Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan rahmat-Nya
sehingga bahan ajar pada materi Asumsi, Prinsip dan Konsep dasar akuntansi yang
disusun untuk siswa/I kelas X SMK ini dapat diselesaikan dengan sebaik-baiknya. Bahan
ajar ini disusun dengan tujuan agar siswa/I dapat mencapai kompetensi dasar yang telah
ditentukan yaitu memahami asumsi, prinsip dan konsep dasar akuntansi serta
mengelompokkan asumsi, prinsip dan konsep dasar akuntansi.
Penyusun meyakini bahwa dalam pembuatan bahan ajar ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu penyusun mengaharapkan kritik dan saran yang relevan dan
membangun guna melengkapi bahan ajar ini sehingga dapat bermanfaat bagi kita semua
khususnya bagi siswa/I kelas X SMK. Akhir kata penyusun mengucapkan banyak terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan bahan ajar ini.
Akuntansi dapat didefinisikan dari dua sudut pandang, yakni sudut pandangpemakai dan
sudut pandang proses kegiatan
Bila dipandang dari segi sistem, akuntansi adalah suatu sistem informasi
keuangan yang bertujuan untuk menghasilkan dan melaporkan informasi yang
relevan bagi berbagai pihak yang berkepentingan. Sebagai suatu sistem maka
akuntansi memiliki tujuan yang akan dicapai yakni menghasilkan dan melaporkan
informasi yang relevan terkait dengan keuangan yang biasa disebut sebagai laporan
keuangan. Relevansi dalam informasi dalam Akuntansi yang dimaksud adalah
meliputi penerima laporan (siapa), tujuannya (apa), tempat (dimana), dan waktu
(bilamana) sehingga erat kaitannya dengan kepentingan penerima laporan. Selain
relevan, laporan keuangan juga didasarkan pada prinsip-prinsip dan konsep-konsep
yang berlaku umum.
2. Bidang-bidang akuntansi
Akuntansi sebagai suatu sistem informasi keuangan secara teori dan praktik
dapat dibedakan menjadi:
a. Akuntansi Sektor Mikro
Akuntansi dibutuhkan dalam setiap organisasi atau entitas, baik dalam
kegiatan bisnis, sosial, budaya, politik, dan keagamaan yang tidak lepas
dari kegiatan pengelolaan sumber daya ekonominya:
1) Akuntansi Bisnis
Akuntansi Bisnis untuk entitas bisnis yang disesuaikan dengan
dinamika dunia usaha dan kompleksitas permasalahan yang dihadapi
dunia bisnis, sehingga informasi keuangan yang diperlukan menjadi
sangat kompleks. Akuntansi bisnis dibagi dalam empat bidang yang
tergambar dalam bagan berikut:
Akuntansi
Keuangan
3. Profesi Akuntansi
Dari waktu ke waktu kebutuhan akan jasa akuntansi semakin meningkat akibat dari
perkembangan dunia bisnis. Maka profesi akuntansi juga semakin berkembang, menarik
minat banyak orang untuk menekuni bidang karir akuntansi. Profesi akuntansi atau
disebut akuntan dapat bekerja pada dua bidang dalam akuntansi yakni akuntansi interen
dan akuntansi publik. Kedua bidang akuntansi sebagai profesi tersebut dijabarkan
sebagai berikut:
a. Akuntansi Intern
Akuntan yang bekerja pada perusahaan yang bertujuan mencari laba (profit
oriented) ataupun organisasi nirlaba (non-profit oriented) disebut bekerja dalam
bidang akuntansi interen atau biasa disebut juga akuntansi privat. Akuntan interen
disebut juga akuntan manajemen. Bila mereka bekerja dalam perusahaan
manufaktur, maka mereka biasa disebut akuntan beban (cost accountant) karena
beban yang seringkali kompleks dalam perusahaan manufaktur sehingga dibutuhkan
akuntan khusus untuk menanganinya. Untuk menjadi akuntan manajemen yang
handal, maka dituntut memiliki sertifikat yang diterbitkan oleh Asosiasi Akuntan
Manajemen yang menyelenggarakan program pelatihan dan ujian sertifikasi. Untuk
menjadi akuntan manajemen bersertifikat haruslah seorang sarjana yang telah
berpengalaman kerja di bidang akuntansi interen dan telah lulusuji sertifikasi.
Akuntan beserta stafnya yang bekerja untuk memberikan jasa akuntansi bagi
masyarakat atau publik disebut bekerja dalam bidang akuntansi publik. Seorang
akuntan bisa memiliki praktik secara perorangan atau bisa jugasebagai anggota dari
suatu kantor akuntan publik. Untuk menjadi akuntan publik haruslah memenuhi
syarat diantaranya pendidikan, pengalaman, dan ujian khusus yang mana
antarnegara akan berbeda. Di Indonesia sendiri seorang calon akuntan harus lulus
program S1 jurusan akuntansi (dari suatu universitas atau sekolah tinggi) yang
kemudian diikuti program pendidikan profesi akuntansi (PPA) sehingga menyandang
sebutan profesi “Akuntan” atau disingkat “Ak” yang biasanya disematkan di
belakang namanya. Pengalaman kerja di sebuah kantor akuntan publik diperlukan
sebagai tempatmagang beberapa tahun. Selain itu, akuntan tersebut harus menempuh
ujian sertifikasi akuntan publik yang diselenggarakan organisasi profesi yakni Ikatan
Akuntan Indonesia (IAI), jika dinyatakan lulus maka yang bersangkutan dapat
disebut akuntan publik bersertifikat.
Selain kedua profesi akuntansi tersebut, terdapat dua bidang akuntansi lainyakni
akuntan pemerintahan dan akuntan pendidik yang dijelaskan sebagai berikut:
Akuntan Pemerintahan
Akuntan pemerintahan merupakan seseorang yang bekerja di pemerintahan yang
menyusun laporan keuangan termasuk perhitungan atas pajak.
Akuntan Pendidik
Akuntan pendidik adalah akuntan yang bertugas dalam pendidikan akuntansi, yaitu
mengajar, menyusun kurikulum pendidikan akuntansi dan melakukan penelitian di
bidang akuntansi.
B. Asumsi Dasar Akuntansi
Untuk menyusun laporan keuangan harus didasarkan pada asumsi-asumsi
akuntansi sebagai berikut.
Asumsi dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan adalah dasar akrual
(accrual basis) dan kelangsungan usaha (going concern) yang dijabarkan sebagai
berikut:
1. Dasar Akrual (Accrual Basis)
Dasar akrual artinya suatu transaksi atau kejadian dibukukan dan dilaporkan
pada saat terjadinya dan mempunyai dampak atas sumberdaya dan/atau
kewajiban suatu entitas, dan tidak semata-mata berdasarkan saat terjadinya
penerimaan atau pengeluaran kas atau setara kas. Laporan keuangan yang
disusun atas dasar akrual memberikan informasi kepada pemakai tidak hanya
transaksi masa lalu yang menimbulkan penerimaan dan pembayaran kas,
tetapi juga kewajiban pembayaran kas di masa depan serta sumber daya yang
merepresentasikan kas yang akan diterima di masa depan
2. Kelangsungan usaha (going concern assumption)
Laporan keuangan biasanya disusun atas dasar asumsi kelangsungan
usaha entitas (going concern) dan akan melanjutkan usahanya di masa depan.
Entitas asumsinya tidak akan dilikuidasi atau dikurangi secara signifikan skala
usahanya. Atas dasar asumsi kelangsungan usaha ini maka dalam keadaan
normal suatu aset tetap lazimnya dilaporkan di neraca berdasarkan nilai buku,
yaitu harga historis dikurangi akumulasi penyusutan, dan tidak dilaporkan
berdasarkan nilai pasar yang lebih tinggi pada tanggal laporan.
Asumsi kelangsungan usaha sangat penting mendasari penyajian wajar
suatu laporan keuangan agar tidak menyesatkan pengguna informasi tersaji.
Dalam melakukan penilaian kelangsungan usaha suatu entitas, manajemen
memperhatikan semua informasi masa depan yang relevan, sedikitnya 12
bulan dari akhir periode pelaporan. Bila entitas menyusun laporan keuangan
tidak berdasarkan asumsi kelangsungan usaha, maka perlu diungkapkan fakta
tersebut bersama dengan dasar lain yang digunakan. Juga perlu dijelaskan
alasan mengapa laporan keuangan entitas tidak dapat disusun berdasarkan
asumsi kelangsungan usaha.
Dua asumsi diatas secara eksplisit dalam SAK ETAP yang ditetapkan oleh IAI
dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan (KDPPLK).
Sedangkan secara implisit, akuntansi di dunia ini menggunakan dua asumsi
dasar yang utama yakni entitas akuntansi (accounting entity) dan unit moneter
(monetary unit) yang dijabarkan sebagai berikut:
1. Asumsi Kesatuan usaha (Economic Entity Asumption)
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, entitas adalah satuan yang
berwujud atau wujud. Dalam Akuntansi, istilah entitas digunakan untuk
menyebut lembaga atau organisasi apapun baik yang berorientasi laba maupun
tidak. Konsep entitas akuntansi atau disebut juga konsep kesatuan usaha
memandang sebuah entitas sebagai unit yang berdiri sendiri dan terpisah dari
pihak-pihak lain (pemilik, kreditor, manajemen, karyawan, dan entitas
lainnya) yang mempunyai kepentingan keuangan dengan entitas tersebut.
Misalnya saja Tuan Ali sebagai pemilik usaha percetakan, tidak diperbolehkan
memperhitungkan biaya pribadinya sebagai beban usaha percetakannya.
Maksudnya biaya pribadi contohnya adalah biaya sewa rumah tempat tinggal,
biaya sekolah anak Tuan Ali, dan sebagainya. Demikian juga ketika Tuan Ali
mempunyai lebih dari satu jenis usaha, misalnya selain usaha percetakan
Tuan Ali juga memiliki usaha bengkel maka harus dipisahkan antara beban
pribadi, beban usaha percetakan, dan beban usaha bengkel.
Jenis-jenis entitas bisnis dapat diklasifikasikan berdasarkan jenis keluarannya,
diantaranya adalah:
a. Perusahan jasa (Service Businesses)
Perusahaan jasa adalah perusahaan yang menjual jasa tertentu artinya
produk yang dihasilkan tidak berwujud tetapi berupa pelayanan, berupa
memberikan keindahan dan kesenangan kepada konsumen. Perusahaan
jasa terbagi dalam profesi (pengacara, akuntan, konsultan pajak, notaris);
perjalanan dan akomodasi (perusahaan angkutan, hotel, apartemen);
reparasi dan pemeliharaan (bengkel mobil, cleaning service); persewaan
(sewa mobil, sewa gedung pertokoan); komunikasi (surat kabar, telepon,
televisi); pelatihan dan keterampilan (kursus komputer, kursus bahasa);
keuangan (perbankan, leasing, kartu kredit); dan pelayanan (biro
perjalanan, biro iklan, fotografer, salon kecantikan, penjahit). Di Indonesia
sendiri contohnya adalah Bank Mandiri Tbk., PT Global Jet Express (J&T),
dan PO Bandung Express
b. Perusahaan Dagang (Merchandising Businesses)
Perusahaan dagang merupakan perusahaan yang menjual barang yang
diperolehnya dari pemasok dan tidak memproses lebih lanjut barang-
barang tersebut seperti kios kelontong, minimarket, pasar swalayan, toko,
grosir (wholeseller), dan sebagainya. Di Indonesia contoh perusahaan
dagang adalah Matahari Putra Prima Tbk. dan PT Trans Retail Indonesia
c. Perusahaan Manufaktur (Manufacturing Businesses)
Perusahaan manufaktur mengolah bahan mentah menjadi barang jadi siap
jual. Contohnya pabrikasi (pabrik semen, pabrik sepatu, pabrik roti);
perkebunan (perkebunan kopi, perkebunan teh); kerajinan (kerajinan
gerabah, bordir, home industry); peternakan (ternak unggas, ternak
kambing); dan pengawetan (pengawet ikan, daging). Namun tidak menutup
kemungkinan pengolahan dalam pabrikasinya hanya untuk merangkai
(assembling) saja seperti pada perusahaan perakitan mobil, perakitan
pesawat, atau kapal. Di Indonesia sendiri, perusahaan manufaktur banyak
didirikan diantaranya Mustika Ratu Tbk. dan Semen Indonesia Tbk.
Namun, bisa saja sebuat perusahaan beroperasi sekaligus pada tiga jenis
bidang tersebut yakni jasa, dagang, dan manufaktur. Misalnya sebuah
perusahaan pembuat mobil dapat menjual sendiri mobil-mobil hasil
produksinya dan memberikan layanan jasa purnajual berupa perawatan,
pemeliharaan, maupun perbaikan.
Jenis entitas bisnis juga dapat diklasifikasikan ditinjau dari sudut
kepemilikannya yakni:
Tabel 1. Jenis Entitas Bisnis Diklasifikasikan dari Sudut Kepemilikannya
Jenis Entitas Bisnis Karakteristik
a. Perusahaan Perseorangan Kebanyakan entitas usaha di
(Proprietorship) Indonesia adalah perusahaan
Perusahaan perseorangan yakni perseorangan.
perusahaan yang dimiliki oleh satuorang Biaya pengelolaan rendah.
saja, sehingga secara ekonomis sangat Sumber daya sebatas yang
sulit memisahkan antara kekayaan dimiliki pemilik usaha.
pribadi pemiliknya dengan kekayaan Diterapkan oleh usaha kecil.
perusahaan. Pemilik bertanggung jawab
Contoh: usaha laundry, bengkel, salon penuh terhadap seluruh
kecantikan, rumah makan, dll kewajiban perusahaannya,
misal- nya menanggung utang
dan tidak sanggup
membayarnya maka kekayaan
pribadi pemiliknya termasuk
sebagai alat
pembayarannya.
bukan merupakan kumpulan modal yang Dikelola oleh dan untuk anggota.
bertujuan menyejahterakan para Menjadi salah satu pilar ekonomi
anggotanya. Indonesia.
Contoh: Koperasi Pegawai Negeri (KPN). Modal utama koperasi berasal
dari para anggota berupa
simpanan pokok dan simpanan
wajib atau simpanan lain yang
memiliki karakteristik sama
dengan simpanan wajib atau
simpanan pokok.
Laba yang diperoleh disebut Sisa
Hasil Usaha (SHU) dan akan
diberikan kepada anggota sesuai
dengan anggaran dasar atau
anggaran rumah tangga
(AD/ART) koperasi tersebut.
2. Unit moneter (monetary unit assumption)
Transaksi yang akan dilaporkan dalam catatan akuntansi harus dapat
dinyatakan dalam satuan mata uang (unit moneter). Di Indonesia satuan
uangnya adalah rupiah dengan simbol Rp tanpa tanda titik setelah huruf p
kecil. Konsep unit moneter ini menghendaki bahwa yang dicatat oleh akuntansi
hanyalah data transaksi yang dapat dinyatakan dengan satuan moneter. Uang
merupakan alat pertukaran yang lazim digunakan, maka asumsi ini
memungkinkan akuntansi untuk mengkuantitatifkan (mengukur) kejadian-
kejadian ekonomik. Asumsi ini digunakan untuk menerapkan prinsip biaya
historis. Contoh data transaksi yang tidak dapat diukur (dinyatakan) dalam
satuan mata uang adalah banyaknya jumlah karyawan, tingkat kepuasan
pelanggan, tingkat kepuasan karyawan, jumlah karyawan yang resign, dan
kesehatan karyawan.