Abstrak
CV. Catering Ibu Supardi adalah perusahaan jasa yang bergerak dalam bidang jasa katering.
dimana saat ini menggunakan faktor pengukuran kinerja tradisional berbasis kekeluargaan untuk
mengukur kinerja karyawan bagian produksi. Makalah ini akan menganalisa beberapa
kelemahan dari faktor pengukuran kinerja saat ini dan mencoba untuk membahas bagaimana
mengukur kinerja karyawan dengan menggunakan pengukuran non – financial dapat
meningkatkan kinerja karyawan serta proses internal bisnis perusahaan khususnya bagian
produksi.
I. Pendahuluan
CV. Catering Ibu Supardi adalah organisasi penyedia jasa berbagai macam masakan
(makanan dan minuman) yang melegenda di kota Yogyakarta. Katering ini melayani berbagai
kebutuhan konsumsi untuk pesta maupun acara suatu instansi. Jenis-jenis makanan yang
disediakan beraneka ragam mekipun lebih berfokus pada masakan Indonesia. Produk katering
Ibu Supardi terdiri dari tiga kategori produk: produk nasi kotak, produk prasmanan untuk
wedding dan pesta, serta menu racikan. Katering ini didirikan oleh Ny. Supardi pada tahun 1992
dan pada tahun 2001 usaha catering ini diserah terimakan kepada anaknya yang bernama Ny.
Effi Idawati. Pada kepemimpinan Ny. Effi Idawati, usaha ini berkembang dengan pesat dan telah
menjadi perusahaan catering yang cukup diperhitungkan di wilayah Yogyakarta. Saat ini, usaha
ini masih tetap dipimpin oleh Ny Effi Idawati selaku pemilik dan juga direktur utama. Budaya
1
General Manager pada CV. Catering Ibu Supardi, Kotagede. Yogyakarta.
organisasi di perusahaan ini adalah budaya yang berlandaskan asas kekeluargaan dimana
beberapa karyawan mayoritas berasal dari wilayah dimana katering ini berdomisili yaitu di
wilayah Kotagede. Faktor inilah yang mempengaruhi system kontrol manajemen perusahaan
dimana beberapa aturan cenderung berbentuk informal termasuk pada bagian produksi. Makalah
ini akan membahas dan menganalisa apakah system kontrol manajemen yang berlandaskan
budaya kekeluargaan pada bagian produksi memberikan efektifas serta efisiensi terhadap tujuan
dan kepentingan perusahaan. Makalah ini juga akan menjelaskan tentang bagaimana penerapan
memberikan kontribusi yang positif terhadap efektifitas dan efisiensi pada bagian produksi CV.
Penggunaan alat ukur kinerja sangatlah penting dalam sebuah perusahaan. Penggunaan
alat ukur kinerja yang tepat menyebabkan kemampuan perusahaan untuk mencapai superioritas
performance semakin terbuka. Superioritas kinerja ini merupakan salah satu indikasi perusahaan
memiliki tingkat kompetitif yang tinggi adalah dengan adanya superioritas dalam performance
(Slater, 1996).
Siegel (1989) juga mengatakan bahwa tujuan utama evaluasi terhadap kinerja atau
perlunya pengukuran kinerja adalah untuk memotivasi karyawan dalam mencapai tujuan dan
bertujuan agar karyawan mematuhi standar perilaku yang telah ditetapkan sebelumnya. Sehingga
segala aktivitas tetap berada pada jalur kehendak perusahaan. Siegel juga kemudian
Pentingnya pengukuran kinerja tersebut yang melandasi bahwa CV. Catering Ibu Supardi
harus memilih alat ukur yang tepat untuk tujuan utama perusahaan. Alat ukur non – financial
adalah salah satu alat ukur pengukuran kinerja karyawan. Anthony dan Govindarajan (2004)
menjelaskan bahwa pengukuran Non – Financial terdiri dari variable kunci utama: Customer –
Focused Key Variables dan variabel yang berkaitan dengan Internal Business Process. Adapun
a. Bookings.
b. Backorders.
c. Market Share.
e. Customer Satisfaction.
f. Customer Retention
g. Customer Loyality
Sedangkan varibel utama yang menyangkut proses bisnis internal adalah sebagai berikut:
a. Capacity Utilization.
b. On – Time Delivery
c. Inventory Turnover
d. Quality
e. Cycle Time.
Sistem pengukuran kinerja Non – Financial dianggap system yang cocok untuk
diterapkan pada bagian produksi CV. Catering Ibu Supardi. Hal ini diasari atas beberapa
pertimbangan berikut:
a. Bagian Produksi CV. Catering Ibu Supardi adalah berbentuk expense center dan bukan
profit center.
b. Fokus utama manejemen adalah bagaimana meningkatkan efektifitas dan efisiensi proses
bisnis internal bagian produksi, serta meningkatkan kualitas produk untuk kepuasan
pelanggan.
c. Sistem pengukuran kerja saat ini dimana masih menggunakan system pengukuran kinerja
Bagian produksi catering Ibu Supardi saat ini terdiri dari 11 orang karyawan terdiri dari 3
orang chef utama dan dibantu oleh 8 orang cook helper. Adapun tugas karyawan bagian produksi
Chef utama adalah kepala chef di bagian produksi. Chef utama merangkap sebagai kepala
1. Tugas
2. Wewenang
a. Chef utama memiliki wewenang penuh untuk meminta jumlah bahan baku yang
b. Chef utama memiliki wewenang untuk meminta bahan baku tambahan yang
d. Chef utama berhak untuk memberikan masukan kepada general manager untuk
Posisi Chef berada dibawah dan bertanggung jawab kepada chef utama.
1. Tugas
2. Wewenang
Struktur cook helper berada di bawah chef, dimana bertanggungjawab kepada chef.
1. Tugas
Saat ini masih belum terdapat system pengukuran kinerja yang baku terhadap performa
kinerja karyawan pada bagian produksi CV. Catering Ibu Supardi. Performa evaluasi kinerja
system pengukuran kinerja tradisional dan bersifat informal pada bagian produksi CV. Catering
Ibu Supardi:
a. Tidak adanya system reward dan punishment yang jelas terhadap karyawan produksi
adalah ketepatan waktu di tempat kerja. Beberapa karyawan datang lebih awal sedangkan
beberapa karyawan datang terlambat. Dan tidak ada system punishment yang jelas bagi
karyawan yang datang terlambat. Hal ini dikarenakan fokus utama pihak manajemen
adalah hanya terhadap bagaimana pesanan dapat selesai dari deadline waktu pesanan
yang ditentukan.
b. Faktor kepercayaan menjadi landasan utama kontrol manajemen terhadap para karyawan,
c. Fokus evaluasi kinerja adalah pada hasil akhir produksi bukan terletak pada proses
produksi.
pekerjaan tepat waktu sehingga terkadang terburu – buru dalam proses memasak.
kualitas produk.
d. Karyawan bagian produksi tidak pernah tahu apakah pelanggan puas terhadap rasa
e. Sistem pengukuran kinerja yang belum baku berakibat terhadap pemberian kompensasi
f. Sistem pengukuran kinerja ini tidak pernah mengukur efektifitas dan efisiensi proses
produksi.
g. Wewenang penuh chef utama dalam meminta tambahan baku yang dibutuhkan berakibat
3. Penerapan Pengukuran Non – Financial Pada Bagian Produksi CV. Catering Ibu
Supardi.
Sesuai dengan komitmen manajemen CV. Catering Ibu Supardi dalam rangka
meningkatkan kualitas produk dan kepuasan pelanggan. Maka berikut adalah beberapa langkah
strategis yang dapat dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut berdasarkan Key Success Factors
menggunakan pengukuran non – financial seperti yang telah dikemukakan oleh Anthony dan
Govindarajan:
produksi utamanya adalah bagaimana tingkat efisiensi dan efektifitas pemanfaatan biaya
tetap terhadap output yang dihasilkan. Pada Industri Jasa Katering, investasi terhadap
biaya tetap relatif rendah. Proses produksi pada perusahaan jasa catering tidak
memerlukan peralatan ataupun mesin dengan biaya tinggi dikarenakan hampir 90 % total
pengerjaan dilakukan secara manual. Permasalahan yang sering timbul pada bagian
produksi CV. Catering Ibu Supardi adalah pemanfaatan biaya variabel seperti
penggunaan gas dan bahan baku masakan. Permasalahan ini timbul karena tidak adanya
kontrol terhadap penggunaan bahan baku serta kontrol terhadap chef utama selaku kepala
bagian produksi yang memiliki wewenang penuh dalam menentukan jumlah bahan baku
yang dibutuhkan. Terkait dengan permasalahan tersebut, berikut adalah beberapa langkah
masakan.
b. Membuat penganggaran yang baku untuk tiap – tiap pesanan berdasarkan menu dan
Pemesanan menu “Paket 1” kategori nasi box yang terdiri dari: Nasi, Ayam, Sayur,
Sambal Goreng, Sayur, Kerupuk dan Buah dengan jumlah 50 pack (minimal
Gas 3 kg
proses produksi pada bagian produksi CV. Catering Ibu Supardi. Proses produksi
tidak efisien jikalau jumlah biaya produksi aktual melebihi anggaran produksi yang
telah di tetapkan. Selain itu juga berfungsi sebagai kontrol bagi chef utama bagian
2. On Time Delivery. Ketepatan waktu dalam mengantar pesanan adalah faktor yang sangat
perusahaan. Pihak manajemen CV. Catering Ibu Supardi harus berkomitmen untuk
melakukan layanan antar tepat waktu dengan beberapa langkah strategis berikut ini:
b. Proses produksi harus sudah selesai minimal 1 jam dari waktu pesanan. Dengan
3. Inventory Turnover. Pada perusahaan jasa katering, relatif tidak begitu masalah terhadap
faktor inventory turnover. Hal ini karena pada perusahaan jasa katering penjualan
semuanya dilakukan dengan cara pemesanan terlebih dahulu sehingga tidak ada sama
sekali resiko terhadap produk yang tidak terjual. Resiko mungkin terjadi terhadap
penyimpanan bahan baku. Akan tetapi resiko tersebut sangat kecil mengingat maksimum
penyimpanan adalah 7 hari dan rata – rata pembelian bahan baku dilakukan ketika
perusahaan yang terus untuk dipertahankan dan ditingkatkan. Salah satu usaha yang dapat
dilakukan adalah dengan terus menjaga kualitas produk dengan tetap mempertahankan
Selain fokus terhadap proses internal bisnis, variabel kunci utama yang
1. Bookings. Perusahaan jasa katering sangat erat hubungannya dengan faktor pemesanan,
mengingat semua penjualan dilakukan dengan cara pemesanan terlebih dahulu. Hal
2. Customer Satisfaction. Kepuasan pelanggan adalah alat kontrol yang sangat efektif untuk
mengetahui dan mengevaluasi produk yang telah dijual oleh perusahaan. Kepuasan
pelanggan ini juga dapat menjadi feedback bagi pihak manejemen untuk terus
meningkatkan kualitas produk. Beberapa langkah strategis yang dapat dilakukan oleh
CV. Catering Ibu Supardi terkait dengan kepuasan pelanggan adalah sebagai berikut:
Form ini berfungsi sebagai alat untuk mengetahui sejauh mana kepuasan pelanggan
kepada bagian produksi sebagai bahan evaluasi serta motivasi bagi mereka untuk
3. Customer Retention & Loyality. Variabel ini terkait dengan loyalitas pelanggan terhadap
produk – produk perusahaan. Variabel ini dapat diketahui dengan cara mengukur sejauh
mana frekuensi pelanggan untuk kembali memesan produk katering serta sejauh mana
pelanggan yang telah memesan produk katering untuk mereferensikan produk – produk
tersebut kepada pelanggan lainnya. Beberapa langkah strategis yang dapat dilakukan oleh
CV. Catering Ibu Supardi terkait dengan variabel ini adalah sebagai berikut:
a. Membuat program membership dimana setiap pelanggan yang telah memesan produk
katering sebanyak 5 kali secara otomatis akan menjadi anggota program membership
CV. Catering Ibu Supardi. Beberapa keuntungan yang didapatkan dari program
pembelian
jumlah tertentu. Contohnya adalah: CV. Catering Ibu Supardi memiliki gedung
pertemuan dengan kapasitas 200 – 300 orang di Kotagede. Pelanggan yang memesan
produk dengan paket pernikahan minimal 1000 tamu undangan maka akan
mendapatkan fasilitas gedung tersebut secara gratis untuk mengadakan rapat panitia
pernikahan. Selain itu benefit kedua adalah konsumsi untuk panitia rapat pernikahan
4. Market Share. Variable selanjutnya sebagai alat pengukuran kontrol manajemen non –
financial adalah market share. Market share berguna untuk mengidentifikasi dan
memetakan sejauh mana posisi pangsa pasar produk – produk perusahaan terhadap
industry jasa katering secara keseluruhan. Saat ini Asosiasi Pengusaha Jasaboga
Indonesia (APJI) belum memiliki data terkait dengan market share tiap – tiap perusahaan
jasa katering di Yogyakarta. Langkah strategis yang dapat dilakukan oleh CV. Catering
Ibu Supardi salah satunya adalah dengan cara meriset market share industry jasa katering
di Yogyakarta. Pihak manejemen dapat menyewa pihak ketiga untuk melakukan riset
tersebut.
IV. Kesimpulan
Pengukuran kinerja dengan menggunakan pengukuran tradisional pada CV. Catering Ibu
Supardi dengan berlandaskan asas kekeluargaan memiliki kelebihan yaitu tingginya tingkat
kepercayaan pihak manajemen kepada karyawan. Akan tetapi system pengukuran kinerja
tersebut kurang maksimal dan memiliki banyak kekurangan sehingga diharapkan dengan
menggunakan system pengukuran non – financial dapat meningkatkan tingkat kinerja karyawan
serta efektifitas dan efisiensi proses produksi CV. Catering Ibu Supardi.
Referensi
1. Anthony, Robert N. and Vijay Govindarajan, 2004, Management Control System, 11th
Marketing Management.