Nama
NIM
: 1506315016
No. Absen
: 14
Kelompok
:3
I.
Pendahuluan
Manajemen stratejik merupakan bidang ilmu yang relatif baru dan modern,
yang diperkenalkan baik dunia korporat maupun menjadi kajian akademis yang
penting, menjadi salah satu kunci penentu keberhasilan suatu perusahaan dalam
jangka panjang. Dalam Solihin (2012: 64) disebutkan bahwa manajemen strategik
adalah serangkaian keputusan dan tindakan manajerial yang dihasilkan dari proses
formulasi dan implementasi rencana (Pierce dan Robinson, 2005: 3) dengan
tujuan untuk mencapai keunggulan kompetitif. Manajemen strategik juga dapat
didefinisikan sebagai proses perencanaan, pengarahan, pengorganisasian, dan
pengendalian berbagai keputusan dan tindakan strategis perusahaan dengan tujuan
untuk mencapai keunggulan kompetitif.
II.
mencapai tujuan, tetapi juga mencakup penentuan berbagai tujuan itu sendiri
(Solihin, 2012: 64). Manajemen strategis berkenaan dengan pengelolaan berbagai
keputusan strategis, yaitu keputusan manajerial yang akan memengaruhi
keberadaan perusahaan dalam jangka panjang, yang dapat diambil oleh
manajemen puncak pada tingkat korporasi maupun pada tingkat unit bisnis
1
dapat
mengeksekusi
proposisi
nilai
pelanggannya
secara
menguntungkan.
Relevansi
model
bisnis
mengklarifikasi
bagaimana
menyediakan
pelanggan dengan nilai yang menjadi daya tarik, dan menghasilkan omzet yang
cukup menutup biaya operasional dan produksi serta memastikan bahwa
perusahaan mendapatkan keuntungan.
IV.
a. The fit test seberapa baik strategi yang dipakai sudah sesuai atau coock
dengan situasi perusahaan.
b. The competitive advantages test apakah strategi yang dipakai mampu
membawa
perusahaan
mencapai
keunggulan
kompetitif
yang
berkesinambungan.
c. The performance test apakah strategi tersebut menghasilkan kinerja yang
baik bagi perusahaan?
Selain itu, beberapa indikator yang dapat digunakan sebagai acuan untuk
menilai keberhasilan strategi untuk menciptakan keunggulan kompetitif antara
lain mencakup indikator-indikator kinerja akuntansi dan kinerja ekonomi (Barney
dan Hasterly, 2008 dalam Solihin, 2012: 67). Indikator kinerja akuntansi yang
dapat digunakan adalah:
a. Profitability ratio: rasio ini mengukur seberapa baik manajer perusahaan
menggunakan sumber daya perusahaan untuk menghasilkan laba.
b. Liquidity ratio: rasio likuiditas mengukur sejauh mana perusahaan
memiliki aset/aktiva lancar yang dapat digunakan untuk menutupi
kewajiban jangka pendek yang akan jatuh tempo.
c. Leverage ratio: rasio ini mengukur seberapa besar utang yang digunakan
oleh perusahaan untuk mendanai total aset. Semakin besar utang yang
digunakan, maka semakin besar risiko yang dihadapi perusahaan untuk
memenuhi kewajiban kontraktual dengan para kreditor. namun di sisi lain
penggunaan utang juga dapat memperbesar tingkat pengembalian yang
diperoleh perusahaan dibandingkan bila seluruh aset perusahaan didanai
dengan ekuitas/modal sendiri.
d. Activity ratio: rasio ini mengukur berapa cepat berbagai akun yang ada
dalam neraca terutama yang berbentuk akun lancar dapat berubah menjadi
penjualan atau kas. Contoh dari activity ratio antara lain adalah inventory
turnover dan average collection period.
e. Market ratio: rasio ini memberikan gambaran mengenai seberapa baik
investor di pasar modal menilai kinerja dan risiko perusahaan saat ini.
3
V.
VI.
sudah menjelma dari minuman ringan menjadi minuman penting di seluruh dunia.
Dari usia yang sangat tua itu, sejarah bisnis Coca Cola telah memberikan banyak
sekali pelajaran bisnis hingga akhirnya meraih kondisi saat ini yang bisa dibilang
sangat sukses.
Visi, Misi dan Tujuan The Coca Cola Company
sasaran
atau
target
pasar
produsen
dapat
Kelemahan untuk setiap bisnis harus baik diminimalkan dan dipantau agar
dapat secara efektif mencapai produktivitas dan efisiensi dalam kegiatan usaha
mereka. Isu kesehatan mungkin salah satu permasalahan utama yang dihadapi
oleh produk Coca-Cola. Masalah kandungan kalori berlebih yang diantisipasi
dengan cara meluncurkan produk sugar free ternyata juga masih mendapat
hambatan dari adanya isu kesehatan mengenai pemanis buatan yang digunakan
sebagai pengganti. Selain itu produk ini juga belum mulai beralih ke produk
ramah lingkungan, sementara mulai banyak minuman ringan yang memakai isu
keseahatan dan lingkungan dalam kampanye produk mereka.
3) Peluang (Opportunity)
Pertumbuhan sebesar 7,5% yang terjadi pada pasar minuman ringan non
soda dan 8,5% pada air mineral kemasan merupakan peluang yang tidak bisa
dipandang sebelah mata oleh Coca-Cola. Hal ini sudah dilakukan dengan
produknya yaitu Air mineral Ades dan produk minuman Isotonik. Selain itu
menurut data masih banyak pasar di wilayah Asia Tengah dan Afrika yang tingkat
konsumsi minuman ringan bersodanya masih rendah. Ini merupakan Blue Ocean
bagi pemasaran Coca Cola di masa depan.
4) Ancaman (Threat)
Kompetitor baik tingkat domestik maupun level internasional seperti Pepsi
dan Cadbury merupakan ancaman yang patut diwaspadai. Selain itu perubahan
paradigma konsumen yang lebih health conscious serta meningkatnya harga gula,
packaging dan material lainnya merupakan ancaman yang perlu ditanggulangi
sedini mungkin.
Analisis Faktor Eksternal (EFE)
EXTERNAL FACTOR EVALUATION
Faktor
Bobot
Opportunity (Peluang)
Semakin meningkatnya pendapatan disposabel,
1
penjualan akan meningkat.
0,18
Konsumsi minuman ringan berbanding terbalik
2
dengan usia seseorang.
0,14
Peringkat
Skor Bobot
Kekuatan
0,72
0,42
Threat (Ancaman)
Coca Cola dapat pesaing yang kuat yaitu Pepsi
1
dan Cadburry.
Ada banyak minuman substitusi dari minuman
2
ringan yang populer.
Peningkatan biaya per unit akibat keterbatasan
3
bahan baku.
Jumlah
0,42
0,72
0,42
0,09
0,18
0,05
0,05
0,09
1,0
0,18
3,11
Berdasarkan analisis tabel EFE diketahui bahwa perusahaan dinilai baik secara
eksternal, karena lebih banyak peluang yang dimiliki dibandingkan dengan
ancaman yang ada.
Analisis Faktor Internal (IFE)
INTERNAL FACTOR EVALUATION (IFE)
Faktor
Strenght (Kekuatan)
Brand image yang sudah dikenal masyarakat
1
luas.
2
Ramuan rahasia yang tidak dimiliki produk lain.
3
Memiliki sumberdaya yang besar dan terlatih.
4
Pelayanan terhadap konsumen dan pelanggan.
5
Memiliki kepedulian terhadap lingkungan.
6
Perkembangan inovasi secara terus-menerus.
7
Strategi pemasaran yang baik.
8
Sistem informasi yang memadai.
Kemasan produk yang menarik dan harga yang
9
kompetitif.
Weakness (Kelemahan)
The Coca Cola Company tidak memiliki produk
1
organik.
Sebagian
perusahaan
beverage
lainnya
2
mempunyai kontrak ekslusif seperti dengan Pepsi
Company.
Skor Bobot
Bobot Peringkat Kekuatan
0,11
0,11
0,08
0,08
0,08
0,08
0,11
0,08
4
4
3
3
3
3
4
3
0,44
0,44
0,24
0,24
0,24
0,24
0,44
0,24
0,08
0,24
0,05
0,10
0,03
0,03
7
3
Soft drink tidak baik bagi kesehatan.
4
Ketersediaan bahan baku.
5
Kebijakan pemerintah.
Jumlah
0,05
0,03
0,05
1,0
2
1
2
0,10
0,03
0,10
3,39
DAFTAR PUSTAKA