OLEH :
Nurlyan
ABSTRACT
This study aimed to analyze the determination of the selling price of room
service in the hotel plaza kubra kendari. Primary data in this study were obtained
directly from the hotel plaza kubra kendari form of reports room occupancy rate
and the list of operating expenses incurred during the year 2014. The method of
analysis is descriptive analysis using cost plus pricing method.
This study showed that the operational costs incurred plaza kubra hotel
kendari greater than occupancy rates so that the expenses incurred are not
comparable with the income from hotel occupancy. The results indicate that if the
hotel wants to achieve the advantage of taking into account the fixed and variabel
operating costs in determining the hotel room rates, by using the method of full
costing and variable costing so all the operational costs can be covered so that
the hotel can reach advantage.
Keywords: selling price, cost plus pricing, full costing, variable costing
I. PENDAHULUAN
1. Akuntansi
Akuntansi merupakan kumpulan konsep dan teknik yang digunakan untuk
mengukur dan melaporkan informasi keuangan dalam suatu unit usaha ekonomi.
Informasi akuntansi sangat potensial untuk dilaporkan kepada pihak-pihak yang
membutuhkan, seperti: manajer perusahaan, pemilik, kreditur, pemerintah,
analisis keuangan dan karyawan. Manajer perusahaan membutuhkan informasi
akuntansi untuk pengambilan keputusan manajerial dan bisnis, Investor tentunya
dalam ekspektasi dan harapan terhadap hasil investasinya dalam bentuk hasil
usaha dan keuntungan (deviden), kreditur berkepentingan terhadap kemampuan
bayar terhadap kewajiban perusahaan dalam menyelesaikan pinjamannya,
pemerintah memerlukan informasi terhadap pajak dan regulasi (peraturan), analis
keuangan menggunakan akuntansi untuk dasar menyatakan opini (pendapat)
terhadap investasi yang akan direkomendasikan, karyawan berharap ingin bekerja
di perusahaan yang mampu untuk mendukung pengembangan karir dan
penghasilan yang lebih baik. Untuk mengetahui akuntansi secara lebih mendalam
sebaiknya mengerti terlebih dahulu definisi atau batasan akuntansi. Dan definisi
yang lainnya adalah menurut George A. Mac Farland :
“Akuntansi adalah suatu seni pencatatan, penggolongan, penyajian, serta
penafsiran secara sistematis dari data keuangan perusahaan atau perseorangan.”
2. Bidang-bidang Akuntansi
3. Penetapan harga
Menurut G. Chandra dalam buku Tjiptono (2006:27) mengatakan bahwa
harga merupakan pernyataan nilai dari suatu produk ( a statement of value ).
Harga adalah apa yang dibayar seseorang untuk apa yang diperolehnya dan
nilainya dinyatakan dalam mata uang. Keputusan penetapan harga merupakan
pemilihan yang dilakukan perusahaan terhadap tingkat harga umum yang berlaku
untuk jasa tertentu yang bersifat relatif terhadap tingkat harga para pesaing, serta
memiliki peran strategis yang krusial dalam menunjang implementasi strategi
pemasaran.
Menurut Tjiptono ( 2006 : 178), Secara sederhana istilah harga dapat
diartikan sejumlah uang ( satuan moneter ) dan /atau aspek lain ( non moneter )
yang mengandung utilitas/kegunaan tertentu yang diperlukan untuk mendapatkan
suatu jasa. Utilitas merupakan atribut atau faktor yang berpotensi memuaskan
kebutuhan dan keinginan tertentu. Dari pengertian-pengertian diatas , dapat
disimpulkan bahwa penetapan harga merupakan keputusan kritis yang menunjang
keberhasilan suatu perusahaan.
Penentuan harga jual satuan barang sering dikaitkan dengan tujuan yang
ingin dicapai perusahaan. Setiap perusahaan tidak selalu mempunyai tujuan yang
sama dengan perusahaan yang lainnya.
Perusahaan yang bertujuan untuk mencari laba tidak terlepas dari masalah
penentuan harga jual. Oleh sebab itu, faktor-faktor yang turut mempengaruhi
harga jual harus diperhatikan .
Menurut Dharmesta dan Irawan ( 2005 : 242-246 ) ada 7 (tujuh) faktor
yang berpengaruh dalam penentuan harga jual, yaitu :
1. Keadaan Perekonomian
Keadaan perekonomian sangat mempengaruhi besarnya harga jual. Pada
masa inflasi misalnya : harga barang semakin meningkat terutama harga
barang-barang mewah dan barang-barang yang dibuat dengan komponen
dari luar negeri
2. Permintaan dan penawaran
Permintaan adalah sejumlah barang yang dibeli oleh pembeli pada tingkat
harga tertentu. Pada umumnya, tingkat harga yang rendah akan
meningkatkan tingkat jumlah barang yang diminta lebih besar. Sedangkan
penawaran merupakan kebalikan dari permintaan, yaitu suatu jumlah
barang yang ditawarkan oleh penjual pada suatu tingkat harga tertentu.
Pada umumnya, harga yang lebih tinggi mendorong jumlah yang
ditawarkan lebih besar.
3. Elastisitas permintaan
Objek penelitian ini adalah penentuan harga jual jasa kamar hotel Plaza
Kubra yang berlokasi di Jl. Supu Yusuf No. 19 Kendari.
Jenis Dataa yaitu Data kualitatif, yaitu data yang berupa informasi atau
penjelasan dari staf yang bersangkutan mengenai operasi dari Hotel Plaza Kubra
Kendari yang berhubungan dengan pembahasan permasalahan. Dan Data
kuantitatif, yaitu data yang berupa daftar harga kamar dari Hotel Plaza Kubra
Kendari yang telah ditetapkan serta data lain yang bersifat kuantitatif yang
berhubungan dengan permasalahan.
Sumber data adalah Data primer yang bersumber langsung dari Hotel Plaza
Kubra Kendari dan Data sekunder yang bersumber dari buku yang berhubungan
dengan pembahasan permasalahan.
Metode analisis yang akan digunakan untuk membahas masalah dalam
penelitian ini adalah metode analisis Deskriptif. Dengan menggunakan metode
penentuan harga cost plus pricing dengan pendekatan full costing dan variabel
costing.
Pada tabel I Diatas dapat terlihat jumlah biaya operasi yang dikeluarkan
oleh Hotel Plaza Kubra Kendari selama tahun 2014, Yang terdiri tadi biaya tetap
dan biaya variabel.
Tabel 2
Hasil Analisis Tarif Sewa Kamar Per Hari Hotel Plaza Kubra
Full costing method
Tabel 3
Hasil Analisis Tarif Sewa Kamar Per Hari Hotel Plaza Kubra
Variabel costing Method
Dari tabel II dan III di atas menunjukkan bahwa besarnya biaya operasi per
unit dengan metode full costing tipe kamar Superior Rp 306.198, Deluxe Rp
428.607 dan Executive Suite Rp 734.516 , Sedangkan pada perhitungan dengan
metode variable costing untuk tipe kamar Superior Rp 129.421, Deluxe Rp
181.160, Executive Suite Rp 310.459.
2. Pembahasan
Hasil perhitungan menunjukkan selisih yang cukup signifikan, pada
perhitungan dengan metode full costing yang hasilnya tarif hasil analisis dengan
tarif hotel sesungguhnya terjadi selisih kurang. Tarif yang dianalisis lebih besar,
daripada tarif hotel sesungguhnya. Selisih terjadi pada 3 jenis kamar yaitu
superior, deluxe, dan executive suite, perbedaan yang cukup signifikan terjadi
pada tipe kamar Executive Suite yang selisihnya Rp 354.871, dimana tarif yang
diterapkan pihak hotel untuk jenis kamar executive suite adalah Rp 600.000
sementara tarif hasil analisis adalah Rp 954.871, sedangkan selisih paling sedikit
yaitu pada tipe kamar Superior yang selisihnya sebesar Rp 148.058 dimana tarif
yang diterapkan pihak hotel adalah Rp 250.000 sementara tarif hasil analisis
adalah Rp 398.058, itu berarti pihak hotel tidak dapat mencapai keuntungan
sekaligus menutupi semua biaya hotel selama tahun 2014 dengan menggunakan
tarif hotel yang diterapkan saat ini.
Sedangkan pada perhitungan dengan metode variable costing, terdapat
selisih lebih antara tarif hasil analisis dengan tarif hotel sesungguhnya. Tarif hasil
analisis yang didapatkan mempunyai selisih lebih besar dari tarif hotel
sesungguhnya. Selisih yang paling besar terdapat pada tipe kamar Executive Suite
yang selisihnya sebesar
Rp 196.403, selisih paling kecil sama seperti pada perhitungan full costing yaitu
pada tipe kamar Superior sebesar Rp 81.753, ini berarti walaupun dengan
menggunakan metode variabel costing mendapatkan tarif hasil analisis lebih kecil
dari pada tarif yang diterapkan oleh pihak hotel akan tetapi, selisih tarif tersebut
tidak bisa menutup biaya operasioanal secara keseluruhan sehingga pihak hotel
Tidak dapat mencapai keuntungan dengan tarif yang sekarang diterapkan, karena
perhitungan ini hanya berdasarkan pada volume kegiatan hunian hotel yang
dihitung dari biaya-biaya variabelnya saja.
Perbedaan selisih perhitungan dengan menggunakan metode full costing
dan variable costing ini terjadi karena pada perhitungan dengan menggunakan
metode full costing biaya operasional tetap masih diperhitungkan sedangkan
tingkat hunian hotel pada tahun 2014 tidak terlalu besar sehingga pendapatannya
tidak sebanding dengan biaya yang dikeluarkan, sehingga terjadi selisih kurang
yang cukup signifikan terhadap tarif yang dianalisis dengan tarif hotel
sesungguhnya. Sedangkan apabila menggunakan metode variable costing didapat
selisih lebih antara tarif hasil analisis dengan tarif hotel sesugguhnya karena pada
perhitungan ini hanya dihitung sesuai dengan tingkat aktivitas hotel dan hanya
menggunakan biaya – biaya yang berpengaruh pada tingkat aktivitas hotel
tersebut, sehingga tidak semua biaya masuk ke dalam perhitungan berdasarkan
variable costing ini.
Hasil perhitungan menunjukkan bahwa apabila pihak hotel ingin
mendapatkan keuntungan dan dapat menutupi semua biaya-biaya operasional
hotel yaitu dengan memperhitungkan biaya operasional tetap dan variabel yaitu
dengan menggunakan metode full costing hotel bisa mendapatkan harga jual
untuk kamar Superior
Rp 398.058, deluxe Rp 557.189 ,Dan Executive suite Rp 954.871. Sedangkan
harga/tarif kamar yang ditawarkan oleh manajemen Hotel Plaza Kubra Kendari
sekarang untuk kamar superior Rp 250.000, deluxe Rp 350.000, dan executive
suite Rp 600.000. Ini disebabkan karena harga/tarif kamar yang ditawarkan Hotel
Plaza Kubra Kendari ditentukan dengan melihat atau mengikuti harga pasar jasa
kamar yang ada di kota kendari, dengan tujuan Hotel dapat bersaing dengan hotel-
hotel yang berstandar sama.
Walaupun penentuan tarif tersebut dihitung berdasarkan pada prinsip-
prinsip manajemen keuangan, akan tetapi satu hal yang perlu diperhatikan adalah
faktor kompetisi yang dapat mempengaruhi perubahan harga/tarif kamar, dan
yang lebih penting lagi adalah penetapan tarif harus mencukupi untuk menutupi
biaya serta dapat mengembalikan modal yang diinvestasikan dalam jangka waktu
tertentu.
Selain itu, pihak manajemen hotel mempertimbangkan hal-hal seperti
tingkat komoditi yang diperlukan untuk mengelola hotel, mutu jasa yang
diberikan baik yang berupa fasilitas maupun yang berupa pelayanan, apakah
dengan harga/tarif yang ditetapkan itu mutu layanannya seimbang, kemudian
jumlah dan jenis tamu yang diperkirakan memakai jasa hotel, itu perlu diketahui
kalangan masyarakat yang bagaimana, serta lokasi hotel. apabila lokasi hotel
letaknya bagus dan strategis maka hotel tersebut bisa memasang harga/tarif lebih
tinggi dari harga/tarif kompetitornya.
Faktor – faktor pertimbangan diatas apabila diterapkan dalam penentuan
harga/tarif maka akan tercipta harga yang tepat, menguntungkan bagi hotel
sehingga dapat memberi manfaat bagi pemilik hotel, karyawan, dan pemerintah.
Serta dapat memberikan fasilitas yang baik dan pelayanan yang memuaskan bagi
tamu hotel.
DAFTAR PUSTAKA