Anda di halaman 1dari 16

RMK 4

AKUNTANSI PERHOTELAN

Oleh:

KELOMPOK 2:

Azahra Angelika Jassin (1907531064)


Ni Putu Ayu Bintang Maheswari (1907531091)
Vanessa Priscilla Angkouw (1907531104)
Putu Desya Srinadi Putri (1907531242)

Dosen Pengampu:

Dr. I Nyoman Wijana Asmara Putra, S.E., M.Si., Ak.

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Udayana
4.1 DEFINISI DAN PERAN AKUNTANSI
Akuntansi sangat erat kaitanya dengan informasi akuntansi. Badan berwenang dan
beberapa ahli memberi pengertian yang bervariasi tergantung pada sudut pandang dan
penekanan yang mereka anut. Disamping itu, pengertian akuntansi juga berubah sesuai
dengan perkembangan jaman dan kemajuan dibidang teknologi, khususnya kemajuan
dibidang tehnologi komputer dan telekomunikasi.

Definisi resmi yang mula-mula diajukan adalah definisi dari Accounting Terminologi
Bulletin No.1 (1965) yang diterbitkan oleh APB yaitu suatu komite penyusun prinsip
akuntansi yang dibentuk oleh AICPA. “Accounting is the art of recording, classifying, and
summarizing in a significant manner and in terms of money, transaction and event which are,
in part at least, of financial character, and interpreting the result there off”. Akuntansi
adalah seni pencatatan, penggolongan, dan peringkasan transaksi dan kejadian yang bersifat
keuangan dengan cara yang berdaya guna dan dalam bentuk satuan uang, dan
menginterprestasikannya hasil proses tersebut. Art atau seni dari definisi diatas lebih
mempunyai konotasi sebagai kerajinan dan ketrampilan atau pengetahuan terapan yang isi
dan strukturnya disesuaikan dengan kebutuhan untuk mencapai tujuan.

Karena semakin luasnya fungsi dan berkembangnya praktik akuntansi, definisi diatas
dirasa kurang memadai. Oleh karena itu diperlukan suatu pengetahuan untuk dapat memilih
atau merancang akuntansi secara bijaksana sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai oleh
organisasi bisnis maupun pemerintah. Berdasarkan hal tersebut, maka direvisilah definisi
akuntansi: “Accounting is the body of knowledge and function concerned with systematic
originating, authenticating, recording, classifying, processing, summarizing, analyzing,
interpreting, and supplying of dependable and significant information covering transactions
and events which are, in part of least, of a financial character, required for the management
and operation of an entity and for report that have to be submitted there on to meet fiduciary
and other responsibilities”. Akuntansi adalah seperangkat pengetahuan dan fungsi yang
berkepentingan dengan masalah pengadaan, pengabsahan, pencatatan, pengklasifikasian, dan
penyajian secara sistematis informasi yang dapat dipercaya dan berdaya guna tentang
transaksi dan kejadian yang bersifat keuangan yang diperlukan dalam pengelolaan dan
pengoperasian suatu unit usaha dan yang diperlukan untuk dasar penyusunan laporan
keuangan yang harus disampaikan untuk memenuhi pertanggungjawaban pengurusan
keuangan dan lainya. Pada definisi ini, akuntansi tidak dipandang semata-mata sebagai proses
dan alat tetapi merupakan seperangkat pengetahuan (body of knowledge) tentang bagaimana
menghasilkan informasi keuangan untuk keperluan pengendalian perusahaan dan
pertanggungjawaban. Selain itu, akuntansi juga sudah mempunyai struktur penalaran dan
cakupan materi yang jelas sehingga akuntansi dapat diajarkan secara sistematis dan bernalar.
Adanya seperangkat pengetahuan juga memberi isyarat bahwa keahlian akuntansi telah dapat
disebut sebagai profesi dan hanya orang-orang yang telah dianggap menguasai seperangkat
pengetahuan tersebut dan memenuhi syarat- syarat tertentu lainya yang dapat menjalankan
profesi akuntansi.

Definisi akuntansi menjadi lebih luas lagi sebagaimana yang dimuat dalam Statement of
Accounting Principle Board No.4 (1970) sebagai berikut: “Accounting is a service activity.
Its function is to provide quantitative information, primary financial in nature, about
economic entities that intended to be useful in making economic decisions”. Akuntansi
adalah kegiatan jasa. Kegiatannya adalah menyediakan informasi kuatitatif tentang unit-unit
usaha ekonomik, terutama bersifat keuangan yang diperkirakan bermanfaat dalam
pengambilan keputusan-keputusan ekonomik. Disini akuntansi menghasilkan informasi tidak
hanya untuk kepentingan pengendalian dan pertanggungjawaban tetapi lebih luas lagi yaitu
menghasilkan informasi untuk mempengaruhi para pelaku ekonomi dalam perekonomian
suatu Negara. Oleh karena sifatnya yang demikian, Sudibyo (1987) memasukan bidang
pengetahuan akuntansi dalam lingkup tehnologi. Sebagai tehnologi, Sudibyo (1987)
mendefinisikan akuntansi sebagai rekayasa (reeginering) informasi dan pengendalian
keuangan.

Gray (1996) mengatakan akuntansi sebagai satu kesatuan dengan aktivitas usaha,
dimana memerlukan partisipasi akuntan dalam proses manajemen di semua tingkatan.
Operasional dalam usaha hotel cukup kompleks, karena keberhasilannya tidak saja
tergantung pada kos atau mutu layanan, tapi juga ditentukan oleh persepsi konsumen atas
layanan yang diberikan. Peran akuntansi dalam usaha hotel ditunjukkan pada jenjang antara
kos yang berhubungan dengan layanan, dimana memerlukan keakuratan dan keandalan dalam
pencatatannya.

4.2 SIKLUS AKUNTANSI


Siklus akuntansi dibuat berdasarkan siklus operasional (Gambar 3.1) dari sebuah
perusahaan. Pemahaman siklus akuntansi akan lebih sempurna jika dimulai dari mulai
berdirinya perusahaan. Pemahaman ini akan memperjelas persamaan dasar akuntansi, yaitu:

Penjelasan :

1. Salah satu asumsi dasar yang mendasari struktur dalam akuntansi keuangan adalah
asumsi entitas ekonomi (economic entity assumption) artinya setiap badan usaha
didirikan harus terpisah kepemilikannya dari hak milik pribadi dan kepemilikan badan
usaha. Dengan kata lain, aktivitas bisnis harus dipisahkan atau dibedakan dengan
aktivitas pemiliknya dan dengan setiap entitas bisnis yang dibangun.
2. Seorang pemodal atau investor akan mendirikan hotel maka dia akan
menginvestasikan (uang tunai) ke hotel yang akan didirikan. Oleh manajemen hotel,
investasi ini akan dicatat dalam akuntansi hotel, sebagai berikut :
Aktiva (Kas) = Modal
3. Manajemen hotel memanfaatkan uang tunai (kas) untuk membeli tanah dan
membangun gedung hotel sesuai dengan keinginan pemilik modal. Pembangunan ini
oleh manajemen hotel, sebagai berikut :
Aktiva (Kas + Gedung + Tanah) = Modal
4. Setelah proses pembangunan hotel selesai maka kamar-kamar hotel siap dipasarkan
ke pelanggan.
5. Hotel adalah perusahaan jasa yang aktivitas utamanya menyewakan kamar dan
memberi pelayanan makanan dan minuman.
6. Kamar-kamar hotel yang telah diisi perlengkapannya maka kamar-kamar tersebut siap
dihuni oleh tamu hotel.
7. Hasil penjualan kamar-kamar tersebut akan menghasilkan uang tunai jika sistem
penjualannya adalah tunai.
Siklus usaha ini akan berulang-ulang transaksinya setiap hari, minggu, bulan, dan
tahun. Jumlah transaski dalam satu hari bisa lebih dari satu, ratusan atau bahkan ribuan dari
aktivitas usaha pokoknya. Aktivitas yang jumlahnya banyak diharapkan bisa menghasilkan
keuntungan bagi manajemen hotel. Keuntungan dari usaha ini dapat digunakan untuk
mengembangkan usaha atau akan di bagikan ke pemilik modal sebagai pembagian laba. Jika,
keuntungan dan modal awal yang dimiliki oleh perusahaan dirasa masih kurang, maka
manajemen bisa mencari pinjaman (kredit) ke bank untuk pengembangan usahanya.
Siklus akuntansi pada usaha perhotelan secara garis besar sama dengan siklus
akuntansi pada jenis usaha lainya, seperti nampak pada Gambar 3-2 :
Dalam setiap periode akuntansi, siklus akuntansi akan diawali dengan pencatatan
transaksi dan berakhir dengan post-closing trial balance. Proses akuntansi bisa dilakukan
secara manual maupun menggunakan aplikasi komputer. Ada beberapa transaksi penting
dalam operasi hotel, yaitu :

1. Penjualan produk dan jasa, Agar efisiensi dan mempermudah pekerjaan bagian
akuntansi maka transaksi harian penjualan produk dan jasa dicatat dalam buku khusus
penjualan. Diakhir periode akuntansi baru dibuatkan jurnal khusus penjualan.
2. Penerimaan kas dan pengeluaran kas (cash disbursement), Penerimaan kas merupakan
transaksi dari penagihan dan penjualan tunai. Pengeluaran kas merupakan aktivitas
pembayaran hutang ataupun pembelian tunai. Penjualan tunai dan pengeluaran kas
harian dicatat dalam buku khusus yang disebut dengan buku kas dan buku bank.
Setelah diakhir periode dibuatkan jurnal khusus penerimaan dan pengeluaran kas.
3. Pembelian produk dan jasa secara kredit. Untuk efisiensi dav mempermudah
pekerjaan bagian akuntansi, transaksi harian pembelian produk dan jasa secara kredit
dicatat dalam buku khusus pembelian, di akhir periode akuntansi dibuatkan jurnal
khusus pembelian.
4. Payroll, karena dihotel terdiri dari beberapa departemen maka bagian personalia
membuat rekapitulasi daftar gaji, upah dan Pph 21 sesuai dengan departemen dimana
karyawan tersebut bekerja. Setelah itu baru dibuat jurnal alokasi sesuai dengan
departemennya.
Dasar akuntansi untuk usaha hotel menggunakan double-entry bookkeeping, dimana
setiap entry data minimal akan mempengaruhi dua akun yang berbeda atau berlawanan
sehingga nilai atau hasil dua sisi yang berlawanan akan sama.
a. Journal entry, mencatat perubahan neto setiap akun yang mempengaruhi saldo
debet dan kredit. Jurnal bisa dilakukan secara bulanan (monthly journal) yang
biasanya digunakan untuk mempermudah jurnal harian, dimana jumlah secara
harian diakumulasikan dan jurnal tunggal dibuat atas transaksi bulanan.
b. General ledger, mencatat pengelompokan secara kolektif dari akun individual.
c. Trial balance, menunjukkan daftar saldo akun dalam suatu periode.
d. Financial Statement, menggambarkan posisi keuangan usaha yang biasanya
disiapkan pada akhir periode akuntansi, bisa secara bulanan atau tahunan.

4.3 PENGENDALIAN INTERN, SISTEM DAN PROSEDUR


AKUNTANSI
Sistem dijelaskan dengan 2 pendekatan, yaitu pendekatan prosedur dan pendekatan
komponen. Sistem dalam pendekatan prosedur adalah kumpulan prosedur - prosedur yang
dilengkapi dengan formulir dan catatan untuk mencapai tujuan - tujuan tertentu. Contoh dari
pendekatan prosedur adalah sistem merupakan kumpulan dari prosedur penerimaan dan
pengeluaran kas, prosedur penjualan, prosedur pembelian dan buku besar. Cecile
Gillespie (1971) menyatakan bahwa sistem akuntansi terdiri dari :
1. Subsistem Akuntansi Utama
 Kode rekening
 Buku besar dna buku pembantu
 Jurnal
 Bukti transaksi
2. Subsistem Penjualan dan Penerimaan Uang
 Order penjualan, perintah pengiriman dan pembuatan faktur
 Distribusi penjualan
 Piutang
 Penerimaan uang dna pengawasan kredit
3. Subsistem Pembelian dan Pengeluaran Uang
 Order pembelian dan laporan penerimaan barang
 Distribusi pembelian dan biaya
 Hutang
 Prosedur pengeluaran uang
4. Subsistem Pencatatan Waktu dan Penggajian
 Personalia
 Pencatatan waktu
 Penggajian
 Distribusi gaji dan upah
5. Subsistem Produksi dan Biaya Produksi
 Order produksi
 Pengawasan persediaan
 Akuntansi biaya
Sistem dalam pendekatan komponen adalah kumpulan dari komponen - komponen
yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya membentuk satu kesatuan untuk
mencapai tujuan tertentu. Contoh sistem dalam pendekatan komponen adalah sistem
komputer yang terdiri dari kumpulan hardware dan software.
Prosedur adalah urutan pekerjaan klerikal yang melibatkan beberapa orang dalam satu
bagian/departemen atau lebih untuk menangani transaksi secara seragam dari transaksi yang
sama dan terjadi berulang - berulang.
Tujuan utama dari sistem khususnya sistem informasi adalah untuk menghasilkan
informasi. untuk dapat berguna, informasi harus didukung oleh 3 pilar yaitu tepat kepada
orangnya (relevance), tepat waktu(timeliness), dan tepat nilainya atau akurat (accurate).
Tugas dari sistem informasi adalah melakukan siklus pengolahan data (data processing life
cycle), atau disebut juga siklus informasi (information life cycle). sistem informasi memiliki 6
komponen, yaitu komponen input, komponen model, komponen output, komponen teknologi,
komponen data base, komponen kontrol.
Penjelasan :
1. Komponen Input
Input dari sistem informasi berupa data yang akan diolah oleh sistem
informasi. data untuk sistem informasi perlu ditangkap dan dicatat di dokumen
dasar. Dokumen dasar merupakan formulir yang digunakan untuk menangkap
peristiwa atau data yang terjadi. Contohnya reservation card, guest registration,
guest bill, cash receipt, dll. Fungsi dokumen dasar, yaitu :
a. Untuk menunjukkan jenis data yang dikumpulkan.
b. Data dapat dicatat dengan jelas, konsisten, dan akurat.
c. Data disebutkan satu persatu, sehingga data akuntansi akan lengkap.
d. Sebagai alat pendistribusi data antar departemen, karena tembusan atau
copynya diberikan ke departemen lain.
e. Sebagai pembuktian bahwa transaksi tersebut sah, sehingga sangata berguna
untuk audit trail.
f. Dapat digunakan sebagai backup dari file-file komputer.
2. Komponen Modal
Model - model yang digunakan dalam sistem informasi daat berupa model
logika dan model matematika. contoh model logika adalah untuk melihat barang
mana yang sudah harus dipesan kembali, dapat dilihat dari sisa barang yang
tersedia apakah sudah sama atau lebih kecil dengan titik reorder point. contoh
model matematikanya, misal inventory beverage dengan kode barang 1104 harus
dipesan kembali 100 krat. Setelah dihitung dengan model matematika
dan Economic Order Quality (EOQ) ternyata oder 100 krat merupakan order yang
paling ekonomis.
3. Komponen Output
Output dari sistem informasi dibuat dengan menggunakan data yang ada di
data base dan diproses menggunakan model tertentu. Contoh output sistem
informasi adalah laporan barang yang harus dipesan kembali ataupun laporan
jumlah barang yang harus dipesan.
4. Komponen data base
Data base adalah kumpulan dari data base yang saling berhubungan satu
dengan yang lainnya, tersimpan di hard disk dan digunakan software untuk
memanipulasinya. Paket software disebut dengan DBMS (Data Base Management
Systems).
5. Komponen Teknologi
Teknologi merupakan komponen yang penting dari sistem informasi. Tanpa
ada teknologi maka sistem informasi tidak dapat menghasilkan informasi yang
tepat waktu (timeliness).
6. Komponen Kontrol
Komponen kontrol diperlukan untuk menjamin bahwa informasi yang
dihasilkan dari sistem informasi adalah informasi yang akurat. Sistem
pengendalian dalam proses informasi dapat diklasifikasikan sebagai sistem
pengendalian umum (general control system) dan sistem pengendalian aplikasi
(application control system). Pengendalian umum terdiri dari :
 Pengendalian organisasi
 Pengendalian dokumentasi
 Pengendalian perangkat keras
 Pengendalian keamanan fisik
 Pengendalian keamanan data
 Pengendalian komunikasi
Pengendalian aplikasi dapat dikelompokkan menjadi pengendalian input,
pengendalian proses dan pengendalian output. Pengendalian aplikasi biasanya sudah
diprogramkan di perangkat lunaknya, seperti control digit check, reasonable check, zero
balance check, matching check, batch control check.

4.4 STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN


Pengendalian intern adalah pengecekan penjumlahan, baik penjumlahan mendatar
(cross footing) maupun penjumlahan menurun (footing). Pengendalian intern meliputi
struktur organisasi dan semua cara serta alat yang dikoordinasikan dan digunakan dalam
perusahaan dengan tujuan untuk menjaga keamanan harta milik perusahaan, memeriksa
ketelitian dan kebenaran data akuntansi, meningkatkan efisiensi di dalam operasi dan
membantu menjaga dipatuhinya kebijaksanaan manajemen yang telah ditetapkan.
Pengendalian intern dikelompokkan menjadi dua, yaitu :
1. Pengendalian Akunting (Accounting Control)
Terdiri dari struktur organisasi dan semua prosedur serta catatan yang
berkaitan dengan pengamanan aktiva dan dapat dipercayainya catatan keuangan.
pengendalian akuntansi disebut preventive control yang bertujuan untuk mencegah
terjadinya ketidak efisienan. Pengendalian akuntansi mencakup pengendalian seperti
prosedur pengesahan dan persetujuan, pemisahan tugas antara pihak yang mencatat
dan membuat laporan dengan pihak pelaksana atau penyimpanan aktiva, pengawasan
fisik atas aktiva dan internal auditor.
2. Pengendalian Administratif (Administratif Control)
Terdiri dari struktur organisasi dan semua metode dan prosedur yang berkaitan
dengan efisiensi operasi dan dipatuhinya kebijakan manajemen yang telah ditetapkan.
Mencakup pengendalian seperti analisis statistik, program pelatihan karyawan,
kontrol kualitas pelayanan, dll. Elemen yang merupakan ciri pokok dari sistem
pengendalian intern, yaitu :
a. Adanya struktur organisasi yang memisahkan tanggungjawab fungsional
secara tepat dan tegas.
b. Adanya sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang baik untuk
melakukan pengawasan akuntansi yang cukup terhadap harta milik
perusahaan, hutang, pendapatan dan biaya.
c. Adanya praktik yang sehat di dalam menjalankan tugas dan fungsi setiap
bagian dalam organisasi.
d. Tingkat kecakapan pegawai yang sesuai dengan fungsi, tugas dan tanggung
jawabnya.
e. Adanya pengecekan independen.
Struktur pengendalian menurut COSO (Committee of Sponsoring Organizations of the
Treadway) adalah suatu proses yang dipengaruhi oleh dewan komisaris, manajemen dan
pegawai lainnya yang didesain untuk memperoleh keyakinan yang memadai terkait dengan
tujuan efektivitas dan efisiensi dari aktivitas operasi, keandalan dari laporan keuangan,
ketaatan kepada peraturan perundangan dan kebijakan yang terkait. Struktur pengendalian
menurut COSO adalah :
1. Lingkungan pengendalian (control environment)
2. Penilaian risiko (risk assessment)
3. Aktivitas pengendalian (control activities)
4. Informasi dan komunikasi (information and communication)
5. Pemantauan (monitoring)
The Canadian Institute of Chartered Accountants Criteria of Control Committee (CoCo)
menyusun model pengendalian intern yang mirip dengan COSO tetapi mempunyai perbedaan
yang cukup signifikan. CoCo memfokuskan diri pada empat pertanyaan utama yaitu :
1. Apakah perusahaan memiliki tujuan yang benar?
2. Apakah perusahaan mempunyai aktivitas pengendalian yang memadai?
3. Apakah perusahaan tersebut mempunyai kapabilitas, komitmen dna lingkungan yang
tepat?
4. Apakah perusahaan tersebut melakukan monitoring, pembelajaran dan mengadaptasi?
CoCo mempunyai empat komponen untuk menjawab pertanyaan - pertanyaan tersebut,
yaitu :
1. Purpose
2. Commitment
3. Capability
4. Monitoring and Learning
Dalam praktiknya, model yang dibangun untuk menyusun sistem pengendalian intern
yang baik adalah :
1. Pengendalian intern seharusnya tidak dilihat sebagai suatu kelompok kegiatan yang
berdiri sendiri, tetapi lebih merupakan suatu rangkaian aktivitas yang terjadi pada
seluruh operasi entitas secara berkesinambungan, dengan berfokus pada risiko
operasi.
2. Manfaat pengendalian intern harus lebih besar dari biaya untuk menyusun,
mengimplementasikan dan risiko yang mungkin terjadi.
3. Aplikasi sistem pengendalian intern harus didukung oleh semua pegawai dalam
organisasi dari manajemen puncak hingga staf terbawah.
4. Aplikasi sistem pengendalian intern harus memperhatikan budaya organisasi.

4.5 RERANGKA KONSEPTUAL INFORMASI AKUNTANSI


Rerangka konseptual serupa dengan konstitusi, adalah suatu sistem koheren yang
terdiri dari tujuan dan konsep fundamental yang saling berhubungan, yang menjadi landasan
bagi pentapan standart yan konsisten dan penentuan sifat, fungsi, serta batas-batas dari
akuntansi keuangan dan laporan keuangan. Selama bertahun- tahun, berbagai organisasi,
komite, dan individu telah mengembangkan serta mempublikasikan rerangka konseptual
mereka. Tetapi tidak ada rerangka konseptual yang diterima secara universal dan diandalkan
dalam praktek. Barangkali yang paling sukses adalah Accounting Principles Board Statement
No.4: “Basic concepts and accounting principles underlying financial statements of business
enterprises,” yang hanya menjelaskan praktek-praktek yang telah ada tetapi tidak menentukan
praktek apa yang akan digunakan. Menyadari hal itu, FASB pada tahun 1976 menerbitkan
Memorandum Diskusi tiga bagian yang berjudul: “Conceptual framework for financial
accounting and reporting: Elements of Financial Statements and their Measurement”. Sejak
dokumen tersebut dipublikasikan, FASB telah menerbitkan enam Statement of Fianancial
Accounting Concepts yang berhubungan dengan pelaporan keuangan entitas bisnis, yaitu:
1. SFAC No.1, “Obyectives of Financial Reporting By Business Enterprise” yang
menyajikan tujuan dan sasaran akuntansi.
2. SFAC No.2, “Qualitative Characteritics of Accounting Information”, menjelaskan
karakteristik yang membuat infromasi akuntansi bermanfaat.
3. SFAC No.3, “Elements of Financial Statements of Business Enterprises”,
memberikan definisi dari pos-pos yang terdapat dalam laporan keuangan, seperti:
Aktiva, kewajiban, pendapatan dan beban.
4. SFAC No.5, “Recognition and measurement in financial statements of Business
Enterprises”, menetapkan kriteria pengakuan dan pengukuran fundamental serta
pedoman tentang informasi apa yang biasanya harus dimasukan dalam laporan
keuangan dan kapan waktunya.
5. SFAC No.6, “Elements of Financial Statements”, menggantikan SFAC No.3 dan
memperluas lingkup SFAC No.3 dengan memasukan organisasi-organisasi nirlaba.
6. SFAC No.7, “Using cash flow information and present value in accounting
Measurements”, memberikan kerangka kerja bagi pemakaian arus kas ke masa depan
yang diharapkan dan nilai sekarang sebagai dasar pengukuran.
7. SFAC No.8, “Conceptual Framework for Financial Reporting. Chapter 1, The
Objective of General Purpose Financial Reporting, and Chapter 3, Qualitative
Characteristics of Useful Financial Information.
Secara garis besar rerangka konseptual dapat dilihat dalam gambar.

4.6 STRUKTUR ORGANISASI DI DEPARTEMEN AKUNTANSI


Departemen akuntansi pada usaha hotel biasanya terdiri dari beberapa bagian yang
saling terkait satu sama lainnya, seperti bagian kredit dengan account receivable, cost control
dengan purchasing dan lain sebagainya. Adapun bagian-bagian yang ada dalam departemen
akuntansi adalah:
1. General Cashier, merupakan kasir yang mempunyai tanggung jawab penuh atas
semua penerimaan dan pengeluaran hotel.
2. Cashier outlet, seperti front office, restoran, bar, kasir outlet bertanggung jawab
atas penerimaan pada masing-masing outlet.
3. Income auditor, adalah orang mempunyai tugas untuk mencocokkan semua hasil
penjualan hotel dan mengkoreksi kembali pekerjaan night auditor.
4. Night Audit, merupakan orang yang bertanggung jawab atas kebenaran dan
ketelitian pemasukan data penjualan dalam satu hari dari masing-masing outlet.
5. Credit, merupakan bagian yang mempunyai tanggung jawab atas besarnya kredit
yang telah digunakan oleh tamu, dan menyetujui batas kredit untuk setiap tamu,
serta melakukan analisa atas guest bill.
6. Account receivable, merupakan bagian yang bertanggung jawab atas penyiapan
tagihan dan penagihan kepada tamu yang melakukan reservasi melalui agen.
Account Receivable juga bertanggung jawab atas pencatatan piutang untuk tamu
yang masih menginap di hotel (guest ledger) dan untuk tamu yang sudah keluar
dari hotel (city ledger).
7. Account payable, merupakan bagian yang bertanggung jawab atas hutang hotel
pada pihak luar, khususnya supplier.
8. Cost control, bertanggung jawab atas pengendalian biaya-biaya yang dikeluarkan
oleh masing-masing departemen, mencek harga barang di pasar, menyetujui
pembelian barang untuk keperluan hotel.
9. Personalia, bertanggung jawab atas pnghitungan, pengalokasian dan pembayaran
gaji karyawan.
10. Electronic data processing (EDP), bertanggung jawab atas sistem informasi yang
digunakan di hotel, khususnya dalam pemrosesan data.
11. Purchasing, bertanggung jawab dalam pembelian barang keperluan hotel.
12. Storeroom, bertanggung jawab dalam menerima barang yang dibeli dan
menyimpannya, melakukan pencatatan atas persediaan di gudang.
13. Accounting/bookkeeper, bertanggung jawab dalam menyiapkan laporan
keuangan.

Anda mungkin juga menyukai