Anda di halaman 1dari 17

BAHAN AJAR

ASUMSI, PRINSIP DAN KONSEP DASAR


AKUNTANSI

SMKS KOMUNIKA PRESTASI GENTUR


KABUPATEN TASIKMALAYA
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan rahmat-Nya
sehingga bahan ajar pada materi Asumsi, Prinsip dan Konsep dasar akuntansi yang
disusun untuk siswa/I kelas X SMK ini dapat diselesaikan dengan sebaik-baiknya. Bahan
ajar ini disusun dengan tujuan agar siswa/I dapat mencapai kompetensi dasar yang telah
ditentukan yaitu memahami asumsi, prinsip dan konsep dasar akuntansi serta
mengelompokkan asumsi, prinsip dan konsep dasar akuntansi.
Penyusun meyakini bahwa dalam pembuatan bahan ajar ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu penyusun mengaharapkan kritik dan saran yang relevan dan
membangun guna melengkapi bahan ajar ini sehingga dapat bermanfaat bagi kita semua
khususnya bagi siswa/I kelas X SMK. Akhir kata penyusun mengucapkan banyak terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan bahan ajar ini.

Tasikmalaya, 01 Juli 2022


Penyusun,

Muwwahid Billah, S.E.Sy


RINGKASAN MATERI

Laporan keuangan yang dibuat bermanfaat untuk berbagai macam pihak


diantaranya untuk pihak internal dan eksternal perusahaan. Pihak internal
menggunakan laporan keuangan itu untuk pengambilan keputusan strategi
perusahaan kedepan, dan mengetahui kondisi perusahaannya. Sedangkan pihak
eksternal salah satunya investor menggunakan laporan keuangan sebagai dasar
untuk pengambilan keputusan dalam menginvestasikan dananya diperusahaan
tersebut. Atas dasar itu maka laporan keuangan yang dibuat haruslah benar dan
dapat dipertanggung jawabkan.

ASUMSI, PRINSIP DAN KONSEP DASAR AKUNTANSI

A. Konsep Dasar Akuntansi


1. Pengertian Akuntansi

Accounting Principles Boards (APB) dan American Institute of Certified Public


Accountants (AICPA) pada tahun 1970 mendefinisikan Akuntansi yang diterjemahkan
sebagai berikut: ”Akuntansi adalah suatu kegiatan jasa. Fungsinya adalah untuk
menyediakan informasi kuantitatif, terutama yang bersifat keuangan, tentang entitas
ekonomik yang dimaksudkan agar berguna dalam pengambilan keputusan ekonomik –
dalam mengambil pilihan-pilihan yang tepat di antara beberapa alternatif tindakan.”

Akuntansi dapat didefinisikan dari dua sudut pandang, yakni sudut pandangpemakai dan
sudut pandang proses kegiatan

a. Definisi Akuntansi dari sudut pandang pemakai

Akuntansi didefinisikan sebagai suatu disiplin yang menyediakan informasi


yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan secara efisien dan mengevaluasi
kegiatan-kegiatan suatu entitas. Informasi yang dihasilkan Akuntansi diperlukan
untuk: 1) membuat perencanaan yang efektif, pengawasan, pengambilan keputusan
oleh manajemen; dan 2) pertanggungjawaban entitas kepada para investor, kreditur,
badan pemerintahan, dan sebagainya.

Bila dipandang dari segi sistem, akuntansi adalah suatu sistem informasi
keuangan yang bertujuan untuk menghasilkan dan melaporkan informasi yang
relevan bagi berbagai pihak yang berkepentingan. Sebagai suatu sistem maka
akuntansi memiliki tujuan yang akan dicapai yakni menghasilkan dan melaporkan
informasi yang relevan terkait dengan keuangan yang biasa disebut sebagai laporan
keuangan. Relevansi dalam informasi dalam Akuntansi yang dimaksud adalah
meliputi penerima laporan (siapa), tujuannya (apa), tempat (dimana), dan waktu
(bilamana) sehingga erat kaitannya dengan kepentingan penerima laporan. Selain
relevan, laporan keuangan juga didasarkan pada prinsip-prinsip dan konsep-konsep
yang berlaku umum.

b. Definisi Akuntansi dari sudut pandang proses kegiatan

Dilihat dari sudut pandang kegiatannya, akuntansi didefinisikan sebagai


proses pencatatan, penggolongan, peringkasan, pelaporan, dan penganalisisan data
keuangan suatu entitas. Pada dasarnya akuntansi harus: 1) mengidentifikasikan data
mana yang berkaitan atau relevan dengan keputusan yang akan diambil; 2)
memproses atau menganalisis data yang relevan; dan 3) mengolah data menjadi
informasi yang dapat digunakan untuk pengambilan keputusan.

2. Bidang-bidang akuntansi
Akuntansi sebagai suatu sistem informasi keuangan secara teori dan praktik
dapat dibedakan menjadi:
a. Akuntansi Sektor Mikro
Akuntansi dibutuhkan dalam setiap organisasi atau entitas, baik dalam
kegiatan bisnis, sosial, budaya, politik, dan keagamaan yang tidak lepas
dari kegiatan pengelolaan sumber daya ekonominya:
1) Akuntansi Bisnis
Akuntansi Bisnis untuk entitas bisnis yang disesuaikan dengan
dinamika dunia usaha dan kompleksitas permasalahan yang dihadapi
dunia bisnis, sehingga informasi keuangan yang diperlukan menjadi
sangat kompleks. Akuntansi bisnis dibagi dalam empat bidang yang
tergambar dalam bagan berikut:
Akuntansi
Keuangan

Akuntansi Akuntansi Akuntansi


Manajemen Biaya Pajak

a) Akuntansi Keuangan (Financial Accounting)


Akuntansi keuangan merupakan akuntansi yang bertujuan
menghasilkan informasi keuangan suatu entitas yang berguna bagi
para pemangku kepentingan sebagai penerima dan pengguna laporan
keuangan
b) Akuntansi Manajemen (Management Accounting)
Tujuan Akuntansi manajemen adalah mengolah,
menghasilkan, dan melaporkan informasi keuangan kepada
manajemen yang berguna dalam perencanaan, pelaksanaan, dan
pengendalian kegiatan usaha.
Jenis informasi yang dibutuhkan oleh manajemen biasanya
berbeda dengan informasi yang dibutuhkan pihak luar sehingga
biasanya informasi lebih mendalam yang diperlukan oleh manajemen
dalam pengambilan keputusan. Informasi semacam ini biasanya
tidak dipublikasikan kepada umum
c) Akuntansi Pajak (Tax Accounting)
Akuntansi pajak merupakan bidang akuntansi yang bertujuan
menghitung dan melaporkan objek pajak agar kewajiban pajak dapat
dihitung, dilaporkan, dan dibayar sesuai dengan peraturan
perpajakan yang berlaku. Laporan keuangan yang disusun untuk
tujuan perpajakan disebut laporan keuangan fiskal.
d) Akuntansi Biaya (Cost Accounting)
Akuntansi biaya menganalisis beban untuk membantu
manajemen dalam pengawasan beban yang akan membantu
manajemen dalam berbagai hal, diantaranya untuk penetapan harga
jual produknya sehingga dapat memaksimalkan perolehan laba.
Selain itu, manajemen juga dapat memperoleh informasi dari
akuntansi biaya terkait produk mana yang tidak menguntungkan
sehingga produksinya harus dihentikan, dan produk mana yang
menghasilkan keuntungan lebih.
2) Akuntansi Organisasi Nirlaba (Accounting for Non-for-ProfitOrganization)
atau Akuntansi Nonbisnis)
Untuk entitas yang tidak bertujuan mencari laba, lazimnya sistem
akuntansi, jenis informasi, dan laporan keuangan yang dihasilkan tidak
serumit dan sekompleks untuk entitas bisnis atau perusahaan. Informasi
pokok biasanya ialah tentang posisi atau keadaan dana pada suatu saat
dan sumber penerimaan dan pengeluaran selama suatu periode tertentu

b. Akuntansi Sektor Makro


Akuntansi sektor makro merupakan akuntansi yang mengelola dan melaporkan
informasi keuangan di bidang makro yaitu negara, bagian negara, pemerintah,
bagian pemerintah, atau masyarakat. Akuntansi ini terbagi menjadi:
1. Akuntansi Pemerintahan
2. Akuntansi Pendapatan nasional
3. Akuntansi Lingkungan

3. Profesi Akuntansi

Dari waktu ke waktu kebutuhan akan jasa akuntansi semakin meningkat akibat dari
perkembangan dunia bisnis. Maka profesi akuntansi juga semakin berkembang, menarik
minat banyak orang untuk menekuni bidang karir akuntansi. Profesi akuntansi atau
disebut akuntan dapat bekerja pada dua bidang dalam akuntansi yakni akuntansi interen
dan akuntansi publik. Kedua bidang akuntansi sebagai profesi tersebut dijabarkan
sebagai berikut:
a. Akuntansi Intern

Akuntan yang bekerja pada perusahaan yang bertujuan mencari laba (profit
oriented) ataupun organisasi nirlaba (non-profit oriented) disebut bekerja dalam
bidang akuntansi interen atau biasa disebut juga akuntansi privat. Akuntan interen
disebut juga akuntan manajemen. Bila mereka bekerja dalam perusahaan
manufaktur, maka mereka biasa disebut akuntan beban (cost accountant) karena
beban yang seringkali kompleks dalam perusahaan manufaktur sehingga dibutuhkan
akuntan khusus untuk menanganinya. Untuk menjadi akuntan manajemen yang
handal, maka dituntut memiliki sertifikat yang diterbitkan oleh Asosiasi Akuntan
Manajemen yang menyelenggarakan program pelatihan dan ujian sertifikasi. Untuk
menjadi akuntan manajemen bersertifikat haruslah seorang sarjana yang telah
berpengalaman kerja di bidang akuntansi interen dan telah lulusuji sertifikasi.

Selain akuntan manajemen, terdapat akuntan yang mengaudit akuntansi dan


prosedur operasi yang dilaksanakan oleh entitas tempatnya bekerja. Akuntan ini
disebut auditor interen dan harus bersertifikat auditor interen
b. Akuntansi Publik

Akuntan beserta stafnya yang bekerja untuk memberikan jasa akuntansi bagi
masyarakat atau publik disebut bekerja dalam bidang akuntansi publik. Seorang
akuntan bisa memiliki praktik secara perorangan atau bisa jugasebagai anggota dari
suatu kantor akuntan publik. Untuk menjadi akuntan publik haruslah memenuhi
syarat diantaranya pendidikan, pengalaman, dan ujian khusus yang mana
antarnegara akan berbeda. Di Indonesia sendiri seorang calon akuntan harus lulus
program S1 jurusan akuntansi (dari suatu universitas atau sekolah tinggi) yang
kemudian diikuti program pendidikan profesi akuntansi (PPA) sehingga menyandang
sebutan profesi “Akuntan” atau disingkat “Ak” yang biasanya disematkan di
belakang namanya. Pengalaman kerja di sebuah kantor akuntan publik diperlukan
sebagai tempatmagang beberapa tahun. Selain itu, akuntan tersebut harus menempuh
ujian sertifikasi akuntan publik yang diselenggarakan organisasi profesi yakni Ikatan
Akuntan Indonesia (IAI), jika dinyatakan lulus maka yang bersangkutan dapat
disebut akuntan publik bersertifikat.
Selain kedua profesi akuntansi tersebut, terdapat dua bidang akuntansi lainyakni
akuntan pemerintahan dan akuntan pendidik yang dijelaskan sebagai berikut:
 Akuntan Pemerintahan
Akuntan pemerintahan merupakan seseorang yang bekerja di pemerintahan yang
menyusun laporan keuangan termasuk perhitungan atas pajak.
 Akuntan Pendidik
Akuntan pendidik adalah akuntan yang bertugas dalam pendidikan akuntansi, yaitu
mengajar, menyusun kurikulum pendidikan akuntansi dan melakukan penelitian di
bidang akuntansi.
B. Asumsi Dasar Akuntansi
Untuk menyusun laporan keuangan harus didasarkan pada asumsi-asumsi
akuntansi sebagai berikut.
Asumsi dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan adalah dasar akrual
(accrual basis) dan kelangsungan usaha (going concern) yang dijabarkan sebagai
berikut:
1. Dasar Akrual (Accrual Basis)
Dasar akrual artinya suatu transaksi atau kejadian dibukukan dan dilaporkan
pada saat terjadinya dan mempunyai dampak atas sumberdaya dan/atau
kewajiban suatu entitas, dan tidak semata-mata berdasarkan saat terjadinya
penerimaan atau pengeluaran kas atau setara kas. Laporan keuangan yang
disusun atas dasar akrual memberikan informasi kepada pemakai tidak hanya
transaksi masa lalu yang menimbulkan penerimaan dan pembayaran kas,
tetapi juga kewajiban pembayaran kas di masa depan serta sumber daya yang
merepresentasikan kas yang akan diterima di masa depan
2. Kelangsungan usaha (going concern assumption)
Laporan keuangan biasanya disusun atas dasar asumsi kelangsungan
usaha entitas (going concern) dan akan melanjutkan usahanya di masa depan.
Entitas asumsinya tidak akan dilikuidasi atau dikurangi secara signifikan skala
usahanya. Atas dasar asumsi kelangsungan usaha ini maka dalam keadaan
normal suatu aset tetap lazimnya dilaporkan di neraca berdasarkan nilai buku,
yaitu harga historis dikurangi akumulasi penyusutan, dan tidak dilaporkan
berdasarkan nilai pasar yang lebih tinggi pada tanggal laporan.
Asumsi kelangsungan usaha sangat penting mendasari penyajian wajar
suatu laporan keuangan agar tidak menyesatkan pengguna informasi tersaji.
Dalam melakukan penilaian kelangsungan usaha suatu entitas, manajemen
memperhatikan semua informasi masa depan yang relevan, sedikitnya 12
bulan dari akhir periode pelaporan. Bila entitas menyusun laporan keuangan
tidak berdasarkan asumsi kelangsungan usaha, maka perlu diungkapkan fakta
tersebut bersama dengan dasar lain yang digunakan. Juga perlu dijelaskan
alasan mengapa laporan keuangan entitas tidak dapat disusun berdasarkan
asumsi kelangsungan usaha.
Dua asumsi diatas secara eksplisit dalam SAK ETAP yang ditetapkan oleh IAI
dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan (KDPPLK).
Sedangkan secara implisit, akuntansi di dunia ini menggunakan dua asumsi
dasar yang utama yakni entitas akuntansi (accounting entity) dan unit moneter
(monetary unit) yang dijabarkan sebagai berikut:
1. Asumsi Kesatuan usaha (Economic Entity Asumption)
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, entitas adalah satuan yang
berwujud atau wujud. Dalam Akuntansi, istilah entitas digunakan untuk
menyebut lembaga atau organisasi apapun baik yang berorientasi laba maupun
tidak. Konsep entitas akuntansi atau disebut juga konsep kesatuan usaha
memandang sebuah entitas sebagai unit yang berdiri sendiri dan terpisah dari
pihak-pihak lain (pemilik, kreditor, manajemen, karyawan, dan entitas
lainnya) yang mempunyai kepentingan keuangan dengan entitas tersebut.
Misalnya saja Tuan Ali sebagai pemilik usaha percetakan, tidak diperbolehkan
memperhitungkan biaya pribadinya sebagai beban usaha percetakannya.
Maksudnya biaya pribadi contohnya adalah biaya sewa rumah tempat tinggal,
biaya sekolah anak Tuan Ali, dan sebagainya. Demikian juga ketika Tuan Ali
mempunyai lebih dari satu jenis usaha, misalnya selain usaha percetakan
Tuan Ali juga memiliki usaha bengkel maka harus dipisahkan antara beban
pribadi, beban usaha percetakan, dan beban usaha bengkel.
Jenis-jenis entitas bisnis dapat diklasifikasikan berdasarkan jenis keluarannya,
diantaranya adalah:
a. Perusahan jasa (Service Businesses)
Perusahaan jasa adalah perusahaan yang menjual jasa tertentu artinya
produk yang dihasilkan tidak berwujud tetapi berupa pelayanan, berupa
memberikan keindahan dan kesenangan kepada konsumen. Perusahaan
jasa terbagi dalam profesi (pengacara, akuntan, konsultan pajak, notaris);
perjalanan dan akomodasi (perusahaan angkutan, hotel, apartemen);
reparasi dan pemeliharaan (bengkel mobil, cleaning service); persewaan
(sewa mobil, sewa gedung pertokoan); komunikasi (surat kabar, telepon,
televisi); pelatihan dan keterampilan (kursus komputer, kursus bahasa);
keuangan (perbankan, leasing, kartu kredit); dan pelayanan (biro
perjalanan, biro iklan, fotografer, salon kecantikan, penjahit). Di Indonesia
sendiri contohnya adalah Bank Mandiri Tbk., PT Global Jet Express (J&T),
dan PO Bandung Express
b. Perusahaan Dagang (Merchandising Businesses)
Perusahaan dagang merupakan perusahaan yang menjual barang yang
diperolehnya dari pemasok dan tidak memproses lebih lanjut barang-
barang tersebut seperti kios kelontong, minimarket, pasar swalayan, toko,
grosir (wholeseller), dan sebagainya. Di Indonesia contoh perusahaan
dagang adalah Matahari Putra Prima Tbk. dan PT Trans Retail Indonesia
c. Perusahaan Manufaktur (Manufacturing Businesses)
Perusahaan manufaktur mengolah bahan mentah menjadi barang jadi siap
jual. Contohnya pabrikasi (pabrik semen, pabrik sepatu, pabrik roti);
perkebunan (perkebunan kopi, perkebunan teh); kerajinan (kerajinan
gerabah, bordir, home industry); peternakan (ternak unggas, ternak
kambing); dan pengawetan (pengawet ikan, daging). Namun tidak menutup
kemungkinan pengolahan dalam pabrikasinya hanya untuk merangkai
(assembling) saja seperti pada perusahaan perakitan mobil, perakitan
pesawat, atau kapal. Di Indonesia sendiri, perusahaan manufaktur banyak
didirikan diantaranya Mustika Ratu Tbk. dan Semen Indonesia Tbk.
Namun, bisa saja sebuat perusahaan beroperasi sekaligus pada tiga jenis
bidang tersebut yakni jasa, dagang, dan manufaktur. Misalnya sebuah
perusahaan pembuat mobil dapat menjual sendiri mobil-mobil hasil
produksinya dan memberikan layanan jasa purnajual berupa perawatan,
pemeliharaan, maupun perbaikan.
Jenis entitas bisnis juga dapat diklasifikasikan ditinjau dari sudut
kepemilikannya yakni:
Tabel 1. Jenis Entitas Bisnis Diklasifikasikan dari Sudut Kepemilikannya
Jenis Entitas Bisnis Karakteristik
a. Perusahaan Perseorangan  Kebanyakan entitas usaha di
(Proprietorship) Indonesia adalah perusahaan
Perusahaan perseorangan yakni perseorangan.
perusahaan yang dimiliki oleh satuorang  Biaya pengelolaan rendah.
saja, sehingga secara ekonomis sangat  Sumber daya sebatas yang
sulit memisahkan antara kekayaan dimiliki pemilik usaha.
pribadi pemiliknya dengan kekayaan  Diterapkan oleh usaha kecil.
perusahaan.  Pemilik bertanggung jawab
Contoh: usaha laundry, bengkel, salon penuh terhadap seluruh
kecantikan, rumah makan, dll kewajiban perusahaannya,
misal- nya menanggung utang
dan tidak sanggup
membayarnya maka kekayaan
pribadi pemiliknya termasuk
sebagai alat
pembayarannya.

b. Perushaan Persekutuan (Partnership)  Bentuk perusahaan persekutuan


Perusahaan persekutuan adalah adalah firma (Fa)
perusahaan yang dimiliki oleh duaorang danpersekutuan
atau lebih yang menjalankan usahanya komanditer(comandiataire
dengan nama bersama untuk mencapai veunootschap/CV).
tujuan bersama.  Firma merupakan persekutuan
Contoh: CV Karya Hidup Sentosa sebagai yang terdiri atas dua orang atau
perusahaan manufaktur alat- alat lebih dan sepakat untuk
pertanian. menjalankan usaha bersama
dengan penuh tanggungjawab
dan menggunakan satu nama.
 Persekutuan komanditer adalah
persekutuan yang terdiri atas dua
orang atau lebih dan masing-
masing sekutu memiliki
tanggungjawab yang berbeda
(sekutu aktif dan sekutu pasif).
Sekutu aktif bertindak keluar dan
bertanggungjawab
penuh termasuk kekayaan
pribadinya pada pihak ketiga,
sedangkan sekutu pasif
memiliki tanggungjawab hanya
sebatasmodal yang disetor.
 Menggabungkan kemampuan
dan sumberdaya lebih dari satu
orang
c. Perusahaan Perseroan /Perseroan  Pemegang saham merupakan
Terbatas/Korporasi (Corporation)
pemilik perusahaan yang
Korporasi merupakan perusahaan yang
tanggungjawabnya terbatas pada
modalnya terbagi atas saham- saham.
modal yang disetor.
Contoh: PT Indofood Sukses
 Kekayaan pribadi pemilik
Makmur Tbk., PT Indocement Tunggal
terpisah dari kekayaan
Prakasa Tbk., PTPerusahaan Gas Negara
perusahaan.
Tbk., dll
 Saham-saham tersebut dapat
dipindahtangankan melalui bursa,
misalnya Bursa Efek Indonesia
(BEI) sehingga
dapat memperoleh dana dalam
jumlah besar.
 Diterapkan oleh usaha berskala
besar.
d. Koperasi  Koperasi dimiliki sekelompok
yakni sekumpulan orang-orang dan orang yang disebut anggota.

bukan merupakan kumpulan modal yang  Dikelola oleh dan untuk anggota.
bertujuan menyejahterakan para  Menjadi salah satu pilar ekonomi
anggotanya. Indonesia.
Contoh: Koperasi Pegawai Negeri (KPN).  Modal utama koperasi berasal
dari para anggota berupa
simpanan pokok dan simpanan
wajib atau simpanan lain yang
memiliki karakteristik sama
dengan simpanan wajib atau
simpanan pokok.
 Laba yang diperoleh disebut Sisa
Hasil Usaha (SHU) dan akan
diberikan kepada anggota sesuai
dengan anggaran dasar atau
anggaran rumah tangga
(AD/ART) koperasi tersebut.
2. Unit moneter (monetary unit assumption)
Transaksi yang akan dilaporkan dalam catatan akuntansi harus dapat
dinyatakan dalam satuan mata uang (unit moneter). Di Indonesia satuan
uangnya adalah rupiah dengan simbol Rp tanpa tanda titik setelah huruf p
kecil. Konsep unit moneter ini menghendaki bahwa yang dicatat oleh akuntansi
hanyalah data transaksi yang dapat dinyatakan dengan satuan moneter. Uang
merupakan alat pertukaran yang lazim digunakan, maka asumsi ini
memungkinkan akuntansi untuk mengkuantitatifkan (mengukur) kejadian-
kejadian ekonomik. Asumsi ini digunakan untuk menerapkan prinsip biaya
historis. Contoh data transaksi yang tidak dapat diukur (dinyatakan) dalam
satuan mata uang adalah banyaknya jumlah karyawan, tingkat kepuasan
pelanggan, tingkat kepuasan karyawan, jumlah karyawan yang resign, dan
kesehatan karyawan.

3. Periode Akuntansi (accounting periode assumption)


Seperti halnya di Tujuan Kualitatif Laporan Keuangan maka laporan
keuangan haruslah tepat waktu supaya bermanfaat bagi pemakai laporan.
Biasanya di dalam time periode ini digunakan waktu 1(satu) tahun kalender
supaya permasalahan dalam hal pengakuan dan pengalokasian ke dalam
periode tertentu dapat di atasi.
Laporan keuangan perusahaan harus dilaporkan secara berkala dibagi
dalam periode tertentu (periode akuntansi).

C. Prinsip Dasar Akuntansi


Laporan keuangan digunakan oleh pihak yang berbeda-beda diantaranya
manajemen perusahaan itu sendiri, kreditur yang memberikan pinjaman, calon
investor yang sedang mempertimbangkan investasi yang akan dilakukan,
pemerintah yang akan memungut pajak, dan pihak-pihak lain sesuai dengan
kepentingannya. Namun, manajemen tidak boleh dan tidak bisa hanya mencatat
dan melaporkan transaksi yang dianggapnya cocok dilihat dari sudut
kepentingannya sendiri, sehingga dalam menyusun lapora)n keuangan, akuntan
menggunakan Prinsip Akuntansi yang Berlaku Umum (PABU) atau Generally
Accepted Accounting Principles (GAAP). Prinsip-prinsip dan konsep-konsep
Akuntansi dikembangkan dari hasil penelitian, praktik-praktik yang berlaku di
masyarakat, dan pernyataan yang dibuat oleh otoritas yang berwenang. PABU ini
dimodifikasikan dalam bentuk standar tertulis yang diterbitkan oleh organisasi
profesi akuntan, di Indonesia organisasi ini ialah Ikatan Akuntan Indonesia (IAI).
Sebelum tanggal 2 Desember 1973, Indonesia belum memiliki prinsip akuntansi
maupun standar akuntansi yang dapat digunakan sebagai pedoman resmi. Prinsip
Akuntansi Indonesia (PAI) pertama kali diterbitkan dan disahkan pada Kongres III
Ikatan Akuntan Indonesia pada tanggal 2 Desember 1973, dan sangat sederhana
hanya terdiri atas Pendahuluan dan lima bab yakni laporan keuangan, pendapatan
dan biaya, aktiva, kewajiban dan hutang, serta modal sendiri. Referensi utamanya
menggunakan Inventory of GAAP for Business Enterprises yang disunting oleh Paul
Grady. Sedangkan pada saat ini di Indonesia berlaku 4 set standar akuntansi:
1. Standar Akuntansi Keuangan Umum (SAK Umum) untuk entitas
berakuntabilitas publik digunakan sebagai acuan utama dalam menyusun
laporan keuangan yang didalamnya memuat prosedur proses penyusunan
standar akuntansi kinerja. SAK umum saat ini telah mengadopsi International
Financial Reporting Standards (IFRS) dengan penyesuaian seperlunya untuk
kondisi ekonomi dan bisnis di Indonesia. SAK digunakan oleh perusahaan yang
sudah go public (sahamnya diperdagangkan di bursa efek) dan Bank Perkreditan
Rakyat (BPR) yang menghimpun dana tabungan dan deposito dari masyarakat
dengan jumlah signifikan yang memiliki akuntabilitas publik.
2. Standar Akuntansi Keuangan khusus untuk Entitas Tanpa
Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) misalnya saja perusahaan
perseorangan, firma (Fa), persekutuan komenditer (CV), dan perusahaan
yang tidak go public atau tidak sedang dalam proses go public dan tidak
menghimpun dana masyarakat secara signifikan. Tanpa akuntabilitas
publik artinya entitas tersebut menerbitkan laporan keuangan untuk
tujuan umum (general purpose financial statetement) bagi pengguna
eksternal seperti kreditur, pemilik yang tidak terlibat langsung dalam
pengelolaan usaha, serta lembaga pemeringkat kredit
3. Standar Akuntansi Syariah (SAK Syariah) khusus untuk entitas dan
transaksi syariah yakni berdasar syariat Islam degan acuan fatwa Majelis
Ulama Indonesia (MUI) misalnya saja bank syariah dan BMT (baitulmal
wattamwil).
4. Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) yang kini dituangkan dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 sebagai pengganti
Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 yang berbasis kas, kas
menuju akrual (cash towards accrual) sampai berbasis akrual. SAP
dinyatakan dalam bentuk Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan
(PSAP), dilengkapi dengan Pengantar Standar Akuntansi Pemerintahan
dan disusun mengacu pada Kerangka Konseptual
Poin 1 dan 2 diterbitkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK). Poin
3 diterbitkan oleh Dewan Standar Akuntansi Syariah. Keduanya berada di bawah
naungan Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). Poin ke 4 diterbitkan oleh Komite
Standar Akuntansi Pemerintahan yang berada di bawah naungan Kementerian
Keuangan.
Pada awalnya, PABU di setiap negara tidak sepenuhnya sama tetapi sejalan
dengan perkembangan di era globalisasi dirasa perlu untuk melakukan
harmonisasi antara prinsip-prinsip akuntansi dari berbagai negara. Harmonisasi
ini berproses selama bertahun-tahun yang dipelopori oleh International Accounting
Standards Board (IASB) bersama dengan European Commission (EC), International
Organization of Securities Commissions (IOSOC), dan International Federation of
Accountants (IFAC) yang merumuskan International Financial Reporting Standards
(IFRS). IAI sendiri memutuskan memberlakukan IFRS bagi perusahaan-
perusahaan publik mulai tahun 2011 sedangkan untuk yang bukan perusahaan
publik diberlakukan SAK ETAP.
Berikut adalah prinsip dasar akuntansi:
1. Prinsip Biaya Historis (Historical Cost Principle)
Prinsip ini menginginkan bahwa digunakannya harga perolehan dalam
pencatatan aktiva, utang, modal dan biaya. Harga perolehan merupakan harga
pertukaran yang disetujui oleh pihak-pihak yang melakukan transaksi (harga
saat terjadinya transaksi).
2. Prinsip Pengakuan Pendapatan (Revenue Recognition Principle)
Pendapatan merupakan aliran masuk aktiva yang timbul dari penyerahan
barang/ jasa yang dilakukan oleh pihak-pihak yang melakukan transaksi pada
suatu perode. Tetapi di dalam prinsip ini pendapatan diartikan dalam istilah
yang lebih luas yang meliputi pendapatan sewa, pendapatan bunga, laba
penjualan dan lain-lain
3. Prinsip Mempertemukan (Matching Principle)
Prinsip mempertemukan ini adalah merupakan mempertemukan antara biaya
dengan pendapatan yang timbul dari biaya yang dikeluarkan tersebut.
4. Prinsip Konsistensi (Consistency Principle)
Di dalam Tujuan Akuntansi disebutkan bahwa laporan harus mempunyai daya
banding misalnya komparatif dengan tahun sebelumnya, maka metoda dan
prosedur yang digunakan dalam proses akuntansi haruslah konsisten dari
tahun ke tahun.
5. Prinsip Pengungkapan Lengkap (Full Disclousure Principle)
Maksudnya dari prinsip ini adalah menyajikan informasi secara lengkap dalam
laporan keuangannya.

D. Konsep Dasar Akuntansi


Konsep dasar akuntansi suatu konsep yang berlaku secara umum tentang
suatu asumsi, anggapan, pandangan maupun pendapat dalam menyajikan
informasi keuangan kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Seperti konsep
kesatuan usaha, konsep harga perolehan, konsep kesinambungan, dan
sebagainya.
1. Konsep Kesatuan Usaha
Dalam konsep kesatuan usaha ini, perusahaan merupakan suatu kesatuan
ekonomi yang terpisah dari pihak yang berkepentingan dengan sumber
perusahaan. Artinya keuangan perusahaan terpisah dari pemilik, terpisah dari
keuangan karyawan dan terpisah pula dari keuangan pada direksi. Sehingga
perusahaan dianggap sebagai satu kesatuan usaha.
2. Konsep harga Perolehan
Artinya konsep ini adalah setiap transaksi pembelian satu barang harus
dicatat sebesar harga perolehan tersebut. Contohnya, dibeli sebuah mesin
seharga Rp. 9.500.000,00 sebelum operasi masih diperlukan biaya pemasangan
Rp.400.000,00 maka harga perolehan menjadi Rp. 9.900.000,00
(Rp.9.500.000,00 + Rp. 400.000,00). Sehingga nilai inilah yang dicatat dalam
akuntansi. Harga perolehan adalah jumlah uang yang dikeluarkan untuk
memperoleh satu unit barang atau jasa dalam pertukaran sampai barang
tersebut siap dipakai.
3. Konsep Kesinambungan
Perusahaan dalam melakukan kegiatan usahanya, tentunya berupaya
untuk melaksanakan kegiatan perusahaan secara berkesinambungan atau
terus menerus. Dalam proses usaha itu, senantiasa dibuat laporan keuangan
perusahaan. Laporan keuangan yang disusun secara berkala dapat
dibandingkan sehingga diperoleh informasi tentang kemajuan atau
kemunduran usaha. Dengan membandingkan laporan keuangan dari satu
periode dengan periode lainnya dapat diperoleh suatu data yang pasti tentang
naik turunnya pendapatan dan beban, sebagai dasar dalam membuat suatu
kebijaksanaan untuk kemajuan perusahaan.
4. Konsep Pengukuran dengan Uang
Pengukuran dengan nilai uang artinya seluruh informasi utama dalam
laporan keuangan itu diukur dengan satuan ukur uang, karena uang sudah
umum digunakan untuk mengukur aktiva, kewajiban perusahaan serta
perubahannya.
5. Periode Akuntansi
Kegiatan perusahaan dipisahkan dalam periode-periode. Penyajian
informasi berupa laporan keuangan dibuat secara berkala akan membantu
pihak yang berkepentingan dalam mengambil suatu keputusan. Misalnya per
tahun, triwulan atau semesteran.
6. Penetapan beban dan Pendapatan
Penetapan beban dan pendapatan perusahaan diakui dalam periode yang
bersangkutan, sehingga beban dan pendapatan yang terjadi benar-benar sudah
direalisasi. Perhitungan laba/rugi yang dilaporkan menggambarkan keadaan
yang sebenarnya dalam suatu periode tertentu

Anda mungkin juga menyukai