
manfaat selain sebagai devisa negara, juga berperan dalam lapangan kerja bagi
sebagian penduduk indonesia.
Pertumbuhan sektor industri pariwisata dari tahun ketahun semakin
menunjukan kenaikan sehingga pendapatan semakin meningkat. Hal itu sudah
tentu pula akan terkait dengan investasi dan peluang, orang dihadapkan dengan
berbagai strategi, prospek yang mengakumulasi dari sektor pariwisata. Peluan
dapat dioptimalkan dengan jalan menciptakan strategi yang tepat dalam menjaring
konsumen sebanyak mungkin. Seperti keikut sertaan indonesia dalam berbagai
kegiatan promosi pariwisata diluar negeri, mengingat saat ini hampir semua

Jurnal Akuntansi (JAk) Page 74


negara yang memiliki potensi wisata mulai berpacu menjaring sejumlah besar
wisatawan ke negaaranya.
Peningkatan jumlah wisatawan, baik mancanegara maupun domestik tersebut
dipengaruhi oleh berbagai faktor yang paling dominan, dalam hal ini adalah
keadaan perekonomian indonesia. Akibat krisis moneter yang berkepanjangan,
menyebabkan nilai tukar rupiah menurun dan dilakukan terobosan-terobosan yang
inovatif seperti hotel menyebabkan wisatawan meningkat.
Salah satu sektor ekonomi yang berkembang pesat dewasa ini adalah
usaha jasa perhotelan. Hotel adalah salah satu jenis akomodasi yang
mempergunakan sebagian atau seluruh bangunan untuk menyediakan jasa
sewa penginapan dan villa, makan dan minum serta jasa penunjang lainnya
bagi umum yang dikelola secara komersial. Sektor ekonomi ini semakin
meluas seiring dengan kemajuan zaman dan merupakan salah satu sektor
yang mendukung kegiatan pariwisata, sehingga banyak diminati oleh para
usahawan lain untuk membangun usaha bidang jasa perhotelan. Timbulnya
kesempatan yang luas dalam arena tersebut dan sebagai akibatnya tercipta
persaingan yang semakin hari semakin cepat.
Permintaan jasa perhotelan dikota kendari cukup berkembang, baik
wisatawan mancanegara, maupun wisatawan domestik. Serta yang datang ke
daerah ini sebagai tamu khusus yang dapat menggunakan jasa perhotelan tersebut.
Hal ini ditandai oleh makin besarnya arus mobilitas penduduk baik antar kota
maupun antar daerah, juga berjalannya aktivitas ekonomi dan pemerintahan serta
berkembangnya sektor jasa, sehingga konsekuensi dari tingginya aktivitas
masyarakat perkotaan tersebut menuntut adanya fasilitas yang layak untuk
digunakan oleh individu dalam menjalankan berbagai kegiatan.
Keadaan ini tentunya merupakan isyarat bagi perusahaan yang bergerak
dalam usaha perhotelan agar mempersiapkan perusahaannya agar lebih mantap
baik secara ekstern maupun secara intern, guna menghadapi tingkat persaingan
yang semakin tajam. Secara ekstern, perusahaan perhotelan dapat mempersiapkan
usahanya agar lebih diminati oleh para pengguna jasa, dengan cara meningkatkan
pelayanan, memperbaiki dan menata setiap ruangan dan lain-lain, sehingga
pengguna jasa betah berada dihotel tersebut, dan secara intern perusahaan dapat
mempersiapkan manajemen usahanya lebih mantap, guna mencapai tujuan umum
perusahaan juga kelangsungan hidup perusahaan.
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah disampaikan di atas, maka
rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu apakah penentuan harga jual jasa
kamar pada hotel plaza kubra kendari telah mencapai keuntungan ?
Adapun Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menganalisis penentuan
harga jual jasa kamar pada Hotel Plaza Kubra Kendari .

Jurnal Akuntansi (JAk) Page 75


Manfaat dari penelitian ini jika dilihat dari beberapa aspek yaitu : bagi
penulis, hasil penelitian ini merupakan media pengembangan pengetahuan
sekaligus media pelatihan dalam mengaplikasikan kembali teori-teori yang telah
dipelajari selama mengikuti perkuliahan. Bagi Hotel Plaza Kubra Kendari,
Sebagai Masukkan bagi manajemen Hotel sebagai bahan pembanding terhadap
kebijaksanaan dan sebagai bahan pertimbangan untuk kebijakan manajemen pada
waktu yang akan datang terutama dalam kebijakan Harga Tarif jasa kamar Hotel
Plaza Kubra Kendari.
Terakhir sebagai bahan referensi bagi peneliti selanjutnya yang lebih baik.

II. TINJAUAN PUSTAKA

1. Akuntansi
Akuntansi merupakan kumpulan konsep dan teknik yang digunakan untuk
mengukur dan melaporkan informasi keuangan dalam suatu unit usaha ekonomi.
Informasi akuntansi sangat potensial untuk dilaporkan kepada pihak-pihak yang
membutuhkan, seperti: manajer perusahaan, pemilik, kreditur, pemerintah,
analisis keuangan dan karyawan. Manajer perusahaan membutuhkan informasi
akuntansi untuk pengambilan keputusan manajerial dan bisnis, Investor tentunya
dalam ekspektasi dan harapan terhadap hasil investasinya dalam bentuk hasil
usaha dan keuntungan (deviden), kreditur berkepentingan terhadap kemampuan
bayar terhadap kewajiban perusahaan dalam menyelesaikan pinjamannya,
pemerintah memerlukan informasi terhadap pajak dan regulasi (peraturan), analis
keuangan menggunakan akuntansi untuk dasar menyatakan opini (pendapat)
terhadap investasi yang akan direkomendasikan, karyawan berharap ingin bekerja
di perusahaan yang mampu untuk mendukung pengembangan karir dan
penghasilan yang lebih baik. Untuk mengetahui akuntansi secara lebih mendalam
sebaiknya mengerti terlebih dahulu definisi atau batasan akuntansi. Dan definisi
yang lainnya adalah menurut George A. Mac Farland :
“Akuntansi adalah suatu seni pencatatan, penggolongan, penyajian, serta
penafsiran secara sistematis dari data keuangan perusahaan atau perseorangan.”

2. Bidang-bidang Akuntansi

Akuntansi saat ini telah berkembang sangat pesat sejalan dengan


perkembangan teknologi dan pertumbuhan ekonomi. Bidang-bidang akuntansi
yang penting akan diuraikan seperti berikut dibawah ini:
1. Akuntansi Umum dan Keuangan (General Accounting / Financial
Accounting)

Jurnal Akuntansi (JAk) Page 76


Bidang akuntansi yang secara menyeluruh mencakup fungsi-fungsi
pencatatan transaksi-transaksi serta menyusun laporan keuangan dari
catatan-catatan tersebut.
2. Akuntansi Biaya (Cost Accounting)Merupakan bidang khusus akuntansi
yang mencatat, menghitung, menganalisis, mengawasi dan melaporkan
kepada manajemen persoalanpersoalan yang berhubungan dengan biaya
dan produksi. Bidang akuntansi biaya tidak hanya menyangkut
bagaimana mencatat biaya dan analisis biaya.
3. Akuntansi Pemerintahan (Govermental Accounting)
Merupakan bidang khusus akuntansi yang dipergunakan oleh
lembagalembaga pemerintah. Bidang ini berguna sebagai alat bagi
pemerintah untuk menyelenggarakan pencatatan yang teratur tentang
penerimaan dan pengeluaran dana.
4. Akuntansi Manajemen (Management Accounting)
Akuntansi Manajemen menggunakan data historis maupun data taksiran
untuk membantu manajemen dalam operasional sehari-hari dan
perencanaan operasional mendatang. Bidang ini mengolah kasus-kasus
khusus yang dihadapi manajer perusahaan dari berbagai jenjang
organisasi.
5. Pemeriksaan Akuntan (Auditing)
Merupakan bidang dalam aktivitas akuntansi yaitu pemeriksaan secara
bebas atas laporan keuangan dari perusahaan. Ini merupakan bidang
pekerjaan akuntan publik yang memeriksa laporan keuangan dan
kemudian memberikan penilaiannya dan pendapatnya mengenai kelayakan
dan kewajaran laporan tersebut. Unsur penting dari kelayakan dan
kewajaran tersebut adalah menyangkut prinsip-prinsip akuntansi yang
akan diterima umum.
6. Akuntansi Lembaga Nirlaba (non profit motive organization)
Akuntansi yang mengkhususkan diri pada masalah-masalah pencatatan
dan pelaporan transaksi dari unit-unit pemerintah serta organisasi nirlaba
lainnya, seperti : yayasan, lembaga keagamaan, lembaga amal, lembaga
pendidikan dan lembaga sosial lainnya. Unsur penting dari akuntasi ini
adalah sistem akuntansi yang menjamin pihak manajemen akan adanya
kecocokan dengan batasan-batasan dan persyaratan lainnya yang
digariskan oleh Undang- Undang, oleh lembaga-lembaga lain, atau oleh
individu-individu yang menjadi donor.

3. Penetapan harga

Jurnal Akuntansi (JAk) Page 77


Menurut G. Chandra dalam buku Tjiptono (2006:27) mengatakan bahwa
harga merupakan pernyataan nilai dari suatu produk ( a statement of value ).
Harga adalah apa yang dibayar seseorang untuk apa yang diperolehnya dan
nilainya dinyatakan dalam mata uang. Keputusan penetapan harga merupakan
pemilihan yang dilakukan perusahaan terhadap tingkat harga umum yang berlaku
untuk jasa tertentu yang bersifat relatif terhadap tingkat harga para pesaing, serta
memiliki peran strategis yang krusial dalam menunjang implementasi strategi
pemasaran.
Menurut Tjiptono ( 2006 : 178), Secara sederhana istilah harga dapat
diartikan sejumlah uang ( satuan moneter ) dan /atau aspek lain ( non moneter )
yang mengandung utilitas/kegunaan tertentu yang diperlukan untuk mendapatkan
suatu jasa. Utilitas merupakan atribut atau faktor yang berpotensi memuaskan
kebutuhan dan keinginan tertentu. Dari pengertian-pengertian diatas , dapat
disimpulkan bahwa penetapan harga merupakan keputusan kritis yang menunjang
keberhasilan suatu perusahaan.

4. Pengertian Harga Jual


Harga jual diartikan sebagai tarif, namun secara tegas perlu dijelaskan
bahwa tarif adalah harga satuan jasa. Artinya, untuk menggunakan jasa tertentu
sering digunakan satuan tarif bukan satuan harga yang ditetapkan untuk
penggunaan jasa tertentu dikenal sebagai tarif. Oleh karena itu, tarif merupakan
sejumlah uang yang dibayarkan untuk memperoleh jasa penting atau mendasarkan
untuk memenuhi kebutuhan seperti tarif air, tarif angkutan, tarif kamar, tarif
makanan, dan tarif kontribusi.
Hansen dan Mowen (2005:633) Mendefinisikan bahwa “harga jual adalah
jumlah moneter yang dibebankan oleh suatu unit usaha kepada pembeli atau
pelanggan atas barang atau jasa yang dijual atau diserahkan.”. Bagi perusahaan
harga (tarif) yang tepat mendatangkan keuntungan yang diharapkan bagi
perusahaan, baik untuk jangka waktu pendek maupun untuk jangka waktu
panjang, sehingga perusahaan yang akan timbul dan harus ditangani oleh
manajemen perusahaan dengan baik adalah bagaimana menetapkan harga satuan
jasa yang tepat, yang nantinya dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan
dan kepuasan bagi konsumen atas penetapan tarif tersebut.
5. Tujuan Penentuan Harga Jual

Penentuan harga jual satuan barang sering dikaitkan dengan tujuan yang
ingin dicapai perusahaan. Setiap perusahaan tidak selalu mempunyai tujuan yang
sama dengan perusahaan yang lainnya.

Bilson Simamora (2001:40) mengatakan bahwa “ beberapa tujuan atau


sasaran dari penetapan harga yaitu membunuh pesaing meraih pangsa pasar, cuci

Jurnal Akuntansi (JAk) Page 78


gudang dan lain-lain ”. suatu sasaran paling umum adalah memperoleh
keuntungan. Untuk itu harus lebih tinggi dari pada biaya rata-rata , maka tinggi
rendahnya harga tergantung pada pasar sasarannya, apakah untuk persaingan atau
meraih segmentasi pasar yang luas dan lain-lain. Sasaran dapat selalu berubah-
ubah kerena itu harga selalu bisa ikut berubah.
Husein Umar (2001:13) mengatakan bahwa tujuan penetapan harga suatu
barang adalah sebagai berikut :
a. Untuk memaksimalkan laba
b. Untuk meningkatkan pangsa pasar
c. Untuk mencapai kepemimpinan dalam kuantitas produk
d. Untuk memelihara kapasitas

6. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penentuan Harga Jual

Perusahaan yang bertujuan untuk mencari laba tidak terlepas dari masalah
penentuan harga jual. Oleh sebab itu, faktor-faktor yang turut mempengaruhi
harga jual harus diperhatikan .
Menurut Dharmesta dan Irawan ( 2005 : 242-246 ) ada 7 (tujuh) faktor
yang berpengaruh dalam penentuan harga jual, yaitu :
1. Keadaan Perekonomian
Keadaan perekonomian sangat mempengaruhi besarnya harga jual. Pada
masa inflasi misalnya : harga barang semakin meningkat terutama harga
barang-barang mewah dan barang-barang yang dibuat dengan komponen
dari luar negeri
2. Permintaan dan penawaran
Permintaan adalah sejumlah barang yang dibeli oleh pembeli pada tingkat
harga tertentu. Pada umumnya, tingkat harga yang rendah akan
meningkatkan tingkat jumlah barang yang diminta lebih besar. Sedangkan
penawaran merupakan kebalikan dari permintaan, yaitu suatu jumlah
barang yang ditawarkan oleh penjual pada suatu tingkat harga tertentu.
Pada umumnya, harga yang lebih tinggi mendorong jumlah yang
ditawarkan lebih besar.
3. Elastisitas permintaan

Faktor lain yang mempengaruhi penentuan harga jual adalah sifat


permintaan pasar. Sifat permintaan ini juga mempengaruhi volume
penjualan.
4. Persaingan
Harga jual beberapa macam sering dipengaruhi oleh keadaan yang ada.
Dalam persaingan murni yang berjumlah banyak aktif menghadapi
pembeli yang banyak pula. Banyak penjualan dan pembeli ini akan

Jurnal Akuntansi (JAk) Page 79


mempersulit penjual perseorangan untuk menjual dengan harga-harga
tinggi kepada yang lain. Selain persaingan murni, dapat pula terjadi
keadaan persaingan lainnya, seperti persaingan tidak sempurna, oligopoli,
dan monopoli.
5. Biaya.
Biaya merupakan dasar dalam penentuan harga, sebab suatu tingkat harga
yang tidak dapat menutup biaya akan mengakibatkan kerugian. Sebaiknya,
apabila suatu tingkat harga melebihi semua biaya, baik biaya produksi,
biaya operasi maupun non operasi akan menghasilkan keuntungan.
6. Tujuan Perusahaan
Penentuan harga barang sering dikaitkan dengan tujuan-tujuan yang akan
dicapai. Setiap perusahaan tidak selalu mempunyai tujuan yang sama
dengan perusahaan lainnya. Tujuan-tujuan yang hendak dicapai tersebut
antara lain : laba maksimum, volume penjualan tertentu, penguasaan pasar,
dan kembalinya modal yang tertanam dalam jangka waktu tertentu.
7. Pengawasan Pemerintah
Pengawasan pemerintah merupakan faktor penting dalam suatu penentuan
harga. Pengawasan pemerintah tersebut dapat diwujudkan dalam bentuk
penentuan harga maksimum dan minimum, diskriminasi harga, serta
praktek-praktek lain yang mendorong usaha-usaha karena monopoli.

7. Faktor Pertimbangan dalam penetapan harga

Tujuan penetapan harga jasa, Lupiyoadi (2006 : 59) perlu dijabarkan


kedalam program penetapan harga jasa dengan mempertimbangkan faktor-
faktor berikut :
1. Elastisitas harga permintaan
Efektivitas program penetapan harga tergantung pada dampak perubahan
harga terhadap permintaan, karena itu perubahan unit penjualan sebagai
akibat perubahan harga perlu diketahui. Namun, perubahan harga memiliki
dampak ganda terhadap penerimaan penjualan perusahaan. Yakni
perubahan unit penjualan dan perubahan penerimaan per unit . jadi,
manajer jangan hanya berfokus pada sensitivitas harga di pasar, namun
juga mempertimbangkan dampak perubahan.
2. Faktor persaingan
Reaksi pesaing terhadap perubahan harga merupakan salah satu faktor
penting yang perlu dipertimbangkan setiap perusahaan.
3. Faktor biaya
Struktur biaya perusahaan (biaya tetap dan biaya variabel) merupakan
faktor pokok yang menentukan batas bawah harga

Jurnal Akuntansi (JAk) Page 80


4. Faktor lini produk
Perusahaan bisa menambah lini poduknya dalam rangka memperluas
served market dengan cara perluasan lini dalam bentuk perluasan vertikal
(vertical extension) dan perluasan horizontal.
5. Faktor pertimbangan lain
Faktor-faktor lain yang juga harus dipertimbangkan dalam rangka
merancang program penetapan harga antara lain :
a. Lingkungan politik dan hukum, misalnya regulasi, perpajakan,
perlindungan konsumen
b. Lingkungan internasional, diantaranya lingkungan politik,
ekonomi, sosial budaya, sumber daya alam dan teknologi dalam
konteks global.

Faktor – faktor yang digunakan sebagai bahan perhitungan dan


pertimbangan dalam penetapan harga jasa , Sulastiyono (2006:40) yaitu :
1. Biaya produksi kamar
Yaitu seluruh biaya yang dikeluarkan untuk mempersiapkan sebuah
kamar agar dapat dijual kepada konsumen atau istilah perhotelan dikenal
dengan nama vacant clean.
2. Fasilitas tambahan
Yaitu kelengkapan-kelengkapan tambahan diluar fasilitas kamar yang
diberikan kepada tamu
3. Kebijakan dari manajemen
Yaitu ketentuan-ketentuan dari manajemen yang dikeluarkan oleh
masing-masing perusahaan.
4. Pesaing
Yaitu bagaimana perusahaan menyikapi para pesaing di bidang
perhotelan.

III. METODE PENELITIAN

Objek penelitian ini adalah penentuan harga jual jasa kamar hotel Plaza
Kubra yang berlokasi di Jl. Supu Yusuf No. 19 Kendari.
Jenis Dataa yaitu Data kualitatif, yaitu data yang berupa informasi atau
penjelasan dari staf yang bersangkutan mengenai operasi dari Hotel Plaza Kubra
Kendari yang berhubungan dengan pembahasan permasalahan. Dan Data
kuantitatif, yaitu data yang berupa daftar harga kamar dari Hotel Plaza Kubra
Kendari yang telah ditetapkan serta data lain yang bersifat kuantitatif yang
berhubungan dengan permasalahan.

Jurnal Akuntansi (JAk) Page 81


Sumber data adalah Data primer yang bersumber langsung dari Hotel Plaza
Kubra Kendari dan Data sekunder yang bersumber dari buku yang berhubungan
dengan pembahasan permasalahan.
Metode analisis yang akan digunakan untuk membahas masalah dalam
penelitian ini adalah metode analisis Deskriptif. Dengan menggunakan metode
penentuan harga cost plus pricing dengan pendekatan full costing dan variabel
costing.

Adapun yang menjadi definisi operasional dalam penelitian ini yaitu :


a. Harga
jual adalah besarnya nilai jasa yang dikeluarkan oleh Hotel Plaza
Kubra Kendari dalam penghasilan utamanya yakni pelayanan dan
sarana jasa kamar.
b. Marku
p adalah perbedaan antara biaya menyediakan produk atau jasa,
dengan harga jualnya
c. Biaya
jasa layanan adalah pelayanan atas semua biaya yang dikeluarkan
Hotel Plaza Kubra Kendari dalam proses pelayanan.
d. Biaya
jasa sarana adalah semua biaya yang dikeluarkan oleh Hotel Plaza
Kubra Kendari dalam menyediakan infrastruktur pendukung.
e. Jasa
Sewa kamar adalah layanan penginapan di Hotel Plaza Kubra Kendari
f. Metod
e penentuan harga adalah strategi perusahaan dalam menentukan harga

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Setelah dilakukan penghitungan pada semua biaya operasional Hotel Plaza


Kubra Kendari tahun 2014, maka selanjutnya dilakukan perhitungan harga pokok
sewa kamar tiap tipe kamar, dengan menjumlahkan seluruh biaya operasional,
baik biaya tetap maupun biaya variabelnya kemudian dibagi dengan hari hunian
hotel selama satu tahun

Jurnal Akuntansi (JAk) Page 82


1. Hasil Penelitian
Tabel 1
Biaya operasional Hotel Plaza Kubra Kendari 2014
Biaya operasi tahun 2014 Jumlah

a. Biaya gaji karyawan Rp 648.000.000

b. Biaya listrik, air, telepon Rp 280.079.500

c. Biaya food & beverage Rp 345.500.000

d. Biaya rooms Rp 217.600.000

e. Biaya perawatan Rp 100.250.000

f. Biaya administrasi kantor Rp 137.285.000

g. Biaya penyusutan aktiva tetap Rp 79.561.563

h. Biaya pajak bumi dan bangunan Rp 26.029.400

i. Biaya pajak Air bawah Tanah Rp 1.236.000

j. Biaya solar untuk genzet Rp 26.135.000

Total biaya operasional Rp 1.861.676.463

Pada tabel I Diatas dapat terlihat jumlah biaya operasi yang dikeluarkan
oleh Hotel Plaza Kubra Kendari selama tahun 2014, Yang terdiri tadi biaya tetap
dan biaya variabel.

Tabel 2
Hasil Analisis Tarif Sewa Kamar Per Hari Hotel Plaza Kubra
Full costing method

Tipe Harga Pokok Mark Up Tarif Hasil Tarif Pihak Selisih


Kamar Analisis Hotel
Superior Rp 306.198 Rp 91.860 Rp 398.058 Rp 250.000 Rp (148.058)
Deluxe Rp 428.607 Rp 128.582 Rp 557.189 Rp 350.000 Rp (207.189)
Executive Rp 734.516 Rp 220.355 Rp 954.871 Rp 600.000 Rp (354.871)

Jurnal Akuntansi (JAk) Page 83


Jumlah Rp 1.469.321 Rp 440.797 Rp 1.910.118 Rp 1.200.000 Rp (710.118)

Tabel 3
Hasil Analisis Tarif Sewa Kamar Per Hari Hotel Plaza Kubra
Variabel costing Method

Tipe Harga Tarif Hasil Tarif Pihak


Mark Up Selisih
Kamar Pokok Analisis Hotel
Superior Rp 129.421 Rp 38.826 Rp 168.247 Rp 250.000 Rp 81.753
Deluxe Rp 181.160 Rp 54.348 Rp 235.508 Rp 350.000 Rp 114.492
Executive Rp 310.459 Rp 93.138 Rp 403.597 Rp 600.000 Rp 196.403
Jumlah Rp 621.040 Rp 186.312 Rp 807.352 Rp 1.200.000 Rp 392.648

Dari tabel II dan III di atas menunjukkan bahwa besarnya biaya operasi per
unit dengan metode full costing tipe kamar Superior Rp 306.198, Deluxe Rp
428.607 dan Executive Suite Rp 734.516 , Sedangkan pada perhitungan dengan
metode variable costing untuk tipe kamar Superior Rp 129.421, Deluxe Rp
181.160, Executive Suite Rp 310.459.

2. Pembahasan
Hasil perhitungan menunjukkan selisih yang cukup signifikan, pada
perhitungan dengan metode full costing yang hasilnya tarif hasil analisis dengan
tarif hotel sesungguhnya terjadi selisih kurang. Tarif yang dianalisis lebih besar,
daripada tarif hotel sesungguhnya. Selisih terjadi pada 3 jenis kamar yaitu
superior, deluxe, dan executive suite, perbedaan yang cukup signifikan terjadi
pada tipe kamar Executive Suite yang selisihnya Rp 354.871, dimana tarif yang
diterapkan pihak hotel untuk jenis kamar executive suite adalah Rp 600.000
sementara tarif hasil analisis adalah Rp 954.871, sedangkan selisih paling sedikit
yaitu pada tipe kamar Superior yang selisihnya sebesar Rp 148.058 dimana tarif
yang diterapkan pihak hotel adalah Rp 250.000 sementara tarif hasil analisis
adalah Rp 398.058, itu berarti pihak hotel tidak dapat mencapai keuntungan
sekaligus menutupi semua biaya hotel selama tahun 2014 dengan menggunakan
tarif hotel yang diterapkan saat ini.
Sedangkan pada perhitungan dengan metode variable costing, terdapat
selisih lebih antara tarif hasil analisis dengan tarif hotel sesungguhnya. Tarif hasil
analisis yang didapatkan mempunyai selisih lebih besar dari tarif hotel
sesungguhnya. Selisih yang paling besar terdapat pada tipe kamar Executive Suite
yang selisihnya sebesar

Jurnal Akuntansi (JAk) Page 84


Rp 196.403, selisih paling kecil sama seperti pada perhitungan full costing yaitu
pada tipe kamar Superior sebesar Rp 81.753, ini berarti walaupun dengan
menggunakan metode variabel costing mendapatkan tarif hasil analisis lebih kecil
dari pada tarif yang diterapkan oleh pihak hotel akan tetapi, selisih tarif tersebut
tidak bisa menutup biaya operasioanal secara keseluruhan sehingga pihak hotel
Tidak dapat mencapai keuntungan dengan tarif yang sekarang diterapkan, karena
perhitungan ini hanya berdasarkan pada volume kegiatan hunian hotel yang
dihitung dari biaya-biaya variabelnya saja.
Perbedaan selisih perhitungan dengan menggunakan metode full costing
dan variable costing ini terjadi karena pada perhitungan dengan menggunakan
metode full costing biaya operasional tetap masih diperhitungkan sedangkan
tingkat hunian hotel pada tahun 2014 tidak terlalu besar sehingga pendapatannya
tidak sebanding dengan biaya yang dikeluarkan, sehingga terjadi selisih kurang
yang cukup signifikan terhadap tarif yang dianalisis dengan tarif hotel
sesungguhnya. Sedangkan apabila menggunakan metode variable costing didapat
selisih lebih antara tarif hasil analisis dengan tarif hotel sesugguhnya karena pada
perhitungan ini hanya dihitung sesuai dengan tingkat aktivitas hotel dan hanya
menggunakan biaya – biaya yang berpengaruh pada tingkat aktivitas hotel
tersebut, sehingga tidak semua biaya masuk ke dalam perhitungan berdasarkan
variable costing ini.
Hasil perhitungan menunjukkan bahwa apabila pihak hotel ingin
mendapatkan keuntungan dan dapat menutupi semua biaya-biaya operasional
hotel yaitu dengan memperhitungkan biaya operasional tetap dan variabel yaitu
dengan menggunakan metode full costing hotel bisa mendapatkan harga jual
untuk kamar Superior
Rp 398.058, deluxe Rp 557.189 ,Dan Executive suite Rp 954.871. Sedangkan
harga/tarif kamar yang ditawarkan oleh manajemen Hotel Plaza Kubra Kendari
sekarang untuk kamar superior Rp 250.000, deluxe Rp 350.000, dan executive
suite Rp 600.000. Ini disebabkan karena harga/tarif kamar yang ditawarkan Hotel
Plaza Kubra Kendari ditentukan dengan melihat atau mengikuti harga pasar jasa
kamar yang ada di kota kendari, dengan tujuan Hotel dapat bersaing dengan hotel-
hotel yang berstandar sama.
Walaupun penentuan tarif tersebut dihitung berdasarkan pada prinsip-
prinsip manajemen keuangan, akan tetapi satu hal yang perlu diperhatikan adalah
faktor kompetisi yang dapat mempengaruhi perubahan harga/tarif kamar, dan
yang lebih penting lagi adalah penetapan tarif harus mencukupi untuk menutupi
biaya serta dapat mengembalikan modal yang diinvestasikan dalam jangka waktu
tertentu.
Selain itu, pihak manajemen hotel mempertimbangkan hal-hal seperti
tingkat komoditi yang diperlukan untuk mengelola hotel, mutu jasa yang

Jurnal Akuntansi (JAk) Page 85


diberikan baik yang berupa fasilitas maupun yang berupa pelayanan, apakah
dengan harga/tarif yang ditetapkan itu mutu layanannya seimbang, kemudian
jumlah dan jenis tamu yang diperkirakan memakai jasa hotel, itu perlu diketahui
kalangan masyarakat yang bagaimana, serta lokasi hotel. apabila lokasi hotel
letaknya bagus dan strategis maka hotel tersebut bisa memasang harga/tarif lebih
tinggi dari harga/tarif kompetitornya.
Faktor – faktor pertimbangan diatas apabila diterapkan dalam penentuan
harga/tarif maka akan tercipta harga yang tepat, menguntungkan bagi hotel
sehingga dapat memberi manfaat bagi pemilik hotel, karyawan, dan pemerintah.
Serta dapat memberikan fasilitas yang baik dan pelayanan yang memuaskan bagi
tamu hotel.

V. KESIMPULAN DAN SARAN

Dan setelah dilakukan perhitungan maka dapat disimpulkan sebagai


berikut : Ternyata hotel belum bisa mencapai keuntungan dengan tarif kamar yang
sekarang digunakan . Jika, menggunakan metode full costing hasil tarif yang
dianalisis melebihi dengan tarif hotel yang sesungguhnya, ini dikarenakan hotel
mempunyai biaya operasional yang tinggi sedangkan tingkat hunian hotel pada
tahun 2014 tidak terlalu besar sehingga pendapatan hotel tidak besar, sehingga
tidak sebanding dengan biaya yang dikeluarkan.
Adapun saran yang dapat diberikan peneliti yaitu :Hotel sebaiknya
mengevaluasi kembali biaya – biaya operasional tetap maupun variabel sehingga
biaya – biaya yang terlalu besar agar dapatdihemat atau bahkan dapat dikurangi
sehingga apabila tingkat hunian hotel sepi dan adanya kebijakan-kebijakan dari
pemerintah, hotel tetap dapat mencapai keuntungan dan dapat menutupi semua
biaya-biaya operasional yang dikeluarkan.

DAFTAR PUSTAKA

Bilson Simamora. 2001. Manajemen strategi. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka


Umum.
Dwi Prastowo Darminto. 2005. Analisis laporan keuangan Hotel. Edisi III.
Yogyakarta: ANDI
Damai Nasution. 2014. Akuntansi biaya. Edisi II Tangerang : Badan penerbitan
Universitas Terbuka
Hansen Don dan Mowen, Maryanne. 2005. Manajemen Accounting: Akuntansi
manajemen. Terjemahan Oleh Dewi Fitri dan Deny Arnos Kwary.
Jakarta: Salemba Empat
Herdi S. Darmo Soewirjo. 2003. Teori & akuntansi perhotelan. Edisi I.
Yogyakarta: ANDI

Jurnal Akuntansi (JAk) Page 86


Husein Umar. 2001. Strategic management in action. Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Umum.
Hesti Triyanto. 2012. Penentuan harga jual kamar hotel saat low season dengan
metode cost-plus pricing pendekatan variabel costing (studi kasus pada
hotel puri artha Yogyakarta). Skripsi tidak diterbitkan. Yogyakarta :
Program sarjana Universitas Atma Jaya Yogyakarta.
Kamaruddin Ahmad. 2007. Akuntansi manajemen. Dasar-dasar konsep biaya dan
pengambilan keputusan. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.
Lupiyoadi, Rambat dan A. Hamdani. 2006. Manajemen pemasaran jasa. Jakarta:
Salemba Empat.
Lukman Surjadi. 2013. Akuntansi biaya. Dasar-dasar penghitungan harga.
Jakarta: PT. Indeks
Mulyadi. 2001. Akuntansi manajemen, konsep manfaat dan rekayasa. Edisi III
Yogyakarta: Salemba Empat.
--------, 2007. Akuntansi biaya. Edisi V. Yogyakarta: UPP-STIM YKPN.
Ni Wayan Suwithi. 2008. Akomodasi perhotelan. Edisi I. Jakarta : Direktorat
Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Supriyono, A.R. 2004. Akuntansi biaya. Pengumpulan biaya dan penetapan
harga pokok. Edisi II. Yogyakarta : BPFE.
Surat Keputusan Menparpostel No. KM37/PW/340/MPPT.2000: Tentang
paraturan dan penggolongan hotel. Bab I Pasal ayat (b).
Surat keputusan Menteri pariwisata dan ekonomi kreatif No.
PM.53/HM.001/MPEK/2013: Tentang standar usaha hotel. Bab I Pasal
ayat (b)
Universitas Halu Oleo. 2010. Panduan penulisan skripsi. Kendari : Fakultas
Ekonomi, Universitas Halu Oleo
Wiyasha, IBM. 2007. Akuntansi Manajemen untuk Hotel dan Restoran. Edisi I.
Yogyakarta : ANDI

Jurnal Akuntansi (JAk) Page 87

Anda mungkin juga menyukai